Anda di halaman 1dari 3

Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, Pancasila

mengalami ideologisasi. Pada masa ini Pancasila berusaha untuk dibangun,


dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian bangsa Indonesia. Presiden Soekarno,
pada masa itu menyampaikan ideologi Pancasila berangkat dari mitologi atau
mitos, yang belum jelas bahwa pancasila dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke
arah kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap berani membawa konsep Pancasila ini
untuk dijadikan ideologi bangsa Indonesia.
Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya
berada di dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat
merdeka. Masa ini adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila
terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk
yang berbeda-beda pada masa orde lama.

Periode 1950-1959
Penerapan

pancasila

selama

periode

ini

adalah

pancasila

diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin


stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar negara tetap pancasila,
tetapi

rumusan

mufakat,

sila

keempat

melainkan

bidang politik,

suara

demokrasi

bukan

berjiwa

terbanyak

berjalan

musyawarah

(voting).

dengan

baik

dalam
dengan

terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.

Periode 1956-1965
Dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah
nilai-nilai

pancasila

tetapi

berada

pada

kekuasaan

pribadi

presiden soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran


terhadap pancasila dalam konstitusi. Akibanya soekarno menjadi

otoriter,

diangkat

konfrontasi,

menjadi

dan

persiden

menggabungkan

seumur

hidup,

nasionalis,

politik

agama,

dan

komunis, yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya


kemerosotan moral di berbagai masyarakat yang tidak lagi
hidup bersendikan nila-nilai pancasila, dan berusaha untuk
menggatikan

pancasila

dengan

ideologi

yang

lain.

Dalam

mengimplentasikan pancasila, SoeKarno melakukan pemahaman


pancasila

dengan

memberi

arah

paradikma

yanga

perjalanan

bangsa,

disebut

USDK.

beliau

untuk

menekankan

pentingnya memegang teguh UUD 45, sosialisme ala Indonesia,


demokrasi

terpimpin,

ekonomi

terpimpin,

dan

kepribadian

nasional. hasilnya terjadi kudeta PKI dan kondisi ekonomi yang


memprihatinkan.
Soekarno di dalam menjalankan Pancasila tidak berjalan dengan
mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, yaitu muncul dari
kelompok nasionalis-religius yang belum menerima Pancasila.
Mereka masih menginginkan sila pertama dari Pancasila adalah
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya. Dan yang paling besar menolak Pancasila
adalah Kahar Muzakar, yang selanjutnya memberntuk DI/TII
sebagai perlawanan terhadap pemerintah dan untuk menjadikan
negara Indonesia sebagai negara Islam.
Selain itu, kelompok nasionalis-komunis, PKI, yang menginginkan
negara Indonesia menjadi negara komunis. PKI menganggap
tuhan

tidak

ada.

Sedangkan

negara

Indonesia

mengakui

keberagaman agama yang ada di Indoensia. Ini berarti negara


Indonesia

percaya

perkembangannya,

adanya
Presiden

tuhan.
Soekarno

Tetapi
lebih

di

dalam

cenderung

ke

komunis dan tidak lagi bersifat nasionalis. Ini menjadi salah satu
bukti

penyelewengan

Soekarno

terhadap

Pancasila.

Penyelewengan

yang

lain

adalah

Soekarno

menerapkan

Demokrasi terpimpin, yaitu kekuasaan pemerintahan ada di


tangan

Soekarno.

Padahal

demokrasi

yang

benar

adalah

demokrasi yang dipegang dan dikendalikan oleh rakyat bukan


oleh penguasa. Dan juga Soekarno mengeluarkan pernyataan
bahwa presiden menjabat seumur hidup. Ini berarti negara
Indonesia akan mengalami keotoriterian seorang penguasa.

Penyelewengan dan Penyimpangan Pada Masa Pemerintahan Presiden


Soekarno Tahun 1950 - 1965
Adanya penyelewengan pada sila keempat yang mengutamakan
musyawarah dan mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi
yang diterapkan pada tahun 1945-1950 adalah demokrasi parlementer,
dimana presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala
pemerintahan

dipegang

oleh

Perdana

Menteri.

Sistem

ini

menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan.


Sistem pemerintahan tahun 1950-1959 yang liberal sehingga lebih
menekankan hak-hak individual.
Anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD
seperti yang

diharapkan. Hal ini menimbulkan

krisis

politik,

ekonomi, dan keamanan.


Pada periode 1959-1965 menerapkan demokrasi terpimpin. Demokrasi
bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah
nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan pribadi presiden
Soekarno.
Presiden Soekarno melakukan pemahaman pancasila dengan paradigma
yang di sebut dengan USDEK dan menyebarkan Nasionalis, Agama, dan
Komunis.
Adanya upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara
faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948
dan oleh DI/TII yang ingin mendirikan negara dengan dasar Islam.

Anda mungkin juga menyukai