• Alina. Seorang perempuan berusia 28 tahun berdarah Jerman yang sedang melakukan projek tentang limbah plastik di kota Padang. Sudah sepekan ia menginap tepatnya di salah satu penginapan yang berada di sepelantaran pantai Air Manis. Alina mempunyai waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikan projeknya. Selama Alina di Padang banyak hal-hal baru yang ia temukan. Baik dari segi tradisi budaya, sosial, kuliner, dan yang terpenting ialah bagaimana ia belajar bahasa baru yaitu bahasa Indonesia. • Proses komunikasi dengan warga lokal menjadi hal yang sangat penting bagi Alina, terutama dalam menjalankan projeknya. Untungnya Alina bertemu dengan dua mahasiswa yang kebetulan saat itu sedang melaksanakan kegiatan magang dari Universitas Negri Riau. Selama sepekan itu Alina dan dua temannya sering menghabiskan waktu bersama di luar aktivitas utama mereka. Mahir dalam berkomunikasi dengan bahasa yang baru untuk Alina bukanlah hal yang mudah. Tentu butuh waktu dan juga kemauan yang besar dari Alina. Ketika ditanya, Alina sudah dapat memperkenalkan dirinya dalam bahasa Indonesia dan beberapa kosa kata dalam bahasa Indonesia yang biasa diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan dalam belajar bahas Indonesia tentunya tidak lepas dari faktor pendukung yaitu dua orang teman Alina yang baru. • Tidak hanya bahasa yang Alina pelajari akan tetapi Alina juga mempelajari dari segi kuliner Indonesia, banyak makanan dan minuman yang ada di Indonesia yang membuat Alina tertarik, salah satunya kuliner yang menjadi kegemaran rakyat Indonesia “bakwan” Alina tertarik dengan makanan seribuan yang dibaluri tepung, kol, wortel dan beberapa bumbu lainnya ini. Makanan dengan harga rakyat ini yaitu seribuan membuat Alina ingin mencoba membuatnya, banyak alasan Alina ingin mencoba membuat makanan seribuan ini yaitu salah satunya karena makanan ini digemari banyak masyarakat di Indonesia salah satunya juga Alina adalah seorang vegetarian. • Alina menjadi vegetarian sedari kecil dia tidak menyukai daging bagi dia hewan-hewan juga pantas hidup, proses pembuatan dari bakwan pun juga tidak begitu sulit sehingga Alina membuatnya dan membuat Alina menjadi ketagihan membuatnya, tidak hanya membuatnya Alina juga mengajak kedua temannya untuk merasakan makanannya, bakwan buatan Alina juga tidak kalah enaknya dengan bakwan buatan penjual gorengan yang ada di pinggir jalanan ataupun yang di jual di pasar- pasar. Alina juga tidak hanya berhenti membuat bakwan saja akan tetapi Alina juga berencana membuat makanan-makanan dari Indonesia yang berjenis sayur-sayuran dan buah-buahan vegetarian. Kesukaan Alina dalam membuat bakwan tidak hanya sampai saat itu. Bakwan menjadi salah satu saksi perjalanan yang membawa Alina sampai di bukit Paralayang. • Mengunjungi objek wisata tentu menjadi daftar dalam perjalanan Alina disini. Disela-sela aktivitas Alina dalam mengerjakan projeknya, ia menyempatkan diri untuk refresing. Alina mengajak dua temannya untuk merekomendasikan objek wisata yang dekat dengan pantai Air Manis. Bukit Pralayang menjadi tujuan wisatra pertama mereka, matahari bersinar kala itu di bukit Prlayang membuat Alina jatuh cinta. Dengan lingkungan yang bersih, rindang serta sangat tenang. Membuat mereka betah pagi itu, berbincang hangat tentang bagaimana keseharian Alina dalam sepekan ini disini. Mereka bertukar cerita dan sambil merencanakan trip selanjutnya. Karena kesibukan masing- masing membuat Alina dan yang lainnya pun pergi. • Rasa belum puas Alina dalam melihat pemandangan perbukitan membuatnya kembali ke bukit Paralayang pada sore hari untuk melihat pemandangan matahari terbenam di bukit Paralayang, rasa penasaran Alina pun terbayar ketika ia pergi ke bukit Paralayang pada waktu sore hari, entah waktu itu tuhan melihat niat Alina dalam melihat keindahan alamnya atau apa waktu sore itu sangatlah indah sehingga banyak orang mengabadikan peristiwa matahari terbenam termasuk Alina, tidak hanya melihat keindahan dari bukit Paralayang tetapi kedatangan Alina di sana membuat orang-orang di sekitar sana menjadi tertarik untuk berbincang dan menjadikan Alina sebagai teman termasuk kami yang juga berkenalan dengan Alina. Ia juga menyampaikan betapa senangnya dapat mempunyai teman baru dan dapat berbincang-bincang disana. Setelah banyak mengobrol hangat dengan Alina, kami mengajak Alina untuk mengabadikan momen sore itu, dengan senang hati Alina mengiyakannya. Berikut beberapa dokumentasi kami bersama Alina di Bukit Paralayang (15 september 2022, Bukit Paralayang).