DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6/ 4B GIZI
Nopitasari (12080327301)
1.1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami biosafety dan biosecurity laboratorium UIN
SUSKA RIAU.
1.2.2. Tujuan
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representative untuk kemudian dianalisa di laboratarium. Sampel digunakan
dalam suatu penelitian yang didasarkan pada berbagai pertimbangan antara
lain:
1. Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi
2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak
3. Menghemat waktu, biaya, dan tenaga
4. Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam
(komprehensif) (Nurhayati, 2008)
1.3.2. Tujuan
BDD atau bagian yang dapat dimakan adalah bagian makanan setelah
dibuang bagian yang tidak dapat dimakan, misalnya kulit, tulang, sisik, biji,
atau serat-serat yang tidak dapat dimakan. Angka dalam daftar BDD
menunjukkan persentase bagian yang dapat dimakan dari suatu makanan.
Daftar BDD ini diperlukan untuk membantu perhitungan kadar zat gizi
makanan karena kadar zat gizi dalam daftar komposisi bahan makanan yang
digunakan adalah dalam 100 gram bagian yang dapat dimakan. 10 Penggunaan
persen BDD :
1.4.2. Tujuan
Mengetahui bagian yang dapat dimakan dari sampel yang akan dianalisis
BAB II
2.1.1 Alat
1. Formulir sampel
2. Alat tulis
2.1.2 Bahan
1. Sosis
2.2.1 Alat
1. Pisau
2. Talenan
3. Baskom
4. Timbangan makanan
2.2.2 Bahan
1. Sosis
BAB III
LANGKAH KERJA
3.1. Biosafety dan Biosecurity
Isi formulir
sampel
Catat
Siapkan sampel
untuk di Uji
Persiapkan sampel
4.1. Hasil
Biosafety dan biosecurity adalah pengetahuan seseorang terhadap keamanan
bekerja di laboratorium dan keamanan sampel di Laboratorium. Teknik sampling
dan Penimbangan BDD adalah pengetahuan seseorang menentukan dan memilih
sampel dan pengetahuan seseorang terhadap bagian yang dapat dimakan,
dibersihkan, dan dibuang pada sampel.
( x + y )−z
Kadar Air = × 100 %
y
( 3,1 )
¿ ×100 %
5,02
= 61,7%
4.2. Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Biosafety dan Biosecurity
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi
kecelakaan kerja dan penyebaran penyakit, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang Nomor I Tahun 1970
dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang keselamatan kerja dan
kesehatan, yang sampai sekarang menjadi landasan hukum yang kuat
untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai
penjabaran dari undangundang tersebut salah satunya adalah Surat
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK
006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit
(termasuk di dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk
mengukur mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Mengenai alat perlindungan diri, sudah diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
Per.08/Men/Vii/2010. Mengingat di laboratorium, sering terpapar dengan
bahan bahan berbahaya, dan diperkirakan hampir 20% dari seluruh
kecelakaan di lab, menyebabkan cacat pada tangan. Baik karena kontak
dengan bahan kimia beracun, bahan-bahan biologis, sumber listrik, atau
benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat
menyebabkan iritasi atau membakar tangan. Karena Bahan beracun dapat
terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan. Khusus di laboratorium
hematologi, proporsi petugas yang berisiko tinggi berdasarkan penggunaan
APD sampai 75%; padahal laboratorium ini lebih banyak menangani
sample yang bersifat infeksius bila dibandingkan dengan laboratorium
lainnya. Risiko akan semakin tinggi apabila petugas selain mempunyai
kebiasaan menggunakan APD juga tidak mencuci tangan sesudah
menangani sampel. Hal ini terjadi di laboratorium hematologi karena
berdasarkan hygiene perorangan, 75% petugas di laboratorium ini juga
berisiko terinfeksi penyakit berbahaya.
4.2.2 Pembahasan Sampling dan BDD
Berdasarkan data di atas setelah dilakukan proses sampling dan
penimbangan didapatkan berat 60,74 gram. Dan dilanjutkan dengan proses
pemisahan bahan yang tidak dapat digunakan pada sosis didapatkan BDD
54,4 gram. Bahan pangan sosis pada Data Komposisi Pangan Indonesia
didapat dengan dihitung per 100 gram Berat Dapat Dimakan (BDD) yaitu
100%.
BAB V
KESIMPULAN