KEGIATAN BELAJAR 3
MATEMATIKA
KEGIATAN BELAJAR 3
MATEMATIKA
Penulis:
Dr. Farida Nurhasanah, M.Pd.
Dra. Maratun Nafiah, M.Pd
Ardhi Prabowo, M.Pd.
Penelaah:
Dr. Iva Sarifah, M.P.d
Dyah Worowirastri Ekowati, M.Pd.
Diyah Ayuning Tyas, M.Pd.
Cicik Novita, S.Pd.
Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KB 3 PGSD 16
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan........................................................................................................167
1. Deskripsi Singkat.............................................................................................167
2. Manual Prosedur Penggunaan Modul.............................................................168
B. Kompetensi Inti....................................................................................................168
1. Capaian Pemelajaran.......................................................................................168
2. Petunjuk Belajar (Aktivitas Pengalaman Belajar).............................................169
C. Advanced Material untuk Matematika................................................................170
1. Sistem Bilangan...............................................................................................171
a. Himpunan Bilangan Asli dan Bilangan Bulat...............................................171
b. Himpunan Bilangan Rasional......................................................................174
c. Himpunan Bilangan Irasional......................................................................175
d. Himpunan Bilangan Komplek......................................................................178
e. Number Sense dan Pola Bilangan...............................................................179
2. Sistem Koordinat.............................................................................................181
a. Sistem Koordinat Kartesius.........................................................................183
b. Translasi, Refleksi, Rotasi, dan Dilatasi.......................................................186
c. Sistem Koordinat Paralel............................................................................189
d. Sistem Koordinat Paralel Dimensi Dua.......................................................190
e. Dualitas garis dengan Gradien 1.................................................................196
3. Rasio dan Proporsi...........................................................................................199
a. Rasio...........................................................................................................200
b. Proporsi...................................................................................................... 202
c. Unitisasi dan Penalaran Spasial..................................................................204
4. Statistik............................................................................................................207
a. Interpretasi Grafik.......................................................................................208
b. Pengambilan Putusan Berdasarkan Interpretasi Grafik..............................217
D. Telaah Kasus........................................................................................................ 219
1. Kasus 1............................................................................................................ 219
2. Kasus 2............................................................................................................ 219
3. Kasus 3............................................................................................................ 220
E. Penutup............................................................................................................... 220
1. Rangkuman..................................................................................................... 220
2. Tes Formatif.................................................................................................... 221
3. Refleksi............................................................................................................229
4. Sumber Rujukan..............................................................................................229
KB 3 PGSD 16
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
KB 3 disusun dengan tujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas atas
materi pada modul matematika yang sudah Saudara pelajari. KB 3 ini terdiri
dari 5 topik. Masing-masing topik akan dibagi menjadi beberapa sub Kegiatan
Belajar. KB matematika ini disusun agar Saudara dapat memiliki kemampuan
matematis yang lebih luas dari materi yang disampaikan untuk siswa Sekolah
Dasar (SD). Pemahaman yang komprehensif atas materi matematika,
khususnya pada konsep-konsep dasar akan membantu Saudara untuk
merancang proses pembelajaran yang lebih kreatif dan menghindarkan
Saudara bersifat dogmatik dalam mengajarkan konsep-konsep matematika
untuk siswa Sekolah Dasar.
KB 3 PGSD 16
Geometri Analitik dan Koordinat Paralel
a. Koordinat Kartesius
b. Geometri Transformasi
c. Koordinat Paralel
Statistik
a. Interpretasi grafik
b. Pengambilan Putusan berdasarkan intrepretasi Grafik
B. Kompetensi Inti
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan dapat memenuhi
capaian pembelajaran sebagai beriku:
a. Menguasai konsep teoretis matematika yang lebih tinggi dari materi
matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar.
b. Memanfaatkan konsep-konsep matematika lanjutan untuk merancang
pembelajaran matematika sekolah di tingkat Sekolah Dasar.
c. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan
keduanya pada topik Bilangan, Geometri Analitik, Statistika, dan Rasio
dan Perbandingan.
KB 3 PGSD 16
d. Mampu menggunakan konsep-konsep matematika tingkat lanjut untuk
memecahkan masalah matematika dan untuk menciptakan masalah-
masalah matematika dalam proses pembelajaran di kelas.
e. Menerapkan konsep berpikir proporsional dalam mengajarkan konsep
rasio dan perbandingan, meliputi kasus penjumlahan, kasus perkalian,
dan representasi dalam rasio dan perbandingan.
f. Menginterpretasi beragam data yang disajikan dalam bentuk grafik.
g. Membuat grafik baru menggunakan data yang berasal dari grafik yang
sudah ada.
h. Menganalisis data yang diperoleh dari suatu grafik.
KB 3 PGSD 16
d. Mengindentifikasi karakterisktik representasi objek pada dimensi yang
berbeda.
e. Menentukan dualitas suatu titik pada Koordinat Paralel.
f. Menentukan dualitas suatu garis pada Koordinat Paralel.
g. Menerapkan prinsip rasio dan perbandingan pada kasus penjumlahan.
h. Menerapkan prinsip rasio dan perbandingan pada kasus perkalian.
i. Menginterpretasikan grafik.
j. Mengambil keputusan berdasarkan hasil interpretasi Grafik.
k. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi rasio.
l. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi
perbandingan.
m. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi statistik.
KB 3 PGSD 17
Perhatikan bahwa pada gambar tersebut, terlihat bagaimana banyak jumlah
penderita yang terjangkit virus Corona pada suatu hari dibulan Februari tahun
2020. Angka-angka yang tertera pada laman Real Count tersebut memberikan
informasi yang amat berharga tentang penyebaran penderita yang terjangkit virus
Corona diwaktu “sekarang”. Topik ini dapat dibawa untuk mengajak siswa
mengenal konsep waktu yang terus berjalan mengikuti pola bilangan Asli,
bertambah satu setiap satuan waktu. Selain itu bisa juga digunakan untuk
menjelaskan konsep waktu masa lampau, masa kini, dan masa lalu yang
dihubungkan dengan konsep himpunan bilangan Real.
KB 3 PGSD 17
Bayangkanlah bagaimana situasi ketika mata uang belum
ditemukan, bagaimana transaksi dapat dilakukan dalam kegiatan sosial
seperti berjualan? Keberadaan konsep bilangan asli memungkinkan
manusia memanfaatkan mata uang sehingga dapat digunakan sebagai
alat tukar yang memiliki nilai setara. Nilai uang yang besar pun dapat
diwakili hanya dengan selembar kertas saja dan masih dapat dijumlah,
dibagi, dikali atau dikurangkan.
Konsep bilangan asli kemudian dikembangkan secara formal dalam
bentuk ide matematis berupa himpunan bilangan asli. himpunan
bilangan asli dinotasikan dengan huruf kapital N, yang berasal dari kata
“Natural” dan anggota seluruh himpunan bilangan asli ditulis dengan
notasi sebagai berikut:
N 1,2,3,...
Selain definisi tersebut ada pula yang mendefinisikan himpunan bilangan
asli sebagai himpunan bilangan bulat positif yang anggotanya di mulai
dari 1 dan seterusnya.
Terdapat dua karakteristik utama dari himpunan bilangan asli yaitu:
1)“1” adalah bilangan pertama dari bilangan asli dan bilangan-bilangan
lain pada himpunan bilangan asli diperoleh dengan menambahkan “1”
dari bilangan sebelumnya.
2)Ketika dua atau lebih bilangan asli dioperasikan dengan operasi
pengurangan atau pembagian, hasilnya tidak selalu anggota dari
himpunan bilangan asli. Berdasarkan hal tersebut, himpunan bilangan
asli tidak tertutup terhadap operasi pengurangan dan pembagian
namun memiliki sifat tertutup terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian.
Rupanya himpunan bilangan asli saja tidak cukup untuk
menyatakan berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya,
situasi ketika seseorang tidak memiliki uang sama sekali tidak dapat
direpresentasikan dengan sebuah bilangan asli. Perhatikan pula pada
sistem bilangan Romawi, operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian
KB 3 PGSD 17
dan pembagian sulit dilakukan karena tidak terdapat “Bilangan nol (0)”.
Situasi tersebut rupanya dapat diselesaikan oleh bangsa Arab-Hindu
melalui sebuah bilangan, yaitu “nol”.
Secara formal, ketika nol ditambahkan ke dalam himpunan bilangan
asli maka himpunan tersebut menjadi himpunan bilangan cacah, dalam
Bahasa Inggris dikenal dengan istilah “Whole Numbers”. Seluruh anggota
himpunan bilangan cacah disimbolkan dengan huruf kapital W dan
biasanya ditulis dengan notasi sebagai berikut:
W 0,1,2,3,...
Perhatikan bahwa ketika ternyata himpunan bilangan cacah saja
masih belum cukup untuk merepresentasikan situasi nyata, seperti
kedalaman air laut, lalu keadaan suhu pada daerah dengan empat musim,
khususnya di musim salju, saat suhu jatuh hingga dibawah nol derajat,
sehingga muncullah konsep bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan
cacah yang ditambahkan dengan konsep bilangan negatif akan
membentuk himpunan bilangan bulat, dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan istilah “Integers Numbers”. Himpunan bilangan bulat disimbolkan
dengan huruf kapital “Z” yang berasal dari kata Zahlen bahasa Jerman
yang memiliki arti “menghitung” biasanya direpresentasikan dengan
simbol berikut:
...,3,2,1,0,1,2,3...
Himpunan bilangan bulat memiliki sifat tertutup terhadap operasi
penjumlahan, pengurangan dan perkalian, namun tidak tertutup
terhadap operasi pembagian. Pembagian dua bilangan bulat tidak selalu
merupakan anggota himpunan bilangan bulat.
Himpunan bilangan asli dan himpunan bilangan bulat seringkali
direpresentasikan dalam bentuk diagram garis, sedangkan bilangan-
bilangan asli ataupun bilangan bulat seringkali direpresentasikan dalam
bentuk gambar untuk siswa-siswa SD khususnya kelas awal sebelum
dikenalkan dalam bentuk simbol matematis berupa angka.
KB 3 PGSD 17
Setelah mempelajari materi himpunan bilangan bulat dan himpunan
bilangan asli di atas, dapatkah Saudara menjelaskan perbedaan
pengertian antara himpunan bilangan dan Bilangan? Lalu apa
perbedaan antara himpunan bilangan bulat dan himpunan bilangan asli?
(Aktivitas Menanya)
KB 3 PGSD 17
jawaban Saudara dalam bentuk paragraf lalu diskusikan dengan sesama
rekan guru (Aktivitas Menalar)
dapat ditulis sebagai FPB (a,b) =1. Hal ini berakibat hanya akan ada satu
1
representasi atas bilangan pada garis bilangan.
2
KB 3 PGSD 17
ABC adalah segitiga siku-siku dengan panjang sisi AB dan BC 1 satuan
panjang. Berapakah panjang sisi AC?
A
B C
Tentu saja tidak sulit bagi Saudara untuk menentukan panjang AC,
0
Gambar 3. Garis Bilangan
KB 3 PGSD 17
a
dalam bentuk
b dengan a dan b anggota himpunan bilangan bulat
dan
b 0 ? (Aktivitas Menalar)
KB 3 PGSD 17
d. Himpunan Bilangan Komplek
Coba Saudara pikirkan, Adakah bilangan lain yang belum termuat
dalam himpunan bilangan riil? (Aktifitas Menanya)
KB 3 PGSD 17
Gambar 4. Hubungan antar Himpunan Bilangan
Sumber:
https://www.ck12.org/trigonometry/complex-numbers/lesson/Defining-
Complex-Numbers-ALG-II/
Jelaskan hasil interpretasi dari gambar tersebut, kemudian tuliskan
dalam kalimat Saudara sendiri! (Aktivitas: menalar dan
mengkomunikasikan)
KB 3 PGSD 17
di bawah ini? Representasi mana yang paling mudah digunakan?
(Aktivitas: Melakukan)
Berikut ini adalah link untuk memperoleh Dot Card yang dapat
digunakan untuk membangun Number Sense siswa:
http://youngmathematicians.edc.org/wp-content
/uploads/2016/05/Subitizing-challenges-more-cards_2_2_18.pdf dan
http://young
mathematicians.edc.org/wp-content/uploads/2016/05/DotCards_Doub
le-size_2_2_18.pdf
Pada dasarnya Subitasi hanya salah satu teknik saja untuk membangun
kemampuan “Number Sense” Siswa masih terdapat berbagai cara lain
KB 3 PGSD 18
yang dapat dilakukan antara lain mengindetifikasi hubungan antar
bilangan, seperti 5 dan 10 atau 10 dan 20, melakukan estimasi dan
pengukuran dan lainnya (Van de Walle, 2012).
KB 3 PGSD 18
Sebelum Saudara mempelajari materi Sistem Koordinat, silahkan saksikan
tanyangan yang terdapat pada link berikut ini:
https://www.spacex.com/about
Link video dan gambar tersebut berisi informasi tentang sebuah perusahaan
yang bergerak pada bidang pesawat antariksa. Perusahaan Space X sedang
mengembangkan bisnis yang paling inovatif pada abad ini, yaitu wisata ke
luar angkasa. Untuk mewujudkan hal tersebut mereka mengembangkan
teknologi berupa roket yang dapat digunakan kembali, Falcon 9. Dapatkah
Saudara bayangkan bagaimana besarnya peranan konsep “koordinat” sebagai
salah satu konsep penting dalam proses pengembangan roket tersebut?
karena roket tersebut harus dapat mendarat kembali pada landasan yang
telah ditentukan koordinatnya di bumi seetelah berkeliling di angkasa luar
yang tidak terbatas. Menurut Saudara apakah cara menentukan koordinat di
bumi sama dengan cara menentukan koordinat di luar angkasa? Selain
“koordinat”, konsep-konsep dalam Geometri Transformasi seperti translasi,
KB 3 PGSD 18
refleki, rotasi dan dilatasi tentunya juga dibutuhkan dalam proses
pengembangan teknologi seperti yang dilakukan oleh Space-X.
Selama ini, Saudara pasti sudah sangat familier dengan sistem koordinat
yang biasa digunakan yaitu sistem koordinat Kartesius. Sistem koordinat
Kartesius dapat merepresentasikan hubungan antar variabel untuk
dimensi satu hingga tiga. Pada dimensi satu sebuah bilangan tunggal
merepresentasikan titik pada sebuah garis, sedangkan pada dimensi dua,
sebuah pasangan bilangan merepresentasikan sebuah titik, selanjutnya
tripel bilangan merepresentasikan sebuah titik pada dimensi tiga. “Pada
sistem koordinat Kartesius setiap pasangan berurutan dari bilangan Real
dinyatakan dengan satu dan hanya satu titik pada bidang koordinat, dan
setiap titik pada bidang koordinat berkorespondensi satu dan hanya satu
pasangan berurutan dari bilangan real”
Setelah membaca kalimat dalam tanda petik tersebut, apa yang dapat
Saudara pahami? Tuliskan interpretasi dari kalimat tersebut, kemudian
diskusikan dengan rekan Saudara! (Aktivitas: Menalar)
Sebuah garis bilangan dengan satuan panjang tertentu, dan sebuah titik
merupakan komponen pada dimensi satu. Sistem koordinat Kartesius
pada dimensi dua memiliki dua sumbu, yaitu sumbu vertikal dinotasikan
dengan huruf Y dan sumbu horizontal dinotasikan dengan huruf X,
keduanya berpotongan tegak lurus di titik Asal O.
KB 3 PGSD 18
Y
Kuadran II Kuadran I
P(x,y)
Q(- x,y)
x
S(x,-y)
R(-x,-y)
Kuadran III
Kuadran IV
KB 3 PGSD 18
Z
P(x,y, z)
Y
O
KB 3 PGSD 18
b. Translasi, Refleksi, Rotasi, dan Dilatasi
Sebelum mempelajari konsep Koordinat Paralel, Saudara perlu
mengingat kembali konsep translasi, refleksi, dilatasi dan rotasi objek
pada bidang Kartesius, topik ini merupakan bagian dari transformasi
geometri. Translasi adalah pergeseran suatu objek dari suatu posisi ke
posisi yang lain dengan jarak tertentu. Penentuan hasil translasi suatu
objek cukup sederhana yaitu, menambahkan absis dan ordinat sesuai
dengan jarak yang telah ditentukan. Berikut ini adalah contoh pergeseran
sebuah segitiga dengan titik koordinat A(1,1), B (3,2) dan C(1,5) yang
ditranslasikan sejauh 7 satuan ke arah kanan dan 1 satuan ke atas
sehingga menghasilkan A’(8,2), B’(10,3) dan C’(8,6)!
C'
6
B'
2 B
A'
5 10
KB 3 PGSD 18
Refleksi atau pencerminan adalah proses menentukan bayangan suatu
objek terhadap sumbu yang ditentukan. Hasil refleksi suatu objek pada
bidang Kartesius bergantung pada sumbu yang menjadi cerminnya.
Berikut adalah contoh pencerminan segitiga ABC terhadap sumbu Y.
C' C
B'
2 B
A' A
KB 3 PGSD 18
Gambar yang tercetak di kaos adalah hasil pencerminan gambar yang
tercetak di komputer seperti pada ilustrasi berikut:
KB 3 PGSD 18
maka sudut yang dibentuk adalah . Hasil rotasi suatu objek
tergantung dari pusat dan besar sudut rotasi.
KB 3 PGSD 18
+ + + + +
X
_0 _ _ _
KB 3 PGSD 19
Pada dimensi 2, titik A(x1,x2) pada koordinat Kartesius berkorespondensi
A(x1,x2)
x2
x1
(0,0)
(a)
(b)
Gambar 13. Representasi Titik pada Koordinat Cartesius dan Koordinat
Paralel
Contoh 1
Berikut adalah representasi titik A(2,5), B(4, -1), dan C(-2, -1) pada
Koordinat Paralel:
4
A
-1
C
-2
Gambar 14. Representasi Titik A(2,5), B(4, -1), dan C(-2, -1) pada
Koordinat Paralel
KB 3 PGSD 19
Apabila konsep pada dimensi 2 tersebut digeneralisasi, bahwa sebuah
titik A pada dimensi n direpresentasikan sebagai sebuah
polygonal lines (garis-garis segi banyak) dengan n verteks yang terletak
_
_ X
Contoh 2
Misalkan garis Error! Reference source not found. akan
direpresentasikan pada Koordinat Paralel dimensi 2. Untuk
merepresentasikan sebuah garis, setidaknya dibutuhkan minimal 2 titik
yang terletak pada garis tersebut. Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Ambil titik A(0,1) dan B(-1,-1) yang terletak pada garis Error!
Reference source not found. dalam koordinat Kartesius.
KB 3 PGSD 19
2. Representasikan titik A dan B pada Koordinat Paralel sehingga
diperoleh garis Error! Reference source not found. dan Error!
Reference source not found..
3. Buatlah perpanjangan garis Error! Reference source not found. dan
Error! Reference source not found. sehingga diperoleh titik potong
kedua garis tersebut.
4. Namai titik potong tersebut dengan Error! Reference source not
found..
4
4
2 2
1 A 1
X X
B
-1
-2
-2
-4
Y
X2
Gambar 16. Representasi garis Error! Reference source not found. pada
Koordinat Cartesius dan Error! Reference source not found. pada Koordinat Paralel
berpotongan di titik . Misalkan diambil titik- titik A(-2, -3), B(-1, -1), C(-
1/2, 0), D(0,1), E(1,3), dan F(2,5) yang terletak pada , maka representasi
yang bersesuaian pada Koordinat Paralelnya adalah
KB 3 PGSD 19
dan yang semuanya berpotongan di titik . Ilustrasi
tersebut memperlihatkan bahwa sebuah garis pada koordinat Kartesius
direpresentasikan sebagai titik pada Koordinat Paralel dan mengantarkan
kita pada pengertian dualitas dalam Koordinat Paralel.
Koordinat Paralel menstimulasi munculnya dualitas antara garis
dan titik yang dapat dinyatakan dengan simbol garis ↔ titik. Setiap garis
y mx b dengan m ≠ 1 pada koordinat Kartesius merupakan
Y
6
F
4 4
D
E
2 X
2
D
1 C C
5
5
B
X
B -2
A
-2
-4
A
KB 3 PGSD 19
Pada Gambar 17 terlihat bahwa garis
dengan sumbu Y di titik B(0, b). Pada Koordinat Paralel, titik A dan
B(0, b) direpresentasikan sebagai garis dan pada Gambar 18
berikut:
0 0
Gambar 18. Titik Error! Reference source not found. Merupakan Perpotongan
Error! Reference source not found. dan Error! Reference source not found.
Misalkan Error! Reference source not found. danError! Reference source not
found. h dalam koordinat Kartesius.
KB 3 PGSD 19
Persamaan garis Error! Reference source not found. yang melalui titik
(d,0) dan (0, Error! Reference source not found.) adalah
Error! Reference source not found.
(1)
dan persamaan garis h adalah
Error! Reference source not found. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh titik potong garis Error! Reference
source not found. dan h, yaitu titik Error! Reference source not found.
yang merupakan dualitas dari garis Error! Reference source not found. y
= mx + b pada Koordinat Paralel.
KB 3 PGSD 19
e. Dualitas garis dengan Gradien 1
Untuk kasus m = 1 pada y = mx + b, ketentuan bahwa dualitasnya adalah
titik Error! Reference source not found.tidak berlaku. Perhatikan
bahwa nilai dari Error! Reference source not found. dan Error!
Reference source not found. akan mendekati tak hingga apabila m
mendekati 1. Agar konsep dualitas titik dan garis pada Koordinat Paralel
dapat digeneralisasi, diperlukan suatu konsep yang mengakomodir
kondisi ketika nilai m = 1. Konsep yang sesuai dengan kondisi adalah
konsep “titik ideal” pada geometri proyektif. Geometri proyektif
merupakan gagasan dari seorang arsitek Italia, Brunelleschi, pada tahun
1425. Gagasan tersebut selanjutnya diformalkan oleh Alberti beberapa
tahun kemudian.
Dalam Geometri proyektif, titik ideal (point at infinity) terjadi ketika dua
atau lebih garis diasumsikan berpotongan di “tak hingga”. Selanjutnya
titik ideal disimbolkan dengan Pm Error! Reference source not found..
Dengan memanfaatkan konsep ini, maka dapat dikatakan bahwa dualitas
dari garis y = mx + b dengan m =1 adalah titik ideal Error! Reference
source not found.. Berikut adalah beberapa contoh kasus tersebut:
Contoh 3
Berikut adalah sketsa garis y = x pada Koordinat Paralel
4
-2
X1 X2
KB 3 PGSD 19
Perhatikan bahwa representasi dari garis y = x bukan merupakan sebuah
titik, melainkan garis-garis yang sejajar pada Koordinat Paralel. Garis-
garis sejajar tersebut diasumsikan berpotogan di tak hingga
sehingga akan diperoleh sebuah titik ideal. Titik ideal Pm ini merupakan
dualitas dari garis y = x. Hal serupa berlaku pada kasus berikut:
Berikut adalah representasi
y x pada Koordinat Paralel.
garis
3
-2
-4
X1 X2
KB 3 PGSD 19
Setelah Saudara dapat merepresentasikan garis lurus dengan gradien 1
pada Sistem Koordinat Paralel, cobalah tentukan bagaimana
representasi y mx dengan m 1. (Aktivitas: Mencoba)
garis b
KB 3 PGSD 19
3. Rasio Dan Proporsi
Sumber gambar:
https://www.indozone.id/news/Q8svLO/banjir-pesta-diskon-saat-
akhir-tahun-awas-banyak-jebakan-batman
KB 3 PGSD 20
a. Rasio
Rasio dapat didefinisikan sebagai sebuah hubungan antar dua kuantitas
atau ukuran yang terdapat dalam suatu situasi. Hubungan antar dua
kuantitas tersebut merupakan hubungan perbandingan multiplikatif
bukan perbandingan aditif. Untuk memahami konsep perbandingan
multiplikatif dan perbandingan aditif tersebut perhatikanlah ilustrasi
berikut:
“Dua minggu yang lalu, dua pohon bunga mawar diukur tingginya,
pohon mawar merah tingginya 30cm sedangkan pohon mawar putih
tingginya 50cm. Hari ini ketika diukur kembali diperoleh data pohon
mawar merah 60 cm dan pohon mawar putih 80 cm. Pohon manakah
yang memiliki pertumbuhan lebih cepat?”
KB 3 PGSD 20
Rasio dapat ditemukan dalam beragam konteks, jenisnya pun beragam
antar lain:
1) Rasio bagian-per-bagian. Rasio jenis ini terjadi ketika Saudara
membandingkan dua hal yang masing-masing dianggap satu bagian
yang utuh. Misalnya pada suatu panti asuhan terdapat 20 anak laki-
laki dan 23 anak perempuan, maka rasio anak laki-laki dan anak
20
perempuan penghuni panti adalah . Konsep perbandingan tidak
23
selalu menggunakan bilangan bulat, dapat pula melibatkan anggota
KB 3 PGSD 20
b. Proporsi
Pada modul ini istilah proporsi digunakan untuk mengartikan kata
“proportional” yang sering dialihbahasakan menjadi istilah
“perbandingan” dalam beberapa buku matematika. Proporsi atau
perbandingan adalah hubungan yang sama antar dua rasio. Ada pula
yang menjelaskan bahwa proporsi adalah sebuah persamaan yang
menyatakan bahwa dua rasio bernilai sama. Berikut adalah contoh
masalah yang melibatkan konsep proporsi: sebuah barang dijual dengan
harga Rp. 35.000,00. per buah. Pembeli dapat membayar Rp.100.000,00
jika membeli tiga buah barang.
Situasi/konteks A Situasi/konteks a
dalam dalam
B b
antara
dalam : A
Bb
a antara: A abB
KB 3 PGSD 20
2) Jika jarak dari kota A ke kota B dapat ditempuh mobil dengan
kecepatan 40 km/jam dalam waktu 50 menit, maka jarak tersebut
dapat ditempuh dengan kecepatan 50 km/jam dalam waktu 40
menit.
3) Sebuah butik terkenal sedang mengadakan pesta diskon dengan
memberikan diskon 20% untuk setiap item, namun pembeli harus
membayar pajak sebesar 15%. Menurut Saudara cara manakah yang
lebih menguntungkan bagi pembeli? menghitung pajaknya dahulu
atau diskonnya dahulu? (Aktivitas: Mencoba)
KB 3 PGSD 20
c. Jika 1 g fiber setara dengan 4% Angka Kecukupan Gizi, berapa gram
fiber dibutuhkan untuk memperoleh 25% AKG?
(Aktivitas: Mencoba)
Konsep ratio menjadi dasar untuk siswa mempelajari konsep proporsi
atau perbandingan melalui penalaran proporsional. Istilah penalaran
proporsional tidak mudah didefinisikan, namun seseorang yang memiliki
kemampuan tersebut dapat teridentifikasi melalui, salah satunya
kemampuan berpikir multiplikatif. Penalaran proporsional seharusnya
sudah dibangun mulai tingkat sekolah dasar melalui beberapa
pendekatan, diantaranya dengan mengenalkan teknik unitisasi dan
penalaran spasial.
KB 3 PGSD 20
yang berisi kue dengan jumlah yang sama, misalnya tiap-tiap piring berisi
6 buah kue, sehingga di sana ada 4 unit dari 24 kue.
4 8
KB 3 PGSD 20
menggambar sebuah segiempat yang serupa namun dengan ukuran yang
berbeda.
B'
C'
C
B''
C'
D E' D'
E E'' D''
Visualisasi dari situasi yang melibatkan konsep rasio dan proporsi, baik
dalam bentuk gambar ataupun tabel dapat menghindarkan siswa dari
terjebak pada prosedur rutin menggunakan rumus dalam bentuk
pecahan untuk menyelesaikan masalah. Adapun rujukan aktivitas belajar
rasio menggunakan visualisasi berupa gambar dapat Saudara coba pada
laman berikut:https://www.mathplayground.com/tb_ratios/index.html.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Data perbandingan antara luas tanah dengan banyaknya pohon pinus
yang dapat ditaman disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
KB 3 PGSD 20
Apakah Saudara menemukan pola pada kedua baris tersebut, ataulah
Saudara mencari perbandingan untuk 1 hektar luas tanah dan
banyaknya pohon pinus yang dapat ditanam? (Aktivitas: menanya)
Situasi tersebut dapat pula disajikan dalam bentuk grafik pada diagram
kartesius sehingga diperoleh fungsi
y yang menyatakan situasi
15x
tersebut. Salah satu contoh penyelesaian masalah rasio dan proporsi
yang melibatkan tabel dan grafik dapat Saudara temui pada link
https://blog.ruangguru.com/perbandingan.
4. Statistik
Materi statistik ini merupakan lanjutan dari modul 3 KB 3 yang terdapat pada
materi matematika yang bisa Saudara pelajari pada jaringan/internet. Pada
uraian kali ini statistik yang akan dibahas tentang menginterpretasi grafik,
membuat grafik baru, dan menganalisis data dari bentuk grafik.
Perhatikan ilustrasi gambar berikut mengenai simulasi kurva untuk kasus
pandemi virus Corona yang diambil dari situs vox.com pada tautan berikut:
https://www.vox.com/2020/3/10/21171481
/coronavirusus-cases-quarantine-cancellation?fbclid=IwAR0oNAgSxTClR7EH9
UKXa88TkzBbxdreyxzSVWSf2-iv7lq5eLG7TcZccxU.
Apa maksud dari kurva tersebut? Bagaimanakah interpretasinya?
KB 3 PGSD 20
Gambar 27. Grafik Perbandingan Persebaran Pandemi Virus Corona
Sumber:
https://www.vox.com/2020/3/10/21171481/coronavirus-us-cases-
quarantinecancellation?fbclid=IwAR0oNAgSxTClR7EH9UKXa88TkzBbxdreyxzS
VWSf2-iv7lq5eLG7TcZccxU
a. Menginterpretasi Grafik
Perhatikan grafik banyaknya Percakapan Virus Corona di Linimasa Twitter
Indonesia pada rentang 20-27 Januari 2020 berikut ini:
KB 3 PGSD 20
Gambar 28. Grafik Percakapan Virus Corona di Linimasa Twitter
Indonesia
(Sumber: http://portal.evello.co.id)
KB 3 PGSD 21
kelas, siswa di kelas diberi tugas untuk mengumpulkan jenis serangga
yang ditemukan di halaman belakang. Hasil dari praktik tersebut tampak
dalam gambar berikut:
KB 3 PGSD 21
Grafik batang digunakan untuk mendeskripsikan kuantitas dari data yang
bersifat independen. Artinya antara bilah yang satu dan bilah yang lain
berdiri secara bebas, tidak saling berpengaruh. Perubahan panjang bilah
yang satu, tidak akan berpengaruh pada panjang bilah lainnya. Panjang
bilah menunjukkan banyaknya data. Contoh: Grafik batang produksi
mobil dari bulan Januari sampai Juni, sebagai berikut:
KB 3 PGSD 21
Gambar 31. Contoh Grafik Garis
KB 3 PGSD 21
Gambar 32. Contoh Grafik Lingkaran
KB 3 PGSD 21
Setelah memahami jenis grafik dan tujuannya, untuk memastikan
bahwa Saudara sudah paham, cobalah gunakan kalimat-kalimat
rumpang di bawah ini untuk mengidentifikasi grafik-grafik yang sudah
dipelajari sebelumya:
Sumbu tegak menunjukkan …
Sumbu mendatar merepresentasikan …
Kurva tersebut mengilustrasikan …
Garis putus-putus tersebut menggambarkan …
Daerah yang diarsir tersebut merupakan …
Ruas garis berwarna biru adalah …
Bilah yang berwarna merah adalah …
(Aktifitas Mencoba)
KB 3 PGSD 21
Grafik tersebut mengilustrasikan banyaknya mobil yang diproduksi dan yang terjual pada rentang bulan Januari s
Dapat dilihat banyaknya mobil yang diproduksi senantiasa naik setiap bulannya. Namun karena suatu sebab, ken
Pada akhirnya, dapat dilihat dengan jelas, bahwa ada kecenderungan kenaikan penjualan mobil. perbandingan an
Kenaikan penjualan pada bulan Juni sebenarnya dapat dipahami dengan mudah. Awal Juli adalah lebaran hari ray
KB 3 PGSD 21
Berikut ini adalah contoh deskripsi grafik garis berdasarkan grafik pada
Gambar 31. Deskripsi berupa tulisan yang dijabarkan pada selembar
kertas.
KB 3 PGSD 21
Grafik tersebut menunjukkan hasil pengamatan pada siswa yang
berangkat menggunakan berbagai jenis kendaraan. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa kendaran yang digunakan siswa
adalah: Mobil, Motor, Sepeda, Angkutan Umum, Jalan Kaki, dan
jenis kendaraan lainnya.
KB 3 PGSD 21
adalah untuk mengambil keputusan. Bagaimanakah caranya?
(Aktifitas: Menanya)
KB 3 PGSD 21
Nah, sekarang, cobalah ambil putusan berdasarkan grafik dan
deskripsi untuk Grafik Garis dan Grafik Lingkaran!
(Aktifitas Mencoba)
D. Telaah Kasus
1. Kasus 1
Seorang anak menuliskan pada lembar jawaban sebagai berikut:
a2 b2 (a b)(a b), jika a b maka
a 2 a 2 (a a)(a
a) a(a a) (a a)(a
a) a 2a
Analisislah menurut Saudara, apakah jawaban peserta tersebut benar atau
salah, berikan argumentasi logis berdasarkan konsep matematika yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, lalu berikan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Kasus 2
Perhatikan gambar berikut di bawah ini. Pada gambar tersebut terdapat
sebuah persegi dengan luas 64 satuan luas. Persegi tersebut dipotong-potong
sedemikian rupa, kemudian disusun ulang menjadi sebuah persegi panjang
dengan ukuran 513 Bagaimana Saudara menghadapi kasus yang aneh
tersebut? Bagaimana menghadapi kasus tersebut dalam pembelajaran di
kelas? Identifikasilah konsep-konsep yang dibutuhkan agar dapat
menjelaskan kasus tersebut kepada siswa tanpa menimbulkan kebingungan
bagi siswa.
KB 3 PGSD 22
Gambar 37. Masalah interpretasi geometri
3. Kasus 3
Siswa kelas VI SD membuat diagram garis untuk memvisualisasikan data pada
tabel berikut:
Tabel 3. Daftar Nilai Siswa
Nilai Nilai Nilai
Nama
Mat IPA Bahasa
Ani 80 86 82
Budi 75 70 82
Cahyo 60 75 70
Dika 85 78 70
Endah 82 88 84
E. Penutup
1. Rangkuman
Berikut adalah ramkuman dari materi “Advanced Material” Matematika:
a. Himpunan Bilangan Asli dan himpunan bilangan Cacah merupakan
himpunan bagian dari himpunan bilangan Asli.
b. himpunan bilangan Rasional dan Irasional adalah himpunan bagian dari
himpunan bilangan Real
KB 3 PGSD 22
c. himpunan bilangan Real merupakan himpunan bagian dari himpunan
bilangan Komplek
d. Number Sense dan Pola Bilangan merupakan topik yang menarik
digunakan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimentasi dalam
pembelajaran di kelas khususnya pada topik Bilangan.
e. Topik pada Geometri Transformasi terdiri dari translasi, refleksi, rotasi
dan dilatasi.
f. Koordinat Kartesius bukan satu-satunya sistem koordinat yang dapat
merepresentasikan objek matematika.
g. Suatu objek matematika dapat direpresentasikan dalam sistem koordinat
yang berbeda.
h. Salah satu kelemahan dari Sistem Koordinat Kartesius adalah sistem
tersebut hanya dapat merepresentasikan objek hingga dimensi tiga.
i. Ada perbedaan makna antara Grafik dan Diagram. Selama ini ada kesalahan
pemahaman makna kedua istilah tersebut, sehingga dianggap sama.
j. Memaknai grafik, untuk siswa SD masih sangat mendasar, yaitu pada
literasi atas grafik itu sendiri.
2. Tes Formatif
Pilhlah satu jawaban yang benar dari lima pilihan jawaban yang diberikan
pada setiap soal berikut:
KB 3 PGSD 22
B. (i) dan (iii) salah, karena Bilangan Cacah anggota himpunan bilangan
Irasional.
C. (ii) benar karena Bilangan Bulat tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
a
dengan a dan b anggota himpunan bilangan Bulat b0.
dan
b
D. (iv) benar karena semua bilangan Irasional dapat dinyatakan dalam
bentuk
a dengan a dan b anggota himpunan bulat dan
i ib
1 .
E. (ii) dan (iii) salah karena Bilangan Bulat dan Bilangan Irasional adalah
anggota himpunan bilangan Komplek.
KB 3 PGSD 22
B. Guru mengatakan bandingkan saja pembilangnya, semakin besar
pembilangnya nilai pecahannya akan semakin besar.
KB 3 PGSD 22
C. Guru mengatakan bahwa kedua pecahan tersebut bernilai sama karena
dua bilangan yang berselisih satu jika dibagi nilainya sama.
D. Guru mengatakan bahwa untuk membandingkannya bisa menggunakan
Garis Bilangan, dan untuk menentukan posisi keduanya paa garis
bilangan, pembilangnya dijadikan sebagai acuan.
E. Guru mengatakan untuk membandingkan kedua pecahan tersebut
dapat dilakukan dengan menyamakan penyebut kedua pecahan,
kemudian membandingkan nilai pembilanya.
KB 3 PGSD 22
6. Tentukanlah koordinat bayangan dari segitiga PQR dengan P(6,4), Q(-3,1),
R(2,-2) yang didilatasikan dengan pusat (-2,3) dan skala 4!
A. P’(30,7) Q’(-6,-5) dan R’(10,-12)
B. P’(30,7) Q’(-5,-6) dan R’(14,-17)
C. P’(7,24) Q’(-5,-6) dan R’(14,8)
D. P’(7,24) Q’(-6,-5) dan R’(7,30)
E. P’(30,7) Q’(-6,-5) dan R’(14,8)
B'
A'
C'
B 2
-5 5 10
A
-2 C
KB 3 PGSD 22
8. Perhatikanlah gambar di bawah ini!
(1,-1)
-2
-4
KB 3 PGSD 22
4
m
n
-2
10. Dua orang tukang potong rumput dapat memotong rumput pada sebuah
lapangan sepak bola selama 12 hari. Berapa banyaknya tukang yang
diperlukan untuk memotong rumput tersebut dalam waktu 3 hari?
A. 18
B. 8
C. 24
D. 4
E. 15
11. Jarak antara Kota Yogyakarta dan Magelang dapat ditempuh sebuah mobil
dengan kecepatan 60 km/jam dalam waktu 45 menit. Berapa lama waktu
tempuh jarak tersebut oleh sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan 80
km/jam?
KB 3 PGSD 22
A. 33 menit
B. 33,25 menit
C. 33,50 menit
D. 33, 75 menit
E. 34
12. Sebuah restoran Pizza menawarkan empat varian paket pizza dengan
ketebalan roti yang sama sebagai berikut: Paket A diameter pizza 20cm
harganya Rp. 40.000, 00; paket B diameter pizza 30cm harganya Rp. 50.000,
00; paket C diameter pizza 40cm harganya Rp. 60.000, 00; dan paket D
diameter pizza 45cm dengan harga Rp. 65.000, 00. Paket manakah yang
memberkan harga paling murah?
A. Paket A
B. Paket B
C. Paket C
D. Paket D
E. Semua paket sama murahnya
13. Suatu hari, sejumlah kucing ditanya pendapatnya tentang makanan favorit
mereka, kemudian hasilnya disajikan dalam grafik di bawah ini. Jika
asumsinya setiap kucing memberikan jawaban tunggal, berapa persenkah
kucing yang menjawab bahwa makanan favoritnya adalah daging?
A. 10.7%
KB 3 PGSD 22
B. 11%
C. 18%
D. 19.6%
E. 32.14%
14. Perhatikan gambar grafik berikut ini:
KB 3 PGSD 23
(d) Banyaknya wisatawan asing yang berkunjung tiap bulan selama
setahun
(e) Hubungan antara usia dan waktu yang dihabiskan untuk menonton TV
Manakah pernyataan yang benar berdasarkan kasus-kasus tersebut?
A. Diagram lingkaran tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (a) dan (b)
B. Histogram atau box plot tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (c)
C. Diagram pencar tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (d) dan (e)
D. Diagram garis tidak tepat digunakan untuk merepresentasikan kasus (a) dan (c)
E. Diagram pencar tepat digunakan untukmerepresentasikan kasus (b) dan (e)
3. Refleksi
Setelah Saudara mempelajari modul ini, lakukanlah refleksi dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- apa yang sudah dipahami
- apa yang belum dipahami
- mengapa belum dipahami
- apa yang harus dilakukan agar menjadi paham
- apa yang disukai/menarik tetapi penting
- apa yang disukai/menarik tetapi tidak penting
- apa yang ingin diketahui lebih lanjut
4. Sumber Rujukan
Benjamin, C. (2018). How To Describe Charts, Graphs, And Diagrams In The
Presentation. Retrieve from:
https://preply.com/en/blog/2018/08/17/charts-graphs-and-diagrams-in-
the-presentation/ pada 12 Maret 2020.
Brickwedde, J. (2011). “Transitioning from Additive to Multiplicative Thinking:
A Design and Teaching Experiment with third Through Fifth Graders”.
Doctoral dissertation, University of Minnesota.
Clements, D. H. (1999). Subitizing: What is it? Why teach it? (Teaching
Children Mathematics). Reston VA: NCTM.
KB 3 PGSD 23
Cordel, B., & Mason, R. (2000). “Proportional reasoning. (Algebraic thinking
series). Fresno, CA: Aims Education Foundation Curriculum &
Connections: Big Ideas and Questioning K–12: Proportional Reasoning”.
Faz, A H. (2017). Matematika Detik: Inspirasi, Fondasi, dan Garis Besar.
Aksarra: Surakarta.
Fosnot, C.T., & Dolk, M.(2001). Young mathematicians at work: Constructing
multiplication and division. Portsmouth, NH: Heinemann
Gersten, R.M., & Chard, D.J. (1999). Number Sense: Rethinking arithmetic
instruction for students with mathematics disabilities. The journal of
special education 33(1), 18-28.
Gravemeijer, K. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Ultrecht:
Freudenthal Institute.
Irianto, Agus. (2012). Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan
Pengembangannya. Jakarta: Kencana
Inselberg, A., & Dimsdale, B. (1990). Parallel Coordinates: A Tool for
Visualizing Multi-dimensional Geometry. In Proceedings of IEEE
Visualization, 4, 361-378.
Isenberg, A. 2009. Parallel Coordinates: Visual Multidimensional Geometry
and its Applications. London: Springer.
Lamon, S. (2005). Teaching fractions and ratios for understanding: Essential
content knowledge and instructional strategies for teachers. Mahwah, NJ:
Erlbaum.
Lamon, S. (1996). “The development of unitizing: Its role in children’s
partitioning strategies.” Journal for Research in Mathematics Education,
27(2), 170–193.
Muhid, Abdul. (2012). Analisis Statistik. Sidoarjo: Zifatama
National Research Council. (2001). Adding it up: Helping children learn
mathematics. In J. Kilpatrick, J. Swafford, & F. Bradford (Eds.),
Mathematics Learning Study. Center for Education, Division of
Behavioraland Social Sciences and Education. Washington, DC: National
Academy Press.
KB 3 PGSD 23
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics.
Nurhasanah, F. 2017. Mathematical Abstraction of Pre-Service Mathematics
Teachers in Learning Non-Conventional Mathematics Concepts.
Dissertation: Universitas Pendidikan Indonesia.
Polya, G. (1973). How to Solve it. Princeton: New York.
Riduwan. (2015). Dasar-Dasar Statistika. Bandung:Alfabeta.
Saefuddin, Asep, dkk. (2010). Statistik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia
Skemp, RR. (1971). The Psychology of Learning Mathematics.
Small, M. (2008). Making math meaningful to Canadian students, K–8.
Toronto, ON: Nelson Education.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2016). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta: Change
Publication.
Tall, D. (2002). Advanced Mathematical Thinking. Kluwer Academic Publisher:
New York.
Van de Walle, J. A., Karp, K., Williams, J.M. (2012). Elementary and Middle
School Mathematics: Teaching Developmentally. Pearson: Columbus.
Van de Walle, J. (2001). Elementary and Middle School Mathematics:
Teaching Developmentally, Fourth Edition. New York: Addison Wesley
Longman.
Van de Walle, J., & Lovin, L.A. (2006). Teaching student-centered mathematics:
Grades 5-8. Boston, MA: Allyn & Bacon.
http://ukurandansatuan.com/cara-menghitung-nilai-menggunakan-perbandin
gan-berbalik-nilai.html/
https://systems.jhu.edu/research/public-health/ncov/
https://hasanahworld.wordpress.com/2008/05/27/ pembagian-dengan-nol/
http://youngmathematicians.edc.org
https://toytheater.com/geoboard/
http://eater.com/geoboard/
KB 3 PGSD 23
Kunci Jawaban Soal Latihan
1. D
2. A
3. E
4. A
5. E
6. B
7. E
8. A
9. B
10. B
11. D
12. D
13. D
14. E
15. B
KB 3 PGSD 23