Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISI ZAT GIZI

BIOSAFETY DAN BIOSECURITY DI LABORATORIUM UIN SUSKA


RIAU, PENGENALAN ALAT, TEKNIK SAMPLING, PENIMBANGAN
BDD

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6/ 4B GIZI

Delfira Purnamasari (12080322886)

Dita Putri Aprillia (12080320907)

Lidya Ayu Permata (12080326401)

Muhammad Royhan (12080317044)

Nopitasari (12080327301)

Reysi Patricia (12080327467)

Sekar Fitriani (12080326093)

DOSEN PENGAMPU : Sucitra,S.Gz,M.Biomed

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Biosaftey dan Biosecurity


1.1.1. Lata Belakang
2. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
3. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
4. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
5. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
6. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
7. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
8. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
9. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
10. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
11. (Syahputra, 2017)
12. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
13. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
14. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
15. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
16. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
17. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
18. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
19. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
20. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
21. (Syahputra, 2017)
22. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
23. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
24. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
25. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
26. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
27. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
28. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
29. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
30. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
31. (Syahputra, 2017)
32. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
33. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
34. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
35. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
36. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
37. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
38. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
39. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
40. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
41. (Syahputra, 2017)
42. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
43. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
44. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
45. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
46. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
47. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
48. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
49. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
50. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
51. (Syahputra, 2017)
52. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
53. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
54. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
55. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
56. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
57. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
58. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
59. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
60. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
61. (Syahputra, 2017)
62. Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
63. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
64. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
65. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
66. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
67. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
68. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
69. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
70. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
71. (Syahputra, 2017)
72. aboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa
73. Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
74. tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
75. (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel
pada
76. manusia maupun hewan, kajian epidemiologi, penelitian ilmiah,
77. pengembangan produk farmasi, semua aktivitas tersebut idealnya
78. memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal
ini
79. terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek
80. (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity.
81. (Syahputra, 2017
Laboratorium menurut Kamus Besar Bahasa /la.bo.ra.to.ri.um/ n
Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya
tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan
percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit,
analisis sel pada manusia maupun hewan, kajian epidemiologi,
penelitian ilmiah, pengembangan produk farmasi, semua aktivitas
tersebut idealnya memerlukan laboratorium dengan manajemen dan
desain khusus . Hal ini terkait dengan keamanan bagi subjek (personil
laboratorium) dan objek (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal
dengan dan biosafety biosecurity.
Secara sekilas, memiliki kemiripan. Namun, biosecurity dan
biosafety bila ditelaah keduanya dapat dibedakan pada objek yang
dilindungi. Jika, biosafety menitikberatkan pada manajemen dan desain
laboratorium dengan tujuan melindungi staf laboratorium agar dapat
bekerja secara aman di laboratorium. Adapun menitikberatkan pada
penanganan objek biosecurity penelitian agar aman bagi lingkungan.
Oleh karena itu, diperlukan penilaian dan pemilihan jenis laboratorium
yang akan digunakan dalam memulai suatu kegiatan penelitian.
Pentingnya manajemen penilaian risiko pada dan (risk assessment)
biosafety biosecuirty yang dilakukan di awal penelitian dan dilanjutkan
peninjauan dan revisi selama penelitian dilakukan. (Syahputra,2017)

1.1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami biosafety dan biosecurity laboratorium UIN
SUSKA RIAU.

1.2. Pengenalan Alat

1.2.1. Latar Belakang


Laboratorium memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan
praktek percobaan atau eksperimen serta menguji konsep–konsep ilmu
pengetahuansecara terkontrol atau terkendali. Laboratorium kimia juga menjadi
pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru untuk
digunakan di masadepan serta pusat pemantauan dan pengendalian bahan
kimia yang saat ini digunakansecara rutin dalam ribuan proses komersial yang
mendukung proses pembelajaranyang di dalamnya terkait dengan
pengembangan, pemahaman, keterampilan daninovasi (Baharuddin dan
Aziz,2013,hal : 1)

Di dalam laboratorium terdapat berbagai macam alat'alat yang terbuat


darikaca, plastik, karet dan lain'lain. Alat'alat tersebut memiliki fungsi yang
berbeda'beda.seperti, fungsi gelas kimia yaitu untuk mereaksikan suata
cairan,memanaskan dan dapat juga sebagai )adah dalam jumlah yang banyak
atau besar.Selain fungsi dari alat–alat laboratorium, cara menggunakan alat–
alat laboratorium juga sangat penting dalam pengenalan alat'alat laboratorium.

Oleh karena itu, mengenal alat'alat laboratorium dan juga memahami


fungsidan cara penggunaannya sangat penting dalam proses kegiatan di dalam
laboratorium.+ada pengenalan alat'alat laboratorium juga dapat mengetahui
teknik'teknik dasar sehingga pada saat praktek dapat bekerja sesuai prosedur
yang benar dan sejalandengan tujuan praktikum

1.2.2. Tujuan

Mengetahui dan memahami alat alat laboraturium dan fungsinya.

1.3. Teknik Sampling

1.3.1. Latar Belakang

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representative untuk kemudian dianalisa di laboratarium. Sampel digunakan
dalam suatu penelitian yang didasarkan pada berbagai pertimbangan antara
lain:
1. Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi
2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak
3. Menghemat waktu, biaya, dan tenaga
4. Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif) (Nurhayati, 2008)

1.3.2. Tujuan

 Mengetahui cara melakukan sampling dan pencatatan sampling pada


makanan dan minuman.
 Mengatahui bagian yang dapat dimakan dari sample yang akan
dianalisis.
 Mengetahui cara menyiapkan sample, penimbangan

1.4. Penimbangan BDD (Berat Dapat Dimakan)

1.4.1. Latar Belakang

BDD atau bagian yang dapat dimakan adalah bagian makanan setelah
dibuang bagian yang tidak dapat dimakan, misalnya kulit, tulang, sisik, biji,
atau serat-serat yang tidak dapat dimakan. Angka dalam daftar BDD
menunjukkan persentase bagian yang dapat dimakan dari suatu makanan.
Daftar BDD ini diperlukan untuk membantu perhitungan kadar zat gizi
makanan karena kadar zat gizi dalam daftar komposisi bahan makanan yang
digunakan adalah dalam 100 gram bagian yang dapat dimakan. 10 Penggunaan
persen BDD :

1. Bila pengumpul data mengambil contoh makanan langsung dari rumah


tangga atau dari membeli kemudian menimbang, maka perlu diperhatikan BDD
nya. Bila makanan tersebut masih mengandung bagian yang tidak dapat
dimakan seperti kulit, biji, duri, dll maka harus menggunakan perhitungan
BDD
2. Bila pengumpul data memperkirakan berat makanan berdasarkan buku foto
makanan, maka tidak perlu menghitung BDD nya karena berat makanan dalam
buku foto makanan merupakan berat matang bersih yang langsung dapat
dimakan
3. “Probing” tetap harus dilakukan untuk makanan-makanan yang diolah
tertentu sehingga semua bagian menjadi dapat dimakan (misal : bandeng presto
dan tulang ayam lunak)
4. Bahan makanan yang tidak memiliki data BDD maka bisa menggunakan
data BDD bahan makanan yang paling mendekati (berdasarkan karakter fisik).
Misalnya ikan gurame, didalam daftar BDD tidak ada, maka bisa menggunakan
data BDD ikan kakap yaitu 80%. (Kemenkes RI, 2014)

1.4.2. Tujuan

Mengetahui bagian yang dapat dimakan dari sampel yang akan dianalisis
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Teknik Sampling

2.1.1 Alat

1. Formulir sampel
2. Alat tulis

2.1.2 Bahan

1. Sosis

2.2 BDD (bagian dapat dimakan)

2.2.1 Alat

1. Pisau
2. Talenan
3. Baskom
4. Timbangan makanan

2.2.2 Bahan

1. Sosis
BAB III
LANGKAH KERJA
3.1. Biosafety dan Biosecurity

Gunakan jas laboratorium dan sepatu tertutup

Tempatkan tas dan barang lainnya di tempat yang tlah


disediakan

Cuci tangan sebelum melakukan praktiku

Ikuti instruksi dosen/asisten/laboran baik yang tertulis


maupun tidak tertulis dengan hati-hati dan cermat

Catat semua peraturan yang mencakup biosafety dan


biosecurity laboratorium UIN SUSKA RIAU

3.2. Teknik Sampling


Tentukan dan
pilih sampel yang
akan digunakan

Isi formulir
sampel

Catat

Siapkan sampel
untuk di Uji

3.3. BDD (Bagian Dapat Dimakan)

Persiapkan sampel

Timbang sampel dalam keadaan kotor

Bersihkan dan buang bagian yang tidak dapat dimakan

Hitung berat BDD dengan menimbang kembali

Catat hasil penimbangan sampel


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Biosafety dan biosecurity adalah pengetahuan seseorang terhadap keamanan
bekerja di laboratorium dan keamanan sampel di Laboratorium. Teknik sampling
dan Penimbangan BDD adalah pengetahuan seseorang menentukan dan memilih
sampel dan pengetahuan seseorang terhadap bagian yang dapat dimakan,
dibersihkan, dan dibuang pada sampel.

Sampel No cawan Jumlah


dan Berat Berat kotor BDD Berat Berat
cawan sampel kering
Sosis 281 dan 60,74g 54,4g 5,02g 32,32g
30,40g

( x + y )−z
Kadar Air = × 100 %
y

( 30,40+ 5,02 )−32,32


¿ ×100 %
5,02

( 3,1 )
¿ ×100 %
5,02

= 61,7%

4.2. Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Biosafety dan Biosecurity
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi
kecelakaan kerja dan penyebaran penyakit, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang Nomor I Tahun 1970
dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang keselamatan kerja dan
kesehatan, yang sampai sekarang menjadi landasan hukum yang kuat
untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai
penjabaran dari undangundang tersebut salah satunya adalah Surat
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK
006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit
(termasuk di dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk
mengukur mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Mengenai alat perlindungan diri, sudah diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.08/Men/Vii/2010. Mengingat di laboratorium, sering terpapar dengan
bahan bahan berbahaya, dan diperkirakan hampir 20% dari seluruh
kecelakaan di lab, menyebabkan cacat pada tangan. Baik karena kontak
dengan bahan kimia beracun, bahan-bahan biologis, sumber listrik, atau
benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat
menyebabkan iritasi atau membakar tangan. Karena Bahan beracun dapat
terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan. Khusus di laboratorium
hematologi, proporsi petugas yang berisiko tinggi berdasarkan penggunaan
APD sampai 75%; padahal laboratorium ini lebih banyak menangani
sample yang bersifat infeksius bila dibandingkan dengan laboratorium
lainnya. Risiko akan semakin tinggi apabila petugas selain mempunyai
kebiasaan menggunakan APD juga tidak mencuci tangan sesudah
menangani sampel. Hal ini terjadi di laboratorium hematologi karena
berdasarkan hygiene perorangan, 75% petugas di laboratorium ini juga
berisiko terinfeksi penyakit berbahaya.
4.2.2 Pembahasan Sampling dan BDD
Berdasarkan data di atas setelah dilakukan proses sampling dan
penimbangan didapatkan berat 60,74 gram. Dan dilanjutkan dengan proses
pemisahan bahan yang tidak dapat digunakan pada sosis didapatkan BDD
54,4 gram. Bahan pangan sosis pada Data Komposisi Pangan Indonesia
didapat dengan dihitung per 100 gram Berat Dapat Dimakan (BDD) yaitu
100%.
BAB V
KESIMPULAN

Biosafety dan Biosecurity sangat diperlukan dalam laboratorium untuk menjaga


keadaan laboratorium tetap aman dan nyaman. Teknik sampling terdiri dari
penanganan, persiapan, dan penimbangan sampel.didapatkan hasil BDD pada
sosis 54,4 gram. Bahan pangan sosis pada Data Komposisi Pangan Indonesia
.didapat dengan dihitung per 100 gram Berat Dapat Dimakan (BDD) yaitu 100%
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Syahputra, Gita. 2017.


Biosafety Dan Biosecurity:
Upaya Untuk Aman
Bekerja Di
Laboratorium. Vol 8,
No.1. Bogor:
Laboratorium Rekayasa
Genetika
Terapan dan Desain
Protein Pusat Penelitian
Bioteknologi
Syahputra, Gita. 2017.
Biosafety Dan Biosecurity:
Upaya Untuk Aman
Bekerja Di
Laboratorium. Vol 8,
No.1. Bogor:
Laboratorium Rekayasa
Genetika
Terapan dan Desain
Protein Pusat Penelitian
Bioteknologi
Baharuddin, Maswati dan Aziz, Fitria. Modul Manajemen Laboratorium.
Makassar: Jurusan Kimia UIN Alauddin, 2013
Kemenkes RI.2014.Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah,Berat Dapat
Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan.Jakarta:Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Lestari,Dewi Putrie.2008.Modifikasi dari Single Systematic
Sampling.Jakarta :FMIPA UI
Syahputra,Gita.2017.Biosafety dan Biosecurity : Upaya Umtuk Aman Bekerja Di
Laboraturium.Vol 8.No.1.Bogor:Laboraturium Rekayasa Genetika
Terapan dan Desain Protein Pusat Penelitian Bioteknologi
Manuaba, I.B Amertha Putra. 2016. Prosedur Penggunaan Alat Perlindungan
Diri dan Biosafety Level 1 dan 2. DOAJ: 6 (1), 117-118
BAB VII
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai