Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Muhammad Yamin bahwa Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik, sedangkan pendapatnya Notonegoro bahwa pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia (Burhanudin S, 1988) Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa sekaligus dasar negara Indonesia yang sudah ada dan berkembang sejak lama, namun baru resmi ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam Proklamasi Kemerdekaan. Pancasila dalam kehidupan bernegara dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan (Sanusi, 2019). Pancasila merupakan ideologi negara yang diwarisi para pendiri negara. Pancasila hadir sebagai ideologi di tengah berbagai konflik karena Pancasila tidak mengarah pada individualisme atau kolektivisme, serta Pancasila tidak terobsesi dengan teokrasi atau sekularisme, serta akan dihadirkan sebagai konsep ilmiah, rasional, dan kritis yang mengarah pada perdamaian dunia dan meningkatkan kesejahteraan. kesejahteraan, keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia (Rivelino, 2017). Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno pada konferensi BPUPKI tepatnya tanggal 1 Juni 1945. Penerbit menyatakan bahwa Pancasila adalah falsafah terak, falsafah yang fundamental dan mendalam serta gagasan bahwa Pancasila adalah landasan 'suatu bangsa'. Keberagaman dan persamaan pengalaman masyarakat pada masa penjajahan menjadi faktor utama yang menjadikan Pancasila dijadikan landasan bersama dalam landasan dan cita-cita bangsa (Faujan & Dewi, 2021). Pancasila memuat seperangkat nilai inti ideal, komitmen nasional, jati diri bangsa dan menjadi landasan pembangunan nasional. Nilai Pancasila merupakan nilai inti dan landasan standar negara Indonesia (Septiaingrum & Dewi, 2021). Pancasila terbentuk dari kata “Panca” yang berarti angka lima dan “Sila” yang berarti acuan pada perpaduan landasan perilaku atau kode moral yang baik dan penting. Oleh karena itu, Pancasila menyatukan lima prinsip dasar yang memuat pedoman atau aturan terkait sikap dan sifat (Hasna & Dewi, 2021). Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara, khususnya sebagai kompas moral bangsa dan negara untuk mengatasi ancaman modern. Selain itu, Pancasila menjadi landasan berbagai bidang kehidupan yang berkembang seiring berjalannya waktu seiring dengan perubahan aspek sosial dan perubahan zaman (Fadilah, 2019). Pancasila juga diciptakan untuk menjawab permasalahan kontemporer yang terus berkembang hingga saat ini. Pancasila harus direalisasikan dalam pembangunan nasional baik pada politik, ekonomi, sosial budaya, iptek, serta sebagainya dengan demikian Pancasila akan terus ada eksistensinya setiap perkembangan zaman (Raharja, 2019). Kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara senantiasa mengalami pasang surut dalam pemahaman dan pengimplementasiannya. Pancasila didasarkan pada pendekatan ontologis. Dengan kata lain nilai-nilai Pancasila meliputi sifat intrinsik dan ekstrinsik. Pancasila bersifat esensial, artinya nilai-nilai Pancasila bersifat filosofis, dan seluruh nilai inti bersifat sistematis dan rasional. Meskipun Pancasila bersifat eksternal yaitu suatu bentuk pandangan hidup, namun ajarannya mempunyai sistem nilai yang dianggap kebenaran terkait dengan berbagai aspek kehidupan Indonesia (Widisuseno, 2014). Di jaman sekarang sudah tidak asing dengan istilah pancasila sebagai dasar ideologi, karena negara indonesia sudah mentertibkan semua permasalahan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
2. Pancasila Sebagai Filsafat Ilmu
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pancasila
merupakan pedoman atau petunjuk dalam hidup berbangsa dan bernegara yang merupakan hasil dari proses berpikir yang mendalam yang dilakukan oleh anak bangsa berdasarkan nilai-nilai budaya nusantara. Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia. Menurut Friedrich Hegel bahwa hakekat filsafat ialah satu sinthese fikiran yang lahir dari pada antithese fikiran. Dari pertentangan fikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis. Begitu pulalah dengan ajaran pancasila, satu sinthese Negara yang lahir dari pada satu antithese. (Sunoto, 1991), sedangkan menurut Muhtar Filsafat dapat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam, dan ingin melihat dari segala segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan (Muhtar Latif, 2014). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pancasila merupakan bagian dari filsafat ilmu. Pancasila sebagai filsafat ilmu merupakan landasan dalam proses berfikir dan berpengetahuan. Sebuah pengetahuan dalam perkembangannya harus memperhatikan aspek Ketuhanan yang merupakan landasan dalam setiap berfikir manusia. Pengetahuan harus memperhatikan aspek kemanusiaan, tanpa memperhatikan landasasan ini, pengetahuan akan terlepas dari nilai-nilai hakiki pengetahuan itu. Pancasila ada karena suatu proses pembentukan pengetahuan dari berbagai sumber yang kemudian terakumulasi dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai filsafat ilmu didalam mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekedar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (pandangan hidup, filsafat hidup, way of life, dan sebagainya) dan juga sebagai pedoman pengembangan ilmu pengetahuan agar hidunya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. (Burhanudin S, 1988). Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.Pancasila sebagai filsafat ilmu mengandung nilai ganda, yaitu harus memberikan landasar teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan iptek dan menetapkan tujuan; dan nilai instrinsik tujuan iptek dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia (Syam, 2006). Pancasila sebagai filsafat ilmu memungkinkan masyarakat dapat memikirkan masalah-masalah dasar hidupnya secara rasional dengan bahasa, wawasan dan argumentasi yang universal. Dengan demikian, Pancasila sebagai filsafat dapat membuka cakrawala bagi diskusi secara terbuka terhadap masalah-masalah dan sekaligus secara kritis terhadap penyempitan-penyempitan ideologis. Pancasila sebagai filsafat juga akan membantu kita untuk mengambil sikap terbuka dan kritis terhadap dampak modernisasi dan menjadi pemain aktif, mempertahankan identitas sebagai bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan diharapakan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Pancasila sebagai ilmu pengetahuan harus dikembangkan demi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan juga harus dapat menjawab berbagai persoalan hidup. Pancasila yang terdiri dari lima sila, merupakan bentuk akumulasi proses pemecahan masalah kehidupan bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, berbangsadan bernegara.
3. Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,
masyarakat perlu meningkatkan keterampilannya untuk menjaga keseimbangan yang ada. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu pencapaian keberhasilan suatu negara karena memungkinkan kita menciptakan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami kemajuan dalam berbagai aspek seperti pendidikan, masyarakat dan kebudayaan. Horton B dan Chester L dalam (Mulyani & Haliza, 2021) mendefinisikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arti bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu usaha untuk menemukan. Pengetahuan yang masuk akal, dapat diandalkan, dan dapat diuji secara sistematis berdasarkan prinsip dan prosedur tertentu. Teknologi sendiri diartikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, dan kehidupan manusia berubah secara dramatis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri erat kaitannya dengan bidang kebudayaan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kebudayaan terus mengalami perkembangan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi relevan karena selalu bersinggungan dan menimbulkan asosiasi dengan nilai-nilai budaya dan agama. Artinya, di satu sisi diperlukan semangat objektivitas, namun di sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tetap memperhatikan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai budaya dan agama harus diperhatikan dalam pengembangannya (Setyorini, 2018).
4. Peranan Pancasila Sebagai Landasan Perkembangan IPTEK
Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
pesat, dan kehidupan manusia berubah secara dramatis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri erat kaitannya dengan bidang kebudayaan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kebudayaan terus mengalami perkembangan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi relevan karena selalu bersinggungan dan menimbulkan asosiasi dengan nilai-nilai budaya dan agama. Artinya, di satu sisi diperlukan semangat objektivitas, namun di sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi tetap memperhatikan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai budaya dan agama harus diperhatikan dalam pengembangannya (Setyorini, 2018). Pancasila merupakan landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat dan melindungi bangsa dari pengaruh negatif. Keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya merupakan hasil sosial budaya yang harus berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila (Astuti & Dewi, 2021). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong terciptanya berbagai mesin yang membantu dan mendukung pekerjaan manusia, serta kemampuan memasarkan produk melalui media sosial. Hal ini kemungkinan akan memberikan dampak positif. Dampak positif lainnya antara lain memperlancar komunikasi dan memperlancar proses pembelajaran. Adapun dampak negatif yang dirasakan diantaranya seperti maraknya kejahatan melalui internet, membuat ketergantungan serta rasa malas, dan memuat unsur kekerasan bahkan pornografi yang ada pada internet yang tentunya dapat diakses oleh siapa saja (Astuti & Dewi, 2021). Pancasila merupakan satuan sila Pancasila yang memuat sumber nilai, kerangka pemikiran, dan prinsip moral bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, menurut Kaelan, Pancasila juga merupakan sistem etika (Sejorini, 2018). Dia berkata : a) Sila pertama adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ini dapat diterapkan oleh ilmu pengetahuan yang memperhatikan aspek rasional: akal, emosi, dan kemauan. Dengan cara ini, tanpa berfokus pada manusia, kita dapat menempatkan manusia di alam semesta dan menjadi bagian sistematis dari alam yang terproses. b) Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Prinsip inilah yang menjadi landasan moral pribadi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya merupakan pengembangan kebudayaan manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama. c) Sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia, dapat menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat terkait ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga timbul rasa kasih sayang dan persaudaraan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. d) Sila keempat adalah “demokrasi melalui kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Hal ini mendasar karena pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didasarkan pada kepentingan demokrasi. Kami menghormati kebebasan individu. Tidak hanya tindakan, kritik dan saran yang membangun juga dapat membantu individu untuk membuka diri. e) Sila kelima adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Berdasarkan prinsip tersebut, diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju untuk menjamin pemerataan keadilan bagi kelangsungan hidup umat. Selain itu, terdapat indikasi lain bahwa Pancasila berperan sebagai pusat kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut lima hal terkait Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Astuti & Dewi, 2021) : a) Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan harus mampu menghormati keyakinan masyarakat Indonesia. b) Ilmu pengetahuan dan teknologi harus berlandaskan pada pembangunan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan dalam pembangunan itu. c) Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang menyeragamkan kebudayaan, mempererat persatuan, dan mewujudkan perkembangan pendidikan. d) Ilmu pengetahuan dan teknologi harus demokratis dan adil. e) Meminimalkan kesenjangan pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendistribusikan ilmu pengetahuan dan teknologi secara merata untuk mendukung dan memperkaya masyarakat. Selain landasan politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai landasan etika sebagai berikut : a) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan manusia saling berhubungan dan harkat dan martabat manusia harus saling dihormati. b) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus mampu menjadikan kehidupan masyarakat lebih baik dan bernilai. c) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus mampu mendukung penyebaran komunitas ke dalam masyarakat. d) Ilmu pengetahuan dan teknologi harus terbuka karena berkaitan langsung dan berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat. e) Ilmu pengetahuan dan teknologi juga membantu menciptakan manusia yang adil. Hadirnya Pancasila sebagai dasar atau landasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meredakan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak negatif ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memerlukan dukungan sikap dan tindakan masyarakat yang dapat menunjukkan nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Dimensi Moral Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pertanyaan yang timbul adalah apakah ada kaitan antara moral atau etika dengan ilmupengetahuandan teknologi, dan kapan pengembangan ilmupengetahuan dan teknlogi memerlukan pertimbangan moral/etika. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat pada abad 18, 19 dan 20 membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain memberikan dampak buruk di berbagai bidang kehidupan masyarakat, misalnya bidang sosial budaya, bidang ideologi dan politik, pertahanan dan keamanan. Pada jaman modern ini, pekerjaan tangan dan otak manusia diganti dengan tenaga-tenaga mesin, menghilangkan kepuasan dan kreativitas manusia (Yacob,1993). Bila Peran Pancasila Dalam pengembangan ilmu dan teknologi mau manusiawi, perhatian pada nilai manusia sebagai pribadi tidak boleh kalah oleh mesin. Hal ini penting karena sistem teknokrasi cenderung dehumanisasi (Yacob, 1993). Teknologi juga memberi pengaruh pada perilaku manusia, sehingga muncul fenomena penerapan kontrol tingkah laku (behavior control). 6. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Pancasila Sebagai
Dasar Nilai Pengembangan Iptek
Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek di Indonesia dapat ditelusuri dalam Pembukaan UUD 1945. Pada alenia keempat Pembukaan UUD 1945 berbunyi:“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumbah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamain abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa,... dan seterusnya”. Kata mencerdaskan kehidupan bangsa mengacu pada pengembangan iptek melalui pendidikan. Amanat dalam pembukaan UUD 1945 yang terkait dengan mencerdaskan kehidupan bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sterusnya yaitu Pancasila. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang terlepas dari nilai-nilai spiritual, kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, musyawarah, dan keadilan merupakan pencerdasan terhadap amanat Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 yang merupakan dokuen sejarah bangsa Indonesia.Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicrakan pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi, menginat para pendiri negara yang juga termasuk cerdik cendikia atau inteletual bangsa Indonesia yang pada masa itu mencurahkan tenaga dan pemikirannya untuk membangun bangsa dan negara. Para intelktual merupakan sebagai pejuang bangsa masih disibukkan pada upaya pembenahan dan penatan negara yang barusaja terbebas dari penjajahan. Penjajahan tidak hanya penjajahan fisik tapi rakyat Indonesia berada dalam kemiskinan dan kebodohan. Segilintir rakyat yang menjadi pelopor kebangkitan bangsa sehingga ketika negara merdeka mereka perlu mencantumkan aspek kesejahteraan dan pendidikan dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskn kehdupan bangsa dan melindungi segenap tumph darah Indonesia” Sila-sila Pancasila yang tercantm dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 jelas merupakan pendiri negara untuk mengangkat dan meningkatkan kesejahteraan dan memajukan kesejhtaeraan bangsa dalam arti penguatan perekonomian bnagsa dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia agar setara denganbangsa-bangsa lain didunia.Sumber historis lain dapat ditelusuri dalam berbagai diskusi dan seminar dikalangan intelektual di Indonesia salah satunya adalah perguruan tinggi. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru mulai dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak sekitar 1980-an, terutama di Perguruan Tinggi yang mencetak kaum intelektual, salah satu Perguruan Tinggi itu adalah Universitas Gadjah Mada dalam penyelenggraan seminar dengan tema Pancasila Sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu (Kementrian Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 202 – 203). Sebagai sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat ditemukan dalam sikap masyarakat yang peka terhadap isu-isu Ketuhanan dan Kemanusiaan yang ada dibalik peistiwa yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya dengan rencana dibangunnya pembangunan pusat tenaga nuklir disemenanjung muria beberapa tahun yang lalu. Hal ini akan dikaitkan dengan isu-isu Ketuhanan dan Kemanusiaan. Isu Ketuhanan misalnya perkembangan iptek acapkali tidak memperhatikan harkat dan martabatnya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yaitu dengan tidak melibatkan peran serta langsung masyarakat padahal hal tersebut akan berdampak negatif berupa kerusakan teknologi. Masyrakat lebih peka terhadap isu-isu kemanusiaan dibalik pembangunan dan pengembangan iptek seperti limbah industri yang merusak lingkungan secara langsung akan mengubah kenyamanan hidup masyarakat (Kementrian Riset dan TeknologiDirektorat JenderalPembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 211). Sumber Politis Pancasila sebagai dasar nila pengembangan iptek dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara negara. Misalnya kebijakan yang terjadi pada jaman orde lama yang meletakkna Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara laian pada pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causadi UGM pada tanggal 19 September 1951. Dalam hal ini Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu secara eksplisit sudah ditemukan. Hal yang lain terjadi Soekarno berpidato pada Akademi Pembangunan Nasional Indonesia, 18 Maret 1962, pidato tersebut mengkaitkan dengan Pancasila, tetapi lebih mengkaitkan dengan karakter, yaitu kepercayaan yang sesui dengan nilai-nilai Pancasila. Kemudian pada zaman orde baru Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmuketika memberikan sambutan pada konggres Pengetahuan Nasional IV 18 September 1986, hal itu menyebutkan bahwa meskipun Pancasila ditrapkan sebagai satu- satunya asas tunggal organisasi poliik dan kemasyarakatan tetapi penegasan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia belum diungkapkan secara jelas. Pada era reformasi Presiden Susio Bambang Yudoyono dan Presiden BJ Habibie pada taggal 1 Juni 2011. Sehingga penegasan secara politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek lebih bersifat apologis karena hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut (Kementrian Riset dan TeknologiDirektorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016 : 212-213)
7. Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Iptek
Perkembangan IPTEK dapat memberikan dampat positif bagi
kehidupan manusia diantaranya yaitu : a) Menunjang kegiatan produksi, dengan adanya kemajuan IPTEK terciptalah berbagai mesin-mesin canggih yang dapat digunakan untuk menunjang dihasilkannya suatu barang atau jasa tentunya dengan hasil yang lebih baik, waktu yang lebih cepat, dan hasil yang lebih banyak. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya pabrik yang menggunakan mesin- mesin modern dalam memproduksi produk mereka, selain itu juga kemajuan IPTEK bisa membantu memasarkan produk melalui sosial media dan juga berbagai online shope yang tersedia. b) Memudahkan komunikasi dengan orang lain, contohnya yaitu dengan adanya handphone dan berbagai sosial mediakita semua bisa berkomunikasi dengan siapa saja dengan mudah walau terpisah jarak yang jauh. c) Memudahkan proses pembelajaran, dimana guru dan siswa dapat mencari lebih banyak informasi dan materi pembelajaran di internet serta pada pandemi seperti ini memudahkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan tatap maya. Dan masih banyak lagi dampak- dampak positif lainnya. Selanjutnya yaitu dampak negatif dari perkembangan IPTEK bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu : a) Carding, yaitu pembobolan kartu kredit melalui internet untuk mendapatkan kode kartu, penipuan melalui pesan singat, pembajakan akun dan masih banyak lagi. b) Membuat ketergantungan dan rasa malas, karena terlalu nyaman dan dimudahkan oleh teknologi orang-orang bisa saja timbul rasa malas dan sangat tergantung pada teknologi. Seperti malas membaca dan memilih browsing di Internet, kecanduan main game sehingga mengganggu aktivitas yang lain. c) Mengandung unsur kekerasan bahkan pornografi, yaitu dari tayangan yang ada di internet yang bisa diakses siapa saja dan hal ini dapat merusak karakter anak bangsa.
8. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila merupakan dasar negara dan Ideologi bangsa kita,
dimana Pancasila ini lahir pada 1 Juni 1945. Pancasila ini memuat lima sila yang berisikan cita-cita negara Indonesia. Adapun pokok-pokok nilai dalam Pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, dan Kerakyatan, serta Keadilan. Selain menjadi ideologi dasar. Pancasila juga menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia dimana nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini dijadikan petunjuk masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara oleh karena itu semua tindakan masyarakat Indonesia tidak boleh menyimpang dengan nilai-nilai Pancasila (Setiady Elly M,2003). Adapun kedudukan Pancasila sebagaipandangan hidup bangsa adalah sebagai berikut : a) Pancasila sebagai sumber solusi penyelesaian masalah. Pancasila merupakan suatu ideologi yang terbuka dimana hal ini mampu menjadikan Pancasila sebagai sumber pemecahan masalah dan relevan sampai sekarang. Pancasila dapat menyatukan perbedaan dan akan selalu menjadikan bangsa ini hidup dalam keharmonisan dan toleransi. b) Pancasila sebagai pembangun karakter. Dengan nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila ini menjadikan Pancasila mampu membangun karakter bangsa yang baik, dimana dalam menjalankan kehidupan selalu mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan Pendidikan Pancasila juga dapat mengurangi degradasi moral yang disebabkan oleh perubahan zaman seperti sikap individualisme dapat diatasi dengan mengajarkan Kerjasama dan gotong royong. c) Pemersatu Bangsa Pancasila memiliki kedudukan sebagai alat pemersatu bangsa. Pancasila yang hadir dalam bangsa ini telah mampu menyatukan keberagaman masyarakat Indonesia yang memiliki beragam ras, suku, dan budaya. Bisa dibayangkan tanpa kehadiran Pancasila maka masyarakat tidak akan bisa bersatu sebagai nusa dan bangsa seperti sekarang.
9. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Sehari-hari
Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
yaitu dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pribadi,perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap orang Indonesia. Pelaksanaan dalam perilaku sehari-hari ini lebih berkaitan dengan norma-norma moral. Jika aktualisasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari benar benar dilakukan maka akan tercapailah warga negara yang Pancasila yaitu Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan yang demikian itu disebut dengan kepribadian Pancasila, (DIKTI,2016) KESIMPULAN
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
yang terumuskan dari proses akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila sebagai filsafat ilmu merupakan landasan dalam proses berfikir dan berpengetahuan. Berangakat dari pemikiran tersebut, maka pengembangan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup manusia indonesia dan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman dan damai. Pesatnya perkembangan iptek di Indonesia memberikan dampak negatif seperti dapat menyebabkan turunnya kepribadian yang mencerminkan warga yang berbangsa dan bernegara Indonesia. Oleh sebab itu, peranan Pancasila sangat dibutuhkan untuk melestarikan serta memelihara kepada eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila merupakan ideologi negara yang diwarisi dari para pendiri negara. Pancasila hadir sebagai ideologi di tengah beragam konflik. Pentingnya Pancasila dalam menjadi ideologi negara yaitu untuk menuntun moral pada kehidupan sebagai warga negara dengan begitu dapat mengatasi beragam ancaman yang hadir. Selain itu, Pancasila berperan sebagai dasar pada beragam bidang kehidupan yang selalu mengalami perkembangan setiap waktu. Pancasila sebagai dasar atau landasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki tujuan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada warga masyarakat serta melindungi bangsa dari pengaruh yang negatif. Keberadaan Pancasila sebagai landasan pengembangan iptek diharapkan bisa mengurangi kekhawatiran masyarakat mengenai dampak negatif yang diberikan iptek. Dalam perkembangan iptek juga diperlukan adanya dukungan dari sikap serta tingkah laku masyarakat yang bisa memberikan cerminan mengenai nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan iptek.