Anda di halaman 1dari 21

RESUME PSIKOLOGI

PENDIDIKAN
Kelompok 3:
Juwaeria Nur Aprilyanti
Muh. Ilham
Siskawati
Ayu Astuti Bahar
Nur Jurana
Sitti Mutmainnah
Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik

• Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan
bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku.
Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha
giat, dan gurunya sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak tersebut
belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap
belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku sebagai hasil belajar
• Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon
dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat
diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa
saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang dihasilkan siswa (respon),
semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi
tidaknya perubahan tingkah laku. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran
behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa
saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan
(positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga bila
penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan
• Kelebihan Teori Behavioristik:
• (1) Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar.
• (2) Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar
mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang
bersangkutan.
• (3) Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan positif
dan prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang didasari pada
prilaku yang tampak.
• (4) Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika
anak sudha mahir dalam satu bidang tertentu, akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan
pembiasaan dan pengulangan yang berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
• Kekurangan Teori Behavioristik:
• (1) Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang
sudah siap.
• (2) Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
• (3) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan
menghafalkan apa di dengar dan di pandang sebagai cara belajar yang efektif.
• (4) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik
justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Prinsip Aplikasi Teori Behavirostik Dalam
Pembelajaran
• Menurut Mukinan (1997: 23), beberapa prinsip tersebut adalah:
• (1) Teori ini beranggapan bahwa yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang
dikatakan telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku
tertentu.
• (2) Teori ini beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus dan
respons,sebab inilah yang dapat diamati. Sedangkan apa yang terjadi di antaranya dianggap tidak
penting karena tidak dapat diamati.
• (3) Reinforcement, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya respons, merupakan faktor
penting dalam belajar. Respons akan semakin kuat apabila reinforcement (baik positif maupun negatif)
ditambah.
• Langkah umum yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan teoribehaviorisme dalam
proses pembelajaran adalah:
• (1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
• (2) Melakukan analisis pembelajaran.
• (3) Mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal pembelajar.
• (4) Menentukan indikator-indikator keberhasilan belajar.
• (5) Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik, dll).
• (6) Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan, metode, media dan waktu).
• (7) Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan (latihan, tugas, tes dan sejenisnya).
• (8) Mengamati dan menganalisis respons pembelajar.
• (9) Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif maupun negatif
TEORI BELAJAR SOSIAL (Albert Bandura)
• Teori belajar sosial (social learning theory) adalah pandangan psikologi yang menengkankan tingkah
laku, lingkungan, dan kognisi sebagai faktor utama dalam perkembangan .
• Ahli teori belajar sosial mengatakan bahwa kita bukanlah robot yang tidak punya pikiran, yang
berespon secara mekanis pada orang lain dalam lingkungan kita. Kita juga bukan seperti petunjuk
angin. Bertingkah laku seperti komunis dihadapan orang komunis dan bertingkah liberal didepan
liberal. Akan tetapi, kita berfikir, bernalar, membayangkan, merancakan, mengharapkan,
mengintrepretasi, percaya, menilai, dan membandingkan. Psikologi Amerika Bandura dan Walter
mischel adalah arsitek utama dari versi teori belajar sosial kontemporer, yang disebut teori belajar sosial
kognitif oleh mischel . Bandura percaya bahwa kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan oleh
orang lain. Melalui belajar observasi (juga disebut modeling atau imitasi).
• Ahli teori belajar sosial percaya bahwa kita memperoleh sejumlah besar tingkah laku, pikiran dan
perasaan dengan mengobservasi tingkah laku orang lain; observasi tersebut menjadi bagian penting
dari perkembang kita
Teori Kognitif Menurut Jean Piage

• Menurut Piaget, teori perkembangan kognitif mengemukakan asumsi


tentang perkembangan cara berfikir individu dan kompleksitas
perubahannya melalui perkembangan neurologis dan perkembangan
lingkungan. Dalam teori Piaget ini, perkembangan kognitif dibangun
berdasarkan sudut pandang aliran struturalisme dan konstruktivisme.
• Teori pengembangan kognitif Piaget fokus pada perkembangan pikiran peserta didik
secara alami mulai dari anak-anak sampai dewasa. Jean Piaget melakukan penelitian
dan menemukan bahwa anak-anak membangun kognitif mereka secara aktif.
• Ada empat faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif, yakni: (a) lingkungab
fisik; (b) kematangan; (c) pengaruh sosial; dan (d) proses pengendalian diri.
• Menurut Piaget, pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi antara individu dan
lingkungan, namun informasi tidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka. Piaget
menggunakan dua istilah sebagai representasi struktur kognitif individu. Kedua istilah
tersebut adalah skema dan adaptasi. Skema (struktur kognitif) adalah cara atau proses
yang mengorganisasi atau merespon berbagai pengalaman
• Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri tiga tahapan, sebagai berikut:
• a. Proses asimilasi, merupakan proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada. Dengan kata lain, asimilasi merupakan suatu proses di mana individu
mengintegrasikan persepsi, konsep, informasi atau pengalaman baru ke dalam skema yang
dimilikinya, sehingga pengertian dan skemanya berkembang.
• b. Proses akomodasi, merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang
baru, anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui
sebelumnya sehingga informasi yang baru dapat disesuaikan dengan lebih baik. Asimilasi
terjadi jika pengetahuan baru diterima seseorang cocok dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang tersebut.
• c. Proses ekuilibrasi, merupakan penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi. Jika tahapan ini berjalan dengan baik atau berhasil, akan diperoleh keseimbangan.
Proses penyeimbangan ini diperlukan agar seseorang dapat menambah dan mengembangkan
sekaligus menjaga stabilitas mental dirinya
• usia untuk tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget, sebagai
berikut:
• 1) Tahap sensori motoris (umur 0 sampai 2 tahun)
• 2) Tahap pra-operasional (2-7 tahun)
• 3) Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
• 4) Tahap operasi formal (11-15 tahun)
TEORI BELAJAR KONTRUKTIVISME OLEH
VYGOTSKY
• Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif,
yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran
behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat
mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai
kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi
makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya. Konstruktivisme
sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan
kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.
Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
• Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan
aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini,
guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide – ide
mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke tingkat
pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka
tulis dengan bahasa dan kata – kata mereka sendiri.
• Adapun tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut:
• - Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa
itu sendiri.
• - kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri
pertanyaannya.
• - siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara
lengkap.
• - kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. - menekankan
pada proses belajar bagaimana belajar itu
• Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of
Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of Proximal
Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah
secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang
dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu.
• Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstuktivisme
• 1. Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam
dunia sebenarnya.
• 2. Menggalakkan soalan/idea yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya sebagai
panduan merancang pengajaran.
• 3. pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan murid.
• 4. kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.
• 5. menerima daya usaha & autonomi murid.
• 6. murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.
• 7. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil
pembelajaran.
• 8. proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen
• Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar
adalah:
• a) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
• b) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid
sendiri untuk menalar.
• c) Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah.
• d) Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
• e) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
• f) Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
• g) mencari dan menilai pendapat siswa.
• h) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Teori Belajar Humanistic

• Teori humanistic tujuan untuk memanusiakan manusia, oleh sebab itu teori belajar
humanistic sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati kajian filsafat, teori
kepribadian dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori
humanistic cenderung bersifat efektif, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan
teori apa saja asal tujuannya tercapai. Teori belajar humanistic paling cocok untuk
diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan pribadi, hati
nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari
keberhasilannya adalah siswa merasa senang, bergairah, berinisiatif dalam belajar
dan terjadi perubahan pola piker perilaku atas kemauannya sendiri
• Hirarki kebutuhan Meslow, pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari yang terendah yaitu :
• 1. Kebutuhan fisiologis (Physiological Needs) Kebutuhan fisiologis terdiri dari kebutuhan pokok, yang
bersifat mendasar. Kadang kala disebut kebutuhan biologis ditempat kerja serta kebutuhan untuk
menerima gaji, cuti, dana pensiunan, masa-masa libur, tempat kerja yang nyaman, pencahayaan yang
cukup suhu ruangan yang baik.
• 2. Kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs) Sesudah kebutuhan fisiologis tercukupi, maka timbul
kebutuhan akan rasa aman. Manusia yang beranggapan tidak berada dalam keamanan membutuhkan
keseimbangan dan aturan yang baik serta berupaya menjauhi hal-hal yang tidak dikenal dan tidak
diinginkan.
• 3. Kebutuhan untuk diterima (Social Needs) Sesudah fisiological dan rasa aman tercukupi, maka focus
individu mengarah pada keamanan akan mempunyai teman, rasa cinta dan rasa diterima.
• 4. Kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem Needs) Pada tingkat selanjutnya dalam teori heirarki. Nampak
kebutuhan untuk dihargai, disebut juga kebutuhan “Ego”.
• 5. Kebutuhan Aktualisasi – Diri (Self Actualizations) Kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan
akan pemenuhan diri pribadi, termasuk level kebutuhan teratas.

Anda mungkin juga menyukai