MATERI
• BAHAN DAN ALAT, PROSEDUR LD50, Dosis & Pembuatan sediaan , Tabel
pengumpulan data
• Praktikum bedah hewan coba: Tujuan, Praktek pengambilan darah dari vena
mata
• Praktek mengamati, pengambilan serta penimbangan organ dalam,
Membandingkan % berat organ sehat terhadap bobot
• Prosedur bedah hewan, Praktek bedah hewan
• Pelaporan
• Kriteria pengamatan
• Tabel 2 : Pemeriksaan fisik dalam uji ketoksikan akut pada roden
• Tabel 3 : Perbandingan Organ per Berat Badan Mencit
• LATIHAN
Deskripsi singkat
• Terdapat tiga metode yang paling sering digunakan untuk menghitung harga
LD50 , yakni metode
–Cara Farmakope indonesia III
–Cara Weil
–Metode probit
–aritmatik Reed & Muench (1938),
–Metode OECD
yang pada dasarnya didasarkan pada kekerabatan antara peringkat dosis dan
% hewan yang menunjukkan respons.
Kegunaan Nilai LD50
1. Mengklasifikasikan potensi ketoksikan zat kimia (tabel 1)
2. Pertimbangan akibat bahaya dari overdosis
3. Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada binatang
4. Menyediakan informasi tentang
a. mekanisme keracunan,
b. pengaruh terhadap umur, seks, inang lain dan faktor lingkungan,
c. respons yang berbeda diantara spesies dan galur
5. Menyumbang informasi yang diperlukan secara menyeluruh dalam
percobaan obat penyembuh bagi manusia
6. Kontrol kualitas : mendeteksi ketidakmurnian produk racun dan
perubahan fisik bahan kimia yang mempengaruhi kehidupan
OECD 423
• Prinsip pengukian berdasarkan prosedur bertahap dengan
menggunakan jumlah hewan minimal per step
• Senyawa uji diberikan secara oral kepada group hewan
percobaan pada dosis yang ditentukan
• Setiap tahap menggunakan 3 hewan, satu jenis kelamin,
adanya kematian atau tidak menentukan langkah
selanjutnya
– Tidak ada pengujian lanjutan
– Pengujian terhadap 3 hewan lagi dengan dosis yang sama
– Pengujian terhadap 3 hewan pada dosis yang lebih tinggi atau
lebih rendah
OECD-Hewan Uji
Pemilihan hewan uji
• Spesies roden yang lebih disukai tikus, umumnya digunakan betina, kecuali
ada data yang menunjukan jantan lebih sensitif pada terhadap senyawa
yang diuji
• Hewan sehat nulipara, tidak hamil umur 5-6 minggu untuk mencit, 8-12
minggu untuk tikus, berat badan tidak lebih dari ±20% rata2 berat badan uji
sebelumnya.
Persiapan hewan
• Hewan dipilih secara random, dan diaklimatisasikan di kandang paling tidak
selama 5 hari sebelum perlakuan
Persiapan dosis zat uji
• Umumnya Zat uji harus diberikan dengan volume yang konstan pada setiap
kelompok hewan coba
• Pada rodent volume zat uji tidak boleh lebih dari 1 mL/100g BB, bila
menggunakan aqueous solution 2 mL/100g BB
Prosedur - OECD
• Hewan uji harus dipuasakan sebelum diberikan perlakuan
(tikusdipuasakan selama 14-18 jam, mencit dipuasakan
selama 3-4 jam, air minum boleh diberikan)
• Zat uji diberikan single dose dengan sonde oral, dalam kondisi
pemberian single dose tidak memungkinkan obat dapat
diberikan beberapa kali tidak lebih dari 24 jam.
• Setelah diberikan perlakuan, pakan boleh diberikan kembali
setelah 3-4 jam untuk tikus dan 1-2 jam untuk mencit.
• Bila sediaan uji diberikan beberapa kali, maka pakan boleh
diberikan setelah perlakuan tergantung pada lama periode
pemberian sediaan uji tersebut.
TEST PROCEDURE WITH A STARTING
DOSE OF 300 MG/KG BODY WEIGHT
Observation
• Hewan uji diobservasi secara individual sekurang-
kurangnya pada 30 menit pertama setelah pemberian
sediaan uji, dan secara periodik setiap 4 jam selama 24
jam pertama dan sehari sekali setelah itu selama 14 hari
• Pengamatan yang dilakukan termasuk pada: kulit, bulu,
mata, membran mukosa dan juga sistem pernafasan,
sistem syaraf otonom, sistem syaraf pusat, aktivitas
somatomotor serta tingkah laku. Selain itu, perlu juga
pengamatan pada kondisi: gemetar, kejang, salivasi, diare,
lemas, tidur dan koma.
Hal- hal yang harus diamati dalam periode observasi
adalah:
a. Tingkah laku hewan seperti jalan mundur, jalan
menggunakan perut
b. Berat Badan
c. Pemeriksaan Patologi
Tabel pengumpulan data organ