MUAMALAH
Dzulfiqar XD
PRINSIP-PRINSIP TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM
-
Semua harta benda yang dimiliki individu adalah titipan dari Allah SWT
Adanya pengakuan hak milik secara wajar
Adanya motivasi untuk memuaskan penjual dan pembeli dalam rangka
memperoleh keuntungan yang wajar
Seseorang yang memiliki kekayaan pribadi harus berperan sebagai
pemegang modal
Adanya jaminan kekayaan yang dimiliki masyarakat dan fasilitas umum
Kejujuran, keadilan, pertanggung jawaban, dan pengambilan keuntungan
yang tidak berlebihan
d.
b. Barang (uang) yang diutangkan atau dipinajmakan adalah milik sah dari
yang meminjamkan.
3. IJARAH
a. Pengertian
Berasal dari bahasa Arab yang artinya upah atau imbalan.
Definisi ijarah menurut ulama mazhab Syafii adalah transaksi tertentu
terhadap suatu manfaat yang dituju, bersifat mubah dan bisa
dimanfaatkan dengan imbalan tertentu.
b. Dasar Hukum Ijarah
Al-Quran yang dijadikan dasar hukum ijarah ialah Q.S. Az-Zukhruf, 43: 32,
At-Talaq, 65: 6 dan Q.S Al-Qasas, 28: 26.
c. Macam-macam ijarah
1. Ijarah yang bersifat manfaat, seperti sewa-menyewa.
2. Ijarah yang bersifat pekerjaan ialah dengan cara mempekerjakan
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ex: tukang jahit,dsb.
d. Rukun dan Syarat Ijarah
1. Kedua orang yang bertransaksi (akad) sudah balig dan berakal sehat.
2. Kedua belah pihak tsb bertransaksi dengan kerelaan (Q.S. An-Nisa,4:
29).
3. Barang yang akan disewakan (objek ijarah) diketahui kondisi dan
manfaatnya oleh penyewa.
4. Objek ijarah bisa diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan
tidak bercacat.
5. Objek ijarah merupakan sesuatu yang dihalalkan syara.
6. Hal yang disewakan tidak termasuk suatu kewajiban bagi penyewa.
7. Objek ijarah adalah sesuatu yang biasa disewakan.
8. Upah/sewa dalam transaksi ijarah harus jelas, tertentu, dan sesuatu
yang bernilai harta.
e. Sifat Akad/Transaksi Ijarah
Jumhur ulama berpendapat bahwa akad/transaksi ijarah bersifat mengikat,
kecuali ada cacat, atau barang tersebut tidak bisa dimanfaatkan.
f. Tanggung Jawab Orang yang Diupah/Digaji
Ulama fikih sepakat bila objek yang dikerjakan rusak di tangan pekerja
bukan karena kelalaiannya dan tidak ada unsur kesengajaan, maka
pekerja tidak dapat dituntut ganti rugi.
Penjual jasa bila melakukan suatu kesalahan sehingga benda orang yang
sedang diperbaikinya mengalami kerusakan bukan karena kelalaian maka
menurut Imam Abu Hanifah, Zufar bin Hudailbin Qais al-Kufi (wafat 158
H/775 M), ulama Mazhab Hambali dan Syafii tidak dapat dituntut ganti
rugi.
g. Berakhirnya Akad Ijarah
+
+
+
+