Kelas VII
BAB 1
NORMA
Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.
Macam-macam norma:
Agama, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, yang isinya berupa
larangan, perintah-perintah, dan ajaran. Norma agama berasal dari wahyu Tuhan.
Contoh-contoh norma agama, antara lain:
Anjuran sholat 5 waktu, puasa, membayar zakat.
Tidak boleh melakukan perbuatan zina.
“Terhadap pelanggar norma agama akan dikenakan sanksi oleh Tuhan kelak di akhirat
nanti, yang dapat berupa dimasukkan dalam neraka”
Kesusilaan, yaitu peraturan hidup yang berasal dari hati nurani manusia. Norma susila
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Norma susila yang mendorong manusia
untuk kebaikan akhlak pribadinya. Norma susila melarang manusia untuk berbuat tidak baik,
karena bertentangan dengan hati nurani setiap manusia yang normal. Contoh-contoh norma
susila antara lain:
Jangan mencuri barang milik orang lain.
Jangan membunuh sesama manusia.
Hormatilah sesamamu.
Bersikaplah jujur.
“Sanksi atau ancaman hukuman bagi yang melanggar norma tersebut dan sanksinya
adalah penyesalan”
Kesopanan, yaitu ketentuan hidup yang berasal dari pergaulan dalam masyarakat. Dasar dari
norma kesopanan adalah kepantasan, kebiasaan dan kepatutan yang berlaku dalam masyarakat.
Norma kesopanan sering dinamakan norma sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma
sopan santun yang aktual dan khas berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain. Contoh-contoh norma kesopanan, antara lain:
Yang muda harus menghormati yang lebih tua usianya.
Berangkat ke sekolah harus berpamitan dengan orang tua terlebih dahulu.
Memakai pakaian yang pantas dan rapi dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Janganlah meludah di dalam kelas.
Sanksi pelanggar norma kesopanan dijauhi dari pergaulan, sehingga akan menimbulkan
rasa malu, rasa hina, rasa dikucilkan yang dirasakan sebagai penderitaan batin.
Hukum, yaitu peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat. Hukum dibuat oleh penguasa negara. Isinya mengikat setiap orang.
Hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat, dibuat oleh badan-badan resmi, pelanggaran terhadapnya berakibat
diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.
Unsur-unsur hukum
Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
Peraturan itu dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib
Peraturan itu bersifat memaksa
Sanksi tegas
Ciri-ciri hukum
Adanya perintah dan/atau larangan
Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati setiap orang
Sifat-sifat hukum
Hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa.
Tujuan hukum
Menjamin adanya kepastian hukum dan keadilan dalam masyarakat.
Hukum mengabdi pada tujuan negara, yakni mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan
pada rakyat.
Mengatur kehidupan manusia secara damai.
Aparat penegak hukum:
Polisi, sebagai pengendali ketertiban masyarakat dan penyidik
Jaksa, sebagai penuntut umum.
Hakim, sebagai pemutus perkara.
Masyarakat sadar hukum dapat dilihat dari tiga ciri berikut.
Memahami aturan-aturan hukum yang berlaku.
Meyakini bahwa aturan hukum itu penting bagi kehidupan.
Melaksanakan aturan hukum tersebut dengan penuh tanggung jawab.
Penyuluhan Hukum dilakukan langsung oleh petugas, misalnya melalui rapat-rapat, seminar,
pelatihan, dan sarasehan. Melalui media massa, seperti televisi, radio, film, dan surat kabar
BAB 2
PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI
2. Mr.Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 beliau mengemukakan tentang konsep dasar negara Indonesia
merdeka yaitu :
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir dan batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan rakyat
3. Ir Soekarno
Pada tanggal 1 juni 1945 beliau mengusulkan tentang konsep dasar negara Indonesia
merdeka sebagai berikut:
(1) Kebangsaan Indonesia / Nasionalisme
(2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan
(3) Mufakat atau demokratis
(4) Kesejateraan sosial
(5) Ketuhanan yang Maha Esa
atas saran ahli bahasa, kelima dasar tersebut diberi nama Pancasila. Sidang BPUPKI ke I
ditutup pada tanggal 1 Juni 1945.
Pengertian:
Kebebasan berpendapat adalah keadaan bebas dari tekanan untuk menyampaikan pokok-
pokok pikiran, anggapan, atau kesimpulan terhadap sesuatu.
Hak setiap WN untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, dan tulisan serta sikap-sikap
lain secara bebas dan bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (menurut UU No 9 Tahun 1998)
Dasar hukum:
UUD 1945 Pasal 28 “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU”.
UUD 1945 Pasal 28 E ayat ( 3 ) “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat”.
UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM, Pasal 3 ayat ( 2 ) “Setiap orang berhak mempunyai,
mengeluarkan, dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau
pikiran melalui media cetak, maupun elektronika dengan memperhatikan nilai – nilai
agama, kesusilaan,ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa”.
UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
Asas yang mendasari kemerdekaan mengemukakan pendapat Kemerdekaan mengemukakan
pendapat harus berpegang pada lima asas berikut.
Asas keseimbangan antara hak dan kewajiban
Asas kepastian hukum dan keadilan
Asas proporsionalitas
Asas manfaat
Asas musyawarah mufakat
Kemerdekaan mengemukakan pendapat di muka umum
Kemerdekaan mengemukakan pendapat dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain
sebagai berikut:
Unjuk rasa atau demonstrasi yakni kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih untuk
mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka
umum.
Pawai, yaitu cara penyampaian pendapat dengan arak-arakan di jalan umum.
Rapat umum, yaitu pertemuan terbuka yang dilakukan untuk menyampaikan pikiran dan
pendapat dengan tema tertentu.
Mimbar bebas, yaitu kegiatan penyampaian pendapat di muka umum yang dilakukan secara
lisan, tulisan, dan sebagainya.
Rangkuman Materi Pelajaran PKn
Kelas VIII
Bab 1
Pancasila sebagai ideologi dan Dasar Negara
Pancasila adalah dasar Negara Kesatuan Repulik Indonesia yang terdiri atas 2 suku kata yaitu
panca yang berarti 5 dan sila yang berarti dasar. Dengan demikian, Pancasila secara bahasa
berarti lima dasar.
nilai-nilai dasar Pancasila telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri, yaitu berupa
nilai-nilai yang terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai religius.
Pancasila dijadikan ideologi negara sejak 17 Agustus 1945, dan disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945.
Sejarah perumusan Pancasila dapat dibaca pada ringkasan materi kelas 7
Pengertian ideologi
Ideologi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani dari kata ”eidos” yang artinya membentuk.
Di samping itu ada kata ”edien” yang artinya melihat. Kata ini kemudian diserap ke dalam
bahasa Inggris menjadi ”idea” yang berarti gagasan, konsep, pemikiran, cita-cita. Dan
“logos” artinya pengetahuan. Ideologi berarti pengetahuan tentang ide-ide, keyakinan,
gagasan dan cita-cita.
Kedudukan dan Fungsi Pancasila:
Dasar Negara RI
Pancasila ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 sebgai dasar negara, pancasila
dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan penyelenggaraan negara.
Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Sebagai pandangan hidup, pancasila merupakan kristalisasi pengalaman pengalaman hidup
dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap, watak dan perilaku
Perjanjian luhur Bangsa Indonesia
Sebagai perjanjian luhur bangsa, pancasila disepakati bersama oleh pembentuk Negara
Sumber dari segala sumber Hukum
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, bahwa seluruh tata kehidupan
berbangsa dan bernegara, seluruh peraturan perundang undangan harus bersumber pada
Pancasila
Sebagai ideologi negara
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa dan negara
Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi mengandung pengertian bahwa Pancasila merupakan ajaran,
gagasan, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan dijadikan pandangan hidup
bangsa Indonesia dan menjadi pentunjuk dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Nilai-nilai dalam Pancasila
Sila 1 Mengandung nilai religius
Contoh: Ketaqwaan kepada Tuhan YME
Sila 2 Mengandung nilai-nilai kemanusiaan
Contoh: Tidak semena-mena terhadap orang lain
Sila 3 Mengandung nilai persatuan
Contoh: Cinta tanah air dan bangsa
Sila 4 Mengandung nilai kerakyatan
Contoh: Menghargai pendapat orang lain
Sila 5 Mengandung nilai keadilan
Contoh: Menolong sesama
Ada berbagai upaya untuk mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu:
Melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan negara
Menjalankan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui sekolah-sekolah
BAB II
KONSTITUSI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Konstitusi adalah hukum dasar yang memuat aturan-aturan pokok atau aturan-aturan dasar,
yang menetapkan dan mengatur mengatur tata kehidupan kenegaraan melalui sistem
pemerintahan negara dan tata hubungan secara timbal balik antarlembaga negara dan antara
negara dan warganya.
Berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
Semenjak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang, di Indonesia telah
berlaku tiga macam UUD dalam lima periode:
1) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD Proklamasi)
Periode 18 Agutus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 berlaku UUD Proklamasi yang
kemudian dikenal dengan UUD 1945. Sistematika: Pembukaan, batang tubuh, penjelasan.
2) Konstitusi RIS 1949
Periode 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950 berlaku Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Serikat (UUD RIS). Sistematika: Pembukaan, batang tubuh
3) Undang-Undang Dasar Sementara 1950
Periode 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959 berlaku Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS 1950). sistematika: Pembukaan, batang tubuh
4) Undang-Undang Dasar 1945 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959 (kembali ke UUD 1945
pertama). Periode 5 Juli 1959 sampai dengan 1999 berlaku UUD 1945. Sistematika:
Pembukaan, batang tubuh, penjelasan
5) Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen
Periode 1999 sampai dengan sekarang berlaku UUD 1945 amandemen. Hingga saat ini telah
dilakukan amandemen sebanyak 4 kali. sistematika: Pembukaan, batang tubuh.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan sebanyak empat kali melalui mekanisme sidang
MPR yaitu :
a. Sidang Umum MPR 1999 (14-21 Oktober 1999; disahkan 19 Oktober 1999)
b. Sidang Tahunan MPR 2000 (7-18 Agustus 2000; disahkan 18 Agustus 2000)
c. Sidang Tahunan MPR 2001 (1-9 November 2001; disahkan 9 Nopember 2001)
d. Sidang Tahunan MPR 2002 (1-11 Agustus 2002; disahkan 10 Agustus 2002)
Kesepakatan dasar saat amandemen:
tidak mengubah pembukaan
mempertahankan bentuk NKRI
mempertahankan sistem presidensial
penjelasan dimasukkan ke dalam pasal-pasal
perubahan dilakukan dengan cara adendum
Lembaga negara setelah amandemen:
Secara garis besar perubahan Undang-Undang Dasar 1945, adalah sebagai berikut :
Sebelum Perubahan
Pembukaan, Batang Tubuh = 16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan
tambahan dan penjelasan
Sesudah Amandemen :
Pembukaan, Pasal-pasal : 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal
Aturan Tambahan.
BAB III
PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL
Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos yang berarti rakyat dan kratein/kratos yang
berarti memerintah/pemerintahan. Jadi demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Macam-Macam Demokrasi
1) Demokrasi Parlementer
Di dalam sistem parlementer, kekuasaan legislatif terletak di atas kekuasaan eksekutif. Oleh
karena itu, menteri-menteri kabinet harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya
kepada Dewan/DPR/Senat. Pemerintah setiap saat dapat dijatuhkan oleh Dewan/DPR/Senat
dengan mosi tidak percaya.
2) Demokrasi Liberal
Dalam sistem liberal, kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dipisahkan (sparate of
power ). Kepala negara/presiden langsung dipilih oleh rakyat (contoh Amerika Serikat). Dalam
demokrasi liberal pemerintah dipegang oleh partai yang menang dalam pemilihan umum,
sedangkan partai yang kalah menjadi pihak oposisi.
3) Demokrasi Sosialis
Demokrasi ini terdapat dalam negara-negara komunis yang totaliter. Lembaga-lembaga
demokrasi pada umumnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kekuasaan ada di
tangan sekelompok kecil pimpinan partai komunis. Mereka ini yang memegang dan
mempergunakan kekuasaan menurut ideologi totaliter komunis: Dalam demokrasi rakyat, pada
dasarnya rakyat tidak memperoleh hak yang lazimnya di dapat dalam sistem demokrasi
lainnya.
4) Demokrasi Terpimpin (Indonesia)
Demokrasi yang dikendalikan oleh seorang pemimpin/Presiden. Pemimpin yang kuat akan
mengendalikan semua kekuatan politik, sehingga keberadaan negara akan terjamin. Dalam
demokrasi terpimpin , kehendak Presiden sebagai pemimpin itulah yang berlaku. Presiden
mendominasi kehidupan politik, peran partai politik sangat terbatas, Parlemen (MPRS dan
DPR-GR) lemah.
5) Demokrasi Pancasila (Indonesia)
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keunggulan demokrasi Pancasila dibanding dengan demokrasi lainnya sebagai berikut.
a) Adanyaa penghargaan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak minoritas tidak akan diabaikan.
b) Mendahulukan kepentingan rakyat, dalam hal ini hak rakyat diakui dan dihargai.
c) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat, dan baru kemudaian menggunakan suara
terbanyak
d) Kebenaran dan keadilan selalu dijunjung tinggi.
e) Mengutamakan kejujuran dan iktikad baik.
Demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia:
– Demokrasi Parlementer (1945-1959)
– Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
– Demokrasi Pancasila (1965-1998)
– Demokrasi Pancasila (1998 – sekarang)
Sedangkan dilihat dari pelaksanaannya dikenal ada dua macam demokrasi, yaitu demokrasi
langsung dan demokrasi tidak langsung (perwakilan).
1) Demokrasi langsung, adalah suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyatnya dalam
membicarakan atau menentukan segala unsur negara secara langsung. Demokrasi langsung
pernah dipraktikan pada zaman Yunani kuno; yaitu beberapa negara kota (Polis) di Athena.
2) Demokrasi tidak langsung atau perwakilan, adalah suatu sisitem demokrasi yang dalam
menyalurkan aspirasinya, rakyat memilih wakil-wakil untuk duduk dalam suatu lembaga
parlemen atau lembaga perwakilan rakyat.
Prinsip-prinsip dasar demokrasi adalah:
a) pemerintahan berdasarkan konstitusi
b) adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak
c) adanya pemililihan umum
d) adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat,
e) adanya kebebasan berserikat/berorganisasi
f) pengakuan HAM
g) kebebasan pers
Landasan Hukum Demokrasi Pancasila
a. Pancasila, sila Ke-4
b. Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4
c. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 ”Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar”.
d. Pasal 28 UUD 1945 ”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”
e. Pasal 28E UUD 1945 ayat 3 ”Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat”.
Demokrasi dalam kehidupan politik
Dapat dilakukan dan diterapkan dalam kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu).
Semua penyelenggara negara (para penegak hukum, presiden, wakil presiden, para menteri,
para anggota DPR, para anggota BPK, dan seluruh aparat pemerintahan lain, baik di pusat
maupun di daerah) wajib menjalankan atau menunaikan tugasnya dengan penuh hikmat
kebijaksanaan.
Demokrasi dalam Kehidupan Ekonomi
Pancasila dan UUD 1945 menggariskan dua prinsip pokok demokrasi ekonomi. Prinsip itu
adalah sebagai berikut.
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar semangat kekeluargaan.
2) Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara untuk
dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
Pendirian badan usaha koperasi
BAB V
KEDAULATAN
Pengertian Kedaulatan
Kedaulatan berasal dari kata “daulat” daulat dalam bahasa Arab artinya “kekuasaan atau dinasti
pemerintahan”.
Pada dasarnya, kedaulatan mempunyai empat sifat, antara lain :
1) Permanen, artinya kedaulatan itu bersifat tetap dan akan ada selama suatu negara masih berdiri
2) Asli, artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi
3) Bulat, artinya tidak dapat dibagi-bagi, merupakan satu-satunya kekuasaan yang tertinggi dalam
negara
4) Tidak Terbatas, artinya kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapapun.
Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan rakyat berati bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak ditangan
rakyat. Rakyatlah yang berkuasa, mengatur dan menentukan berlangsungnya kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dasar hukum: Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 : ”Kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”
Ada dua jenis kedaulatan yaitu:
Kedaulatan ke dalam => mengurus sendiri urusan dalam negeri berdasarkan hukum yang
berlaku. Contoh: kenaikan harga BBM, melantik menteri, memberikan hukuman, dll.
Kedaulatan ke luar => mengadakan hubungan kerjasama dengan negara lainnya. Contoh:
hubungan dagang dengan Tiongkok, kerjasama pertahanan dengan Arab Saudi, dll
Macam-macam Teori Kedaulatan
Teori Kedaulatan Tuhan
Teori kedaulatan Tuhan mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapat kekuasaan yang
tertinggi dari Tuhan. Tokoh pelopor teori kedaulatan Tuhan, antara lain adalah Augustinus,
Thomas Aquino, dan Friedrich Julius Stahl.
Teori kedaulatan Raja
Menurut teori ini, kekuasaan tertinggi terletak di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak
Tuhan. Raja merupakan bayangan dari Tuhan. Tokoh Nicollo Machiavelli, Jean Bodin,
Thomas Hobbes, dan Hegel.
Teori kedaulatan rakyat
Teori kedaulatan rakyat, yaitu teori yang mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi suatu negara
berada di tangan rakyat, sebab yang benar-benar berdaulat dalam suatu negara adalah rakyat.
Tokoh: J.J. Rousseau, John Locke, dan Montesquieu.
Montesquieu beranggapan bahwa kehidupan bernegara dapat teratur dengan baik, sebaiknya
kekuasaan dibagi tiga, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ajarannya dikenal dengan
istilah Trias Politika
Teori kedaulatan negara
Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Negaralah yang
menciptakan hukum dan negara tidak wajib tunduk pada hukum. Namun karena negara abstrak,
kekuasaan diserahkan kepada raja atas nama negara. Peletak dasar teori kedaulatan negara,
antara lain Paul Laban, George Jellinek, dan Hegel.
Teori kedaulatan hukum
Menurut teori kedaulatan hukum, kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum.
Pelopor teori kedaulatan hukum, antara lain Immanuel Kant, H. Krable, dan Leon Dubuit.
Kedaulatan yang dianut Bangsa Indonesia dan Dasar Hukumnya
Kalau kita lihat dari kelima teori kedaulatan diatas, maka kedaulatan yang dianut oleh Bangsa
Indonesia adalah :
1) Teori Kedaulatan Rakyat, yaitu bahwa rakyatlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia, hal ini sesuai dengan Pancasila sila ke 4 dan pasal 1 ayat (2) UUD 1945 :
”Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”
2) Teori Kedaulatan Hukum, yaitu bahwa hukumlah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di
Indonesia, artinya bahwa semua warga negara sama kedudukannya didalam hukum, hal ini
sesuai deangan pasal 27 ayat (1) UUD 1945 : “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Macam-macam sistem pemerintahan
Ada dua jenis sistem pemerintahan yang terkenal dalam ilmu negara, yakni sistem parlementer
dan sistem presidensiil.
Parlementer
Perdana menteri merupakan kepala pemerintahan, presiden hanya sebagai kepala negara.
Kepala negara dapat juga berupa raja, kaisar yang memperoleh hak waris secara turun-temurun.
Pemegang kekuasaan eksekutif dalam negara adalah perdana menteri. Perdana menteri
bertanggung jawab kepada parlemen yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan dapat
dijatuhkan oleh parlemen melalui mosi tidak percaya. Negara yang menganut sistem ini di
antaranya Inggris, India, Pakistan, Ukraina, dan Jepang.
Sistem Presidensiil
Pada sistem presidensiil, kepala negara dan kepala pemerintah pegang oleh presiden. Ini berarti
presiden memegang kekuasaan eksekutif dalam negara. Menteri¬menteri negara diangkat dan
ditunjuk oleh presiden, sehingga mereka bertanggung jawab kepada presiden. Presiden
menjalankan fungsi eksekutif dan bertanggung jawab kepada lembaga perwakilan rakyat yang
merupakan lembaga legislatif. Presiden tidak bisa dijatuhkan oleh lembaga legislatif tetapi juga
tidak bisa membubarkan lembaga legislatif. Negara yang menganut sistem ini di antaranya
Amerika Serikat, Filipina, dan Indonesia.
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan RI menurut UUD 1945 Amandemen dan dilihat dari teori kenegaraan
pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensiil. Hal ini didasarkan pasa 17 UUD 1945
Pembagian kekuasaan
a) Kekuasaan Legislatif, (MPR, DPR, DPD) yaitu kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
undang-undang
b) Kekuasaan Eksekutif (Presiden dibantu kabinetnya) yaitu kekuasaan untuk melaksanakan
undang-undang
c) Kekuasaan Yudikatif, (MA dan MK) yaitu kekuasaan mengadili dan untuk mengawasi
pelaksanaan undang-undang oleh badan-badan peradilan.
Tugas, kewenagan, dan fungsi lembaga-lembaga negara
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a) Berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar
b) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden
c) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a) Bersama-sama dengan Presiden membentuk undang-undang (fungsi Legislasi)
b) Bersama-sama dengan Presiden menetapkan APBN (fungsi Anggaran)
c) Melaksanakan pengawasan (fungsi Pengawasan)
Untuk menjalankan tugas dan wewenang tersebut di atas, DPR mempunyai hak-hak sebagai
berikut.
1) Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden.
2) Hak angket, yaitu hak untuk mengadakan penyelidikan terhadap sesuatu hal.
3) Hak amandemen, yaitu hak untuk mengubah rancangan undang-undang yang diajukan
Presiden.
4) Hak petisi, yaitu hak untuk mengajukan usul, saran, dan anjuran kepada Presiden.
5) Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan rancangan undang-undang.
6) Hak budget, yaitu hak untuk mengesahkan rancangan Anggaran Pendapatsan Negara dan
Belanja Negara
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Presiden
a) membuat Undang-Undang bersama DPR (pasal 5 ayat 1)
b) menetapkan Peraturan Pemerintah (pasal 5 ayat 2)
c) memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (pasal 14 ayat (1)
UUD 1945)
d) memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 14 ayat (2)
UUD 1945)
e) mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri negara (pasal 17)
f) mengajukan rancangan undang-undang anggran pendapatan dan belanja negara (pasal 23
ayat 2)
MA (Mahkamah Agung)
1) Mengadili pada tingkat kasasi, yaitu memutuskan permohonan kasasi (tingkat banding
terakhir)
2) Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang
3) Memeriksa serta memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili
4) Meninjau kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
MK (Mahkamah Konstitusi)
a) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD
b) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
c) Memutus pembubaran partai politik dan
d) Memutus perselisihan tentang hasil pemilu (pasal 24C ayat 1)
e) Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan/atau Wakil Presdiden menurut UUD
KY (Komisi Yudisial)
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung serta menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim. KY bukan lembaga
yudikatif.
BPK
BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus:
a) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara (pasa 23E ayat 1)
b) Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK kepada DPR, DPD dan DPRD sesuai dengan
kewenagnanya (pasal 23E ayat 2)
PREDIKSI GARIS BESAR MATERI USBN PKn
Kelas VII
Norma:
Pengertian, macam-macam, sanksi pelanggar.
Hukum:
Pengertian, unsur-unsur hukum, sifat-sifat hukum
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dan konstitusi Indonesia:
Makna proklamasi kemerdekaan, sejarah penyusunan UUD 1945, Sistematika/bagian UUD 1945
proklamasi
HAM:
Pengetian, sejarah, UU HAM, Lembaga HAM, tindakan pelanggaran HAM berat.
Kemerdekaan Berpendapat:
Pengertian, asas-asas, dasar hukum, contoh kegiatan, larangan-larangannya
Kelas VIII
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara:
Arti Pancasila, arti ideologi, Fungsi dan kedudukan Pancasila, nilai-nilai Pancasila (konsep dan
tindakan nyata)
Konstitusi Indonesia
Macam-macam konstitusi yang pernah berlaku, periodesasinya, amandemen UUD 1945
Perundang-undangan nasional
Tata urutan perundang-undangan, korupsi, dasar hukum pemberantasan korupsi
Demokrasi Pancasila
Pengertian, contoh demokrasi di keluarga, sekolah, masyarakat
Kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia
Teori kedaulatan, teori kedaulatan yang dipakai di Indonesia, dasar hukum, lembaga-lembaga
negara hasil amandemen.
Kelas IX
Upaya bela negara
Pengertian, asas warga negara, perwujudan bela negara, dasar hukum bela negara, TNI, Polri,
AGHT
Otonomi daerah
Pengertian, asas-asas otonomi, urusan pusat dan daerah, pelaksanaan otonomi daerah, PAD
Globalisasi
Pengertian, penyebab, tanda-tanda, politik luar negeri Indonesia, dampak positif dan negatif
globalisasi
Prestasi diri
pengertian, arti penting prestasi diri, potensi manusia, macam-macam kecerdasan.