Anda di halaman 1dari 35

Memahami Ruang Lingkup

PERPAJAKAN
Oleh Tim Pengajar Pajak Politeknik Keuangan Negara STAN
Materi Pembelajaran

1. Pengertian Pendapatan Pajak


2. Klasifikasi Pajak
3. Jenis-jenis Pajak
4. Sistem Pemungutan Pajak
5. Pengantar Ketentuan Umum Perpajakan
Pajak
Pendapatan
Struktur Pendapatan Negara Negara

Pendapatan Negara terdiri atas


1. Penerimaan Perpajakan, Perpajakan PNBP Hibah

2. Penerimaan Negara Bukan


Pajak, dan
3. Penerimaan Hibah. Pendapatan Pajak
Pendapatan Pajak Perdagangan
BLU
Penerimaan Perpajakan terdiri atas DN Internasional (BM
Masuk/Keluar)
1. Pendapatan Pajak Dalam Negeri dan
2. Pendapatan Pajak Perdagangan
Internasional.

Pendapatan Pajak Dalam Negeri PPh Cukai Laba BUMN

berasal dari pendapatan


1. pajak penghasilan;
2. pajak pertambahan nilai barang
dan jasa dan pajak penjualan atas PPN & SDA
barang mewah; PPnBM PTLL
3. pendapatan pajak bumi dan
bangunan;
4. cukai, dan
5. pendapatan pajak lainnya
PBB
Kontribusi Pajak
sebagai Sumber
Utama
Pendapatan
Negara

https://www.kemenkeu.go.id/media/16835/informasi-apbn-2021.pdf
Definisi Pajak
1. adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU 16/2009 KUP)
2. Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat Sumitro,
SH)
3. Iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dapat dipungut oleh Penguasa
berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang
dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Dr. Soeparman
Soemahamidjaja)
Unsur-unsur Pajak

Tidak ada Pajak digunakan untuk


kontraprestasi Pemungutan pajak membiayai
Pembayaran pajak Sifatnya dapat (imbalan) yang dilakukan oleh negara pengeluaran
harus berdasarkan UU dipaksakan; langsung dapat baik oleh pemerintah pemerintah bagi
dirasakan oleh pusat maupun daerah; kepentingan
pembayar pajak; masyarakat umum;
Fungsi Pajak

BUDGETEREN REGULEREN
• alat untuk mengatur
• alat/sumber untuk
atau untuk mencapai
memasukkan uang
tujuan tertentu di
dari masyarakat ke
bidang
Kas Negara
poleksosbudhankam
Pajak
Klasifikasi Pajak berdasarkan
Sistem
Pengolongan
Pemungutan
Jenis Pajak
Pajak

Sifatnya: Pajak
Official
Subjektif &
Assessment
Objektif

Golongan: Pajak Self Assessment


Langsung & & Semi Self
Tidak Langsung Assessment

Wewenang:
Pajak Pusat & Witholding Tax
Daerah
Pajak
Pajak Subjektif
• Contoh:
Pajak Subjektif Dalam UU PPh Indonesia,
Untuk subjek pajak orang pribadi di dalam
negeri dimulai pada saat orang pribadi
adalah pajak yang pertama kali tersebut dilahirkan, berada, atau berniat untuk
harus memperhatikan bertempat tinggal di Indonesia dan berakhir
kondisi/keadaan Wajib Pajak pada saat meninggal dunia atau meninggalkan
Indonesia untuk selama-lamanya.
memang benar-benar ada, atau
Adapun objeknya, setiap tambahan
sasaran yuridiksi pemajakannya kemampuan ekonomis yang diterima atau
jelas. Setelah itu baru dicari diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
objek (peristiwa hukum) yang Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
dikenai pajaknya, misalnya menambah kekayaan Wajib Pajak yang
penghasilan, kekayaan dsb. bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
Pajak Objektif
• Contoh:
Dalam UU PPN Indonesia,
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas impor
Pajak Objektif Barang Kena Pajak.
Siapapun yang memasukkan Barang Kena
adalah pajak yang pada awalnya Pajak ke dalam Daerah Pabean Indonesia,
memperhatikan objek yang tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam
menyebabkan timbulnya kewajiban rangka profesi pekerjaannya atau bukan, tetap
membayar/timbulnya utang pajak, dikenai pajak.
kemudian baru dicari subjeknya baik “Dudung siswa PKN STAN menerima kiriman
orang pribadi maupun badan. Atau Smartphone dari Korea Selatan untuk diambil
dengan kata lain pajak objektif adalah di Kantor Pos Besar Jurangmangu. Maka oleh
pengenaan pajak yang hanya PT. Pos, Dudung diwajibkan menebus PPN
Impor terlebih dahulu sebelum membawa
memperhatikan kondisi objeknya pulang kiriman tsb.”
saja.
Pajak Langsung
• Contoh:
Pak Mukti, adalah seorang penyedia jasa service AC.
Pada tahun ini menerima penghasilan sebesar
Pajak Langsung Rp100 juta. Ia harus menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri kewajibannya. Maka Pak Mukti
memiliki kewajiban menghitung PPh-nya dalam
adalah pajak yang bebannya tahun ini dengan sebelumnya memperhitungkan
harus ditanggung sendiri oleh PTKP-nya (misalnya status menikah dengan 2 orang
seorang Wajib Pajak yang anak). Menyetor pajak terutang dan melaporkannya
dalam SPT Tahunan PPh.
bersangkutan dan tidak dapat (PTKP = penghasilan tidak kena pajak, berdasarkan banyaknya
dibebankan kepada pihak lain. tanggungan dari satu wajib pajak Orang Pribadi)
Contoh : pajak penghasilan.
Beban pajak tidak dapat
dipindahkan / digeser ke pihak
lain.
Pajak Tidak Langsung
• Contoh:
Pajak Tidak Langsung Ulfamart menjual berbagai macam
jenis coklat. Ratih mahasiswa PKN
adalah pajak yang bebannya STAN adalah penggemar berat coklat.
dapat dialihkan atau digeserkan Setiap hari selalu membeli coklat
kepada pihak lain. Contoh : Pajak senilai Rp10 ribu + PPN Rp1 ribu. Maka
pertambahan nilai. harga jual termasuk PPN adalah Rp11
ribu.
Beban pajak dapat dipindahkan Dalam peristiwa ini, beban pajak (PPN)
/ digeser ke pihak lain misalnya adalah pada Ratih (konsumen) bukan
dari pihak penjual ke konsumen Ulfamart (penjual). Namun kewajiban
menyetorkan ke Kas Negara adalah
Ulfamart selaku pemungut PPN.
Berdasarkan Wewenang Pemerintah Pusat
(DJP)
Pajak Penghasilan (PPh) PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang
pribadi atau badan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun
Pajak.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Yang dimaksud dengan penghasilan adalah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang
Pajak Penjualan atas Barang Mewah berasal baik dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi
(PPnBM) atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan dengan nama dan dalam
bentuk apapun.
Bea Meterai Dengan demikian maka penghasilan itu dapat
berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan lain sebagainya.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Berdasarkan Wewenang Pemerintah Pusat
(DJP)
PPN adalah pajak yang dikenakan
Pajak Penghasilan (PPh) atas konsumsi Barang Kena Pajak
atau Jasa Kena Pajak di dalam
Daerah Pabean (dalam wilayah
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Indonesia).
Orang Pribadi, perusahaan, maupun
pemerintah yang mengkonsumsi
Pajak Penjualan atas Barang Mewah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
(PPnBM) Pajak dikenakan PPN.
Pada dasarnya, setiap barang dan
jasa adalah Barang Kena Pajak atau
Bea Meterai Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan
lain oleh Undang-undang PPN.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Berdasarkan Wewenang Pemerintah Pusat
(DJP) Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian
Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong
Pajak Penghasilan (PPh) mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang
dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah adalah:
1. Barang tersebut bukan merupakan barang
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) kebutuhan pokok; atau
2. Barang tersebut dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu; atau
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
3. Pada umumnya barang tersebut
(PPnBM) dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau
Bea Meterai 4. Barang tersebut dikonsumsi untuk
menunjukkan status; atau
5. Apabila dikonsumsi dapat merusak
kesehatan dan moral masyarakat, serta
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengganggu ketertiban masyarakat.
Berdasarkan Wewenang Pemerintah Pusat
(DJP)
Bea Meterai adalah pajak yang
Pajak Penghasilan (PPh)
dikenakan atas pemanfaatan
dokumen, seperti surat
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) perjanjian, akta notaris, serta
kwitansi pembayaran, surat
Pajak Penjualan atas Barang Mewah berharga, dan efek, yang
(PPnBM) memuat jumlah uang atau
nominal diatas jumlah tertentu
Bea Meterai sesuai dengan ketentuan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


Berdasarkan Wewenang Pemerintah Pusat
(DJP) PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan
atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB
merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir
Pajak Penghasilan (PPh) seluruh realisasi penerimaan PBB diserahkan
kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Mulai 1 Januari 2010, PBB Perdesaan dan perkotaan
menjadi Pajak Daerah sepanjang Peraturan Daerah
tentang PBB yang terkait dengan Perdesaan dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah Perkotaan telah diterbitkan. Apabila dalam jangka
(PPnBM) waktu dari 1 Januari 2010 s.d Paling lambat 31
Desember 2013 Peraturan Daerah belum
diterbitkan, maka PBB Perdesaan dan Perkotaan
Bea Meterai tersebut masih tetap dipungut oleh Pemerintah
Pusat.

Mulai 1 januari 2014, PBB pedesaan dan Perkotaan


Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak daerah. Untuk PBB Perkebunan,
Perhutanan, Pertambangan masih tetap merupakan
Pajak Pusat.
Berdasarkan
Wewenang Pemerintah
Kabupaten a.l:
Daerah 1. Pajak Hotel;
2. Pajak Restoran;
Provinsi, a.l:
3. Pajak Hiburan;
1. Pajak Kendaraan Bermotor; 4. Pajak Reklame;
2. Bea Balik Nama Kendaraan 5. Pajak Penerangan Jalan;
Bermotor; 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan;
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan 7. Pajak Parkir;
Bemotor; 8. Pajak Air Tanah;
4. Pajak Air Permukaan; 9. Pajak sarang Burung Walet;
10. Pajak Bumi dan Bangunan perdesaan
5. Pajak Rokok. dan perkotaan;
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan/atau Bangunan
Pajak
Official
Assessment Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelemahan
dalam sistem official assessment ini adalah:
Dalam sistem ini fiscus
memiliki wewenang 1. Pelaksanaan kewajiban perpajakan sangat bergantung
untuk melakukan pada pihak fiscus sehinga menimbulkan kecenderungan
pemungutan pajak serta masyarakat wajib pajak yang kurang bertanggung jawab
menentukan besarnya
utang pajak orang dalam memikul beban negara yang ada hakikatnya adalah
pribadi dan badan untuk kepentingan sendiri dalam bermasyarakat,
dengan cara bernegara dan berpemerintahan.
mengeluarkan surat
ketetapan pajak, yang 2. Adanya kelemahan perundang – undangan yang lama,
merupakan bukti yang memuat terlalu banyak peraturan pajak yang justru
timbulnya suatu utang membingungkan sistem pemungutannya.
pajak oleh karena itu
pada sistem ini 3. Ragam dan jenis pajak dalam sistem perpajakan yang
mengakibatkan wajib lama terlalu banyak
pajak bersifat pasif.
4. Sistem pemungutan pajak sangat berbelit – belit
Semi Self Assessment
adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh seseorang berada pada kedua belah pihak yaitu
wajib pajak dan fiscus. Mekanisme dari sistem ini yaitu wajib pajak menghitung sendiri
besarnya pajak yang terutang pada akhir tahun pajak lalu kemudian fiscus menetapkan
besarnya pajak yang terutang pada akhir tahun pajak.

Witholding Tax
Withholding adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang berada pada pihak ketiga dan bukan fiscus
maupun wajib pajak itu sendiri. Pada masa tersebut besarnya angsuran pajak
ditentukan oleh wajib pajak yang bersangkutan dan oleh pihak ketiga berdasarkan
suatu anggapan, sedangkan besarnya pajak terutang yang sesungguhnya ditetapkan
oleh fiscus
Full Self Assessment
Sistem full self assessment adalah suatu sistem dimana wajib pajak
menghitung melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang yang harus
dilaporkan. Sistem ini diberlakukan untuk memberikan kepercayaan yang
tinggi pada masyarakat sehingga terjadi suatu peningkatan kesadaran dan
peran serta masyarakat dalam menyetorkan pajaknya.
Konsekuensi diberlakukannya sistem ini adalah bahwa masyarakat harus
benar – benar mengetahui tata cara perhitungan pajak dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan pelunasan pajaknya, seperti kapan harus
membayar pajak, bagaimana menghitung pajak, dimana tempat membayar
pajak, apa yang terjadi jika terjadi salah perhitungan, apa yang terjadi jika
lupa, dan sanksi apa yang diterima apabila melanggar ketetapan – ketetapan
perpajakan.
Pengantar Ketentuan
Umum Perpajakan
Taxation
without
representation
is tyranny
Pembagian Hukum Pajak
Hukum Pajak Hukum Pajak
Material Formal
1. Objek 1. Cara Hukum Pajak Material
menjadi kenyataan
2. Subjek
2. Pendaftaran
3. Tarif
3. Pembukuan
4. Timbulnya
4. Pemeriksaan
5. Penagihan
6. Hak dan kewajiban Wajib Pajak
7. Penyidikan
8. Sanksi
Hukum Pajak
Material 1. UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh,
diubah terakhir dengan UU No. 36
Tahun 2008
1. Memuat keadaan-
keadaan perbuatan- 2. UU No. 8 Tahun 1983 tentang PPN &
perbuatan dan peristiwa- PPnBM, diubah terakhir dengan UU No.
peristiwa hukum yang 42 Tahun 2009
harus dikenakan Pajak
3. UU No. 12 Tahun 1985 tentang PBB,
2. siapa- siapa yang harus diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994
dikenakan pajak?
4. UU No. 13 Tahun 1985 tentang Bea
3. Berapa besar pajaknya?
Materai
5. UU No. 7 Tahun 2021 tentang UU
Harmonisasi Peraturan Perpajakan*)
Hukum Pajak
Formal
1. UU No. 6 Tahun 1983 tentang KUP,
1. Peraturan peraturan diubah terakhir dengan UU No. 16
mengenai cara- cara Tahun 2009
untuk menjelmakan
hukum pajak material 2. UU No. 19 Tahun 1997 tentang
menjadi suatu kenyataan Penagihan Pajak dengan Surat
2. Memuat cara-cara Paksa (PPSP), diubah dengan UU
penyelenggaraan No. 19 Tahun 2000
mengenai penetapan
suatu hutang Pajak 3. UU No. 7 Tahun 2021 tentang UU
(termasuk sanksi) Harmonisasi Peraturan Perpajakan*)
3. Kontrol Pemerintah
terhadap
penyelenggaraan
pemungutan Pajak (hak &
kewajiban)
Kalau badan hukum sebagai subjek pajak
dalam negeri, wajib mendaftarkan untuk
menjadi WP. Tidak ada PTKP ya.

Info Update: UU No. 7 Tahun 2021


• NPWP bagi Wajib Pajak orang pribadi
yang merupakan penduduk Indonesia
menggunakan nomor induk
kependudukan
Kapankah Pengusaha Wajib
menjadi Pengusaha Kena Pajak ?

Pengusaha wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena


Pajak, apabila sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku jumlah peredaran
bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp4,8 milyar

April
Des
Jan

s/d April ෍ 𝑛 > Rp. 4,8 milyar ∗)


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai