2. KELOMPOK SOSIAL
3. NILAI/NORMA SOSIAL
4. LEMBAGA SOSIAL
3. NILAI/NORMA SOSIAL
PENGERTIAN “ Nilai ”
Nilai memiliki beberapa arti, antara lain :
Nilai merupakan pertimbangan suatu tindakan, benda,
cara untuk mengambil keputusan.
Nilai adalah suatu ukuran, patokan, angapan dan
keyakinan.
NILAI VITAL adl segala sesuatu yg berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan
atau aktivitas. Ex : udara, api, air, dll
NORMA HUKUM
adalah aturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu, seperti pemerintah sehingga dengan tegas
dapat melarang serta memaksa orang untuk
berperilaku sesuai dengan aturan.
• Istilah Indonesia :
– “pranata sosial”,
– “bangunan sosial”
– “lembaga kemasyarakatan”
1.Kekuatan sanksinya
2.Resmi tidaknya norm
a tersebut
3.Daya pengikatnya
NORMA MENURUT KEKUATAN SANKSI
Berdasarkan kekuatan sanksinya terhadap masyarakat,
norma terbagi menjadi enam yaitu :
NORMA NONFORMAL
adalah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas
subconscious ) dan pelaksanaanya tidak diwajibkan
bagi warga masyarakat yang bersangkutan.
Biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak
dibandingkan norma yang formal.
Ex : adat istiadat, aturan dalam keluarga,
pantangan-pantangan
DAYA PENGIKATNYA NORMA
• NORMA AGAMA
adalah peraturan yang sifatnya mutlak dan tidak
dapat ditawar atau diubah ukurannya karena berasal
dari Tuhan. Norma ini berisikan peraturan hidup yang
diterima sebagai perintah-perintah, larangan-
larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari
Tuhan. Sebagian besar norma agama bersifat umum (
universal ). Sanksinya adalah rasa berdosa.
Ex : tidak berbohong, bersembahyang
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya
NORMA KESOPANAN
adalah sekumpulan peraturan sosial yang timbul
dari pergaulan segolongan manusia dan dianggap
sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari
sekelompok masyarakat yang berkenaan dengan
bagaimana seorang bertingkah laku yang wajar
dalam masyarakat. Sanksinya berupa celaan,
kritik dll.
Ex : tidak meludah di sembarang tempat
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya
NORMA KEBIASAAN
adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi
petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar
atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang
sehingga perilaku menjadi kebiasaan individu.
Sanksinya berupa celaan, pengucilan secara batin
Ex : bersalaman
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya
NORMA KESUSILAAN
adalah peraturan sosial yang berasal dari hati
nurani yang menghasilkan akhlak sehingga
seseorang dapat membedakan apa yang dianggap
baik dan yang dianggap buruk. Sanksinya dapat
dipenjara, diusir atau dijauhi.
Ex : berpelukan di sembarang tempat
2. Kebiasaan (folkways):
Perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, merupakan
bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan itu atau dianggap baik.
Norma ini diikuti tanpa berfikir, karena berdasarkan tradisi atau
kebiasaan (folksway).
• Norma kesusilaan:
– Peraturan sosial yang berasal dari hati nurani
– Menghasilkan akhlak, membedakan mana baik dan buruk
– Pelanggaran dikenai sangsi fisik atau batin
– Contoh: tdk bermesraan di tempat umum dll.
• Norma Kesopanan: Peraturan sosial yang mengarah bagaimana
harus bertingkah laku wajar dalam bermasyarakat. Pelanggaran:
akan mendapat celaan, kritik dll. Contoh: tidak meludah
disembarang tempat, menerima/memberi dengan tangan kanan
dll.
• Lembaga ekonomi
Pengendalian sosial (social control)
• Tujuan: supaya anggota suatu masyarakat mentaati
norma-norma yang berlaku.
• Dibedakan berdasarkan sifatnya:
– Preventif/positif: suatu usaha pencegahan terhadap
terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian.
Misalnya dengan: proses sosialisasi, pendidikan
formal dan in-formal
– Represif/negatif: bertujuan untuk mengembalikan
keserasian yang pernah mengalami gangguan.
Misalnya dengan: penjatuhan sangsi
Preses Pengendalian Sosial
dilakukan dengan cara:
1. Persuasive: tanpa kekerasan, membuju
2. Coercive: dengan paksaan, kekerasan
3. Compulsion: diciptakan situasi sedemikian rupa
sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah
sikap yang menghasilkan kepatuhan secara tidak
langsung
4. Pervasion: norma/nilai yang ada diulangulang
penyampaiannya sedemikian rupa dengan harapan
bahwa hal tersebut masuk dalam aspek bawah
sadar seseorang.
Masalah yang erat hubungannya
dengan pengendalian sosial
• Conformity:
– penyesuaian diri pada norma-norma dan nilai-nilai
dalam masyarakat, menghasilkan
kepatuhan/ketaatan
– pada orang2 tua dan masy di desa lebih kuat.
• Deviation:
– penyimpangan terhadap norma & nilai
– biasanya pada orang muda dan masy di kota lebih
besar