Anda di halaman 1dari 8

SOSIO-ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

Oleh

Drs. Heri Usodo, SE,M.Kom


Antropologi (Yunani) : “ Antrophos” berarti manusia, dan “Logos” berarti ilmu.
Antropologis mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk social.
Antropologis mempunyai dua sisi holistic dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap
dimensi kemanusiaannya.
Beberapa antropolog memberikan definisi tentang antropologi :
1. Wiliam A.Haviland, antropologi adalah studi tentang manusia, berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan prilakunya serta untuk memperoleh
pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. David Hunter, antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia.
3. Koentjaraningrat, antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat mannusia pada
umumnya tentang mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.

Pengertian antropologi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman
fisik, serta kebudayaan ( cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai ) yang dihasilkan
sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Secara umum antropogi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi
yang bermanfaat tentang manusia dan prilaku dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia.
Sedangkan antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan
pendekatan antropologi.

Teori-Teori Perubahan Sosial Budaya

1. Teori Evolusi
Menyatakan bahwa masyarakat akan berkembang dari masyarakat sederhana (primitive)
menuju masyarakat modern ( complex ), dan memerlukan proses jangka panjang fase demi
fase.
Teori evolousi berpendapat bahwa perubahan menuju masyarakat modern akan mengalami
perubahan secara linear ( garis lurus ) dari masyarakat primitive menuju masyarakat
tradisional hingga masyarakat modern.
2. Teori Siklus
Menurut teori ini bahwa perubahan social merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan
atau diarahkan kepada suatu titik tertentu, akan tetapi akan berputar melingkar sebagai
sesuatu yang berulang-ulang.
Dengan kata lain, tidak ada titik terakhir yang sempurna dari suatu perubahan social, namun
akan kembali ke tahap awal untuk peralihan ke tahap berikutnya . sehingga dikatakan tidak
ada batas yang jelas antara pola kehidupan masyarakat primitive, tradisional, dan modern.
3. Teori Fungsionalisme
Teori ini berpendapat bahwa masyarakat tak ubahnya seperti suatu struktur organ tubuh
manusia yang bagiannya memiliki hubungan keterkaitan antara satu sama lain.
Selain hubungan keterkaitan, organ manusia pun memiliki tugas dan fungsi jelas dan
berbeda yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Maka begitu pula dengan masyarakat setiap bentuk kelembagaannya dapat melaksanakan
tugas dan fungsi tertentu guna kestabilan dan kemajuan suatu masyarakat.

Bentuk-Bentuk Perubahan Social Budaya

1. Perubahan lambat dan perubahan cepat


Perubahan lambat adalah perubahan social budaya yang memerlukan waktu lama, cendrung
tidak dirancanakan dan berlangsung alamiah. Tetapi biasanya menuju ketahap
perkembangan masyarakat yang lebih sempurna atau lebih baik dari perkembangan
sebelumnya.salah satu contoh adalah teori evolusi yang membutuhkan waktu panjang dan
lama.
Perubahan cepat adalah perubahan social budaya yang tidak memerlukan waktu lama,
cendrung direncanakan dan memiliki hasil yang tidak kongkret, perubahannya lambat. Hal
ini kita kenal dengan istilah revolusi, contoh revolusi industri yang terencana dan cepat.
2. Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur social yang tidak
membawa pengaruh langsung dan sangat berarti dalam sendi-sendi kemasyarakatan. Contoh
perubahan busana, pola makan, music dan lain-lain.
Peubahan besar adalah perubahan yang membawa pengruh positif atau negative pada
kehidupan masyarakat. Namun perubahan dalam suatu lembaga masyarakat (ekonomi,
social, dll) pasti akan membawa pengaruh dalam masyarakat, misalnya kenaikan bbm, dll.
3. Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah suatu perubahan yang sudah direncanakan dan
diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang melakukan perubahan, setelah melewati
proses yang panjang, klarifikasi (menanyakan), verifikasi (menilai sesuatu dengan cara
bertanya), diakhiri dengan keputusan perubahan yang terorganisir. Contoh : REPELITA
pada orde baru.
Perubahan yang tidak direncanakan adalah bentuk perubahan yang tidak direncanakan
trlebih dahulu, tetapi tetap berpengaruh. Perubahan ini tidak melalui agent of chance
melainkan berjalan alamiah. Contoh perubahan pola makan, pola pakaian, dll.

Faktor Pendorong Dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

1. Faktor Pendorong
a. Faktor Internal
- Faktor manusia,
Manusia diletakkan sebagai faktor yang terpenting, selain memiliki potensi biologis,
manusia juga memiliki potensi psikologis yang sangat dasyat. Terlebih manusia
merupakan satu-satunya subjek dalam perubahan social budaya, tanpa keberadaanya
tidak akan ada perubahan.
- Faktor lingkungan
Lingkungan memberikan sumbangsih yang cukup besar, karena tanpa didasari atau
tidak manusia sebagai objek tdak akan terlepas dari lingkungan, lingkungan merupakan
faktor penting.
- Adanya penemuan baru
Manusia berkualitas mengeluarkan imajinasi dan gagasan baru sebagai proses
perubahan.
- Penemuan discovery, penemuan unsur kebudayaan baru baru dalam bentuk gagasan
yang diciptakan seseorang maupun kelompok yang belum pernah ditemukan.
- Penemuan Inventions, menganut dengan mempraktekkan penemuan yang ada pada
kehidupan.
b. Faktor eksternal
- Kontak budaya dan komunikasi social
- Adanya intervensi untuk menerima hal-hal baru
- Peperangan atau terjadinya revolusi.

2. Faktor penghambat
Menurut Soerjono Soekanto 9 faktor penghambat social budaya, yaitu :
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan
3. Sikap masyarakat yang tradisional
4. Adanya kepentingan yang telah tertanam
5. Rasa khawatir akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. Prasangka trrhadap hal-hal asing/ sikap yang tertutup
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8. Kondisi geografis yang sangat sulit ditembus komunikasinya
9. Adat kebiasaan.

Aspek Sosial dan Budaya dapat mempengaruhi proses Pencapaian Tujuan Pendidikan

sosial Sosial Budaya


Budaya

Pendidikan berkarakter berarti pendidikan yang memiliki nilai-nilai yang berupa :


- Kejujuaran (olah hati)
- Percaya diri
- Taat beribadah
- Kerjasama
- Semangat belajar/bekerja
- Saling menghargai
Koherensi karakter dalam konteks totalitas proses psikososial, untuk membentuk prilaku
berkarakter, ialah :

Olah Pikir
Cerdas, kreatif

Olah Hati Olah Rasa&karsa


Jujur, bertanggung jawab Peduli,
gotong royong
Olahraga
Sehat, bersih

Prilaku Berkarakter

 Moral Knowing  Moral Feeling


- kesadaran moral - Hati nurani
- memahami nilai moral - Harga diri
- mengambil prespective - Empaty
(pendapat/pandangan) - Mencintai kebaikan
- alasan moral - Control diri
- mengambil keputusan - Rendah hati
- pengetahuan diri

 Moral Action
- Kompetensi
- Kemauan
- Habit
Tipe Karakter

1. Karakter Kinerja
- Usaha
- Disiplin diri
- Seting sasaran
- Etika kerja (sopan santun)
- Ketegasan
- Percaya diri
- Sumberdaya : manusia, alam, ilmu dan terknologi, serta sistem manajement.
- Keberanian moral

2. Karakter moral
- Respect
- Tanggung jawab
- Kejujuran
- Keadilan
- Resiliensi
- Belas kasih
- Kerendahan hati

Strategi Mikro di Sekolah

- KBM di kelas : integrasi ke dalam KBM pada setiap mata pelajaran.


- Budaya sekolah : pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan
(kegiatan/kehidupan keseharian di satuan pendidikan).
- Kegiatan ekstrakurikuler : integrasi ke dalam kegiatan ekstrakulikuler, seperti pramuka,
olahraga, karyatulis, dsb.
- Kegiatan keseharian dirumah : penerapan pembiasaan kehidupan keseharian dirumah
yang sama dengan di satuan pendidikan.

Pilar Keluarga

Karakter Utama Intervensi Habituasi


Jujur, Bertanggung Jawab Tujuan : seluruh anggota Tujuan : terbiasanya prilaku
keluarga memiliki presepsi, yang berkarakter dalam
sikap, dan pola tindak yang kehidupan sehari-hari.
sama dalam pengembangan
karakter.
cerdas Strategi : Strategi :
Sehat dan bersih orang tua kepada anak :  Keteladanan orang tua.
 Penegakan tata tertib dan  Pengauatan oleh keluarga.
Peduli dan kreatif etika/budi pekerti dalam  Komunikasi antar keluarga.
keluarga.
 Penguatan prilaku
berkarakter.
 Pembelajaran kepada anak.
Sekolah kepada keluarga:
 Pertemuan orang tua
 Kunjungan kerumah
 Buku penghubung
 Pelibatan ortu dalam
kegiatan sekolah.
Pemerintah terhadap
keluarga:
 Fasilitas pemerintah
terhadap keluarga.

Budaya dan Nilai Karekter

1. Dengan Tuhan : Bertagwa/religious


2. Dengan diri sendiri : jujur, bertsnggung jawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras,
percaya diri, berjiwa wirausaha, kreatif, inovatif, mandiri, mempunyai rasa ingin tahu.
3. Dengan sesama dan lingkungan : sadar hak dan kewajiban, patuh pada aturan social,
menghargai karya orang lain, santun dan demokratis, peduli social dan lingkungan.
4. Nilai kebangsaan: nasionalisme dan menghargai, keberagaman, pemahaman terhadap
budaya dan ekonomi.

Tahap Pembentukkan Karakter


1. Mengetahui
2. Memahami
3. Membiasakan
4. Meyakini
5. Melakukan 1,2,3,4
6. Mempertahankan

Pendekan untuk menanamkan pembentukan karekter


1. Keteladanan
2. Pemberdayaan (memfungsikan, memanfaatkan SDM), habituasi, pembudayaan
3. Pembelajaran
4. Penguatan (evaluasi : untuk perbaikan)
Pengaruhh

Nasional
Pribadi Keluarga Masyarakat Wilayah

Pengaruh

…. Karakter pribadi-pribadi akan membentuk karakter masyarakat, yang pada akhirnya akan
membentuk karakter bangsa …..

Anda mungkin juga menyukai