Anda di halaman 1dari 2

Uji in Vivo

Penelitian hewan uji pakai etikal clirens

Uji in vitro: pakai sel hepar biasanya. Hepar ini akan dibiakkan di media, lalu diberi
senyawanya.

Uji toksisitas in vivo.

Hewan akan dimutilasi, kemudian akan dilihat organ2nya (pencernaan, pernafasan)

Apoteker akan bekerjasama dengan histopatologi utk melihat apakah organ ada kecacatan
atau tidak, kemudian di timbang beratnay dan dibandingkan dengan hewan yg normal.

Organ vital: organ kardiovaskuler (jantung), hepar, paru, organ ekskresi ginjal

Ada juga organ khusus keperti organ kmaluan, dapat juga dengan otak 12.00

NOAEL: dosis tertinggi setelah pemberian jangka panjang yag tidak menimbulkan efek
toksik kepada hewan uji.

Parameter uji toksiistas In Vivo

- Perubahan bb: secara epriodik ditimbang b nya


- Indeks organ (hati dan ginjal): ditimbang dan diamati
- Kadar SGOT dan SGPT: menunjukkan fungsi hati, kalo tinggi ada sesuatu
- Gambaran histopatologi organ hati: pakai mikroskop
Uji toksisitas umum: dilihat gejala umum, lalu setelah selesai dilihat orag2 vitalnya

- Uji toksisitas akut: jangka pendek bisa 1-2 dosis saja


Tiap hewan uji akan diberikan dosis yg berbeda2
Pengamatannya gejkala: mungkin dia mengeliat, garuk2, munah, pernapasan
terganggu
Dosis terendah: tidak mematikan hewan uji
Dosis tertinggi: mematikan hampir semua hewan uji
Semakin kecil LD 50 semakin toksik.
Hewan uji min 2 spesies (pakai rodent atau non rodent) 2 jenis kelamin
- Uji toksis subkronis: bisa jadi 3 bulan max 6 bulan
Uji hematologi: eritrosit, trombosit, leukosit
- Uji toksisitas seumur hidup/ kronis: bisa kelinci 2 tahun, tikus tahun.
Kurleb sama dengan subkronik hanya periodenya yg lama,
Hewan uji juga smaa dengan 2 uji di atas

Uji toksisitas khusus: diamati organ2 khusus:

- Uji teratogenic: apakah uji dpt berbahaya bagi janin


- Uji karsinogenik: apakah tumbuh jar kanker atau tidak
- Uji mutagenic; apakah uji menyebabkan terjadi mutasi

44.00bye aku sinau biotek

Anda mungkin juga menyukai