Anda di halaman 1dari 49

STRUKTUR SOSIAL

1. STRATIFIKASI, DIFERENSIASI DAN MOBILITAS SOSIAL

2. KELOMPOK SOSIAL

3. NILAI/NORMA SOSIAL

4. LEMBAGA SOSIAL
3. NILAI/NORMA SOSIAL
PENGERTIAN “ Nilai ”
Nilai memiliki beberapa arti, antara lain :
Nilai merupakan pertimbangan suatu tindakan, benda,
cara untuk mengambil keputusan.
Nilai adalah suatu ukuran, patokan, angapan dan
keyakinan.

Nilai merupakan sesuatu yang baik, yang diinginkan


oleh warga masyarakat.

Nilai adalah kumpulan sikap dan perasaan yang


diwujudkan melalui perilaku.
Pengertian Nilai Sosial menurut
Para Ahli
Young: Nilai sosial adalah asumsi-
asumsi yg abstrak, dan sering tidak
disadari, tentang apa yg benar dan
apa yg penting.

KOENTJARANINGRAT: Nilai sosial adalah konsepsi


yg hidup di dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat mengenai hal-hal yg harus mereka
anggap penting dalam hidup.

SOERJONO SOEKANTO: Nilai adalah konsepsi


abstrak dalam diri manusia mengenai apa yg
dianggap baik dan apa yg dianggap buruk.
SUMBER-SUMBER NILAI
1. Sumber instrinsik (objektif)
adl sumber nilai yg terletak di
dalam orang atau benda g
bernila.

2. Sumber ekstrinsik (subjektif)


adl sumber nilai yg terletak di
luar orang atau benda yang
bernilai.
Menurut sumbernya, nilai dibagi menjadi tiga:

1. NILAI THEONOM adl nilai sosial yg bersumber dari Tuhan yaitu


melalui ajaran yg disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Agama
berisi nilai-nilai sosial yg memberikan pedoman bagaimana cara
bersikap dan bertindak bagi manusia.

2. NILAI HETERONOM adl nilai sosial yg dirumuskan dari


kesepakatan banyak anggota masyarakat. Berisi nilai yg harus
dipedomani oleh seluruh warga masyarakat.

3. NILAI OTHONOM adl nilai sosial yg bersumber dari setiap


individu. Contohnya : Sukarno yg merumuskan Pancasila; Dr. Sun
Yat Sen dari China yg merumuskan konsep San Min Chu I
(nasionalisme, demokrasi dan sosialisme )
CIRI-CIRI NILAI SOSIAL
Nilai tercipta melalui interaksi anggota masy.
Nilai bukan bawaan sejak lahir, melainkan penularan
dari orang lain.
Nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dari obyek
dalam masyarakat.
Nilai cenderung berkaitan satu dengan yang lain &
membentuk pola-pola dan sistem nilai dalam
masyarakat.
Nilai menjadi dasar bagi tindakan dan tingkah laku,
baik secara pribadi atau grup dan masyarakat secara
keseluruhan.
Lanjutan Ciri-ciri Nilai Sosial

Nilai dapat membantu masyarakat agar dapat


berfungsi dengan baik.
Nilai yang menyusun sistem nilai diteruskan dan
ditularkan di antara anggota-anggota.
Nilai-nilai dapat mempengaruhi pengembangan
pribadi dalam masyarakat secara positif maupun
secara negatif.
Nilai-nilai juga dapat mempengaruhi adanya emosi.
Sistem-sistem nilai bervariasi antara kebudayaan yang
satu dengan yang lain.
JENIS-JENIS NILAI
1. Menurut Prof. Notonagoro
NILAI MATERIAL adl segala sesuatu yg berguna bagi jasmani manusia. Ex : pangan,
papan, sandang, dll

NILAI VITAL adl segala sesuatu yg berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan
atau aktivitas. Ex : udara, api, air, dll

NILAI KEROHANIAN adl segala sesuatu yg berguna bagi rohani manusia.


a. Nilai kebenaran (RATIO): bersumber pada unsur akal manusia

b. Nilai keindahan (ESTETIKA): bersumber pada perasaan manusia

c. Nilai moral (ETIKA): bersumber pada kehendak atau kemauan

d. Nilai Ketuhanan (RELIGIUS): nilai yg tertinggi, sifatnya mutlak dan abadi.


2. Menurut Walter G. Everett
Nilai-nilai Ekonomi (economic values): berhubungan dengan sistem ekonomi
dan mengikuti harga pasar.

Nilai-nilai Kejasmanian (bodily values): meliputi nilai pengetahuan dan


pencarian kebenaran.

Nilai-nilai Rekreasi (recreation values): meliputi nilai-nilai permainan pada


waktu senggang, sehingga memberi sumbangan untuk mensejahterakan
kehidupan maupun memberikan kesegaran jasmani dan rohani.

Nilai-nilai perserikatan (assoociation values) meliputi berbagai bentuk


perserikatan manusia dan persahabatan, kehidupan keluarga sampai dengan
tingkat internasional

Nilai-nilai watak (caracter values) meliputi seluruh tantangan serta kesalahan


pribadi dan sosial, termasuk keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada
kebenaran dan kesediaan mengontrol diri.
FUNGSI NILAI SOSIAL
Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial
seseorang dalam struktur stratifikasi sosial, misalnya
upper class, middle class dan lower class.
Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah
laku dalam masyarakat.
Sebagai pembatas dan penekan individu untuk selalu
berbuat baik.
Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota masyarakat.
Nilai-nilai merupakan penentu terakhir bagi manusia
dalam memenuhi peranan-peranan sosialnya.
FUNGSI NILAI SOSIAL YANG LAIN
SEBAGAI PENUNJUK ARAH. Cara berpikir dan bertindak anggota
masyarakat umumnya diarahkan oleh nilai-nilai sosial yg berlaku.
Pendatang baru pun secara moral diwajibkan mempelajari
aturan sosio budaya lingkungannya sehingga dia dapat
beradaptasi dengan norma dan dapat menjauhi perilaku yg tidak
diinginkan masyaraka.

SEBAGAI PENDORONG. Berkat adanya nilai sosial yg dijunjung


tinggi dan dijadikan sebagai cita-cita manusia yang berbudi luhur
dan bangsa yg beradab itulah manusia menjadi manusia yg
sungguh-sungguh berbudi luhur dan suatu bangsa menjadi
bangsa yg sungguh-sungguh berada. Hal tersebut dapat terwujud
berkat keberhasilan manusia merealisasikan nilai sosial yg
bermutu tinggi.
Lanjutan fungsi nilai yang lain

SEBAGAI PEMERSATU. Orang berkumpul dan bekerja sama di


sekitar nilai sosial yg disukai bersama karena dengan demikian
kepentingan mereka bersama terpenuhi. Berdasarkan
fenomena dalam kehidupan dapat disimpulkan bahwa nilai
sosial dapat menciptakan dan meningkatkan solidaritas antar
manusia.

SEBAGAI BENTENG PERLINDUNGAN. Nilai-nilai sosial yg dapat


dianggap sebagai benteng perlindungan adalah nilai-nilai inti
(poros). Dalam sejarah Indonesia, nilai sosial sebagai
perlindungan yg ampuh adl “NILAI PANCASILA” yg dapat
menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran.
TIPE-TIPE NILAI
NILAI-NILAI DOMINAN adalah nilai yg dianggap lebih
penting daripada nilai lainnya. Nilai ini merupakan nilai
utama yg unik dalam masyarakat yg membentuk
kerangka kerja umum dan norma tingkah laku pribadi
dan grup. Nilai ini menyusun inti sistem nilai sosial. Nilai
ini sering ditemui dalam institusi sosial, seperti agama
dan keluarga.
NILAI-NILAI MENDARAH DAGING (INTERNALIZED
VALUE) adalah nilai yg telah menjadi kepribadian dan
kebiasaan. Ex : seorang kepala keluarga yg belum
mampu memberi nafkah bagi keluarganya akan dinilai
tidak bertanggung jawab.
Lanjutan type nilai

NILAI-NILAI ANTARA (INTERMEDIETTE ) : nilai ini ditarik


dari yg utama lalu diperbaharui ke dalam bentuk-bentuk
yg lebih mudah dicapai. Nilai-nilai ini ada yg beroperasi
dalam kerangka kerja nilai-nilai utama dan
diimplementasikan melalui norma-norma yg secara
sosial diterima dan berfungsi untuk menjamin
berjalannya nilai-nilai.

NILAI-NILAI KHUSUS adalah sub bagian dari nilai-nilai


antara. Nilai ini terdiri dari sejumlah petunjuk kepada
orang perorangan dan grup dalam kehidupan sehari-
hari.
MASALAH POKOK NILAI DALAM
KEBUDAYAAN
Menurut C. Kluckhohn, semua nilai dalam setiap kebudayaan
pada dasarnya mencakup lima masalah pokok, antara lain :
1)Nilai ttg Hakikat Hidup Manusia. Misalnya : ada yg
memahami bahwa hidup itu buruk, hidup itu baik tetapi
manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.

2)Nilai ttg Hakikat Karya Manusia. Misalnya : ada yg


beranggapan bahwa manusia berkarya untuk
mendapatkan nafkah, kedudukan dan kehormatan.
Lanjutan nilai kebudayaan

3) Nilai ttg hakikat hub. manusia dg alam. Misalnya : ada


yg beranggapan bahwa manusia tunduk kepada alam,
menjaga keselarasan dengan alam atau berhasrat
menguasai alam.
4) Nilai ttg hakikat hubungan manusia dgn sesamanya.
Misalnya : ada yg berorientasi kepada sesama (gotong
royong ), ada yg berorientasi kepada atasan dan ada yg
menekankan individualisme.

5) Nilai ttg hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan


waktu. Misalnya : ada yg berorientasi ke masa lalu,
masa kini dan masa depan.
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya

NORMA HUKUM
adalah aturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga
tertentu, seperti pemerintah sehingga dengan tegas
dapat melarang serta memaksa orang untuk
berperilaku sesuai dengan aturan.

Norma hukum ada 2, yaitu tertulis dan tak tertulis.


Sanksi bagi norma hukum tertulis adl denda,
penjara bahkan hukuman mati.
Ex : membayar pajak
Pengertian
• Berasal dari kata : social Institutions

• Istilah Indonesia :
– “pranata sosial”,
– “bangunan sosial”
– “lembaga kemasyarakatan”

• Menunjuk pada suatu bentuk dan sekaligus mengandung


pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan
peraturan atau ketentuan tertentu yang menjadi ciri
lembaga tersebut.
• Menurut Koentjaraningrat (1964) lembaga kemasyarakatan/
lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu sistim norma
khusus yang menata suatu rangkaian tindakan berpola guna
memenuhi suatu kebutuhan khusus dari manusia dalam
kehidupan masyarakat

• Kesimpulan dari definisi di atas :


– Adanya sistem norma
– Yang mengatur tindakan berpola
– ditujukan untuk memenuhi kehidupan manusia
dalam kehidupan masyarakat
Wujud Lembaga kemasyarakatan,
berupa:
1. Himpunan norma-norma, dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
masyarakat
– Contoh: Pelayanan Kesehatan, PHBS

2. Wujud konkrit dari lembaga kemasyarakatan adalah


asosiasi (association)

– Contoh: Puskesmas, RS, RSIA/khusus adalah asosiasi.


- Contoh lain dari Lembaga Kemasyarakatan adalah
universitas, sedangkan USU, UI, UGM, UHN dll
merupakan contoh asosiasi.
• Norma: patokan perilaku dlm suatu kelompok
masyarakat yang berisi tata tertib, aturan dan petunjuk
standar perilaku yang pantas dan wajar

 Biasa disebut:peraturan sosial


 Buatan manusia sebagai makhluk sosial
 Keberadaannya bersifat memaksa individu dalam
masyarakat agar bertindak sesuai norma.
 Tujuan diciptakannya norma: agar hubungan antar
manusia di dalam masyarakat terlaksana atau
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Fungsi lembaga kemasyarakat:
1. Memberi pedoman kpd anggota masyarakat
bagaimana harus bersikap dalam menghadapi
masalah-masalah yg muncul dalam masyarakat.

2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.

3. Sebagai pegangan utk mengadakan pengendalian


sosial (social control) dan pengawasan masyarakat
terhadap perilaku anggotanya.
NORMA SOSIAL
PENGERTIAN NORMA
• Norma adalah patokan perilaku dalam kelompok
masyarakat tertentu, yg disebut juga peaturan sosial
yg menyangkut perilaku-perilaku yg pantas dilakukan
dalam menjalani interaksi sosialnya.
Norma adalah petunjuk hidup yg berisi perintah
maupun larangan yg ditetapkan berdasarkan
kesepakatan bersama dan bermaksud untuk mengatur
setiap perilaku manusia dalam masyarakat guna
mencapai kedamaian.
CIRI-CIRI NORMA SOSIAL
Umumnya tidak tertulis ( lisan )

Hasil dari kesepakatan masyarakat

Warga masyarakat sebagai pendukung sangat


menaatinya

Apabila norma dilanggar, ia harus menghadapi sanksi.

Norma sosial kadang-kadang bisa menyesuaikan


perubahan sosial sehingga norma sosial bisa
mengalami perubahan.
JENIS-JENIS NORMA
Norma dapat digolongkan
menurut :

1.Kekuatan sanksinya
2.Resmi tidaknya norm
a tersebut
3.Daya pengikatnya
NORMA MENURUT KEKUATAN SANKSI
Berdasarkan kekuatan sanksinya terhadap masyarakat,
norma terbagi menjadi enam yaitu :

NORMA CARA (usage) adalah bentuk perbuatan


tertentu yg dilakukan individu dalam suatu masyarakat
tetapi tidak secara terus menerus dan daya ikatnya
lemah. Sanksinya ringan, hanya berupa celaan.
Contoh : Cara makan berdecap (bersuara)
Sanksinya : Ringan, hanya berupa celaan.
Lanjutan MACAM NORMA; kekuatan sanksi

NORMA KEBIASAAN (folkways) adalah perbuatan berulang-


ulang yg bentuknya sama dan dilakukan secara sadar serta
mempunyai tujuan yg jelas. Kebiasaan merupakan bukti bahwa
orang menyukai perbuatan itu. Sanksi bagi pelanggar berupa
teguran. Contoh : Makan dengan tangan kanan. Sanksinya :
(bila melanggar) berupa teguran.

NORMA TATA KELAKUAN (mores) adalah aturan yg didasarkan


pada ajaran agama (akhlak), filsafat atau kebudayaan.
Contohnya : Pernikahan dalam satu marga di daerah Sumatera
Utara merupakan suatu pelanggaran.

Tata kelakuan bisa bersifat mengharuskan dan bisa juga


bersifat melarang. Contoh pelanggaran terhadap norma tata
kelakuan adalah berzina, sanksinya berat. Ada yg harus
berhadapan dengan massa, dan lain sebagainya
Fungsi Mores, antara lain :
1.memberikan batasan pada perilaku individu dalam
masyarakat tertentu.

2.mendorong seseorang agar sanggup menyesuaikan


tindakan-tindakannya dengan aturan yang berlaku di
dalam kelompoknya.

3.membentuk solidaritas antara anggota-anggota


kelompok dan sekaligus memberikan perlindungan
terhadap keutuhan dan kerja sama antara anggota-
anggota yang bergaul dalam masyarakat.
Lanjutan MACAM NORMA ;kekuatan sanksi

NORMA ADAT ISTIADAT (custom) adalah kumpulan


tata kelakuan yg paling tinggi kedudukannya karena
bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap
masyarakat yg memilikinya. contoh: upacara adat,
tata cara pembagian waris. Sanksinya : Akan
mendapat sanksi berat misalnya dikucilkan dari
masyarakat.

NORMA HUKUM (laws) adalah suatu rangkaian


aturan yg ditujukan kepada anggota masyarakat yg
berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan
larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu
ketertiban dan keadilan. Norma hukum dibagi
menjadi 2, yaitu Norma hukum tertulis dan norma
hukum tidak tertulis.
Lanjutan MACAM NORMA ;kekuatan sanksi

NORMA MODE (fashion) adalah cara dan gaya dalam


melakukan dan membuat sesuatu yg sifatnya
berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang. Ciri-ciri
norma mode adalah orang yg mengikutinya bersifat
massa. Tindakan yg selalu mengikuti mode disebut
modis. Contoh : potongan rambut, model pakaian
RESMI-TIDAKNYA NORMA
NORMA FORMAL
adalah patokan yang dirumuskan dan diwajibkan
dengan jelas dan tegas oleh yang berwenang
kepada semua warga masyarakat. Keseluruhan
norma formal ini merupakan suatu tubuh hukum
yang dimiliki masyarakat modern. Bersumber dari
lembaga masyarakat yang formal atau resmi.
Norma ini biasanya tertulis.
Ex : konstitusi, surat keputusan, Peraturan Daerah
Lanjutan MACAM NORMA ;resmi-tidaknya

NORMA NONFORMAL
adalah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas
subconscious ) dan pelaksanaanya tidak diwajibkan
bagi warga masyarakat yang bersangkutan.
Biasanya tidak tertulis dan jumlahnya lebih banyak
dibandingkan norma yang formal.
Ex : adat istiadat, aturan dalam keluarga,
pantangan-pantangan
DAYA PENGIKATNYA NORMA
• NORMA AGAMA
adalah peraturan yang sifatnya mutlak dan tidak
dapat ditawar atau diubah ukurannya karena berasal
dari Tuhan. Norma ini berisikan peraturan hidup yang
diterima sebagai perintah-perintah, larangan-
larangan dan anjuran-anjuran yang berasal dari
Tuhan. Sebagian besar norma agama bersifat umum (
universal ). Sanksinya adalah rasa berdosa.
Ex : tidak berbohong, bersembahyang
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya

NORMA KESOPANAN
adalah sekumpulan peraturan sosial yang timbul
dari pergaulan segolongan manusia dan dianggap
sebagai tuntutan pergaulan sehari-hari
sekelompok masyarakat yang berkenaan dengan
bagaimana seorang bertingkah laku yang wajar
dalam masyarakat. Sanksinya berupa celaan,
kritik dll.
Ex : tidak meludah di sembarang tempat
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya

NORMA KEBIASAAN
adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi
petunjuk atau peraturan yang dibuat secara sadar
atau tidak tentang perilaku yang diulang-ulang
sehingga perilaku menjadi kebiasaan individu.
Sanksinya berupa celaan, pengucilan secara batin
Ex : bersalaman
Lanjutan MACAM NORMA ;daya pengikatnya

NORMA KESUSILAAN
adalah peraturan sosial yang berasal dari hati
nurani yang menghasilkan akhlak sehingga
seseorang dapat membedakan apa yang dianggap
baik dan yang dianggap buruk. Sanksinya dapat
dipenjara, diusir atau dijauhi.
Ex : berpelukan di sembarang tempat
2. Kebiasaan (folkways):
Perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, merupakan
bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan itu atau dianggap baik.
Norma ini diikuti tanpa berfikir, karena berdasarkan tradisi atau
kebiasaan (folksway).

Folkways tidak hanya terbatas pada perbuatan-perbuatan lahir saja,


melainkan juga sampai mendalam menjadi kebiasaan-kebiasaan berfikir.
Kebiasaan-kebiasan brfikir ini akan memungkinkan warga masyarakatnya
mengetahui apa yang akan dilakukan masing-masing di dalam keadaan
tertentu. Sehingga seluruh anggota masyarakat akan merasa aman
berada di lingkungan masyarakatnya.

Apabila terdapat anggota masyarakat yang melakukan penyimpangan


(dalam berbagai aspek) maka ia akan dianggap aneh, eksentrik dan sulit
dimengerti dan ia akan tersisih dari kontak-kontak sosial. Bila ia telah
tersisih dari kontak sosial maka ia akan mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan fisik maupun rohaninya.
3. Tata kelakuan (mores): kebiasaan yg dianggap sebagai cara
berperilaku dan diterima sebagai norma-norma pengatur
sekelompok masyarakat thd anggotanya. Anggota masyaraka hrs
menyesuaikan perbuatannya sesuai mores. Norma ini diikuti tidak
hanya otomatis dan tanpa berfikir, tetapi dihubungkan dgn
sesuatu keyakinan dan perasaan yaitu sesuatu nilai penting yg
dimiliki oleh individu dan masyarakat, yg disebut dengan mores
atau aturan kesusilaan (tata kelakuan). Mores bersandar pada
nilai kebudayaan yaitu ukuran umum dan azasi, sering abstrak
tentang apa yg baik dan seharusnya dilakukan.

Mores memiliki sanksi yang lebih keras. Warga masyarakat


berusaha untuk tidak melanggar mores ini.Sanksi mores
dirumuskan di dalam bentuk larangan yang disebut tabu. Seperti
incest, hubungan badan yang bukan sebagai suami istri yg sah.
Bagi yg melangga mores ini ada yg diberi sanksi diarak di
lingkungannya dan masih dikenakan denda tertentu.
4. Adat (custom): tata kelakuan yg kekal serta
kuat integrasinya dg pola perilaku masyarakat,
bila dilanggar ada sangsi.
Custom (adat istiadat) merupakan tata
kelakuan yg kuat integrasinya, setiap
pelanggar akan mendapat sanksi adat.
Norma ini oleh masyarakat dikenal, diakui,
dihargai dan ditaati dalam kehidupan sehari-
hari. Orang melanggar hukum adat akan
diasingkan atau dibuang
Macam Norma Sosial
• Norma Agama:
– Peraturan sosial yang bersifat mutlak tidak bisa ditawar-tawar
– Berasal dari ajaran agama/kepercayaan
– Pelanggaran, dinamakan: dosa
– Contoh: melakukan sembahyang, tdk melakukan perbuatan ……..

• Norma kesusilaan:
– Peraturan sosial yang berasal dari hati nurani
– Menghasilkan akhlak, membedakan mana baik dan buruk
– Pelanggaran dikenai sangsi fisik atau batin
– Contoh: tdk bermesraan di tempat umum dll.
• Norma Kesopanan: Peraturan sosial yang mengarah bagaimana
harus bertingkah laku wajar dalam bermasyarakat. Pelanggaran:
akan mendapat celaan, kritik dll. Contoh: tidak meludah
disembarang tempat, menerima/memberi dengan tangan kanan
dll.

• Norma Kebiasaan: Sekumpulan peraturan sosial yang berisi


petunjuk yang dibuat secara sadar atau tidak, terkait dengan
perilaku yang diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan individu.
Pelanggaran berakibat cela, kritik dll. Contoh: pulang bepergian
membawa oleh-oleh, bersalaman saat bertemu dll.

• Norma Hukum : peraturan yang dibuat oleh lembaga tertentu


agar orang berperilaku sesuai yang dikehendaki pembuat
peraturan tersebut. Pelanggaran dikenai sangsi denda, hukuman.
Contoh: membayar pajak, tidak melakukan perbuatan ……..
Proses pembentukan norma
dalam lembaga kemasyarakat
Proses pelembagaan (institutionalization): proses suatu norma
baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga
kemasyarakatan, misalnya: pelembagaan PHBS, KIA, konsep gizi
seimbang dll.

Suatu norma dikatakan telah melembaga (institutionalized)


apabila norma tersebut:
• diketahui
• dipahami/dimengerti
• ditaati
• dihargai
Proses internalisasi (internalization): proses
yang terjadi sehingga norma mendarah daging
dalam jiwa anggota masyarakat Hasil akhir
dari proses internalisasi: diterimanya norma
sebagai dasar perilaku sehari-hari anggota
masyarakat
Kelembagaan yg penting di Pedesaan:

• Keluarga batih dan hubungan kerabat: pertalian darah,


hubungan perkawinan.

• Lembaga penguasaan tanah: hak persekutuan (hak ulayat), hak


perseorangan

• Lembaga keagamaan dan sistem kepercayaan

• Lembaga musyawarah adat

• Lembaga ekonomi
Pengendalian sosial (social control)
• Tujuan: supaya anggota suatu masyarakat mentaati
norma-norma yang berlaku.
• Dibedakan berdasarkan sifatnya:
– Preventif/positif: suatu usaha pencegahan terhadap
terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian.
Misalnya dengan: proses sosialisasi, pendidikan
formal dan in-formal
– Represif/negatif: bertujuan untuk mengembalikan
keserasian yang pernah mengalami gangguan.
Misalnya dengan: penjatuhan sangsi
Preses Pengendalian Sosial
dilakukan dengan cara:
1. Persuasive: tanpa kekerasan, membuju
2. Coercive: dengan paksaan, kekerasan
3. Compulsion: diciptakan situasi sedemikian rupa
sehingga seseorang terpaksa taat atau mengubah
sikap yang menghasilkan kepatuhan secara tidak
langsung
4. Pervasion: norma/nilai yang ada diulangulang
penyampaiannya sedemikian rupa dengan harapan
bahwa hal tersebut masuk dalam aspek bawah
sadar seseorang.
Masalah yang erat hubungannya
dengan pengendalian sosial
• Conformity:
– penyesuaian diri pada norma-norma dan nilai-nilai
dalam masyarakat, menghasilkan
kepatuhan/ketaatan
– pada orang2 tua dan masy di desa lebih kuat.

• Deviation:
– penyimpangan terhadap norma & nilai
– biasanya pada orang muda dan masy di kota lebih
besar

Anda mungkin juga menyukai