Anda di halaman 1dari 2

MERANGKUM BUKU PELAJARAN

IDENTITAS BUKU
Judul
Pengarang
Tahun terbit
Penerbit

: Sociology 1A for Senior High School Grade X Semester 1


: Kun Maryati dan Juju Suryawati
: 2010
: Esis

Buku Sociology 1A for Senior High School Grade X Semester 1 terdiri dari 3 bab yang
terbagi dalam beberapa subbab. Bab pertama berjudul Sosiologi Sebagai Ilmu yang membahas
hakikat sosiologi, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, sejarah perkembangan sosiologi,
kedudukan sosiologi di antara ilmu-ilmu lain, kegunaan sosiologi dalam masyarakat, dan realitas
sosial. Sementara pada bab kedua dengan judul Nilai dan Norma Sosial, kita dapat menemukan
pembahasan tentang nilai sosial, jenis-jenis nilai sosial, norma sosial, dan tingkatan dan jenisjenis norma dalam masyarakat. Lalu bab terakhir atau ketiga yang berjudul Interaksi Sosial
membahas tentang hakikat interaksi sosial, faktor-faktor pendorong interaksi sosial, status,
peranan, dan hubungan individu dalam interaksi sosial, serta bentuk-bentuk interaksi sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat
yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Sementara itu, nilai budaya dan nilai sosial
didefinisikan sebagai konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Sementara dalam sosiologi, nilai didefinisikan sebagai konsepsi (pemikiran)
abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Para
ahli mendefinisikan nilai dengan pendapat yang berbeda. Soerjono Soekanto mendefinisikan
nilai sebagai konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk. Kimball Young merumuskan nilai sosial sebagai unsur-unsur yang abstrak
dan sering tidak disadari tentang benar dan pentingnya. B. Simanjuntak merumuskan nilai
sebagai ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik. A.W. Green merumuskan sosial sebagai
kesadaran yang berlangsung secara relatif, disertai emosi terhadap objek dan ide orang
perorangan.
Ciri-ciri nilai sosial: 1. Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi
antarwarga masyarakat, 2. Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan individu sejak
lahir), 3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar), 4. Merupakan bagian dari usaha
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia, 5. Dapat mempengaruhi perkembangan diri
seseorang, 6. Memikirkan pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat, 7. Cenderung
berkaitan satu sama lain dan membentuk sistem nilai.
Nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan
perbuatan seseorang. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup
seseorang atau masyarakat. Sementara itu, fungsi nilai sosial yakni dapat menyumbangkan
seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok, dapat mengarahkan

masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku, sebagai penentu terakhir manusia dalam
memenuhi peranan-peranan sosial, sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok
(masyarakat), sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya
mengikat tertentu agar orang mau berperilaku sesuai dengan yang diinginkan sistem nilai.
Prof. Dr. Notonegoro membagi nilai menjadi 3, yakni nilai material (segala sesuatu yang
berguna bagi unsur fisik manusia), nilai vital (segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas), nilai kerohanian (segala sesuatu yang berguna bagi
batin (rohani) manusia). Berdasarkan cirinya, nilai sosial dapat dibedakan menjadi dua macam,
yakni nilai dominan yang dianggap lebih penting dibandingkan nilai lainnya dan nilai yang
mendarah daging yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang
melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara
tidak sadar. Beberapa ahli juga membagi nilai sosial atas nilai immaterial dan nilai material.
Nilai immaterial adalah nilai yang sulit untuk berubah, sementara nilai material atau nilai
jasmani adalah nilai yang berwujud, mudah dilihat dan diraba, dan memiliki karakteristik mudah
berubah.
Norma menjadi panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku warga. Norma selalu
disertai sanksi yang berupa hukuman atau hadiah yang bertujuan agar orang mematuhinya dan
bersamaan dengan itu terjadi perubahan tingkah laku. Suatu norma yang dianut di sebuah
masyarakat belum tentu dianut oleh masyarakat lain. Norma sosial yang mengatur masyarakat
ada yang bersifat formal dan nonformal. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat
(institusi) yang formal atau resmi, sementara norma nonformal biasanya tidak tertulis dan
jumlahnya lebih banyak dari norma formal.
Dilihat dari kekuatan mengikat terhadap anggota masyarakat, norma dibedakan menjadi
beberapa tingkatan yaitu cara, kebiasaan, dan tata kelakuan. Sementara norma-norma yang
berlaku di masyarakat dapat diklasifikasikan dalam 5 jenis, yaitu norma agama yang didasari
ajaran atau kaidah suatu agama, norma kesusilaan yang didasarkan pada hati nurani atau akhlak
manusia, norma kesopanan yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat
seperti cara berpakaian, cara bersikap dalam pergaulan, dan berbicara, norma kebiasaan yang
dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan, dan
norma hukum yang merupakan himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara).
Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena bahasanya mudah dimengerti dan memiliki
dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sehingga selain membantu untuk
mendalami bidang sosiologi, juga dapat membantu kita untuk memperluas kosa kata bahasa
Inggris. Sayangnya, buku ini hanya berwarna hitam putih sehingga kita cepat bosan saat
membacanya. Buku ini juga mempunyai seri lanjutan yakni Sociology 1B for Senior High
School Grade X Semester 2. Jadi, segeralah beli kedua buku ini karena sangat bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai