Anda di halaman 1dari 40

UJI KETOKSIKAN KRONIK

DAN SUBKRONIK

Disusun Oleh L/3


Betty Rusthie Cristin
(1041111022)
Septin Rahayu A
(1041311141)
Thiffany Afrelina D
(1041311152)
Yohana Fransiska E.D
(1041311165)
Yunia Widianingrum
(1041311166)

TUJUAN
Tujuan uji ketoksikan subkronik
suatu senyawa terutama untuk
mengungkap spektrum efek toksis,
jenis organ yang terkena dan
kekerabatan antara dosis dan
spectrum efek toksis senyawasenyawa tersebut pada hewan uji.

DASAR TEORI
Pengujian toksisitas biasanya dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu :
Uji toksisitas akut
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang
di uji sebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka
waktu 24 jam.
Uji toksisitas jangka pendek (subkronik)
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia tersebut
dalam dosis berulang, biasanya setiap hari atau lima kali
seminggu selama jangka waktu kurang lebih 10% dari masa
hidup hewan yaitu 3 bulan untuk tikus, dan 1 atau 2 tahun
untuk anjing. Namun beberapa penelitian menggunakan
jangka waktu lebih pendek misalnya selama 14-28 hari.

Tujuan dari uji toksisitas subkronik adalah untuk


secara umum mengevaluasi dan menggolongkan
segala efek senyawa apabila senyawa itu diberikan
kepada hewan uji secara berulang-ulang.
Uji toksisitas jangka panjang (kronik)
Percobaan jenis ini mencakup pemberian zat kimia
secara berulang selama 3-6 bulan atau seumur hidup
hewan uji, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan
untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet.
Memperpanjang
percobaan
kronis
tidak
akan
bermanfaat kecuali untuk pengujian karsinogenik
(Harmita dan Maksum Radji, 2006 : 42).

Parameter yang diuji di bagi menjadi 3 yaitu:


Parameter hematologi yang diuji antara lain
jumlah eritrosit, jumlah leukosit, angka hematokrit,
kadar hemoglobin, hitung jenis leukosit, serta
tetapan darah MCV, MCH, dan MCHC.
Parameter biokimia klinis yang diuji antara lain
protein total, albumin, nitrogen urea, kreatinin,
bilirubin total, glukosa, kolesterol, alkalin fosfatase,
glutamate oksaloasetat transaminase, glutamate
piruvat transaminase, laktat dehidrogenase,
kolinesterase, klsium, dan fosfor anorganik.

Parameter hispatologi, organ dan jaringan


yang diperiksa secara histopatologi antara
lain kulit, kelenjar getah bening, kelenjar
submaksila, tulang dada, tulang paha, timus,
trakea, paru-paru dan bronki, jantung,
pancreas, limpa, ginjal, kelenjar anak ginjal,
kandung kemih, epididimis, testis/ovarium,
uterus, otak, kelenjar tiroid dan paratiroid,
lidah, esophagus, lambung, duodenum, dll
(Harmita dan Maksum Radji, 2006 : 59).

ALAT DAN BAHAN


ALAT
Spuit injeksi
Sonde (jarum suntik
oral)
Beakerglass
Labu takar
Batang pengaduk
Cawan porselen
Timbangan ohausse
Kapas

BAHAN
Obat X
Gliserin
Hewan uji : Tikus
Sprague
dawley/wistar

CARA KERJA

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemeriksaan parameter biokimia
klinis yang diuji antara lain:
Kadar alkaline phosphatase
darah
Kadar bilirubin total darah
Kadar glukosa darah
Kadar albumin darah
Kadar protein total

KADAR ALKALINE PHOSPHATASE


DARAH
Fosfatasealkali sebetulnya adalah
suatu kumpulan enzim yang
serupa,
yang
dibuat
dalam
saluran
cairan
empedu
dan
selaput
hati,
tetapi
juga
ditemukan dalam bentuk jaringan
lain. Peningkatan fosfatase alkali
dapat terjadi bila saluran cairan
empedu
terhambat.
Kadar
fosfatasealkali
juga
bisa

Kadar Alkaline Phophat

Kadar Alkalin Phosphat (V/L) Akibat Perlakuan


Obat Hx

UJI WILCOXON

Pada uji statistika nonparametik yang pertama


dilakukan Uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon berfungsi untuk
menguji perbedaan antar data berpasangan,
menguji komparasi antar dua pengamatan sebelum
dan sesudah dan mengetahui efektifitas suatu
perlakuan. Pada uji Wilcoxon KAP pada bulan 2
dibandingkan dengan bulan ke 0, bulan ke 2
terhadap bulan ke 1, dan bulan ke 3 terhadap bulan
ke 2 menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Pada KAP bulan 1 dibandingkan dengan KAP bulan
0, bulan 3 dibandingkan dengan bulan 0 dan bulan
3 dibandingkan dengan bulan 1 menunjukkan hasil
tidak berbeda signifikan.

UJI KRUSKAL WALLIS


Kontrol vs Dosis I

Kontrol vs Dosis 1, terdapat perbedaan


antar kelompok kontrol dengan kelompok
dosis 1 pada bulan ke-0.

Kontrol vs Dosis II

Kontrol vs Dosis 2, terdapat perbedaan antar


kelompok kontrol dengan kelompok dosis 2
pada bulan ke-0.

Kontrol vs Dosis III

Kontrol vs Dosis 3, terdapat perbedaan antar


kelompok kontrol dengan kelompok dosis 2
pada bulan ke-0.

Dosis I vs Dosis II

Dosis 1 vs Dosis 2, tidak terdapat


perbedaan antar kelompok dosis 1 dengan
dosis 2.

Dosis I vs Dosis III

Dosis 1 vs Dosis 3, tidak terdapat


perbedaan antar kelompok dosis 1
dengan dosis 3.

Dosis II vs Dosis III

Dosis 2 vs Dosis 3, tidak terdapat


perbedaan antar kelompok dosis 2 dengan
dosis 3.

KADAR GULA DARAH


Bila kadar gula dalam darah melebihi
atau kurang dari batas normal maka
sistem metabolisme dalam tubuh akan
terganggu. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah
atau konsentrasi tetap, yaitu antara
70-100 mg tiap 100 ml darah.

Kadar Gula Darah


KADAR GULA DARAH (mg/dl) KONTROL
No Subyek

jantan bulan ke0

1.

52.47

101.44

30.99

113.61

2.

56.53

97.84

60.28

106.73

3.

78.56

89.08

37.67

98.08

4.

82.69

68.67

109.24

80.35

5.

52.47

88.27

83.16

99.44

6.

62.51

95.18

116.78

120.16

7.

109.32

86.58

87.07

108.32

8.

78.86

67.09

73.63

97.40

9.

36.38

102.30

79.11

47.91

10.

108.49

111.28

87.11

69.75

11.

95.11

81.10

73.29

50.00

12.

76.36

85.16

91.62

29.08

13.

64.74

15.23

60.80

41.67

14.

135.47

9.89

60.80

38.08

15.

132.57

7.56

90.43

99.56

Kadar Gula Darah Akibat Perlakuan Obat Hx


(mg/dl)

UJI WILCOXON

Pada uji statistika nonparametik yang


pertama dilakukan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon
berfungsi untuk menguji perbedaan antar
data berpasangan, menguji komparasi antar
dua pengamatan sebelum dan sesudah dan
mengetahui efektifitas suatu perlakuan. Pada
uji Wilcoxon KGD pada bulan 1, 2 dan 3
dibandingkan
dengan
bulan
ke
0
menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Pada KGD bulan 1 dibandingkan dengan KGD
bulan 2, bulan 1 dibandingkan dengan bulan
3 dan bulan 2 dibandingkan dengan bulan 3
menunjukkan hasil tidak berbeda signifikan.

UJI KRUSKAL WALLIS

Pada uji statistika nonparametik yang


kedua dilakukan uji Kruskal-Wallis.
Kruskal-Wallis
yaitu
teknik
nonparametrik yang digunakan untuk
menguji
hipotesis
nol
yang
menyatakan bahwa beberapa sampel
telah ditarik dari populasi-populasi yag
sama atau identik. Pada uji KruskalWallis
menunjukkan
hasil
tidak
berbeda signifikan.

KADAR BILIRUBIN TOTAL


DARAH
Penentuan kadar bilirubin dari hewan uji
menggunakan sampel darah. Pencuplikan darah
untuk data analisa dilakukan setiap bulannya.
Bilirubin yang dianalisa adalah bilirubin total.
Bilirubin
digunakan
sebagai
parameter
kerusakan hati. Peningkatan kadar bilirubin
dalan darah menunjukan adanya kemunduran
fungsi
organ
hepar
sebagai
organ
pemetabolisme. Kadar bilirubin plasma (total)
pada keadaan normal adalah sampai dengan 1
mg/dl.

Kadar Bilirubin Darah


KONTROL JANTAN

DOSIS I (ED-50)

DOSI II (2xED-50)

DOSIS III (4x ED-50)

bulan ke
1
2

bulan ke1
2

bula ke1
2

NO
0

bulan ke1
2

0.5

0.2

0.4

0.4

0.3

0.5

0.4

0.3

0.4

0.4

0.8

0.4

0.2

0.3

0.6

2
3

0.3
0.4

0.4
0.2

0.3
0.5

0.4
0.6

0.5
0.5

0.6
0.7

0.1
0.3

0.5
0.2

0
0.3

0.4
0.6

0.4
0.6

0.4
0.3

0.6
0.5

0.1
0.4

0.4
0.2

0.4
0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

0.3

0.4

0.5

0.5

mati

mati

mati

mati

0.3

0.4

0.1

0.6

5
6

0.4
0.8

0.2
0.4

0.3
0.4

0.2
0.2

0.5
0.7

0.4
0.3

0.5
0.3

0.9
0.7

0.6
0.5

0
0.3

0.4
0.4

0.3
0.3

0.5
0.7

0.3
0.3

0.5
0.6

0.2
0.7

7
8

0.5
0.4

0.3
0.7

0.6
0.4

0.5
0.8

0.4
0.7

0.1
0.4

0.5
0.7

0.6
0.6

0.2
0.3

0.3
0.8

0.6
0.6

0.6
0.7

0.5
0.4

1
0

0.5
0.5

0.6
0.5

9
10

0.5
0.5

0.4
0.4

0.4
0.5

0.6
0.8

0.2
0.1

0.6
0.4

0.3
0.2

0.4
0.1

0.1
0.1

0.5
0.5

0.3
0.4

0.6
0.2

0.1
0.1

0.3
0.3

0.3
0.3

0.2
0.1

11

0.4

0.4

0.6

0.6

0.5

0.2

0.8

0.7

0.5

0.2

0.2

0.7

0.6

0.3

0.1

0.7

12
13

0.5
0.6

0.3
0.2

0.5
0.4

0.6
0.2

0.5
0.5

0.3
0.2

0.5
0.5

0.6
0.3

1.1
0.7

0.2
0.2

0.2
0

0.6
0.4

0.6
0.6

0.2
0.2

0.3
0.3

0.7
0.6

14
15

0.3
0.5

0.4
0.5

0.3
0.4

0.4
0.2

0.3
0.3

0.2
0.5

0.2
0.5

0.3
0.3

0.1
0.5

0.3
0.4

0.4
0.2

0.2
0.3

0.5
0.3

0.6
0.7

0.3
0.3

0.3
0.3

UJI WILCOXON

Dari
data
yang
telah
diuji
disimpulkan bahwa antara bulan 0
dibanding bulan 1, bulan 0 dibanding
bulan 2, bulan 0 dibanding bulan 3,
bulan 1 dibanding bulan 2, bulan 2
dibanding bulan 3, tidak ada
perbedaan yang signifikan karena
lebih dari 0,05. Pada bulan 1
dibanding bulan 3, ada perbedaan
signifikan.

UJI KRUSKAL WALLIS


Kontrol vs Dosis I

Dari data kontrol vs dosis I tidak terdapat


perbedaan pada bulan ke 0 sampai bulan
ke 3

Kontrol vs Dosis II

Dari data kontrol vs dosis II tidak terdapat


perbedaan pada bulan ke 0 sampai bulan
ke 3

Kontrol vs Dosis III

Dari data kontrol vs dosis III tidak terdapat


perbedaan pada bulan ke 0 sampai bulan
ke 3

Dosis I vs Dosis II

Dari data dosis I vs dosis II tidak terdapat


perbedaan pada bulan ke 0 sampai bulan
ke 3

Dosis I vs Dosis III

Dari data dosis I vs dosis III tidak terdapat


perbedaan pada bulan ke 0 sampai bulan
ke 3

Dosis II vs Dosis III

Dari data dosis II vs dosis III tidak terdapat


perbedaan pada bulan ke 0 sampai bulan
ke 3

KESIMPULAN
Uji kadar gula darah dan uji kadar bilirubin
menunjukan
tidak
ada
perbedaan,
sedangkan pada uji alkalin phosphat
terdapat perbedaan pada bulan ke 0.
Tidak adanya perbedaan pada hasil
perhitungan menunjukkan bahwa obat HX
tidak berpengaruh terhadap parameterparameter tersebut. Sedangkan adanya
perbedaan
pada
hasil
perhitungan
menunjukkan bahwa obat HX berpengaruh
terhadap parameter-parameter tersebut.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai