Anda di halaman 1dari 9

Makalah Nilai dan Norma Sosial

> Pengertian Nilai

Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Nilai sosial adalah
nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh,orang menanggap menolong memiliki nilai
baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.

Nilai sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik
atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat
dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat
yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang
tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul
pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung
menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi
yang turun-temurun.

Nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun yang tidak
diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh. Bidang yang berhubungan dengan
nilai adalah etika (penyelidikan nilai dalam tingkah laku manusia) dan estetika (penyelidikan
tentang nilai dan seni). Nilai dalam masyarakat tercakup dalam adat kebiasaan dan tradisi yang
secara tidak sadar diterima dan dilaksanakan oleh anggota masyarakat.

Nilai menurut Spranger adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk
menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam pandangan
Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai kesejarahan.
Meskipun menempatkan konteks sosial sebagai dimensi nilai dalam kepribadian manusia,
namun Spranger mengakui akan kekuatan individual yang dikenal dengan istilah roh subjektif.
Sementara itu, kekuatan nilai-nilai kebudayaan merupakan roh objektif. Kekuatan individual
atau roh subjektif didudukkan dalam posisi primer karena nilai-nilai kebudayaan hanya akan
berkembang dan bertahan apabila didukung dan dihayati oleh individu.

Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan secara pasif melainkan secara kreatif dan
aktif. Dalam proses manusia menerima nilai ini terjadi hubungan dialektis antara roh objektif
dengan roh subjektif. Artinya, roh objekif akan berkembang jika didukung oleh roh subjektif,
sebaliknya roh objektif akan berkembang dengan berpedoman kepada roh objektif yang
diposisikan sebagai cita-cita yang harus dicapai. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini
kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya.
Menurut Horrocks, Pengertian Nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu atau
kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu
yang dibutuhkan. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara perlahan
diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknya. Nilai
ialah standar konseptual yang relatif stabil, dimana secara eksplisit maupun implisit
membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai serta akitvitas dalam rangka
memenuhi kebutuhan psikologi.

Dari pengertian nilai yang dikemukakan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa Nilai
adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal mempertimbangkan keputusan yang
akan diambil kemudian. Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup
pemikiran dari seseorang. Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama
dengan individu yang satu.

>Fungsi Dan Jenis Nilai Sosial

Fungsi nilai sosial adalah sebagai berikut :

1. Memberikan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dari suatu kelompok.

2. Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku.

3. Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan sosialnya.

4. Sebagai alat solidaritas bagi kelompok.

5. Sebagai alat kontrol perilaku manusia.

Spranger menggolongkan nilai kedalam enam jenis. Adapun jenis nilai sosial, antara lain :

1. Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional.
Nilai keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama.

2. Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang
atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran
agama.

3. Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial
sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini dikontraskan dengan nilai seni.
4. Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasar perbuatan
seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang
terlepas dari berbagai pertimbangan material.

5. Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin timbul terhadap
dirinya sendiri, baik itu berupa keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Nilai solidaritas ini
dikontraskan dengan nilai kuasa.

6. Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan
seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik buruknya untuk kepentingan
dirinya atau kelompoknya.

Sementara itu Notonagoro membagai nilai menjadi tiga macam, yaitu :

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia

2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan
atau aktivitas.

3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, yang meliputi :

a. Nilai kebenaran atau kenyataan-kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia
(rasio, budi, cipta).

b. Nilai keindahan yang bersumber pada rasa manusia (perasaan, estetis).

c. Nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada kehendak atau kemauan manusia (karsa,
etis).

d. Nilai relegius yang merupakan nilai Ketuhanan, nilai kerohanian yang tertinggi dan mutlak

Dari macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang dominan pada masyarakat
tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni dan nilai agama. Nilai yang dominan pada
masyarakat modern ialah nilai keilmuan, nilai kuasa dan nilai ekonomi. Sebagai konsekuensi
dari proses pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus, yang memungkinkan
terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut. Pergeseran nilai keilmuan dan nilai ekonomi akan
cenderung lebih cepat dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya jika menggunakan model
dinamik-interaktif. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pembangunan yang memberikan
prioritas ada pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh cepatnya perkembangan ilmu dan
teknologi.
> Pengertian Norma

Kata " norma" dalam kamus besar bahasa Indonesia mengandung arti: ukuran yang
berlaku, peraturan. Dalam bahasa Latin kata "norma" memiliki arti pertamanya adalah
carpenter's square: siku-siku yang di pakai tukang kayu untuk mengecek apakah benda yang di
kerjakannya (meja, bangku, kursi, dan sebagainya) sungguh - sungguh lurus. Bertolak dari
pemahaman makna kata tersebut kata "norma" dapat dikonotasikan maknanya sama dengan
kata aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu.

Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk


mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial.
Nilai dan norma selalu berkaitan, walaupun demikian keduanya dapat di bedakan.

Norma sosial adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang
pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat
bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial
yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam
masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma tidak boleh
dilanggar.

Siapapun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat
dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh
meneruskan ulangan. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada
awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun
atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk
standar perilaku yang pantas atau wajar. Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-
sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat
untuk mencapai nilai-nilai sosial. Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli
mengenai definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli
adalah sebagai beriku, Menurut John J. Macionis norma adalah aturan-aturan dan harapan-
harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya.

Menurut Robert Mz. Lawang Pengertian norma adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai
sebagaimana mestinya.

Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang tidak personal dan
anonim. Pengertian norma menurut soerjono soekanto adalah suatu perangkat agar hubungan
antar masyarakat terjalin dengan baik. Pengertian norma menurut Isworo Hadi Wiyono bahwa
norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang
boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus dihindari. Menurut Antony Gidden bahwa
pengertian norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh
masyarakat.

Menurut Widjaja Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan
disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabil norma tidak dilakukan.

Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk


mendorong bahkan menekan pribadi, kelompok masyarakat untuk mencapai nilai-nilai
sosial. Secara umum kita dapat membedakan norma menjadi dua norma yaitu: norma khusus
dan norma umum. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam kegiatan atau kehidupan
khusus, misalnya aturan olahraga, aturan pendidikan, atau aturan sekolah dan
sebagainya. Norma Umum adalah norma yang bersifat umum atau universal.

> Fungsi, Ciri-Ciri Dan Macam-Macam Norma Sosial

Dalam kehidupan masyarakat, norma memiliki beberapa fungsi atau kegunaan, yaitu
sebagai berikut

1. Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah tertentu.

2. Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan yang tegas
bagi para pelanggarnya.

4. Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.

5. Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya, sehingga
tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar norma.

Adapun ciri-ciri nilai sosial, antara lain :

1. Tidak semua hal yang baik dimata masyarakat dapat dianggap sebagai nilai sosial.

2. Merupakan hasil interaksi antar anggota masyarakat.

3. Ditularkan diantara anggota-anggota masyarakat melalui pergaulan.

4. Terbentuknya melalui proses belajar yang panjang melalui sosialisasi.

5. Nilai sebagai alat pemuas kebutuhan sosial.


6. Nilai berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain.

7. Mempunyai efek yang berbeda terhadap individu.

8. Memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat baik positif maupun negatif.

9. Hasil seleksi dari berbagai macam aspek kehidupan di dalam masyarakat.

10. Nilai sosial merupakan konstruksi abstrak dalam pikiran orang yang tercipta melalui
interaksi sosial,

11. Nilai sosial bukan bawaan lahir, melainkan dipelajari melalui proses sosialisasi, dijadikan
milik diri melalui internalisasi dan akan mempengaruhi tindakan-tindakan penganutnya dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tanpa disadari lagi (enkulturasi),

12. Nilai sosial memberikan kepuasan kepada penganutnya,

13. Nilai sosial bersifat relative,

14. Nilai sosial berkaitan satu dengan yang lain membentuk sistem nilai,

15. Sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan dengan yang lain,

16. Setiap nilai memiliki efek yang berbeda terhadap perorangan atau kelompok,

17. Nilai sosial melibatkan unsur emosi dan kejiwaan, dan

18. Nilai sosial mempengaruhi perkembangan pribadi.

Norma-norma yang berlaku di masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma kebiasaan, dan hukum.

1. Norma agama bersumber dari ajaran agama. Nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama
bersifal absolut karena berasal dari Tuhan. Agama adalah suatu keyakinan yang kebenarannya
bersifat mutlak, tidak tergantung pada cara berfikir dan cara merasa manusia. Ajaran agama
berisi perintah, larangan dan kebolehan yang disampaikan kepada umat manusia melalui
Malaikat dan Rasul-Nya. Sanksi dari norma agama berupa siksa di akhirat kelak.

Norma agama juga berisi aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan larangan-
larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Aturan-aturan
itu tidak saja mengatur hubungan vertikal, antara manusia dengan Tuhan (ibadah), tapi juga
hubungan horisontal, antara manusia dengan sesama manusia. Pada umumnya setiap pemeluk
agama menyakini bawa barang siapa yang mematuhi perintah-perintah Tuhan dan menjauhi
larangan-larangan Tuhan akan memperoleh pahala. Sebaliknya barang siapa yang
melanggarnya akan berdosa dan sebagai sanksinya, ia akan memperoleh siksa. Sikap dan
perbuatan yang menunjukkan kepatuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya tersebut disebut taqwa.

Contoh dari moral agama adalah beribadah, dilarang berbohong, harus berbakti pada orang
tua, dan lain-lain.

2. Norma kesusilaan adalah aturan hidup yang bersumber dari suara hati manusia tentang
mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan tidak baik. Norma kesusilaan mendorong
manusia untuk memiliki akhlak mulia, dan sebaliknya bagi manusia yang melanggar norma
kesusilaan dapat menyeret manusia melakukan perbuatan yang nista. Sanksi terhadap norma
kesusilaan berupa rasa penyesalan diri.

Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk, yang
berupa “bisikan-bisikan” atau suara batin yang berasal dari hati nurani manusia. Berdasar
kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia “menyimpan” potensi nilai-nilai kesusilaan.
Hal ini analog dengan hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia karena
kodrat kemanusiaannya, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena potensi nilai-nilai
kesusilaan itu tersimpan pada hati nurani setiap manusia (yang berbudi), maka hati nurani
manusia dapat disebut sebagai sumber norma kesusilaan.

Contohnya adalah berlaku jujur, berbuat baik terhadap sesama, dan lain- lain.

3. Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat yang landasannya berupa


kepatutan, kepantasan serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Norma kesopanan sering
disebut juga dengan tata krama. Norma kesopanan ditunjukkan kepada sikap lahiriah setiap
anggota masyarakat demi ketertiban dan suasana keakraban dalam pergaulan hidup
bermasyarakat. Sanksi bagi yang melanggar adalah celaan dari masyarakat.

Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik dan tidak
baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat
atau komunitas tertentu. Norma ini biasanya bersumber dari adat istiadat, budaya, atau nilai-
nilai masyarakat. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja tentang moral dihubungkan dengan eika,
yang membicarakan tentang tata susila dan tata sopan santun. Tata sopan santun mendorong
berbuat baik, sekedar lahiriah saja, tidak bersumber dari hati nurani, tapi sekedar menghargai
menghargai orang lain dalam pergaulan.

Contohnya adalah maka tidak boleh sambil bicara, orang muda harus menghormati orang yang
lebih tua, dan lain-lain.
4. Norma kebiasaan merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang yang tidak melakukan norma ini
biasanya dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya.

Contoh Kebiasaan melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru dilahirkan,
Kegiatan mudik menjelang hari raya, acara memperingati arwah orang yang sudah meninggal
pada masyarakat Manggarai, Flores.

5. Norma hukum adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh negara atau badan yang
berwenang. Norma hukum berisi perintah negara yang dilaksanakan dan larangan-larangan
yang tidak boleh dilakukan oleh warga negara. Sifat dari norma ini adalah tegas dan memaksa.
Sifat ”memaksa” dengan sanksinya yang tegas inilah yang merupakan kelebihan dari norma
hokum jika dibandingkan dengan norma-norma yang lainnya.demi tegaknya hukum,negara
mempunyai lembaga beserta aparat-apratnya di bidang penegakan hukum seperti
polisi,jaksa,dan hakim. Bila seseorang melanggar hukum, ia akan menerima sanksinya berupa
hukuman misalnya hukuman mati, penjara, kurungan, dan denda.

Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang berwenang, yang
mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban masyarakat. Sifat “memaksa”
dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang merupakan kelebihan norma hukum
dibanding dengan ketiga norma yang lain. Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan
hukum guna dipatuhi dan terhadap orang-orang yang bertindak melawan hukum diancam
hukuman. Ancaman hukuman itu dapat berupa hukuman bandan atau hukuman benda.
Hukuman bandan dapat berupa hukuman mati, hukuman penjara seumur hidup, atau hukuman
penjara sementara. Di samping itu masih dimungkinkan pula dijatuhkannya hukuman
tambahan, yakni pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan
pengumuman keputusan pengadilan. Demi tegaknya hukum, negara memiliki aparat-aparat
penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim. Sanksi yang tegas dan nyata, dengan berbagai
bentuk hukuman seperti yang telah dikemukakan itu, tidak dimiliki oleh ketiga norma yang lain.
Sumber hukum dalam arti materiil dapat berasal dari falsafah, pandangan hidup, ajaran agama,
nilai-nilai kesusilaam,adat istiadat, budaya, sejarah dan lain-lain. Dengan demikian dapat saja
suatu ketentuan norma hukum juga menjadi ketentuan norma-norma yang lain.

Contohnya adalah mematuhi rambu lalu lintas, dilarang membunuh, dan lain-lain.

Norma serta nilai sosial dibentuk dan disepakati bersama. Tidak dapat dimungkiri bahwa
nilai dan norma dijadikan sebagai pelindung dari tindakan deskruktif orang lain terhadap diri.
Nilai dan norma sosial memiliki peranan yang berarti bagi individu anggota suatu masyarakat
maupun masyarakat secara keseluruhan. Peran-peran tersebut antara lain:

1. Sebagai petunjuk Arah (orientasi) bersikap dan bertindak.


2. Sebagai pemandu dan pengontrol bagi sikap dan tindakan manusia.

3. Sebagai pendorong sikap dan tindakan manusia.

4. Sebagai benteng perlindungan bagi keberadaan masyarakat

5. Sebagai alat pemersatu anggota masyarakat.

> Pelanggaran Dan Solusi Nilai dan Norma Sosial

Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), perilaku pelanggaran norma dibedakan menjadi
empat macam yaitu:

1. Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan, misalnya:
pemukulan, pemerkosaan,penodongan, dan lain-lain.

2. Pelanggaran nilai dan norma yang berupa penyimpangan seksual, yaitu perzinahan,
homoseksual, dan pelacuran.

3. Bentuk-bentuk konsumsi yang sangat berlebihan, misalnya: alcohol, candu, morfin, dan
lain-lain.

4. Gaya hidup yang lain dari yang lain, misalnya: penjudi profesional,geng-geng dan lain-lain.

> Perbedaan dan Keterkaitan Antara Nilai dengan Norma

Nilai merupakan sikap dan perasaan-perasaan yang diperlihatkan oleh individu, kelompok
ataupun masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, suka atau tidak dan
sebagainya terhadap objek materiil maupun non materiil sedangkan norma lebih merupakan
aturan-aturan dengan sangsi-sangsi yang dimaksudkan untuk mendorong bahkan menekan
pribadi, kelompok atau masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Dengan kata lain nilai dan
norma bergandengan tangan dalam mendorong dan menekan anggota masyarakat untuk
memenuhu atau mencapai hal-hal yang dianggap baik dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai