Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU SOSIOLOGI

NILAI DAN NORMA-NORMA SOSIAL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosiologi

Dosen Pengampu : Atik Purwasih M.Pd

Di Susun Oleh
Akma Ghani Mahendra ( 2101072001 )
Said Fadil ( 2101072013 )
Anisa salsabila ( 2101071004 )

Pengertian Nilai
Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Nilai sosial
adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Nilai sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu
dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini
tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara
masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh,
masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan
akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih
cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak
diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang berhubungan dengan
nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku manusia) dan estetika (penyelidikan
tentang nilai dan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi
yang secara tidak sadar diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat.
Nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu
untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam
pandangan Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai
kesejarahan. Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai dalam kepribadian
manusia, namun Spranger mengakui akan kekuatan individual yang dikenal dengan istilah
roh subjektif. Sementara itu, kekuatan nilai-nilai kebudayaan merupakan roh objektif.
Kekuatan individual atau roh subjektif didudukkan dalam posisi primer karena nilai-nilai
kebudayaan hanya akan berkembang dan bertahan apabila didukung dan dihayati oleh
individu.
Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan secara pasif melainkan secara kreatif
dan aktif. Dalam proses manusia menerima nilai ini terjadi hubungan dialektis antara roh
objektif dengan roh subjektif. Artinya, roh objekif akan berkembang jika didukung oleh roh
subjektif, sebaliknya roh objektif akan berkembang dengan berpedoman kepada roh objektif
yang diposisikan sebagai cita-cita yang harus dicapai. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini
kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya.
Menurut Horrocks, Pengertian Nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu
atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai
sesuatu yang dibutuhkan. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara
perlahan diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik bersama dengan
kelompoknya. Nilai ialah standar konseptual yang relatif stabil, dimana secara eksplisit
maupun implisit membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai serta
akitvitas dalam rangka memenuhi kebutuhan psikologi.
Dari pengertian nilai yang dikemukakan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa
Nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal mempertimbangkan
keputusan yang akan diambil kemudian. Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak,
karena mencakup pemikiran dari seseorang. Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu
belum tentu sama dengan individu yang satu.

Fungsi Dan Jenis Nilai Sosial


Fungsi nilai sosial adalah sebagai berikut :
1.      Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok.
2.      Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.
3.      Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.
4.      Sebagai alat solidaritas bagi kelompok.
5.      Sebagai alat kontrol perilaku manusia.

Spranger menggolongkan nilai kedalam enam jenis. Adapun jenis nilai sosial, antara
lain :
1.    Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional.
Nilai keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama.
2.    Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang
atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran
agama.
3.    Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial
sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini dikontraskan dengan nilai seni.
4.    Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasar perbuatan
seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang
terlepas dari berbagai pertimbangan material.
5.    Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin timbul terhadap
dirinya sendiri, baik itu berupa keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Nilai solidaritas
ini dikontraskan dengan nilai kuasa.
6.    Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang
atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik buruknya untuk kepentingan dirinya
atau kelompoknya.
Sementara itu Notonagoro membagai nilai menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
2.      Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan
atau aktivitas.
3.      Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, yang meliputi :
a.      Nilai kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio,
budi, cipta).
b.      Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, estetis).
c.       Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendak atau kemauan manusia (karsa,
etis).
d.      Nilai relegius yang merupakan nilai Ketuhanan, nilai kerohanian yang tertinggi dan mutlak

Dari macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang dominan pada
masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni dan nilai agama. Nilai yang dominan
pada masyarakat modern ialah nilai keilmuan, nilai kuasa dan nilai ekonomi. Sebagai
konsekuensi dari proses pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus, yang
memungkinkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut. Pergeseran nilai keilmuan dan nilai
ekonomi akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya jika
menggunakan model dinamik-interaktif. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan
pembangunan yang memberikan prioritas ada pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh
cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi.

Pengertian Norma
Kata " norma" dalam kamus besar bahasa Indonesia mengandung arti: ukuran yang
berlaku, peraturan. Dalam bahasa Latin kata "norma" memiliki arti pertamanya adalah
carpenter's square: siku-siku yang di pakai tukang kayu untuk mengecek apakah benda yang
di kerjakannya (meja, bangku, kursi, dan sebagainya) sungguh - sungguh lurus. Bertolak dari
pemahaman makna kata tersebut kata "norma" dapat dikonotasikan maknanya sama dengan
kata aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu.
Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk
mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial.
Nilai dan norma selalu berkaitan, walaupun demikian keduanya dapat di bedakan.
Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku
yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam
masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan
aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara
manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma
tidak boleh dilanggar.
Siapapun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang
terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan
tidak boleh meneruskan ulangan. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk
sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma
itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan,
dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. Norma merupakan aturan-aturan
dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan pribadi,
kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Pengertian norma banyak diutarakan
oleh beberapa para ahli mengenai definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian
norma menurut para ahli adalah sebagai beriku, Menurut John J. Macionis  norma adalah
aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya.
Menurut Robert Mz. Lawang Pengertian norma adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai
sebagaimana mestinya.
Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang tidak personal dan
anonim. Pengertian norma menurut soerjono soekanto adalah suatu perangkat agar hubungan
antar masyarakat terjalin dengan baik. Pengertian norma menurut Isworo Hadi Wiyono
bahwa norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan
mana yang boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus dihindari. Menurut Antony
Gidden bahwa pengertian norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya
diperhatikan oleh masyarakat.
Menurut Widjaja Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan
disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabil norma tidak
dilakukan.
Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk
mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial.
Secara umum kita dapat membedakan norma menjadi dua norma yaitu: norma khusus dan
norma umum. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam kegiatan atau kehidupan
khusus, misalnya aturan olahraga, aturan pendidikan, atau aturan sekolah dan sebagainya.
Norma Umum adalah norma yang bersifat umum atau universal.

Fungsi, Ciri-Ciri Dan Macam-Macam Norma Sosial


Dalam kehidupan masyarakat, norma memiliki beberapa fungsi atau kegunaan, yaitu
sebagai berikut
1.      Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah tertentu.
2.      Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan yang tegas
bagi para pelanggarnya.
4.      Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.
5.      Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya, sehingga
tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar norma.
Adapun ciri-ciri nilai sosial, antara lain :
1.      Tidak semua hal yang baik dimata masyarakat dapat dianggap sebagai nilai sosial.
2.      Merupakan hasil interaksi antar anggota masyarakat.
3.      Ditularkan diantara anggota-anggota masyarakat melalui pergaulan.
4.      Terbentuknya melalui proses belajar yang panjang melalui sosialisasi.
5.      Nilai sebagai alat pemuas kebutuhan sosial.
6.      Nilai berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain.
7.      Mempunyai efek yang berbeda terhadap individu.
8.      Memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat baik positif maupun negatif.
9.      Hasil seleksi dari berbagai macam aspek kehidupan di dalam masyarakat.
10.  Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui
interaksi sosial,
11.  Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi, dijadikan
milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya
dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi),
12.  Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,
13.  Nilai sosial bersifat relative,
14.  Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,
15.  Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,
16.  Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,
17.  Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan
18.  Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.
Norma-norma yang berlaku di masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis,
yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma kebiasaan, dan hukum.
1.      Norma agama bersumber dari ajaran agama. Nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama
bersifal absolut karena berasal dari Tuhan. Agama adalah suatu keyakinan yang
kebenarannya bersifat mutlak, tidak tergantung pada cara berfikir dan cara merasa manusia.
Ajaran agama berisi perintah, larangan dan kebolehan yang disampaikan kepada umat
manusia melalui Malaikat dan Rasul-Nya. Sanksi dari norma agama berupa siksa di akhirat
kelak.
Norma agama juga berisi aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-
larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Aturan-
aturan itu tidak saja mengatur hubungan vertikal, antara manusia dengan Tuhan (ibadah), tapi
juga hubungan horisontal, antara manusia dengan sesama manusia. Pada umumnyasetiap
pemeluk agama menyakini bawa barang siapa yang mematuhi perintah-perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-larangan Tuhan akan memperoleh pahala. Sebaliknya barang siapa yang
melanggarnya akan berdosa dan sebagai sanksinya, ia akan memperoleh siksa. Sikap dan
perbuatan yang menunjukkan kepatuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya tersebut disebut taqwa.
Contoh dari moral agama adalah beribadah, dilarang berbohong, harus berbakti pada orang
tua, dan lain-lain.
2.      Norma kesusilaan adalah aturan hidup yang bersumber dari suara hati manusia tentang
mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan tidak baik. Norma kesusilaan mendorong
manusia untuk memiliki akhlak mulia, dan sebaliknya bagi manusia yang melanggar norma
kesusilaan dapat menyeret manusia melakukan perbuatan yang nista. Sanksi terhadap norma
kesusilaan berupa rasa penyesalan diri.
Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk, yang
berupa “bisikan-bisikan” atau suara batin yang berasal dari hati nurani manusia. Berdasar
kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia “menyimpan” potensi nilai-nilai
kesusilaan. Hal ini analog dengan hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap pribadi
manusia karena kodrat kemanusiaannya, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena
potensi nilai-nilai kesusilaan itu tersimpan pada hati nurani setiap manusia (yang berbudi),
maka hati nurani manusia dapat disebut sebagai sumber norma kesusilaan.
Contohnya adalah berlaku jujur, berbuat baik terhadap sesama, dan lain- lain.
3.      Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat yang landasannya berupa kepatutan,
kepantasan serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Norma kesopanan sering disebut juga
dengan tata krama. Norma kesopanan ditunjukkan kepada sikap lahiriah setiap anggota
masyarakat demi ketertiban dan suasana keakraban dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Sanksi bagi yang melanggar adalah celaan dari masyarakat.
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik dan
tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu lingkungan
masyarakat atau komunitas tertentu. Norma ini biasanya bersumber dari adat istiadat, budaya,
atau nilai-nilai masyarakat. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja tentang moral dihubungkan
dengan eika, yang membicarakan tentang tata susila dan tata sopan santun. Tata sopan santun
mendorong berbuat baik, sekedar lahiriah saja, tidak bersumber dari hati nurani, tapi sekedar
menghargai menghargai orang lain dalam pergaulan.
Contohnya adalah maka tidak boleh sambil bicara, orang muda harus menghormati orang
yang lebih tua, dan lain-lain.
4.      Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang yang tidak melakukan norma ini
biasanya dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya.
Contoh Kebiasaan melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru dilahirkan,
Kegiatan mudik menjelang hari raya, acara memperingati arwah orang yang sudah
meninggal pada masyarakat Manggarai, Flores.
5.      Norma hukum adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh negara atau badan yang
berwenang. Norma hukum berisi perintah negara yang dilaksanakan dan larangan-larangan
yang tidak boleh dilakukan oleh warga negara. Sifat dari norma ini adalah tegas dan
memaksa. Sifat ”memaksa” dengan sanksinya yang tegas inilah yang merupakan kelebihan
dari norma hokum jika dibandingkan dengan norma-norma yang lainnya.demi tegaknya
hukum,negara mempunyai lembaga beserta aparat-apratnya di bidang penegakan hukum
seperti polisi,jaksa,dan hakim. Bila seseorang melanggar hukum, ia akan menerima sanksinya
berupa hukuman misalnya hukuman mati, penjara, kurungan, dan denda.
Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, yang
mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban masyarakat. Sifat “memaksa”
dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang merupakan kelebihan norma hukum
dibanding dengan ketiga norma yang lain. Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan
hukum guna dipatuhi dan terhadap orang-orang yang bertindak melawan hukum diancam
hukuman. Ancaman hukuman itu dapat berupa hukuman bandan atau hukuman benda.
Hukuman bandan dapat berupa hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup, atau
hukuman penjara sementara. Di samping itu masih dimungkinkan pula dijatuhkannya
hukuman tambahan, yakni pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu,
dan pengumuman keputusan pengadilan. Demi tegaknya hukum, negara memiliki aparat-
aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim. Sanksi yang tegas dan nyata, dengan
berbagai bentuk hukuman seperti yang telah dikemukakan itu, tidak dimiliki oleh ketiga
norma yang lain. Sumber hukum dalam arti materiil dapat berasal dari falsafah, pandangan
hidup, ajaran agama, nilai-nilai kesusilaam,adat istiadat, budaya, sejarah dan lain-lain.
Dengan demikian dapat saja suatu ketentuan norma hukum juga menjadi ketentuan norma-
norma yang lain.
Contohnya adalah mematuhi rambu lalu lintas, dilarang membunuh, dan lain-lain.
Norma serta nilai sosial dibentuk dan disepakati bersama. Tidak dapat dimungkiri
bahwa nilai dan norma dijadikan sebagai pelindung dari tindakan deskruktif orang lain
terhadap diri. Nilai dan norma sosial memiliki peranan yang berarti bagi individu anggota
suatu masyarakat maupun masyarakat secara keseluruhan. Peran-peran tersebut antara lain:
1.      Sebagai petunjuk Arah (orientasi) bersikap dan bertindak.
2.      Sebagai pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan manusia.
3.      Sebagai pendorong sikap dan tindakan manusia.
4.      Sebagai benteng perlindungan bagi keberadaan masyarakat
5.      Sebagai alat pemersatu anggota masyarakat.

Pelanggaran Dan Solusi Nilai dan Norma Sosial


Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), perilaku pelanggaran norma dibedakan menjadi
empat macam yaitu:
1.      Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan, misalnya:
pemukulan, pemerkosaan,penodongan, dan lain-lain.
2.      Pelanggaran nilai dan norma yang berupa penyimpangan seksual, yaitu perzinahan,
homoseksual, dan pelacuran.
3.      Bentuk-bentuk konsumsi yang sangat berlebihan, misalnya: alcohol, candu, morfin, dan
lain-lain.
4.      Gaya hidup yang lain dari yang lain, misalnya: penjudi profesional,geng-geng dan lain-lain.

Perbedaan dan Keterkaitan Antara Nilai dengan Norma


Nilai merupakan sikap dan perasaan-perasaan yang diperlihatkan oleh individu,
kelompok ataupun masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, suka atau
tidak dan sebagainya terhadap objek materiil maupun non materiil sedangkan norma lebih
merupakan aturan-aturan dengan sangsi-sangsi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan
menekan pribadi, kelompok atau masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Dengan kata
lain nilai dan norma bergandengan tangan dalam mendorong dan menekan anggota
masyarakat untuk memenuhu atau mencapai hal-hal yang dianggap baik dalam masyarakat.

Kesimpulan
Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Nilai sosial
adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku
yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam
masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan
aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara
manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma
tidak boleh dilanggar.
DAFTAR PUSTAKA

Asrori Mohammad dan Muhammad Ali. 2006, Psikologi Remaja,: PT Bumi Aksara.
Jakarta
Hakim, M. Arifin, 2001, Ilmu Budaya Dasar, Pusaka Satya, Bandung
http://siadenuriklas.blogspot.co.id/2012/10/makalah-nilai-sosial-dan-norma-
sosial.html?m=1 diunduh pada tanggal 2 Mei 2017 pukul 14.30 wib
Huky Wila. 1986. Pengantar Sosiologi. Usaha Nasional. Surabaya
Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya D

Anda mungkin juga menyukai