Anda di halaman 1dari 7

ANGGOTA KELOMPOK TIGA GELOMBANG

AFRODHITA (20017003
DEVI SARMITA (20017009)
IRSAN AMULYA (20017096)
FEATURE

• Alina, Bakwan dan Bukit Paralayang


• Alina. Seorang perempuan berusia 28 tahun berdarah Jerman yang sedang melakukan projek
tentang limbah plastik di kota Padang. Sudah sepekan ia menginap tepatnya di salah satu
penginapan yang berada di sepelantaran pantai Air Manis. Alina mempunyai waktu sekitar dua
minggu untuk menyelesaikan projeknya. Selama Alina di Padang banyak hal-hal baru yang ia
temukan. Baik dari segi tradisi budaya, sosial, kuliner, dan yang terpenting ialah bagaimana ia
belajar bahasa baru yaitu bahasa Indonesia.
• Proses komunikasi dengan warga lokal menjadi hal yang sangat penting bagi Alina, terutama dalam
menjalankan projeknya. Untungnya Alina bertemu dengan dua mahasiswa yang kebetulan saat itu
sedang melaksanakan kegiatan magang dari Universitas Negri Riau. Selama sepekan itu Alina dan
dua temannya sering menghabiskan waktu bersama di luar aktivitas utama mereka. Mahir dalam
berkomunikasi dengan bahasa yang baru untuk Alina bukanlah hal yang mudah. Tentu butuh waktu
dan juga kemauan yang besar dari Alina. Ketika ditanya, Alina sudah dapat memperkenalkan
dirinya dalam bahasa Indonesia dan beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia yang biasa
diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan dalam belajar bahas Indonesia tentunya tidak
lepas dari faktor pendukung yaitu dua orang teman Alina yang baru.
• Tidak hanya bahasa yang Alina pelajari akan tetapi Alina juga mempelajari dari segi kuliner
Indonesia, banyak makanan dan minuman yang ada di Indonesia yang membuat Alina tertarik,
salah satunya kuliner yang menjadi kegemaran rakyat Indonesia “bakwan” Alina tertarik dengan
makanan seribuan yang dibaluri tepung, kol, wortel dan beberapa bumbu lainnya ini. Makanan
dengan harga rakyat ini yaitu seribuan membuat Alina ingin mencoba membuatnya, banyak alasan
Alina ingin mencoba membuat makanan seribuan ini yaitu salah satunya karena makanan ini
digemari banyak masyarakat di Indonesia salah satunya juga Alina adalah seorang vegetarian.
• Alina menjadi vegetarian sedari kecil dia tidak menyukai daging bagi dia hewan-hewan juga pantas
hidup, proses pembuatan dari bakwan pun juga tidak begitu sulit sehingga Alina membuatnya dan
membuat Alina menjadi ketagihan membuatnya, tidak hanya membuatnya Alina juga mengajak
kedua temannya untuk merasakan makanannya, bakwan buatan Alina juga tidak kalah enaknya
dengan bakwan buatan penjual gorengan yang ada di pinggir jalanan ataupun yang di jual di pasar-
pasar. Alina juga tidak hanya berhenti membuat bakwan saja akan tetapi Alina juga berencana
membuat makanan-makanan dari Indonesia yang berjenis sayur-sayuran dan buah-buahan
vegetarian. Kesukaan Alina dalam membuat bakwan tidak hanya sampai saat itu. Bakwan menjadi
salah satu saksi perjalanan yang membawa Alina sampai di bukit Paralayang.
• Mengunjungi objek wisata tentu menjadi daftar dalam perjalanan Alina disini. Disela-sela aktivitas
Alina dalam mengerjakan projeknya, ia menyempatkan diri untuk refresing. Alina mengajak dua
temannya untuk merekomendasikan objek wisata yang dekat dengan pantai Air Manis. Bukit
Pralayang menjadi tujuan wisatra pertama mereka, matahari bersinar kala itu di bukit Prlayang
membuat Alina jatuh cinta. Dengan lingkungan yang bersih, rindang serta sangat tenang. Membuat
mereka betah pagi itu, berbincang hangat tentang bagaimana keseharian Alina dalam sepekan ini
disini. Mereka bertukar cerita dan sambil merencanakan trip selanjutnya. Karena kesibukan masing-
masing membuat Alina dan yang lainnya pun pergi.
• Rasa belum puas Alina dalam melihat pemandangan perbukitan membuatnya kembali ke bukit Paralayang
pada sore hari untuk melihat pemandangan matahari terbenam di bukit Paralayang, rasa penasaran Alina pun
terbayar ketika ia pergi ke bukit Paralayang pada waktu sore hari, entah waktu itu tuhan melihat niat Alina
dalam melihat keindahan alamnya atau apa waktu sore itu sangatlah indah sehingga banyak orang
mengabadikan peristiwa matahari terbenam termasuk Alina, tidak hanya melihat keindahan dari bukit
Paralayang tetapi kedatangan Alina di sana membuat orang-orang di sekitar sana menjadi tertarik untuk
berbincang dan menjadikan Alina sebagai teman termasuk kami yang juga berkenalan dengan Alina. Ia juga
menyampaikan betapa senangnya dapat mempunyai teman baru dan dapat berbincang-bincang disana.
Setelah banyak mengobrol hangat dengan Alina, kami mengajak Alina untuk mengabadikan momen sore itu,
dengan senang hati Alina mengiyakannya. Berikut beberapa dokumentasi kami bersama Alina di Bukit
Paralayang (15 september 2022, Bukit Paralayang).

Anda mungkin juga menyukai