Belajar, menurut behavioristik, adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh interaksi
antara stimulus dan respons (Robert, 2014). jenis perubahan dalam kemampuan siswa untuk
bertindak dengan cara yang berbeda sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dan respons. Jika
siswa dapat menunjukkan perubahan dalam tingkah laku mereka, mereka dianggap telah
melakukan belajar. Jika peserta didik menunjukkan kemampuan membaca yang baik, contohnya,
mereka dapat dianggap mahir membaca.
Ciri teori ini adalah mengutamakan komponen dan bagian kecil, mekanistis, menekankan
peran lingkungan, mengabaikan pembentukan reaksi atau respon, dan menekankan pentingnya
latihan. Perilaku yang diinginkan muncul ketika seseorang mengabaikan mekanisme hasil
belajar, peran kemampuan, dan hasil belajar yang diperoleh. Ganjaran atau reward dan
penguatan atau penguatan dari lingkungan mengendalikan tingkah laku manusia. Teori belajar
ini sering disebut sebagai S-R (Stimulus – Respon) psikologis.
Oleh karena itu, ada hubungan yang erat antara stimulus dan reaksi tingkah laku. Pendidik
yang berpendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan mereka dan
bahwa tingkah laku tersebut adalah produk belajar.
Menurut Edward lee thorndike Dari hasil eksperimennya Thorndike mengemukakan bahwa
belajar adalah proses interaksi antara stimulus (S) dan respon (R). dari pengertian tersebut
didapatkan bahwa wujud tingkah laku tersebut bisa saja diamati atau tidak dapat diamati (Robert,
2014). contohnya sebagai berikut; seorang anak laki-laki yang setiap kali pulang dari sekolah
selalu meletakkan baju dan topinya di lantai. Kemudian ibunya menyuruh agar baju dan topi
dipakai oleh anaknya, lalu kembali keluar, dan masuk rumah kembali sambil menggantung topi
dan bajunya di tempat gantungannya. Setelah beberapa kali melakukan hal itu, respons
menggantung topi dan baju menjadi terasosiasi dengan stimulus memasuki rumah.
Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Teori behavioristik berpendapat bahwa pengetahuan adalah
objektif, pasti, abadi, dan tidak berubah. Ini adalah dasar dari pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan. Pengetahuan terstruktur sehingga belajar berarti memperoleh pengetahuan,
sedangkan mengajar berarti memindahkan pengetahuan ke individu yang belajar atau peserta
didik. Diharapkan siswa akan memahami pengetahuan yang diajarkan dengan cara yang sama.
Artinya, siswa harus memahami apa yang dipahami guru atau pendidik
Teori behaviorisme menekankan pentingnya hubungan antara stimulus dan respon dalam
pembelajaran. Guru perlu memberikan rangsangan (stimulus) kepada siswa sehingga siswa dapat
merespons secara positif, terutama jika didukung dengan hadiah (reward).Prinsip-prinsip teori
behaviorisme dalam pembelajaran antara lain: belajar adalah perubahan tingkah laku, diperlukan
stimulus dan respon, dan dibutuhkan reinforcement (penguatan) untuk menguatkan respon.
Dua hal yang perlu dipersiapkan guru dalam menerapkan teori behaviorisme: menganalisis
kemampuan awal dan karakteristik siswa, serta merencanakan materi pembelajaran yang akan
diajarkan. Dalam menganalisis kemampuan awal siswa, guru dapat mengetahui gambaran
tentang kemampuan prasyarat, pengalaman, latar belakang, kebutuhan, pertumbuhan, dan
penguasaan materi sebelumnya.
Perencanaan materi dapat dilakukan dengan menyesuaikan materi dengan kemampuan siswa
atau sebaliknya, siswa menyesuaikan diri dengan materi yang diberikan.Penerapan lain meliputi
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, analisis pembelajaran, identifikasi karakteristik siswa,
menentukan indikator keberhasilan, mengembangkan bahan ajar dan strategi pembelajaran,
memberikan stimulus (latihan/tugas), mengamati respon siswa, memberikan penguatan
(reinforcement), dan merevisi kegiatan pembelajaran. Teori behaviorisme mementingkan
pengaruh lingkungan dalam membentuk hasil belajar berdasarkan reaksi yang ditunjukkan siswa.
7. ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal‟ atau