Anda di halaman 1dari 21

E.

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
1. Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama


ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Menurut Muhammad Yamin bahwa Pancasila
berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti
sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan
baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang
berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting
dan baik, sedangkan pendapatnya Notonegoro bahwa pancasila
adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan
ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup
bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan
dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia
(Burhanudin S, 1988)
Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa sekaligus dasar negara
Indonesia yang sudah ada dan berkembang sejak lama, namun baru
resmi ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 17 Agustus 1945
dalam Proklamasi Kemerdekaan. Pancasila dalam kehidupan
bernegara dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan
(Sanusi, 2019). Pancasila merupakan ideologi negara yang diwarisi
para pendiri negara. Pancasila hadir sebagai ideologi di tengah
berbagai konflik karena Pancasila tidak mengarah pada
individualisme atau kolektivisme, serta Pancasila tidak terobsesi
dengan teokrasi atau sekularisme, serta akan dihadirkan sebagai
konsep ilmiah, rasional, dan kritis yang mengarah pada perdamaian
dunia dan meningkatkan kesejahteraan. kesejahteraan, keadilan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia (Rivelino, 2017).
Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno pada
konferensi BPUPKI tepatnya tanggal 1 Juni 1945. Penerbit
menyatakan bahwa Pancasila adalah falsafah terak, falsafah yang
fundamental dan mendalam serta gagasan bahwa Pancasila adalah
landasan 'suatu bangsa'. Keberagaman dan persamaan pengalaman
masyarakat pada masa penjajahan menjadi faktor utama yang
menjadikan Pancasila dijadikan landasan bersama dalam landasan dan
cita-cita bangsa (Faujan & Dewi, 2021). Pancasila memuat
seperangkat nilai inti ideal, komitmen nasional, jati diri bangsa dan
menjadi landasan pembangunan nasional. Nilai Pancasila merupakan
nilai inti dan landasan standar negara Indonesia (Septiaingrum &
Dewi, 2021).
Pancasila terbentuk dari kata “Panca” yang berarti angka lima dan
“Sila” yang berarti acuan pada perpaduan landasan perilaku atau kode
moral yang baik dan penting. Oleh karena itu, Pancasila menyatukan
lima prinsip dasar yang memuat pedoman atau aturan terkait sikap
dan sifat (Hasna & Dewi, 2021). Pentingnya Pancasila sebagai
ideologi negara, khususnya sebagai kompas moral bangsa dan negara
untuk mengatasi ancaman modern. Selain itu, Pancasila menjadi
landasan berbagai bidang kehidupan yang berkembang seiring
berjalannya waktu seiring dengan perubahan aspek sosial dan
perubahan zaman (Fadilah, 2019). Pancasila juga diciptakan untuk
menjawab permasalahan kontemporer yang terus berkembang hingga
saat ini. Pancasila harus direalisasikan dalam pembangunan nasional
baik pada politik, ekonomi, sosial budaya, iptek, serta sebagainya
dengan demikian Pancasila akan terus ada eksistensinya setiap
perkembangan zaman (Raharja, 2019).
Kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara senantiasa
mengalami pasang surut dalam pemahaman dan
pengimplementasiannya. Pancasila didasarkan pada pendekatan
ontologis. Dengan kata lain nilai-nilai Pancasila meliputi sifat
intrinsik dan ekstrinsik. Pancasila bersifat esensial, artinya nilai-nilai
Pancasila bersifat filosofis, dan seluruh nilai inti bersifat sistematis
dan rasional. Meskipun Pancasila bersifat eksternal yaitu suatu bentuk
pandangan hidup, namun ajarannya mempunyai sistem nilai yang
dianggap kebenaran terkait dengan berbagai aspek kehidupan
Indonesia (Widisuseno, 2014).
Di jaman sekarang sudah tidak asing dengan istilah pancasila
sebagai dasar ideologi, karena negara indonesia sudah mentertibkan
semua permasalahan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila.

2. Pancasila Sebagai Filsafat Ilmu

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pancasila


merupakan pedoman atau petunjuk dalam hidup berbangsa dan
bernegara yang merupakan hasil dari proses berpikir yang
mendalam yang dilakukan oleh anak bangsa berdasarkan nilai-nilai
budaya nusantara. Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi
negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Friedrich Hegel bahwa hakekat filsafat ialah satu sinthese
fikiran yang lahir dari pada antithese fikiran. Dari pertentangan
fikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis. Begitu pulalah
dengan ajaran pancasila, satu sinthese Negara yang lahir dari
pada satu antithese. (Sunoto, 1991), sedangkan menurut Muhtar
Filsafat dapat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam,
dan ingin melihat dari segala segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan (Muhtar Latif, 2014).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pancasila merupakan bagian dari filsafat ilmu. Pancasila
sebagai filsafat ilmu merupakan landasan dalam proses berfikir
dan berpengetahuan. Sebuah pengetahuan dalam
perkembangannya harus memperhatikan aspek Ketuhanan yang
merupakan landasan dalam setiap berfikir manusia.
Pengetahuan harus memperhatikan aspek kemanusiaan, tanpa
memperhatikan landasasan ini, pengetahuan akan terlepas dari
nilai-nilai hakiki pengetahuan itu. Pancasila ada karena suatu
proses pembentukan pengetahuan dari berbagai sumber yang
kemudian terakumulasi dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila
sebagai filsafat ilmu didalam mengadakan pemikiran yang
sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari kebenaran
dan kebijaksanaan, tidak sekedar untuk memenuhi hasrat ingin
tahu dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama
hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila tersebut
dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (pandangan
hidup, filsafat hidup, way of life, dan sebagainya) dan juga
sebagai pedoman pengembangan ilmu pengetahuan agar
hidunya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia
maupun di akhirat. (Burhanudin S, 1988).
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah
suatu sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari
Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa,
dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi
manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam hidup dan kehidupan.Pancasila sebagai filsafat ilmu
mengandung nilai ganda, yaitu harus memberikan landasar
teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuan; dan nilai instrinsik tujuan iptek
dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia
(Syam, 2006). Pancasila sebagai filsafat ilmu memungkinkan
masyarakat dapat memikirkan masalah-masalah dasar hidupnya
secara rasional dengan bahasa, wawasan dan argumentasi yang
universal. Dengan demikian, Pancasila sebagai filsafat dapat
membuka cakrawala bagi diskusi secara terbuka terhadap
masalah-masalah dan sekaligus secara kritis terhadap
penyempitan-penyempitan ideologis. Pancasila sebagai filsafat juga
akan membantu kita untuk mengambil sikap terbuka dan kritis
terhadap dampak modernisasi dan menjadi pemain aktif,
mempertahankan identitas sebagai bangsa Indonesia. Pancasila
sebagai filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan
diharapakan dapat memecahkan permasalahan dalam
kehidupannya. Pancasila sebagai ilmu pengetahuan harus
dikembangkan demi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
juga harus dapat menjawab berbagai persoalan hidup.
Pancasila yang terdiri dari lima sila, merupakan bentuk
akumulasi proses pemecahan masalah kehidupan bangsa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari, berbangsadan bernegara.

3. Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,


masyarakat perlu meningkatkan keterampilannya untuk menjaga
keseimbangan yang ada. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
salah satu pencapaian keberhasilan suatu negara karena
memungkinkan kita menciptakan hal-hal yang sebelumnya tidak
mungkin dilakukan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terus mengalami kemajuan dalam berbagai aspek seperti pendidikan,
masyarakat dan kebudayaan. Horton B dan Chester L dalam (Mulyani
& Haliza, 2021) mendefinisikan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam arti bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu usaha untuk
menemukan. Pengetahuan yang masuk akal, dapat diandalkan, dan
dapat diuji secara sistematis berdasarkan prinsip dan prosedur
tertentu. Teknologi sendiri diartikan sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan kelangsungan hidup.
Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
pesat, dan kehidupan manusia berubah secara dramatis.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri erat kaitannya
dengan bidang kebudayaan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kebudayaan terus mengalami perkembangan. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi relevan karena selalu bersinggungan
dan menimbulkan asosiasi dengan nilai-nilai budaya dan agama.
Artinya, di satu sisi diperlukan semangat objektivitas, namun di sisi
lain ilmu pengetahuan dan teknologi tetap memperhatikan nilai-nilai
sosial. Nilai-nilai budaya dan agama harus diperhatikan dalam
pengembangannya (Setyorini, 2018).

4. Peranan Pancasila Sebagai Landasan Perkembangan IPTEK

Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin


pesat, dan kehidupan manusia berubah secara dramatis.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri erat kaitannya
dengan bidang kebudayaan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kebudayaan terus mengalami perkembangan. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi relevan karena selalu bersinggungan
dan menimbulkan asosiasi dengan nilai-nilai budaya dan agama.
Artinya, di satu sisi diperlukan semangat objektivitas, namun di sisi
lain ilmu pengetahuan dan teknologi tetap memperhatikan nilai-nilai
sosial. Nilai-nilai budaya dan agama harus diperhatikan dalam
pengembangannya (Setyorini, 2018).
Pancasila merupakan landasan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang bertujuan untuk menjamin kesejahteraan
masyarakat dan melindungi bangsa dari pengaruh negatif. Keberadaan
ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya merupakan hasil sosial
budaya yang harus berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila (Astuti &
Dewi, 2021). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
memberikan dampak positif dan negatif terhadap kelangsungan hidup
masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mendorong terciptanya berbagai mesin yang membantu dan
mendukung pekerjaan manusia, serta kemampuan memasarkan
produk melalui media sosial. Hal ini kemungkinan akan memberikan
dampak positif. Dampak positif lainnya antara lain memperlancar
komunikasi dan memperlancar proses pembelajaran. Adapun dampak
negatif yang dirasakan diantaranya seperti maraknya kejahatan
melalui internet, membuat ketergantungan serta rasa malas, dan
memuat unsur kekerasan bahkan pornografi yang ada pada internet
yang tentunya dapat diakses oleh siapa saja (Astuti & Dewi, 2021).
Pancasila merupakan satuan sila Pancasila yang memuat sumber
nilai, kerangka pemikiran, dan prinsip moral bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu, menurut Kaelan, Pancasila juga
merupakan sistem etika (Sejorini, 2018). Dia berkata :
a) Sila pertama adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip
ini dapat diterapkan oleh ilmu pengetahuan yang memperhatikan
aspek rasional: akal, emosi, dan kemauan. Dengan cara ini, tanpa
berfokus pada manusia, kita dapat menempatkan manusia di alam
semesta dan menjadi bagian sistematis dari alam yang terproses.
b) Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Prinsip inilah
yang menjadi landasan moral pribadi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebab, ilmu pengetahuan dan teknologi
pada hakikatnya merupakan pengembangan kebudayaan manusia
yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
c) Sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia, dapat menumbuhkan rasa
nasionalisme di kalangan masyarakat terkait ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga timbul rasa kasih sayang dan persaudaraan
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Sila keempat adalah “demokrasi melalui kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan”. Hal ini mendasar karena
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didasarkan pada
kepentingan demokrasi. Kami menghormati kebebasan individu.
Tidak hanya tindakan, kritik dan saran yang membangun juga dapat
membantu individu untuk membuka diri.
e) Sila kelima adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan prinsip tersebut, diperlukan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin maju untuk menjamin pemerataan keadilan
bagi kelangsungan hidup umat.
Selain itu, terdapat indikasi lain bahwa Pancasila berperan sebagai
pusat kebijakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berikut lima hal terkait Pancasila sebagai landasan kebijakan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Astuti & Dewi,
2021) :
a) Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan harus mampu
menghormati keyakinan masyarakat Indonesia.
b) Ilmu pengetahuan dan teknologi harus berlandaskan pada
pembangunan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan dalam
pembangunan itu.
c) Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang
menyeragamkan kebudayaan, mempererat persatuan, dan
mewujudkan perkembangan pendidikan.
d) Ilmu pengetahuan dan teknologi harus demokratis dan adil.
e) Meminimalkan kesenjangan pembelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mendistribusikan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara merata untuk mendukung dan memperkaya masyarakat.
Selain landasan politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mempunyai landasan etika sebagai berikut :
a) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan manusia saling
berhubungan dan harkat dan martabat manusia harus saling
dihormati.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus mampu
menjadikan kehidupan masyarakat lebih baik dan bernilai.
c) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus mampu
mendukung penyebaran komunitas ke dalam masyarakat.
d) Ilmu pengetahuan dan teknologi harus terbuka karena berkaitan
langsung dan berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat.
e) Ilmu pengetahuan dan teknologi juga membantu menciptakan
manusia yang adil.
Hadirnya Pancasila sebagai dasar atau landasan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat meredakan
kekhawatiran masyarakat terhadap dampak negatif ilmu pengetahuan
dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
memerlukan dukungan sikap dan tindakan masyarakat yang dapat
menunjukkan nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
5. Dimensi Moral Pengembangan dan Penerapan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi

Terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, pertanyaan yang timbul adalah apakah ada kaitan
antara moral atau etika dengan ilmupengetahuandan teknologi,
dan kapan pengembangan ilmupengetahuan dan teknlogi
memerlukan pertimbangan moral/etika. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang pesat pada abad 18, 19
dan 20 membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat. Namun di sisi lain memberikan
dampak buruk di berbagai bidang kehidupan masyarakat,
misalnya bidang sosial budaya, bidang ideologi dan politik,
pertahanan dan keamanan. Pada jaman modern ini, pekerjaan
tangan dan otak manusia diganti dengan tenaga-tenaga mesin,
menghilangkan kepuasan dan kreativitas manusia
(Yacob,1993). Bila Peran Pancasila Dalam pengembangan ilmu
dan teknologi mau manusiawi, perhatian pada nilai manusia
sebagai pribadi tidak boleh kalah oleh mesin. Hal ini penting
karena sistem teknokrasi cenderung dehumanisasi (Yacob,
1993). Teknologi juga memberi pengaruh pada perilaku
manusia, sehingga muncul fenomena penerapan kontrol tingkah
laku (behavior control).
6. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Pancasila Sebagai

Dasar Nilai Pengembangan Iptek

Sumber historis Pancasila sebagai dasar nilai


pengembangan iptek di Indonesia dapat ditelusuri dalam
Pembukaan UUD 1945. Pada alenia keempat Pembukaan UUD
1945 berbunyi:“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumbah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamain abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang
Maha Esa,... dan seterusnya”.
Kata mencerdaskan kehidupan bangsa mengacu pada
pengembangan iptek melalui pendidikan. Amanat dalam
pembukaan UUD 1945 yang terkait dengan mencerdaskan
kehidupan bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, dan sterusnya yaitu Pancasila. Proses mencerdaskan
kehidupan bangsa yang terlepas dari nilai-nilai spiritual,
kemanusiaan, solidaritas kebangsaan, musyawarah, dan keadilan
merupakan pencerdasan terhadap amanat Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yang merupakan dokuen sejarah bangsa
Indonesia.Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum
banyak dibicrakan pada awal kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hal ini dapat dimaklumi, menginat para pendiri negara yang
juga termasuk cerdik cendikia atau inteletual bangsa Indonesia
yang pada masa itu mencurahkan tenaga dan pemikirannya
untuk membangun bangsa dan negara. Para intelktual merupakan
sebagai pejuang bangsa masih disibukkan pada upaya pembenahan
dan penatan negara yang barusaja terbebas dari penjajahan.
Penjajahan tidak hanya penjajahan fisik tapi rakyat Indonesia
berada dalam kemiskinan dan kebodohan. Segilintir rakyat yang
menjadi pelopor kebangkitan bangsa sehingga ketika negara
merdeka mereka perlu mencantumkan aspek kesejahteraan dan
pendidikan dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi
“memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskn kehdupan bangsa dan
melindungi segenap tumph darah Indonesia” Sila-sila Pancasila yang
tercantm dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 jelas
merupakan pendiri negara untuk mengangkat dan meningkatkan
kesejahteraan dan memajukan kesejhtaeraan bangsa dalam arti
penguatan perekonomian bnagsa dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa
Indonesia agar setara denganbangsa-bangsa lain didunia.Sumber
historis lain dapat ditelusuri dalam berbagai diskusi dan
seminar dikalangan intelektual di Indonesia salah satunya adalah
perguruan tinggi.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru mulai
dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak sekitar 1980-an,
terutama di Perguruan Tinggi yang mencetak kaum intelektual, salah
satu Perguruan Tinggi itu adalah Universitas Gadjah Mada dalam
penyelenggraan seminar dengan tema Pancasila Sebagai
Orientasi Pengembangan Ilmu (Kementrian Riset dan Teknologi
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2016: 202 –
203).
Sebagai sumber sosiologis Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan iptek dapat ditemukan dalam sikap masyarakat
yang peka terhadap isu-isu Ketuhanan dan Kemanusiaan yang ada
dibalik peistiwa yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya dengan
rencana dibangunnya pembangunan pusat tenaga nuklir
disemenanjung muria beberapa tahun yang lalu. Hal ini akan dikaitkan
dengan isu-isu Ketuhanan dan Kemanusiaan. Isu Ketuhanan misalnya
perkembangan iptek acapkali tidak memperhatikan harkat dan
martabatnya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
yaitu dengan tidak melibatkan peran serta langsung masyarakat
padahal hal tersebut akan berdampak negatif berupa
kerusakan teknologi. Masyrakat lebih peka terhadap isu-isu
kemanusiaan dibalik pembangunan dan pengembangan iptek
seperti limbah industri yang merusak lingkungan secara langsung
akan mengubah kenyamanan hidup masyarakat (Kementrian
Riset dan TeknologiDirektorat JenderalPembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2016: 211).
Sumber Politis Pancasila sebagai dasar nila pengembangan
iptek dapat dilihat dari berbagai kebijakan yang dilakukan
oleh para penyelenggara negara. Misalnya kebijakan yang
terjadi pada jaman orde lama yang meletakkna Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan atau orientasi ilmu, antara laian pada
pidato Soekarno ketika menerima gelar Doctor Honoris Causadi
UGM pada tanggal 19 September 1951. Dalam hal ini Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu secara eksplisit sudah
ditemukan. Hal yang lain terjadi Soekarno berpidato pada
Akademi Pembangunan Nasional Indonesia, 18 Maret 1962,
pidato tersebut mengkaitkan dengan Pancasila, tetapi lebih
mengkaitkan dengan karakter, yaitu kepercayaan yang sesui
dengan nilai-nilai Pancasila. Kemudian pada zaman orde baru
Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmuketika memberikan sambutan pada
konggres Pengetahuan Nasional IV 18 September 1986, hal itu
menyebutkan bahwa meskipun Pancasila ditrapkan sebagai satu-
satunya asas tunggal organisasi poliik dan kemasyarakatan tetapi
penegasan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di
Indonesia belum diungkapkan secara jelas. Pada era reformasi
Presiden Susio Bambang Yudoyono dan Presiden BJ Habibie pada
taggal 1 Juni 2011. Sehingga penegasan secara politis Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan iptek lebih bersifat apologis
karena hanya memberikan dorongan kepada kaum intelektual
untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih lanjut (Kementrian
Riset dan TeknologiDirektorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, 2016 : 212-213)

7. Dampak Positif dan Negatif Perkembangan Iptek

Perkembangan IPTEK dapat memberikan dampat positif bagi


kehidupan manusia diantaranya yaitu :
a) Menunjang kegiatan produksi, dengan adanya kemajuan
IPTEK terciptalah berbagai mesin-mesin canggih yang
dapat digunakan untuk menunjang dihasilkannya suatu barang
atau jasa tentunya dengan hasil yang lebih baik, waktu
yang lebih cepat, dan hasil yang lebih banyak. Hal ini bisa
dilihat dengan banyaknya pabrik yang menggunakan mesin-
mesin modern dalam memproduksi produk mereka, selain
itu juga kemajuan IPTEK bisa membantu memasarkan
produk melalui sosial media dan juga berbagai online
shope yang tersedia.
b) Memudahkan komunikasi dengan orang lain, contohnya
yaitu dengan adanya handphone dan berbagai sosial
mediakita semua bisa berkomunikasi dengan siapa saja
dengan mudah walau terpisah jarak yang jauh.
c) Memudahkan proses pembelajaran, dimana guru dan
siswa dapat mencari lebih banyak informasi dan
materi pembelajaran di internet serta pada pandemi
seperti ini memudahkan untuk melakukan pembelajaran
jarak jauh dengan tatap maya. Dan masih banyak lagi dampak-
dampak positif lainnya.
Selanjutnya yaitu dampak negatif dari perkembangan IPTEK
bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu :
a) Carding, yaitu pembobolan kartu kredit melalui internet untuk
mendapatkan kode kartu, penipuan melalui pesan singat,
pembajakan akun dan masih banyak lagi.
b) Membuat ketergantungan dan rasa malas, karena terlalu
nyaman dan dimudahkan oleh teknologi orang-orang
bisa saja timbul rasa malas dan sangat tergantung pada
teknologi. Seperti malas membaca dan memilih
browsing di Internet, kecanduan main game sehingga
mengganggu aktivitas yang lain.
c) Mengandung unsur kekerasan bahkan pornografi, yaitu dari
tayangan yang ada di internet yang bisa diakses siapa saja
dan hal ini dapat merusak karakter anak bangsa.

8. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila merupakan dasar negara dan Ideologi bangsa kita,


dimana Pancasila ini lahir pada 1 Juni 1945. Pancasila ini
memuat lima sila yang berisikan cita-cita negara Indonesia.
Adapun pokok-pokok nilai dalam Pancasila yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, dan Kerakyatan, serta Keadilan. Selain
menjadi ideologi dasar. Pancasila juga menjadi pandangan hidup
bangsa Indonesia dimana nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila ini dijadikan petunjuk masyarakat Indonesia dalam
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara oleh karena itu
semua tindakan masyarakat Indonesia tidak boleh menyimpang
dengan nilai-nilai Pancasila (Setiady Elly M,2003).
Adapun kedudukan Pancasila sebagaipandangan hidup bangsa
adalah sebagai berikut :
a) Pancasila sebagai sumber solusi penyelesaian masalah.
Pancasila merupakan suatu ideologi yang terbuka dimana
hal ini mampu menjadikan Pancasila sebagai
sumber pemecahan masalah dan relevan sampai
sekarang. Pancasila dapat menyatukan perbedaan dan
akan selalu menjadikan bangsa ini hidup dalam
keharmonisan dan toleransi.
b) Pancasila sebagai pembangun karakter. Dengan nilai-nilai
luhur yang ada dalam Pancasila ini menjadikan Pancasila
mampu membangun karakter bangsa yang baik, dimana
dalam menjalankan kehidupan selalu mampu
menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan Pendidikan
Pancasila juga dapat mengurangi degradasi moral yang
disebabkan oleh perubahan zaman seperti sikap
individualisme dapat diatasi dengan mengajarkan
Kerjasama dan gotong royong.
c) Pemersatu Bangsa Pancasila memiliki kedudukan sebagai
alat pemersatu bangsa. Pancasila yang hadir dalam
bangsa ini telah mampu menyatukan keberagaman
masyarakat Indonesia yang memiliki beragam ras,
suku, dan budaya. Bisa dibayangkan tanpa kehadiran
Pancasila maka masyarakat tidak akan bisa bersatu sebagai
nusa dan bangsa seperti sekarang.

9. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan

Sehari-hari

Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari


yaitu dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap
pribadi,perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap
penduduk, setiap orang Indonesia. Pelaksanaan dalam perilaku
sehari-hari ini lebih berkaitan dengan norma-norma moral. Jika
aktualisasi dari Pancasila dalam kehidupan sehari-hari benar benar
dilakukan maka akan tercapailah warga negara yang Pancasila
yaitu Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa
Indonesia, dan yang demikian itu disebut dengan kepribadian
Pancasila, (DIKTI,2016)
KESIMPULAN

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia


yang terumuskan dari proses akulturasi budaya nusantara yang
berlangsung berabad-abad. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila
menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan
negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia
Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup
dan kehidupan. Pancasila sebagai filsafat ilmu merupakan landasan
dalam proses berfikir dan berpengetahuan. Berangakat dari
pemikiran tersebut, maka pengembangan ilmu pengetahuan yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membawa
perbaikan kualitas hidup manusia indonesia dan kehidupan
masyarakat yang sejahtera, aman dan damai.
Pesatnya perkembangan iptek di Indonesia memberikan dampak
negatif seperti dapat menyebabkan turunnya kepribadian yang
mencerminkan warga yang berbangsa dan bernegara Indonesia. Oleh
sebab itu, peranan Pancasila sangat dibutuhkan untuk melestarikan serta
memelihara kepada eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan ideologi negara yang diwarisi dari para pendiri negara.
Pancasila hadir sebagai ideologi di tengah beragam konflik.
Pentingnya Pancasila dalam menjadi ideologi negara yaitu untuk
menuntun moral pada kehidupan sebagai warga negara dengan begitu
dapat mengatasi beragam ancaman yang hadir. Selain itu, Pancasila
berperan sebagai dasar pada beragam bidang kehidupan yang selalu
mengalami perkembangan setiap waktu. Pancasila sebagai dasar atau
landasan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
tujuan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada warga
masyarakat serta melindungi bangsa dari pengaruh yang negatif.
Keberadaan Pancasila sebagai landasan pengembangan iptek diharapkan
bisa mengurangi kekhawatiran masyarakat mengenai dampak negatif
yang diberikan iptek. Dalam perkembangan iptek juga diperlukan adanya
dukungan dari sikap serta tingkah laku masyarakat yang bisa
memberikan cerminan mengenai nilai-nilai Pancasila dalam
pengembangan iptek.

Anda mungkin juga menyukai