http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Belajar Pancasila yuk...
01 Pengantar
Mengapa perlu belajar “lagi” Pancasila?
1 2
• Indonesia berkejaran dengan waktu untuk mempersatukan keragaman bangsa),
mengatasi degenerasi dalam nilai etis- “titik tumpu” (yang mendasari ideologi
ideologis dan karakter-jatidiri bangsa dan norma negara), serta “titik tuju”
• Melemahnya ketahanan ideologi dan politik (yang memberi orientasi kenegaraan-
dari skor 2,31 (2010) - 2,06 (pada 2016) kebangsaan) negara-bangsa
Indonesia
3
menumbuh kembangkan nilai-nilai Pancasila
4
Pancasila sebagai ideologi yang dikehendaki Tantangan-tantangan baru, eksternal
efektivitasnya dalam memandu usaha-usaha dan internal yang kian menguji
transformasi sosial harus mampu memenuhi ketahanan nasional
tuntutan-tuntutan praksis di segala dimensinya.
Paling tidak ada tiga dimensi ideologis yang
harus diperhatikan: dimensi keyakinan, dimensi
pengetahuan, dan dimensi tindakan.
Urgensi Pembinaan Ideologi Pancasila
Usaha sengaja untuk melakukan pembinaan ideologi Pancasila berkaitan erat dengan
basis legitimasi dari negara
Bangsa Indonesia sebagai masyarakat majemuk, dengan pecahan yang banyak, tidak
mungkin bisa dijumlahkan menjadi kebaikan bersama kalau tidak menemukan bilangan
penyebut yang sama (common denominator), sebagai ekspresi identitas dan kehendak
bersama. Bilangan penyebut itulah Pancasila
Pengembangan “kecerdasan kewargaan” lebih fundamental bagi suatu bangsa yang ingin
membebaskan diri dari cengkraman individualisme yang mendorong kapitalisme dan
kolonialisme
Pancasila memandang, bahwa dengan segala kemuliaan eksistensi dan hak asasinya,
setiap pribadi manusia tidaklah bisa berdiri sendiri terkucil dari keberadaan yang lain
Selanjutnya karena SDI ini dilarang keberadaannya oleh pemerintah Hindia Belanda, KH
Samanhudi menemui Cokroaminoto dan sepakat mendirikan Sarekat Islam.
Perubahan nama ditujukan agar keanggotaan organisasi tidak hanya terbatas di golongan
pedagang, namun juga terbuka bagi semua umat Islam di Indonesia. Tjokroaminoto
memimpin SI sejak 1914 hingga wafat pada 17 Desember 1934. Di bawah kendalinya, SI
sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional.
Cokroaminoto ini kemudian dikenal sebagai guru bangsa, guru dari para tokoh pergerakan
nasional yaitu Kusno, Semaoen, Muso dan SM Kartosuwiryo. Trilogi petuahnya yang
termasyhur adalah: "Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.
Wawasan Dasar Ideologi Pancasila
Wawasan Kesejarahan, fase pembuahan…lanjutan
Dari luar negeri, sejak 1924, Perhimpunan Indonesia (PI), di Belanda, mulai
merumuskan konsepsi ideologi politiknya, yaitu persatuan nasional, solidaritas,
non-kooperasi, dan kemandirian.
Sejalan dengan Tjokroaminoto yang mulai mengidealisasikan suatu sintesis antara Islam,
sosialisme dan demokrasi menurut ajaran islam, para pemimpin perhimpunan mahasiswa
Nusantara Jama'ah Al-Chairiah (berdiri 1922) di Kairo, seperti Iljas Ja’kub dan Muchtar
Lutfi.
Dalam kepulangannya ke Tanah Air pada 1929 dan 1931, kedua orang tersebut
memimpin partai Persatuan Muslimian Indonesia (PMI) pada 1932, dengan slogan “Islam
dan Kebangsaan”.
Selanjutnya Soekarno dan para mahasiswa aktivis lainnya di Hindia Belanda juga
menganut idealisme yang sama. Pada 1926, Soekarno menulis esai dalam majalah
Indonesia Moeda, dengan judul “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”. Pada awal
1930-an, Soekarno mulai merumuskan sintesis dari substansi ketiga unsur ideologi
tersebut dalam istilah “sosio-nasionalisme” dan “sosio-demokrasi”.
....Wawasan Kesejarahan
Fase Perumusan
Masa persidangan pertama BPUPK dibuka pada 28 Mei 1945 dan mulai
bersidang pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Pada awal persidangan, Dr.
Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua BPUPK, mengajukan pertanyaan
kepada sidang mengenai apa yang akan menjadi dasar negara Indonesia
merdeka.
Sebelum pidato Soekarno pada 1 Juni, lebih dari 30 pembicara telah telah
terlebih dahulu mengemukakan pandangannya. Dari berbagai pandangan
yang mengemuka, ada yang menyebutkan salah satu atau beberapa prinsip
yang bersinggungan dengan nilai-nilai Pancasila.
...Wawasan Kesejarahan
Pentingnya nilai ketuhanan sebagai fundamen kenegaraan dikemukakan antara lain
oleh Muhammad Yamin, Wiranatakoesoema, Soerio, Soesanto Tirtoprodjo, Dasaad,
Agoes Salim, Abdoelrachim Pratalykrama, Abdul Kadir, K.H. Sanoesi, Ki Bagoes
Hadikoesoemo, Soepomo dan Mohammad Hatta.
Bagi Muhammad Yamin, pengertian “dasar ” itu lebih dimaknai sebagai dasar sosiologis-
politis eksistensi negara.
Bagi Soepomo, pengertian “dasar”, yang ia maksudkan masalah dalam konteks bahwa
“negara kita harus berdasar atas aliran pikiran (Staatsidée) negara yang integralistik, juga
dalam konteks “dasar” kewarganegaraan” dan “dasar” sistem pemerintahan.
Sehingga yang dimaksud dasar (dasar negara) oleh Yamin dan Soepomo bukanlah dalam
pengertian “dasar filsafat” (Philosophische Grondslag).
Panitia Kecil yang resmi ini beranggotakan delapan orang (Panitia Delapan) di bawah pimpinan
Soekarno. Panitia Delapan ini terdiri dari 6 orang wakil golongan kebangsaan dan 2 orang wakil
golongan Islam: Soekarno, M. Hatta, M. Yamin, A. Maramis, M. Sutardjo Kartohadikoesoemo,
Oto Iskandardinata (golongan kebangsaan), Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H. Wachid Hasjim
(golongan Islam).
Diluar Panitia Delapan bentukan BPUPK, Soekarno membentuk Tim Sembilan yang bertugas
merumuskan Pancasila sebagai dasar negara dalam suatu rancangan pembukaan hukum dasar
(preambul konstitusi) yang semula juga dipersiapkan sebagai rancangan teks proklamasi.
Kesembilan orang tersebut adalah: Soekarno (ketua), Mohammad Hatta, Muhammad Yamin,
A.A. Maramis, Soebardjo (golongan kebangsaan), K.H. Wachid Hasjim, K.H. Kahar Moezakir, H.
Agoes Salim, dan R. Abikusno Tjokrosoejoso (golongan Islam).
Panitia ini berhasil menyepakati rancangan preambul yang di dalamnya terdapat rumusan
Pancasila itu, yang kemudian ditandatangani oleh setiap anggota Panitia Sembilan pada 22 Juni
1945. Oleh Soekarno rancangan preambule itu diberi nama “Mukaddimah”, oleh M. Yamin
dinamakan “Piagam Jakarta”, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s Agreement”.
...Wawasan Kesejarahan
Alinea terakhir dari Piagam Jakarta, berisi rumusan tentang dasar negara. Setelah
melewati proses konsensus, rumusan Pancasila versi 1 Juni mengalami
penyempurnaan dalam urutan dan redaksional.
Prinsip ’Mufakat atau demokrasi’ berubah posisinya dari sila ketiga menjadi sila
keempat. Bunyinya menjadi ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan”.
Prinsip ’Kesejahteraan sosial’ berubah posisinya dari sila keempat menjadi sila
kelima. Bunyinya menjadi ”Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
...Wawasan Kesejarahan
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI memilih Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada saat yang sama, PPKI
menyetujui naskah ‘Piagam Jakarta’ sebagai Pembukaan UUD 1945, kecuali “tujuh kata”
di belakang sila Ketuhanan, yang telah memunculkan kontroversi terpanas dalam sesi
terakhir persidangan BPUPK, dicoret lantas diganti dengan kata-kata ‘Yang Maha Esa’
Sehingga selengkapnya menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Sebagai ikutan dari
pencoretan “tujuh kata” ini, dalam batang tubuh UUD 1945 disetujui pula Pasal 6 ayat 1:
“Presiden ialah orang Indonesia asli”, tak ada tambahan kata-kata “yang beragama
Islam”. Demikian pula Pasal 29 ayat 1 bunyinya menjadi: “Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”, tanpa disertai “tujuh kata” di belakangnya
Sejak tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila telah menjadi dasar filsafat negara
(Philosophische Grondslag), pandangan hidup (Weltanschauung) bangsa dan ideologi
negara Indonesia.
Meskipun Undang-Undang Dasar kita sejak Proklamasi telah mengalami beberapa kali perubahan, namun
semua Konstitusi itu dalam Pembukaannya selalu menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka harus
disusun berdasarkan Pancasila, yang mengandung lima sila yang saling kait-mengait. Dalam rangkaian
perubahan konstitusi tersebut, rumusan redaksional Pancasila memang mengalami sedikit perubahan, namun
urutan silanya tetap. Dalam Pembukaan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS 1949), rumusannya
adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
Sedangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS 1950) rumusannya adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
Meski demikian, untuk diterima sebagai kaidah fundamental Negara
(Staatsfundamentalnorm), yang pada gilirannya akan terkandung dalam
(Pembukaan) Konstitusi,rumusan Pancasila itu perlu persetujuan kolektif
melalui perumusan Piagam Jakarta (22 Juni) dan akhirnya mengalami
perumusan final lewat proses pengesahan Konstitusi Proklamasi (Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945), pada 18 Agustus
1945.
Oleh karena itu, rumusan final Pancasila sebagai dasar negara yang secara
konstitusional mengikat kehidupan kebangsaan dan kenegaraan bukanlah
rumusan Pancasila versi 1 Juni atau 22 Juni, melainkan versi 18 Agustus 1945.
Rumusan final Pancasila ini mendapatkan pengukuhan setelah Dekrit Presiden
5 Juli 1959, yang mengembalikan Indonesia ke UUD NRI 1945.
Berdasarkan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 75 Tahun 1959,
Rumusan Pancasila dalam Dekrit Presiden itu sama dengan rumusan yang
terdapat dalam Pembukaan UUD NRI tanggal 18 Agustus 1945, dengan sedikit
perubahan pada rumusan sila keempat, yakni “permusyawaratan-perwakilan”
diubah menjadi “permusyawaratan/perwakilan”, sesuai dengan yang terdaftar
dalam berita Republik Indonesia Tahun II no. 7.
Sejak tanggal 18 Agustus 1945, Pancasila telah menjadi dasar falsafah
negara (Philosophische Grondslag), ideologi negara dan pandangan hidup
bangsa (Weltanschauung), serta kaidah fundamental negara Indonesia.
Istilah-istilah tersebut bisa dimaknai dengan merujuk pada pidato Bung
Karno pada 1 Juni 1945.
Agar Weltanschauung berbagai suku bangsa dan golongan di negeri ini tidak
berdiri sendiri-sendiri, tetapi mengandung kesatuan dan koherensi yang bisa
menjadi dasar dan haluan bersama, maka Weltanschauung tersebut perlu
dirumuskan secara sistematik dan rasional; menjadi Weltanschauung ilmiah
(scientific worldview), yang sebangun dengan filsafat (Philosophische
Grondslag).
Perubahan bentuk
negara dari Negara
Serikat ke Negara
Kesatuan tidak diikuti
dengan penggunaan
Undang-Undang Dasar
1945, tetapi dibuatlah
konstitusi baru yang
dinamakan Undang-
Undang Dasar
Sementara 1950!!!!
Permasalahan ketika
Indonesia kembali
Negara Kesatuan, tidak
menggunakan Undang-
Undang Dasar 1945
sehingga menimbulkan
persoalan kehidupan
bernegara.
Perlunya Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
Jauh sebelum itu pada tahun 1922, melalui buku cerita Siti
Nurbaya terdapat propaganda perjuangan yang dilakukan oleh
Marah Rusli melalui tokoh Datuk Maringgih. Tokoh ini digambarkan
sebagai “tukang kawin” sesungguhnya adalah seorang pejuang.
Untuk meloloskan buku dari larangan Pemerintah Kolonial, maka
tokoh baik yaitu Samsul Bahri digambarkan sebagai seorang yang
pro Belanda.
Sejarah, cerita masa lalu untuk masa depan
Kamu, bukan masa lalu tapi masa depan
Danke
PENDIDIKAN
PANCASILA
SUSI PURWATI
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
• Landasan historis adalah fakta- fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan
pendidikan Pancasila baik menyangkut rumusan tujuan, pengembangan materi ,rancangan
model pembelajaran maupun evaluasinya.
• Bangsa Indonesia telah meyakini terhadap kebenaran nilai- nilai yang ada pada sila-sila
Pancasila.
• Meskipun demikian bagaimana implementasi Pancasila di dalam kehidupan masyarakat
Indonesia mengalami dinamika dari sejak ditetapkannya Pancasila sebagai dasar negara tgl
18 Agustus 1945 sampai saat ini.
LANDASAN HISTORIS
• Nilai- nilai Pancasila di gali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri, yang mana Bangsa
Indonesia bangsa yang percaya adanya Tuhan, yang mempunyai rasa kemanusiaan, selalu
membangun rasa persatuan, mengedepankan musyawarah dalam memecahkan persoalan
dan bangsa yang menjunjung tinngi rasa keadilan.
• Dalam perjalanan waktu sejarah bangsa Indonesia, Pancasila telah banyak mengalami ujian
baik pada masa ORLA,ORBA sampai Era REFORMASI ,(UKP –PIP ) dan Pancasila tetap
menjadi dasar negara dan pedoman hidup bangsa Indonesia dalam berperilaku baik dalam
kehidupan berbangsa ,Bernegara dan bermasyarakat.
LANDASAN YURIDIS
• Kebhinekaan bangsa Indonesia yang sangat beragam baik agama, suku , ras dan budaya dan
bahasa diperlukan satu ideologi pemersatu bangsa yaitu Pancasila.
• Pelestarian nilai- nilai Pancasila perlu dilestarikan dari generasi ke generasi untuk menjaga
keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia , baik melalui pendidikan, formal, non formal dan
informal.
LANDASAN FILOSOFIS.
• Nilai- nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila ,yang mana bangsa Indonesia adalah
bangsa yang ber ke Tuhanan, berperikemanusaiaan yang adil dan beradab, selalu berusaha
mempertahan persatuan, mengedepankan musyawarah dab mewujudkan keadilan,ini
merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara Republik Indonesia.
• Pancasila sebagai dasar filsafat negara , harus menjadi sumber bagi segala Tindakan para
penyelenggara negara,menjadi jiwa peraturan perundang- perundangan yang berlaku
dalam kehidupan bernegara.
• Pancasila sebagai sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan
nasional dalam bidang politik, sosial, ekonomi , budaya dan pertahanan keamanan.
LANDASN KULTURAL
• Pancasila merupakan kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang dimiliki dan ada pada diri bangsa Indonesia sejaka dulu kala.
• Pancasila sebagai hasil pemikiran tokokh- tokoh bangsa Indonesia yang digali dari budaya
dan karakter bangsa Indonesoa sendirir=.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN
TINGGI
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa .
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai- nilai Pancasila kepada
mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia serta membimbing dan menerapkannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Memper siapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagi
persoalan bangsa dan kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara melalui sistem
pemikiran yang berdasarkan nilai- nilai Pancasila dan UUD 1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai- nilai Pancsaila hingga
bisa menjadi pribadi yang ber Pancasila.
TERIMA KASIH
PANCASILA MENJADI
DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
#session03
1
Konsep Negara,
Kajian Pancasila
Tujuan Negara,
sebagai Dasar
dan Urgensi Dasar
Negara
Negara
A B
C D
Sumber Yuridis,
Historis, Materi Pidato
Sosiologis, dan Sukarno 1 Juni
Politis Pancasila 1945
2
A. Menelusuri Konsep
Negara, Tujuan Negara dan
Urgensi Dasar Negara
[DEFINISI NEGARA]
5
SYARAT MUTLAK BAGI
ADANYA NEGARA
Unsur manusia,
atau umat (baca:
Unsur masyarakat),
pengakuan
tempat, rakyat atau
bangsa dari negara
atau lain.
daerah, Unsur organisasi,
wilayah atau tata
kerjasama, atau
atau territoir tata
pemerintahan.
6
Negara
dalam
keadaan
NEGARA diam
DARI
PERSPEKTIF
TATA
NEGARA Negara
dalam
keadaan
bergerak
7
Kekuatan,
Kekuasaan,
Dan
Kebesaran/Keag
ungan
sebagai Tujuan Kepastian
Negara Hidup,
Kemerdekaan
sebagai Keamanan dan
Tujuan Negara Ketertiban
sebagai
TUJUAN
Tujuan Ngara
NEGARA
Kesejahteraan
dan
Keadilan Kebahagiaan
sebagai Tujuan Hidup sebagai
Negara tujuan Negara
8
Aliran
Aliran
Aliran liberal
kolektivis
individualis
atau sosialis
9
Pende
katan
Pendekatan Pendekatan
kesejahteraan keamanan
(prosperity (security
approach) approach)
10
Perbandingan Tujuan Negara
11
Amerika
• “... In order to form a more perfect union,
establish justice, insure domestic tranquillity,
provide for the common defence, promote the
welfare and secure the blessings of liberty to
ourselves and to our posterity, …”
12
Cita-cita dan Tujuan Negara RI
14
Menelusuri Konsep dan
Urgensi Dasar Negara
Pembukaan
UUD 1945
• Staatsfundamentalnorm
Batang Tubuh
Sistem UUD 1945
Hukum
Indonesia • Staatsgrundgesetz
TAP MPR Hukum Dasar
Tidak Tertulis
Sistem
Norma • Formell Gesetz
Hukum
Undang Undang
• Verodnung
• Autonome
Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan satzung
Otonomi, dll
16
Prinsip bahwa norma hukum 1. Undang-Undang Dasar
itu bertingkat dan berjenjang, Negara Republik
termanifestasikan dalam Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis
Undang-Undang Permusyawaratan
Nomor 12 tahun Rakyat;
2011 tentang 3. Undang-
Undang/Peraturan
Pembentukan Pemerintah Pengganti
Peraturan Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
Perundang- 5. Peraturan Presiden;
Undangan yang 6. Peraturan Daerah
tercermin pada pasal 7 yang Provinsi; dan
menyebutkan jenis dan 7. Peraturan Daerah
hierarki Peraturan Perundang-
Kabupaten/Kota.
Undangan, yaitu sebagai
berikut:
17
MENGAPA
DIPERLUKAN
KAJIAN
PANCASILA
SEBAGAI DASAR
NEGARA?
18
Sumber
Sumber
Yuridis, Yuridis
Historis,
Sosiologis,
dan Politis Sumber Sumber
tentang Politis Historis
Pancasila
sebagai
Dasar Sumber
Sosiologis
Negara
19
SUMBER HISTORIS
• Sidang BPUPKI >>3 tokoh menyampaikan
usulan dasar Negara
• Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 (8
Agustus 1945)
• Pancasila telah ditetapkan sebagai dasar
filsafat Negara pada 1 Juni 1945oleh BPUPKI
20
SUMBER YURIDIS
21
SUMBER POLITIS
Tercermin dalam Pancasila
1. Sila Ketuhanan
2. Sila Kemanusiaan
3. Sila Persatuan
4. Sila Kerakyatan
5. Sila Keadilan
22
SUMBER SOSIOLOGIS
23
5 Prinsip Dasar Negara:
1. Kebangsaan
Indonesia
2. Internasionalisme/Perik
emanusiaan
3. Mufakat /Demokrasi
PIDATO 4. Kesejahteraan Sosial
SOEKARNO 5. Ketuhanan Yang
1 JUNI 1945 Maha Esa
24
Diskusi
• Temukan 5 poin penting dalam Pidato Sukarno
tanggal 1 Juni 1945 dalam Sidang BPUPKI
25
Pancasila menjadi dasar
negara RI
1
Bahasan Pokok
D. Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai dasar negara
Argumen tentang Dinamika Pancasila
Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila
E. Mendeskripsikan Esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar negara
Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdekaan RI
Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
Penjabaran Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD RI 1945
Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan
2
Argumen tentang
dinamika pancasila
Dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara
3
1 Juni 1945 18 Agustus 1945
awal
• Soekarno • Pancasila
• Adat istiadat menyuarakan diresmikan sebagai
• Agama Pancasila sebagai dasar negara
dasar nergara
1998 2004-sekaramg
Masa Pemerintahan Soeharto
• Soeharto dianggap • Gerakan reformasi belum
• Pancasila dilaksanakan secara menyimpang karena
murni dan konsekuen membawa perubahan dalam
cenderung melakukan
• TAP MPR No. praktik liberalisme- pengamalan Pancasila
II/MPR/1978 tentang kapitalisme • Berkembang gerakan
Pedoman Penghayatan dan • Muncul gerakan reformasi akademisi dan pemerhati
4 Pengamalan Pancasila (P4) yang menyebabkan Soeharto serta pecinta Pancasila
turun
Argumen tentang Tantangan
terhadap Pancasila
Dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara
5
• Tergerusnya mental-ideologi. Pancasila harus senantiasa
menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-
tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara.
• Derasnya arus paham-paham liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang
menggerus kepribadian bangsa. Paham-paham tersebut telah
merasuk jauh dalam masyarakat yang memiliki sifat religius,
santun, dan gotong-royong
6
TantanganYang Melanda
Bangsa Indonesia
Kehidupan Bidang
Bermasyarakat Pemerintahan
Terjadi kegamangan dalam
Aparatur pemerintahan yang
kehidupan bernegara karena
kurang mencerminkan jiwa
perubahan sistem pemerintahan
kenegerawanan
yang terlalu cepat
7
Esensi dan Urgensi Pancasila
sebagai Dasar Negara
8
a. Esensi pancasila sebagai dasar
negara
• Pancasila adalah substansi esensial yang mendapatkan
kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh
karena itu, rumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
9
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci
sebagai berikut:
berikut:
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari dari segala
sumber tertib hukum Indonesia
2. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD
1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum
dasar tertulis maupun tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
(termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional)
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi
penyelenggaraan negara, para pelaksana pemerintahan.
10
b. Urgensi pancasila sebagai
dasar negara
Soekarno melukiskan urgensi Pancasila bagi bangsa Indonesia
secara ringkas tetapi meyakinkan, sebagai berikut:
12
Hubungan pancasila dengan proklamasi
13 kemerdekaan RI
Isi dan Arti Proklamasi 17 Agustus
1945
Pernyataan Tindakan-tindakan
Kemerdekaan yang segera harus
Bangsa Indonesia, diselenggarakan
baik pada dirinya berhubung dengan
sendiri maupun pernyataan
terhadap dunia luar kemerdekaan itu
14
Hubungan Pancasila dengan
Proklamasi Kemerdekaan RI
Nilai – nilai pancasila pada saat penjajah (kolonial)
sebelum terjadinya proklamasi selalu direndahkan,
dilecehkan, dan diinjak – injak. Kemudian dengan
dilakukannya proklamasi nilai pancasila ditegakkan,
diselamatkan, ditinggikan, dan dijunjung tinggi.
Proklamasi menjadi titik kulminasi perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajah yang didasari oleh
semangat nilai-nilai yang terkandung pada pancasila
Proklamasi merupakan jembatan emas. Pancasila disini
sebagai penuntun bangsa Indonesia dalam membangun
bangsa.
15
16
Unsur Mutlak Pembukaan UUD 1945
Staatsfundamental memenuhi syarat sebagai
Staats Fundamental Norm
Dari SegiTerjadinya
• Ditentukan oleh pembentuk Dari segi terjadinya
negara • Ditentukan oleh PPKI sebagai
• Terjelma dalam bentuk bentuk negara
pernyataan lahir sebagai • Dalam alinea ke-3 “…maka
kehendak pembentuk rakyat Indonesia menyatakan
negara mengenai dasar- dengan ini kemerdekaannya.”
dasar Negara yang dibentuk
19
Nilai Instrumental
No Nilai Dasar
(Pasal-Pasal dalam UUD 1945)
1 Nilai Sila 1 Pasal 28E ayat (1), Pasal 29, dan pasal lain
Pasal 1 ayat (3), Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27
2 Nilai Sila 2 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28A, 28B, 28C, 28D, 28F,
28J, dan pasal lain
Pasal 23, Pasal 28H, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33. Pasal
5 Nilai Sila 5
34, dan pasal lainnya
20
Implementasi Pancasila dalam
perumusan kebijakan
21
a. Bidang politik
• Implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan pada
bidang politik dapat ditransformasikan melalui sistem politik
yang bertumpu kepada asas kedaulatan rakyat berdasarkan
konstitusi, mengacu pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945.
• Beberapa konsep dasar implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam bidang politik, dapat dikemukakan sebagai berikut:
22
1. Sektor Suprastruktur Politik
• suprastruktur politik adalah semua lembaga-lembaga
pemerintahan, seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, dan
lembaga pemerintah lainnya baik di pusat maupun di daerah.
Lembaga-lembaga pemerintah tersebut berfungsi
memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
kebijakan publik dalam batas kewenangan masing-masing.
Kebijakan publik tersebut harus mengakomodasi input atau
aspirasi masyarakat (melalui infrastruktur politik) sesuai
mekanisme atau prosedur yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan bertumpu pada nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara.
23
2. Sektor Masyarakat
• Nilai-nilai Pancasila akan menuntun masyarakat ke pusat inti
kesadaran akan pentingnya harmoni dalam kontinum antara
sadar terhadap hak asasinya di satu sisi dan kesadaran
terhadap kewajiban asasinya di sisi lain sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 28 J ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945
• Indikator bahwa seseorang bertindak dalam koridor nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara adalah sejauh perilakunya
tidak bertentangan dengan konstitusi dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
24
B. Bidang ekonomi
25
5 prinsip pembangunan ekonomi yang mengacu
pada nilai pancasila
~MUBYARTO DALAM OESMAN DAN ALFIAN ( 1993: 240—241 )
Sila Ke-1
Sila ke-2
Sila ke-3
Sila ke-4
Sila ke-5
26
• Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Negara dalam bidang ekonomi
mengidealisasikan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
• Oleh karena itu, kebijakan ekonomi nasional harus bertumpu pada
asas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan peran perseorangan,
perusahaan swasta, BUMN, dalam implementasi kebijakan ekonomi,
serta mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah termasuk fakir miskin dan
anak terlantar.
• Kebijakan ekonomi nasional tersebut tidak akan terwujud jika tidak
didukung oleh dana pembangunan yang besar yang diperoleh dari
kontribusi masyarakat melalui pajak.
• Pada hakikatnya, pajak itu dari rakyat untuk rakyat.
27
C. Sosial Budaya
• Mengingat karakter masyarakat Indonesia yang berbhinneka
tunggal ika sebagaimana disebutkan dalam Pasal 36 A UUD
1945. Hal tersebut mengisyaratkan kepada segenap
komponen bangsa agar berpikir konstruktif, yaitu
memandang kebhinnekaan masyarakat sebagai kekuatan
bukan sebagai kelemahan, apalagi dianggap sebagai faktor
disintegratif, tanpa menghilangkan kewaspadaan upaya pecah
belah dari pihak asing.
28
D. Bidang hankam
Prinsip- Kedudukan warga negara Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
Prinsip dalam pertahanan dan “Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha
yang keamanan pertahanan dan keamanan negara.”
terkandung Sishankamrata
dalam Sistem pertahanan dan
keamanan TNI dan Polri → kekuatan utama
Pasal 30 Rakyat → kekuatan pendukung
UUD
Tugas PokokTNI Mempertahankan, melindungi, dan
1945 memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara
1
KONSEP DAN
URGENSI MELAKSANAKAN
1 PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI PANCASILA
NEGARA
2 SEBAGAI IDEOLOGI
NEGARA
SUMBER-SUMBER
PANCASILA
SEBAGAI
IDEOLOGI
3
NEGARA
TAAT KEPADA TUHAN YANG
4
MAHA ESA, SEGARIS LURUS
DENGAN CITA PANCASILA
2
KONSEP DAN
URGENSI
1 PANCASILA
SEBAGAI
IDEOLOGI
NEGARA
3
ideo-logi
• Idea : gagasan,konsep,cita-cita
Arti • Logos : ilmu
Ideologi Ideologi adalah suatu kumpulan
Secara gagasan, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis
Umum dengan arah dan tujuan yang
hendak dicapai dalam kehidupan
nasional suatu bangsa dan Negara
4
Ideologi Menurut Para Ahli
Mubyarto : “Ideologi adalah sejumlah doktrin,kepercayaan,
dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa
yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan)
untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu”
5
KONSEP Visi penyelenggaraan
PANCASILA kehidupan berbangsa dan
bernegara
SEBAGAI Dasar pemikiran
penyelenggaran Negara
IDEOLOGI Pandangan hidup
NEGARA
6
URGENSI PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI NEGARA
PERAN IDEOLOGI PERAN KONKRET
NEGARA PANCASILA
bukan hanya terletak Ideologi Negara sebagai
pada aspek legal penuntun warga Negara
formal, melainkan Ideologi sebagai penolakan
harus hadir dalam terhadap nilai-nilai yang
kehidupan konkret tidak sesuai dengan sila-
masyarakat.
sila Pancasila
7
MELAKSANAKAN
PANCASILA
2 SEBAGAI
IDEOLOGI
NEGARA
8
AKTUALISASI 5 NILAI
PANCASILA
(1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
dirumuskan untuk menjamin tidak adanya
diskriminasi atas dasar agama sehingga negara
harus menjamin kebebasan beragama dan
pluralisme ekspresi keagamaan.
9
AKTUALISASI 5 NILAI
PANCASILA
(2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab menjadi operasional dalam jaminan
pelaksanaan hak-hak asasi manusia karena hal itu
merupakan tolok ukur keberadaban serta
solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga
negara.
10
AKTUALISASI 5 NILAI
PANCASILA
(3) Sila Persatuan Indonesia menegaskan
bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia tidak dilakukan
dengan menutup diri dan menolak mereka yang di luar
Indonesia, tetapi dengan membangun hubungan timbal
balik atas dasar kesamaan kedudukan dan tekad untuk
menjalin kerjasama yang menjamin kesejahteraan dan
martabat bangsa Indonesia.
11
AKTUALISASI 5 NILAI
PANCASILA
(4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan berarti
komitmen terhadap demokrasi yang wajib
disukseskan.
12
AKTUALISASI 5 NILAI
PANCASILA
(5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia berarti pengentasan
kemiskinan dan diskriminasi terhadap minoritas
dan kelompok kelompok lemah perlu dihapus
dari bumi Indonesia.
13
SUMBER
HISTORIS,
SOSIOLOGIS,
3 DAN POLITIS
IDEOLOGI
PANCASILA
14
SUMBER
HISTORIS
(1) Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.
Yaitu tentang perumusan
(2) Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
(tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan
nama “Pancasila” yang artinya lima dasar.
15
SUMBER
SOSIOLOGIS
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan
terdiri atas bermacam macam agama,
bahasa, ras, suku bangsa adat istiadat yang
tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Oleh
karna itu dari sini lah muncul sumber
sosiologis ideologi pancasila dengan
keberagaman yang ada.
16
SUMBER
POLITIS
(1) Nilai Ketuhanan
(2) Nilai Kemanusiaan (Moralitas)
(3) Nilai Persatuan (kebangsaan)
Indonesia
(4) Nilai Permusyawaratan dan
Perwakilan
(5) Nilai Keadilan Sosial
17
TAAT KEPADA
TUHAN YANG
4 MAHA ESA DAN
SIKAP RELIGIUS
SELARAS DENGAN CITA PANCASILA
18
PANCASILA
Mengandung
dasar filsafat Mengisyarat-
Mengisyarat-
hubungan kan adanya
negara dan Tuhan
agama
19
Diskusikan
20
Terima Kasih
SILAKAN BERTANYA
21
1
Unsur-unsur yang
mempengaruhi tantangan
TANTANGAN terhadap Pancasila sebagai
ideologi negara, meliputi;
Terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara 1. Faktor eksternal
2. Faktor Internal
Masa Soeharto
TAP MPR No. II/1978
tentang
Pemasyarakatan P-4
Era-
Era-Reformasi
Enggannya penyelenggara
negara mewacanakan tentang
Pancasila, yang berujung
hilangnya Pancasila dari
kurikulum nasional.
Dimensi Idealitas
Dimesi Fleksibilitas