SUBTEMA:
Pendidikan
DISUSUN OLEH :
2022
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan tepat waktu.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan masukan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, teman dan rekan-rekan yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada
waktunya.
Mohon maaf atas kesalahan atau kekurangan dalam penulisan ini, karena
kami selaku penulis masih banyak kekurangan dan masih jauh dari yang di
harapkan, maka dari itu kritik saran yang bersifat membangun semangat para
penulis kami harapkan.
Kami berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada kami
dan para pembaca, serta kepada semua berpihak pembaca karya ini demi
kemajuan ilmu pengetahuan khusus nya dibidang pendidikan.
Wassalamu,allaikum Wr.Wb.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
H A L A M A N J U D U L ........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
A. Kompetensi 4C di Abad 21 .......................................................................... 4
B. Hakikat Prestasi Belajar Peserta Didik ........................................................ 9
C. Konsep Pembelajaran Era Society 5.0 ....................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 13
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 13
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 13
C. Sumber Data ............................................................................................... 13
D. Teknik Pengumpulan Data dan Analisi data. ............................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 14
A. Peran Kompetensi 4C terhadap Prestasi Peserta didik dalam Pendidikan
Agama Islam ...................................................................................................... 14
B. Strategi Mengembangkan Kompetensi 4C Abad 21 pada Pendidikan
Agama Islam ...................................................................................................... 18
C. Upaya meningkatkan prestasi peserta didik dalam Pendidikan Agama Islam
di era Society 5.0 melalui Kompetensi 4C ........................................................ 20
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 22
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 22
B. SARAN ...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
iv
Kompetensi 4C : Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Dalam
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Telah banyak beberapa upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk
menanamkan keterampilan 4C kepada peserta didiknya. Salah satunya
dengan menggerakan literasi baca dan tulis, literasi sains, literasi digital, dan
sebagainya yang dilakukan dengan mengasah pengetahuan membaca,
menulis, menelusuri, bereksperimen, menganalisis, menanggapi, dan
menginterpretasikan peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan membangun kompetensi 4C harus
direncanakan dengan baik dengan menyiapkan instrumen pembelajaran
yang baik dan guru yang berkompeten. Guru yang akan mengajarkan
keterampilan 4C diharapkan memiliki kemampuan yang memadai sehingga
akan tercapai tujuan pembelajaran yang maksimal serta dapat membantu
peserta didik meningkatkan prestasi belajar akademik dan non-akademik.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, penguasaan peserta didik berupa
keterampilan 4C harus dilatih secara maksimal sehingga dapat membekali
peseta didik untuk menghadapi perkembangan dunia masa depan,
membantu meraih pencapaian akademik dan non-akademik, serta membantu
menjawab dan mengambil kesempatan di Era Society 5.0. Oleh karena itu,
didalam karya tulis ini akan membahas tentang upaya meningkatkan prestasi
peserta didik melalui kompetensi 4C di era Society 5.0
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka terdapat beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran kompetensi 4C terhadap prestasi peserta didik dalam
Pendidikan agama islam di era society 5.0
2. Bagaimana cara mengembangkan kompetensi 4C pada peserta didik
dalam pendidikan agama islam?
3. Bagaimana cara meningkatkan prestasi peserta didik dalam
Pendidikan agama islam melalui kompetensi 4C di era society 5.0?
2
1. Untuk mengetahui peran kompetensi 4C terhadap peningkatan prestasi
peserta didik dalam Pendidikan agama islam di era society 5.0
2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk mengembangkan
kompetensi 4C pada peserta didik dalam Pendidikan agama islam
3. Untuk mengetahui upaya yang digunakan untuk meningkatkan prestasi
peserta didik dalam Pendidikan agama islam melalui kompetensi 4C di
era society 5.0
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kompetensi 4C di Abad 21
Perkembangan dunia saat ini mengharuskan keberadaan sumber daya
manusia yang mumpuni. Hal demikian karena perkembangan global
menciptakan Persaingan di tempat kerja semakin meningkat. Sehingga
pendidikan yang diselenggarakan harus memenuhi dan sejalan dengan
permintaan perkembangan dunia saat ini. Salah satu solusi yang dijalankan
dalam pembelajaran sekolah saat ini untuk membekali peserta didik yang
unggul ialah dengan melatih dan mengajarkan keterampilan kompetensi 4C.
Kompetensi 4C mencakup berfikir kiritis dan pemecahan masalah (critical
thinking and Problem solving), kreativitas (creativity), kemampuan
komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaborative). Soft skill
tersebut diharapkan mampu dimiliki oleh setiap peserta didik untuk
membantu pemecahan-pemecahan masalah di abad 21 ini.
1. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah)
Kompetensi 4C yang pertama ialah berpikir kritis dan pemecahan
masalah. Menurut Facione, berpikir kritis mengacu pada penilaian yang
disengaja yang menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan
kesimpulan berdasarkan penjelasan dan bukti yang diperoleh, ide,
prosedur, dan kriteria atau pertimbangan yang menjadi dasar penilaian
sebelumnya. Tidak ada yang bisa menyangkal pentingnya kemampuan
berpikir kritis. (Sulaiman and Agustin Syakarofath, 2018, p. 88). Karena
tujuan berpikir adalah untuk memperoleh pengetahuan yang tepat dan
menyeluruh, kemampuan berpikir kritis sangat bermanfaat untuk
menilai suatu masalah yang terjadi dalam rangka merespon dan
menemukan jawaban atas masalah yang berkembang di masa sekarang
dan masa depan. (Sholikha and Fitrayati, 2021, p. 2403) Meskipun
sesungguhnya proses berpikir ialah fitrah yang diberikan kepada
manusia sebagai makhluk yang berakal, namun tahap berpikir manusia
juga memiliki tingkatan yang berbeda, sehingga untuk mencapai pada
4
kemampuan berfikir secara kritis dan mendalam, perlu dilakukan sebuah
latihan dan pembiasaan dari guru kepada pesera didik. Sehingga guna
mencapai tujuan pembelajaran kompetensi 4C yang pertama tersebut,
pendidik harus dapat membentuk dan membiasakan kemampuan
tersebut kepada peserta didiknya. Salah satunya dengan pembelajaran
yang menggunakan metode diskusi. Dalam kegiatan diskusi, peserta
didik akan secara aktif mendapatkan motivasi untuk memecahkan
permasalahan dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang
ia miliki. Peserta didik akan mencoba mengungkapkan apa yang telah ia
dapatkan sebagai bentuk dari proses berpikir dan mencoba untuk
mengemukakan dan mempertahankan pendapatnya itu.
2. Creativity (Kreativitas)
Kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru disebut sebagai
kreativitas. Bakat ini memungkinkan seseorang untuk memperkaya
realitasnya dengan menghasilkan hasil yang kreatif. Selain
membutuhkan kemampuan berfikir kritis, peserta didik juga perlu
memiliki kompetensi kreativitas ini.
Salah satu faktor yang mendukung terbentuknya kreatifitas pada
seseorang adalah suasana sekitarnya yang mendukung dan menghargai.
Hal ini dapat diciptakan dari orang-orang sekitar seperti orang tua dan
guru yang mengajar disekolah.
Kreativitas peserta didik dibagi kedalam dua hal, yang pertama
ialah kreativitas yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir
(aptitude) dalam kreativitas ini diperlukan kelancaran dalam
menghasilkan suatu keputusan secara cepat, dan menggunakan berbagai
cara untuk menjawab pertanyaan dan sebuah masalah. Selanjutnya yang
kedua ialah kreativitas non-aptitude, yakni sebuah kreativitas yang
berhubungan langsung dengan perasaan maupun motivasi. Mislanya
ialah memiliki imajinasi yang kuat, inisiatif, rasa keingintahuan besar,
dan menciptakan kebebasan dalam berpikir.(Wardhani and Setyowati,
no date, p. 48)
5
Kreativitas merupakan salah satu kompetensi yang perlu dimiliki
oleh peserta didik. Peserta didik yang memiliki kreativitas tanpa batas,
akan memudahkannya untuk menciptakan sebuah karya, inovasi,
gagasan, dan ide-ide cemerlang yang dapat berguna untuk menjadi
solusi memcahkan masalah dan menjawab masalah yang terjadi
disekitarnya. Rasa kreatif ini perlu dipupuk dan dikembangkan terus
menerus, salah satu yang menjadi fasilitator dalam mengembangkan
sikap kreatif seseorang ialah guru. Nana Syaodih Sukmadinata
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran, tugas seorang
guru bukan hanya sekedar memberikan pelajaran akademik kepada
peserta didiknya, tetapi juga harus memberikan bimbingan belajar
kepada peserta didik yang lambat proses perkembangannya agar
kemudian dapat sejajar dengan yang lain. Hal demikian
mendeskripsikan bahwa sejatinya peran seorang guru juga termasuk
didalamnya ialah memantau dan menganalisis perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.(A‟yuna, 2015, p. 10)
Ketercapaian hal tersebut perlu dilakukan oleh guru dengan beberapa
upaya yakni:
a. Menghargai dan memandang peserta didik sebagai pribadi yang unik
dan beragam.
b. Mendorong peserta didik untuk menjadi pribadi yang lincah dan
aktif
c. Memberikan rangsangan kepada peserta didik dengan memberikan
tugas-tugas yang mendorong munculnya kreatifitas
d. Membuat peserta didik nyaman dikelas sehingga tidak ada
ketegangan dan tekanan. Dengan begutu, diharapkan peserta didik
dapat bebas berimajinasi dan menciptakan kreatifitas yang unik
e. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan hal
baru dan mendiskusikannya secara terbuka
f. Memberikan sebuah pengalaman belajar yang dekat dengan
pengalaman nyata pesertaa didik
6
g. Membiarkan peserta didik untuk berkespresi, bereksperimen dan
mengkolaborasikan dengan teman sekelas
h. Mendampingi peserta didik dengan guru memposisikan diri sebagai
narasumber yang berkompeten.
3. Communicaton (Komunikasi)
Kompetensi atau softskill berikutnya yang perlu dibangun dan
dikembangkan kepada peserta didik untuk menjawab permasalahan di
abad 21 ialah kemampuan komunikasi. Menurut Wursanto, tindakan
menyampaikan atau mengkomunikasikan informasi penting kepada
orang lain dalam upaya meningkatkan saling pengertian dikenal sebagai
komunikasi. Manusia akan secara langsung berpartisipasi dalam
komunikasi dalam situasi intrapersonal, kelompok, dan massa..(Oktavia,
2016, p. 241)
Kemampuan komunikasi menjadi fundamental karena dengan
kemampuan ini dapat menghantarkan dan membekali peserta didik
dalam bersaing di dunia kerja. Selain itu, komunikasi digunakan untuk
menyampaikan konsep, ide, dan pengetahuan baru yang dimaksudkan
untuk disebarluaskan kepada orang lain menggunakan berbagai media,
termasuk bahasa lisan dan tulisan, deskripsi gambar, grafik, dan data
numerik. (Putu Arnyana, 2016, p. 8) Meskipun komunikasi merupakan
sebuah aktivitas yang sering dilakukan manusia dimanapun dan
kapanpun, namun kemampuan komunikasi seseorang perlu untuk dilatih
agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif.
Dalam proses pembelajaran disekolah, guru dapat membiasakan
peserta didik untuk melatih skill komunikasinya, misalnya dengan
menggunakan kata yang baik dalam berkomunikasi atau ketika
menyampaikan materi pelajaran didepan kelas. Pesan yang disampaikan
dengan penggunaan kata yang kurang tepat akan menimbulkan spekulasi
dan pemahaman yang berbeda, sehingga tidak jarang akan menyebabkan
sebuah konflik. Sebaliknya, pemilihan kata yang tepat akan memberikan
dampak kepuasan terhadap komunikator karena tujuan yang
diinginkannya telah tercapai sehingga rasa percaya diri peserta didik
7
akan mengingkat. Kemampuan komunikasi peserta didik juga dapat
dilatih guru dengan menggunakan sistem “Learning to Know, learning
to do” yakni pembelajaran yang mendukung terkait cara berkomunikasi
yang baik seperti halnya berpidato, menyampaikan pendapat, presentasi,
dan kegiatan diskusi.
4. Collaborative (Kolaborasi)
Kompetensi yang tidak kalah penting dimiliki dalam menghadapi
abad 21 ialah kemampuan berkolaborasi. Sebagaimana kesuksesan
dalam pendidikan saat ini ialah hasil daripada kolaborasi. Kemampuan
kolaborasi akan dibutuhkan untuk membantu belajar dan beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi sepanjang waktu. Menurut Ahmad,
kemampuan kolaborasi ialah keterampilan untuk bekerja sama antara
dua siswa atau lebih untuk memecahkan suatu permaslahan yang terjadi
dengan berbagi peran dan tanggung jawab, akuntabilitas, serta dilakukan
secara terorganisir untuk mencapai sebuah pemahaman yang terintegrasi
tentang masalah dan solusinya.(no date, pp. 70–71) Dari pendapat
tersebut, jelas bahwa kemampuan kolaborasi ialah proses yang
dilakukan oleh beberapa orang dalam bentuk kelompok atau tim untuk
saling bertukar pikiran, dan menyalurkan gagasan, ide dan pendapat
untuk mencapai suatu tujuan bersama yang digunakan untuk menjawab
dan memecahkan masalah serta mencarikan solusi.
Kemampuan kolaborasi penting dimiliki oleh setiap peserta didik
terutama dalam proses pembelajaran disekolah. Maka demikian, seorang
guru harus dapat memberikan pengajaran berupa kemampuan akademis
dan keterampilan kolaborasi. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan
bahwa keterampilan kolaborasi dapat memberikan efek yang signifikan
dalam pembelajaran peserta didik dan retensi pengetahuan peserta didik.
Pembelajaran yang dilakukan dengan berkolaborasi akan melatih peserta
didik dengan pembagian kerja yang efektif, membentuk dan menguatkan
karakter, membangun prespektif, mengajarkan rasa tanggung jawab,
pengalaman, dan kekompakan. Hal ini akan menjadi bekal peserta didik
8
untuk menjadi pribadi yang kompeten.(Septikasari and Rendi Nugraha
Frasandy, 2018, p. 210)
Adapun indikator kemampuan kolaborasi yakni peserta didik
harus memiliki sikap bertanggung jawab bersama-sama merencanakan,
melaksanakan, membantu satu sama lain, mengevaluasi, dan bekerja
sama untuk membantu menjaga kinerja tim dalam mencapai tujuan
bersama dengan menggunakan waktu seefisien mungkin dalam
memecahkan masalah dan memastikan bahwa setiap anggota
memberikan kontribusi yang terbaik dari kemampuan mereka.
Untuk melatih dan membiasakan peserta didik memiliki
keterampilan kolaborasi, maka diperlukan adanya bahan ajar yang dapat
memancing peserta didik untuk bekerjasama, salah satunya adalah
dengan menyiapkan rangkaian tugas-tugas kelompok, kegiatan permaian
yang menggunakan kekompakan, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
menggunakan metode ilmiah.(no date, p. 71)
9
1. Prestasi belajar dijadikan sebagi indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik
2. Prestasi belajar menjadi tolak ukur dalam melambangkan rasa
keingintahuan
3. Prestasi belajar dijadikan sebagai indikator adanya bahan informasi
dalam aspek pendidikan
4. Prestasi belajar dijadikan sebagai indikator internal dan eksternal tingkat
produktifitas suatu institusi dan tingkat keberhasilan peserta didik
dimata masyarakat
10
dapat diukur melaui analisis perubahan tingkah laku dan prilaku peserta
didik. Ranah psikomotorik diukur dari hasil-hasil belajar yang berupa
keterampilan peserta didik.
Untuk mencapai prestasi belajar peserta didik, perlu kontribusi dari
segala pihak untuk membantunya. Orang tua dapat membantu peserta didik
untuk melatihnya dari segi kogntif dan afektif, memberikan kenyamanan
dengan susasna sosial dilingkungan keluarga, memberikan motivasi, dan
menyamakan visi misi anak dan orang tua akan membantu anak mencapai
prestasi belajarnya dengan mudah. Selanjutnya, guru dapat mengajarkan
materi-materi dengan baik dan benar, mencipatakan kondisi lingungan
sosial kelas dan sekolah yang nyaman, memadai, dan memberikan
pengajaran dengan kompetensi 4C kepada peserta didik, sehingga hal
tersebut dapat membantu peserta didik dalam mencapai prestasi belajarnya.
11
konsep Society 4.0 disempurnakan menjadi konsep Society 5.0 yang ditandai
dengan melesatnya berbagai teknologi yang dalam penggunaannya telah
menjadi bagian dari manusia itu sendiri dan tidak terpisahkan.
Indonesia sebagai negara yang memiliki cullture dan perkembangan
yang berbeda dengan negara luar juga harus dapat mempersiapkan diri lewat
edukasi untuk menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang di era
Society 5.0 agar dapat mencapai sebagaimana cita-cita dan tujuan bangsa.
Peranan pendidikan dapat direalisasikan dengan bertanggung jawab secara
penuh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memfilter
perkembangan yang positif guna menghadapi masa depan.(Harun, 2021, p.
266)
Konsep pembelajaran era Society 5.0 bertumpu kepada kemapuan,
skill, inovasi dan penggunan teknologi. Hal ini sejalan dengan adanya
konsep pembelajaran abad 21 yang membangun kompetensi 4C yaitu
Critical Thinking & Problem Solving, Creativity, Communication, and
Collaboration. Pembelajaran abad 21 dianggap dapat dijadikan solusi untuk
menjawab perkembangan di era Society 5.0. Pembelajaran ini tentu harus
disiapkan dengan menyiapkan pendidik yang berkompeten, kreatif, dan
terbuka.
Tujuan pendidikan dalam periode Society 5.0 adalah memberikan
kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi ide-ide kreativitas dan
pengetahuan. Memilih berbagai model pembelajaran adalah salah satu
strategi yang mungkin digunakan guru untuk menyiapkan skenario ini.
Pembelajaran yang berbasis masalah, berbasis penemuan, berbasis proyek,
dan berbasis inkuiri misalnya, akan membantu siswa untuk
mengekspresikan kreativitas mereka melalui pemikiran kritis. Model-model
pembelajaran dengan metode meneliti dan bereksperimen yang berpusat
kepada peserta didik dapat menjadi sebuah pilihan yang akan membantu
peserta didik mengembangkan kemampuannya.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada tulisan ini yaitu dengan metode
penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan (library research), yang
meliputi pengumpulan data dari sumber, menganalisisnya, dan
mengorganisasikan temuannya. (Zed, 2008, p. 3) Metode penelitian adalah
upaya mengkaji dan mendalami suatu topik dengan menggunakan metode
ilmiah pengumpulan data, pengelolaan, analisis, dan penarikan kesimpulan
untuk memecahkan masalah dan menghasilkan informasi yang bermanfaat
bagi keberadaan manusia. (AbuBakar, 2021, p. 2)
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian karya tulis ini berfokus untuk mengkaji lebih
mendalam tentang upaya peningkatan peserta didik dalam pendidikan
agama Islam dan peran peserta didik dalam pendidikan agama Islam di Era
Society 5.0.
C. Sumber Data
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan atau
penelitian ilmiah, sehingga data diambil dari berbagai sumber kepustakaan,
antara lain buku, junal, surat kabar, kamus, ensiklopedia, dokumen pribadi,
dan sumber lain yang dapat dipercaya.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
14
mendapatkan hasil yang baik. Untuk berkomunikasi, seseorang biasanya
menggunakan ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada, jeda, dan teknik lainnya.
Kebenaran faktor-faktor tersebut akan berdampak pada cara seseorang
berkomunikasi, karena jika salah akan mengganggu penerima pesan atau
persepsi orang lain.
15
siswa lain melalui paradigma pembelajaran kolaboratif. Menurut (Warsono
and Hariyanto, 2012), pembelajaran kolaboratif tidak selalu harus
berlangsung dalam suasana formal atau mengikuti jadwal yang padat.
Peserta didik akan maju dalam pembelajaran kolaboratif sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna. Mereka perlu diilhami untuk bekerja
sama dengan teman sekelasnya saat mengkaji materi dan menciptakan
makna. Mereka juga perlu belajar bagaimana menghargai keterampilan dan
kualitas setiap orang ketika mengerjakan sebuah tugas, serta bagaimana
memikul tanggung jawab dan merespons mereka dengan benar.
Peserta didik yang dapat berpikir kritis akan dapat mendekati masalah
secara bijaksana dan menghasilkan jawaban yang lebih unggul daripada
sebaliknya. Keterampilan pemecahan masalah terkait erat dengan kapasitas
untuk berpikir kritis. Kompetensi selanjutnya yang harus dimiliki peserta
16
didik agar lulus secara kompeten dan berkembang menjadi sumber daya
manusia yang luar biasa adalah kemampuan berkreasi dan berimajinasi.
Kreativitas adalah usaha imajinatif yang “mewujudkan” daya cipta pikiran,
yang mampu menghasilkan sesuatu atau menemukan pemecahan masalah
dengan cara yang unik. (Arsanti et al., 2021, p. 321)
Sifat pembaharuan atau kreasi baru adalah inovasi. Dengan kata lain,
inovasi mengacu pada kapasitas untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.
Akibatnya, menjadi kreatif dan inventif dapat didefinisikan sebagai kegiatan
yang diambil sebagai hasil pemikiran atau konsep untuk mencapai tujuan
dan memecahkan kesulitan. Siswa maupun Mahasiswa diharapkan
senantiasa mengembangkan kreativitasnya dalam berbagai situasi, baik
akademik maupun non-akademik. Dalam lingkungan akademik, peserta
didik harus mampu berinovasi untuk memunculkan konsep-konsep terbaru
yang berbeda dari yang diajarkan oleh guru atau dosen.
17
mampu mengatasi tantangan yang mereka hadapi dengan penuh
pertimbangan. Kapasitas untuk berpikir kritis akan berhubungan erat dengan
kemampuan pemecahan masalah. Selain itu pula baik seorang guru maupun
siswa harus mampu berkreativitas dan menginovasikan sebuah hal yang
baru yang berbeda dari sebelumnya.
18
penguasaan teori dan praktik. Alhasil, Siswa juga ditempa karakternya
selama proses pendidikan sehingga memiliki karakter positif.
19
C. Upaya meningkatkan prestasi peserta didik dalam Pendidikan Agama
Islam di era Society 5.0 melalui Kompetensi 4C
20
(UKM). Melalui beragam latihan atau kegiatan, peserta didik dapat berlatih
pemecahan masalah, berpikir kritis, komunikasi, dan berkolaborasi.
21
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompetensi 4C merupakan suatu keterampilan yang sangat tepat
digunakan dalam menyambut era society 5.0. Sebuah kompetensi yang
berfokus pada penciptaan sumber daya manusia yang hebat. Pendidikan
Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat menerapkan
keterampilan 4C untuk menarik peserta didik dalam mempelajari ilmu
agama sehingga dapat meningkatkan kompetensi akademik dan non
akademik di tengah kondisi globalisasi yang semakin meraja lela. Untuk
mengembangkan kompetensi 4C pada pendidikan agama islam maka tenaga
pengajar perlu memahami manfaat dan potensi kompetensi 4C, dan peserta
didik harus mengembangkan sikap berpikir kritis dan dapat memecahkan
masalah, pendidik atau sebaakiknya dapat membuat metode belajar yang
kreatif dan inovatif, serta harus bisa berkolaborasi dengan yang lain melalui
KBM, kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi keagamaan yang bermanfaat
yang dapat menunjang kompetensinya.
Penerapan Kompetensi 4C pada pendidikan agama islam memberikan
peluang peserta didik dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam
bidang keagamaan sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan,
mengasah keterampilan mereka, dan meningkatkan kompetensi yang
dimilikinya melalui kompetensi 4C dalam pendidikan agama islam di era
society 5.0.
B. SARAN
Penelitian ini dapat disempurnakan dengan melakuikan observasi
secara langsung di beberapa lembaga pendidikan agara dapat menghasilkan
hasil kajian yang lebih mendalam dan teruji kebenarannya. Oleh karena itu,
penulis berharap para civitas akademika dapat menyempurnakan karya ini
dengan melakukan penelitian yang kuantitatif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fikri, A., Rahmawati, A. and Hidayati, N. (2020) „Persepsi Calon Guru Pai
Terhadap Kompetensi 6c Dalam Menghadapi Era 4.0‟, At-Ta’dib: Jurnal
Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, pp. 89–96. Available at:
https://doi.org/10.47498/tadib.v12i01.331.
Hafiz, A. (no date) „Prestasi Belajar Siswa Yang Bekerja Sebagai Tukang Semir
Di Kota Bukittinggi‟, Jurnal As-Salam, 2(3).
Handayani, N.N.L. and Erna Muliastrini, N.K. (2020) „Pembelajaran Era Disruptif
Menuju Era Society 5.0 (Telaah Perspektif Pendidikan Dasar)‟, Prosiding
Webinar Nasional IAHN-TP Palangka Raya [Preprint].
23
Nurwahidah et al. (no date) „Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi Siswa
Menggunakan Lembar Kerja Siswa Berbasis Saintifik‟, Reflection
Journal, 1(2).
Partono, Wardhani, H.N. and Setyowati, N.I. (no date) „Strategi Meningkatkan
Kompetensi 4C (Critical Thinking, Creativity, Communication, &
Collaborative)‟, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 14(1).
24
Trilling, B. and Fadel, C. (2009) 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times. John Wiley & Sons.
Warsono and Hariyanto (2012) Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Remadja
Rosdakarya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
25
Lampiran Biodata Mahasiswa
CURICULUM VITAE
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Sukma Mega Agustin
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. TTL : Bratasena Adiwara, 26 Agustus 2022
4. Alamat Lengkap : Kampung Ruti Basuki, Kecamatan Rumbia,
Kab. Lampung Tengah
No Telp : 085769785041
Email : sukmamegaa@gmail.com
5. Status Pendidikan : Universitas : Institut Agama Islam Negeri Metro
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : 5 (Lima)
26
CURICULUM VITAE
B. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Alfina Hidayati
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. TTL : Simbarwaringin, 24 Maret 2003
4. Alamat Lengkap : Simbarwaringin 11D, Kecamatan Trimurjo
Kab Lampung Tengah
No Telp : 082377519752
Email : alfinahidayati1101@gmail.com
5. Status Pendidikan : Universitas : Institut Agama Islam Negeri Metro
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : 3 (Tiga)
27
CURICULUM VITAE
C. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Nada Aprilia
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. TTL : Babat, 06 Januari 2004
4. Alamat Lengkap : Desa Babat Kecamatan Belida Barat
Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan
No Telp : 082278969334
Email : nadaaprilia6960@gmail.com
5. Status Pendidikan : Universitas : Institut Agama Islam Negeri Metro
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : 3 (Tiga)
28