Anda di halaman 1dari 26

Kelompok lV

1. Azizah A11420
2. Fani A11420
3. Anisa A11420
4. Anawahida A11420
5. Septiani A11420
6. Mulki A11420
7. Natasya A11420
8. Istikomah A1142032
9. Novia A11420
10. Septi A11420
11. Dio A11420
12. Puspita A11420
UJI TOKSISITAS
 UJI TOKSISITAS :  Uji keamanan suatu obat
yang dilakukan pada hewan coba sebelum obat
tersebut digunakan pada manusia atau pada
hewan yang mempunyai nilai ekonomis lebih
tinggi seperti hewan ternak maupun hewan
peliharaan.
SYARAT HEWAN UJI
 Sedekat mungkin dengan manusia
 Tidak menyebabkan kepunahan hewan tersebut

 bisa bereproduksi dalam jumlah yang banyak

 Haruslah hewan yang senaif mungkin, yang


tidak mengalami perlakuan apapun, untuk
menghasilkan hasil uji yang baik.
KETENTUAN UJI TOKSISITAS AKUT
 KETENTUAN UJI TOKSISITAS AKUT :
• Menggunakan dosis tunggal, atau berulang tidak lebih dari
24 jam
• Route bahan uji : 2 route, sesuai yang disarankan, salah satunya
diberi Intravena (bila memungkinkan)  untuk mengetahui
keamanan efek sistemik obat.
• Penentuan LD50 yakni dosis yang menyebabkan kematian 50%
hewan percobaan untuk dibadingkan dengan obat lain.
• Penentuan dosis maksimum yang tidak menyebabkan
kematian.
• Pengamatan dilakukan dalam waktu 14 hari, Semua hewan
coba di korbankan  pengamatan makroskopis dan mikroskpis .
organ vital.
PELAKSANAAN UJI TOKSISITAS AKUT

Pelaksanaan Uji Toksisitas Akut :

• Hewan coba : Dua spesies mamalia, termasuk non rodent


(bila memungkinkan) jantan & betina.
• Dosis : maksimum yang tidak mematikan.
• Pengamatan dilakukan dalam 24 jam
• Hewan coba separo dikorbankan di amati perubahan2
makroskopis dan mikroskopis
• Separo hewan coba lain di amati setiap hari selama 14 hari
terhadap : Perub. BB dan Perubahan makroskopis.
• Setelah hari ke 14 semua hewan coba dikorbankan  di
amati perub.Makroskopis dan mikroskopis pada jantung,
paru2, hati, ginjal, limpa dan jaringan lainya.
• Dibuat kurva dosis – respon.
PENENTUAN LD50

LD50 = Anti log ( log A + (B x log C)


Keterangan :
A = Dosis dibawah 50%
B = Jarak Proporsional yakni :
50% kematian-% kematian dibawahnya
% kematian diatas 50% - % dibawah
50%
C = Penambahan Dosis yakni :
Dosis diatas LD50%
Dosis dibawah LD50%
PENGUJIAN TOKSISITAS BERULANG
(Sub akut dan kronis) :
Tujuan : Menentukan toksisitas kumulatif
danperubahan fisiologis dan patologis hewan coba.
Hewan coba : minimal 2 spesies hewan berbeda
Dose : maximal effect tidak mematikan.
Cara pemberian : seperti dipakai di klinik.
Lama pengujian :
Untuk pemakaian klinik 1-3 hari 
lama pengujian 14 hari.
Untuk pemakaian klinik 7 hari 
lama pengujian 28 hari.
Untuk pemakaian klinik 4 minggu 
lama pengujian 90 hari.
Untuk pemakaian  1 bulan 
lama pengujian 6 bulan.
UJI KARSINOGENIK
:

1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama atau terapi


penyakit kronis.
2. Zat kimia yang potensial menimbulkan karsinogenik.
Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis terapi)
Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18 bulan.

FDA  per kelompok minimal 25 ekor per jenis kelamin, dan


harus hidup sampai akhir percobaan.
Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker. Dosis yang
dipakai adalah dosis tertinggi yang tidak menyebabkan
kematian.
Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan kontrol.
UJI TOKSISITAS PADA REPRODUKSI

Pengamatan uji meliputi pengaruh pada :


1. Gametogenesis
2. Embriogenesis
3. Implantasi
4. Organogenesis
5. Pertumbuhan fetus
6. Kelahiran
PEMBAHASAN TOXICOLOGI

TOXICOLOGI OBAT-OBATAN
TOXICOLOGI PESTISIDA
TOXICOLOGI LINGKUNGAN
TOXICOLOGI HEWAN
BERACUN
TOXICOLOGI TANAMAN BERACUN
TOXICOLOGI LOGAM BERAT
HUBUNGAN SEDEKAT MUNGKIN DENGAN
MANUSIA –HEWAN UJI

Manusia Hewan uji

 Sakit – penyebab  Sakit – diinduksi sakit


 Gejala-anamnesi /penyebab
 Sembuh –anamnesi/parameter  Gejala – ekspresi sakit,
lab perilaku
 Sifat biodinamika  Sembuh – normal, parameter
uji
 Perilaku : Normal, sosial
budaya  Sifat biodinamika
 Kecerdasan : pendidikan,  Perilaku :normal, lingkungan
sosbud  Kecerdasan : dilatih dengan
 Daya pikir seleksi daya tarik
 Tata krama : hub. Sosial, malu  Daya pikir sederhana : Insting
(Pertahan hidup dan
 Olah pikir rasionalitas, rasa reproduksi)
sakit bisa tidak sakit
 Tata krama : cari makan, takut
 Olah pikir sederhana, naif
SYARAT PENGGUNAAN HEWAN
 Harus dengan tata cara yang tidak menyakitkan
atau penderitaan berlebih, prinsip kehewanian,
sesuai dengan komisi etika penganagan hewan
uji.
FAKTOR EKSPERIMEN DENGAN HEWAN UJI
1. Kualitas genetik : Galur, system dan kualitas peternakan
2. Status Biologi : usia, bobot dan sex
3. Status kesehatan : Kualitas peternak, jaminan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan/pencegahan penyakit
4. Status nutrisi: kualitas peternak, komposisi makanan yang
tetap, kualitas minuman
5. Tata pemeliharaan : 1. Kandang : Ukuran,
pjumlah/kandang, tempat tidur. 2 ruang pemelharaan :
suhu, ventilasi, humiditas, kebisingan, adanya hewan lain,
jumlah /ukuran ruang.
6. Transportasi : Tujuan, cara, lama , kondisi, dan supali
makanan
7. Kepedulian terhadap hewan ujian: kualitas karakter hewan
dijaga , kualitas ehnisi
8. Tehnik eksperimental: Kualitas ehnisi, standarisais
tekhnik, lama penanganan, jenis perlakuan(puasa),
restriksi box
CAIRAN TUBUH YANG BISA DIAMBIL DARI
HEWAN UJI
1. Darah
2. Semen
3. Air susu
4. Urin dan feses
5. Empedu dan cairan pankreas
6. Cairan isi gastrik
7. Cairan serebrospinal
8. Cairan Limfe
9. Pengambilan cairan berisi sel tertentu.
PENANGANAN HEWAN UJI
PENANGANAN MENCIT
Memegang Mencit Mengambil Mencit
RUTE PEMBERIAN OBAT PADA MENCIT
Pemberian obat
Posisi Pemberian Obat Rute IM
RUTE PEMBERIAN OBAT PADA MENCIT
Posisi IP Posisi SC
PENANGANAN TIKUS
Mengambil Tikus Posisi Pemberian Obat
RUTE PEMBERIAN OBAT PADA TIKUS
Tikus IP Tikus SC

http://www.ahwla.org.uk/site/tutorials/B
VA/BVA06-Rat/Rat-2lg/flvplayer.swf
PENANGANAN HEWAN KELINCI
Pemberian IV pada
Memegang Kelinci
kelinci

http://www.ahwla.org.uk/site/tutorials/B
VA/BVA08-Rabbit/Rabbit-
3sm/flvplayer.swf
APLIKASI
METODE
PENENTUAN KADAR GULA DARAH MENCIT SECARA CEPAT :
UNTUK DITERAPKAN
DALAM PENAPISAN AKTIVITAS ANTIDIABETES IN VIVO

 Pendahuluan
-Hewan mencit sering digunakan untuk percobaan
farmakologi karena penanganannya mudah dan harganya
murah, terutama di dalam penapisan in vivo efek atau
aktivitas farmakologi suatu bahan uji
-Metode farmakologi in vitro sering menjadi pilihan untuk
memperoleh hasil penapisan efek suatu obat dengan cepat,
namun metode in vitro tidak memperhitungkan nasib obat-
uji di dalam tubuh hewan utuh yang hanya dapat teramati
jika dilakukan penapisan secara in vivo.
- Ukuran tubuh mencit yang kecil dapat menjadi kendala di
dalam percobaan, misalnya penentuan berbagai parameter
darah, seperti kadar gula, jumlah sel darah, aktivitas enzim
dan lain-lain. Dengan metode konvensional untuk penentuan
parameter-parameter tersebut diperlukan sampel darah yang
relatif banyak yang sulit terpenuhi dengan penggunaan
mencit. Untuk mengatasi hal ini dapat diterapkan metode-
metode yang lebih baru dan labih praktis yang memerlukan
sampel darahyang relatif sedikit
MODUL PRAKTIKUM
1. Penanganan dan pengenalan Hewan Uji
2. Skrining Hewan Uji
3. Berbagai jenis dan cara Pemberian Obat
4. Uji efek Analgetik setelah pemberian induksi
asam asetat, pada hewan percobaan yang
dibagi kedalam 5 kelompok. (Normal, kontrol,
obat dengan 3 dosis yang berbeda), dengan
menulis hasil data skrininng farmakologi pada
hewan uji.
Cukup Sekian
Dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai