Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadlan Rizqi Abdurohman

NIM : 2003543
Kelas : PTA-B 2020
TINJAUAN HISTORIS PANCASILA
(SINTESIS ANTARIDEOLOGI)
Rintisan gagasan untuk mencari sintesis antarideologi maksudnya fakta fakta pemikiran
tentang konsep ideologi yang jauh sebelum tokoh kebangsaan bersidang pada BPUPKI tahun
1945. Jika diringkas, fakta fakta pemikiran tersebut adalah sebagai berikut :
• Sejak 1924, perhimpunan Indonesia di Belanda merumuskan konsepsi ideologi
politiknya dalam 4 prinsip meliputi persatuan nasioanal, non-kooperasi, kemandirian,
dan solidaritas. Konsep ideologi politik perhimpunan Indonesia sendiri sesengguhnya
merupakan sintesis dari ideologi politik dari berbagai organisasi pergerakan yang sudah
ada sebelumnya, Misalnya persatuan nasioanal merupakan tema utama indische partij,
non-kooperasi merupakan platform politik kaum komunis, dan kemandirian merupakan
tema utama sarekat islam, serta solidaritas merupakan simpul yang menyatukan ketiga
tema utama tersebut.
• Tan Malaka(1924-an) menulis sebuah buku Naar de Republiek Indonesia (menuju
Republik Indonesia). Ia memberi tekanan bahwa faham kedaulatan rakyat atau
demokrasi memiliki akar yang kuat dalam tradisi masyarakat nusantara.
• Tjokroaminoto dalam masa yang hampir bersamaan, mulai mengidealisasikan suatu
sintesis antara islam, sosialisme, dan demokrasi.
• Ilyas Ja’qub dan Muchtar Lutfi, pemimpin perhimpunan nusantara di kairo. Setelah tiba
kembali ke tanah air, mendirikan persatuan muslimin Indonesia (PMI) pada 1933
dengan slogan” islam dan kebangsaan”.
Uraian diatas merupakan sejarah singkat tentang bagaimana mahasiswa nusantra di luar
negeri yang sangat ingin mengusungkan konsep nasional. Begitu juga para pemuda dalam
negeri yang sama memperjuangkan kedaulatan Indonesia.
Pada tahun 1926, Ir.Soekarno sebagai tokoh pergerakan pemuda di Bandung, menjulis esai
dalam makjalah Indonesia Muda dengan judul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme “yang
mengidealkan sintesis dari ideologi ideologi besar tersebut. Tujuan Soekarno dalam menvcari
senyawa dalam antar ideologi dalam rangka konstruksi kebangsaan dan kemerdekaan
Indonesia.
Pada 1932 soekarno megkonstruksi sintesis dari 3 unsur ideologi tersebut, dalam istilah
sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Dan Ketika Ir.Soekarno dibuang ke Ende oleh
Belanda, karena ia mendapatkan waktu yang lebih banyak untuk dalami pemikiran pemikiran
keagamaan, maka lahirlah istilah Sosio-religius . Pada titik ini, pancasila telah menenukan
bentuk awalnya.
Jadi, Sintesis Antarideologi merupakan sebuah konsep dimana penggabungan dan
penyelarasan berbagai ideologi yang saling melengkapi satu sama lain, dan juga merupakan
aspek yang fundamental dalam konsep kebangsaan untuk tercapainya sebuah kesatuan dan
persatuan.
Sintesis ini juga memiliki peran penting dalam perumusan dasar negara. Akan tetapi dalam
perumusan Dasar negara ini, konsep “dasar negara” dipersepsi secara berbeda. Berbagai
pendapat perihal dasar negara saling bersinggunagan satu sama lain.
Salah satunya yaitu mengedepankan nilai ketuhanan sebagai fundamen kenegaraan yang
dikemukakan oleh Muhammad Yamin, Wiranatakoesoema, Soerio, Soesanto Tirtiprodjo,
Dasaad, Agoes Salim, Abdoelrachim Pratalykrama, Abdul Kadir, K.H. Sanoesi, Ki Bagoes
Hadikoesoemo, Soepomo, dan Mohammad Hatta.
Pentingnya nilai kemanusiaan, dikemukakan oleh Radjiman wediodiningrat, Muhammad
Yamin, Wiranatakoesoema, Woerjaningrat, Soesanto Tirtoptodjo, Wongsonagoro, Soepomo,
Liem Koen Hian, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo.
Pentingnya nilai persatuan dikemukakan oleh Muhammad Yamin, Sosrodiningrat, ,
Wiranatakoesoema, Woerjaningrat, Soerio, Soesanto Tirtoprodjo, , Abdoelrachim
Pratalykrama, Soekiman , Abdul Kadir, Soepomo, Dahler, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo.
Pentingnya Demokrasi dan Permusyawaratan di kemukakan oleh Muhammad Yamin,
Woerjadiningrat, Soesanto Tirtroprodjo, Abdoelrachim Pratalykrama, Ki Bagoes
Hadikoesoemo, dan Soepomo.
Serta pentingnya nilai-nilai Keadilan dan Kesejahteraan sosial dekemjukakan oleh
Muhammad Yamin, Soerio, Abdoelrachim Pratalykrama, Abdul Kadir, Soepomo, Ki Bagoes
Hadikoesoemo.
Dari nama-nama tersebut tampak secara substantif bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam lima sila Pancasila itu sama-sama siusung oleh para perumus dasar negara. Fakta sejarah
ini dapat diambil bagi para generasi penerus bangsa.

Sintesis itu juga menjadi sebuah pondasi dalam tonggak perjuangan bangsa dalam
mengkonstruksi cara berpikir modern kaum muda, salah satunya tertuang dalam Sumpah
Pemuda. Karena visi sumpah pemuda ialah mempertautkan keberagaman gagasan ideologi
dalam satu kesatuan tanah air dan bangsa serta dengan menjunjung tinggi Bahasa persatuan
indonesisa Melalui sumpah pemuda , kaum muda berusaha menerobos batas batas etno-religius
atau dikenal dengan etnonasionalisme dengan menawarkan bangunan nalar baru dengan
berdasarkan konsepsi kewarganegaraan yang menjalin solidaritas atas dasar kesamaan tumpah
darah bangsa dan Bahasa persatuan atau dikenal dengan civic nationalism. Peringsutan nalar
etno-nasionalism ke civic nationalism, merupakan suatu konstuksi pemikiran modern dari
kaum muda Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka.
Untuk itu betapa pentingnya Sintesis Antarideologi dalam kehidipan kebangsaan. Karena
dengan ini, Bangsa Indonesia memiliki suatu elemen khusus yang dapat menyatukan
keberagaman dalam aspek pemikiran dan faham, mencegah terjadinya perpecahan serta
mewujudkan konsep persatuan dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai