Anda di halaman 1dari 19

Modul Pembelajaran

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas : XI MIA/IIS
Materi : KARYA TULIS ILMIAH

A. Tujuan pembelajaran:
Melalui model Online Distance Learning peserta didik dapat menganalisis sistematika
dan kebahasaan karya ilmiah serta dalam keterampilan peserta didik dapat
mengontruksi sebuah karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan
kebahasaan dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran
dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
3.15. Menganalisis 3.15.1 Menganalisis sistematika karya ilmiah
sistematika dan 3.15.2 Menganalisis kebahasaan karya ilmiah
kebahasaan karya
ilmiah

4.15. Mengontruksi 4.15.1 Merancang sebuah karya ilmiah


sebuah karya dengan memerhatikan isi,
ilmiah dengan sistematika, dan kebahasaan
memerhatikan isi, 4.15.1 Mengontruksi sebuah karya
sistematika, dan ilmiah dengan memerhatikan
kebahasaan isi, sistematika, dan
kebahasaan

C. Materi

Fitur-fitur kebahasaan karya ilmiah adalah sebagai berikut.


1. Bersifat argumentatif, contoh: karena kurikulum baru mendorong pemberdayaan
peran guru (pengajar) dalam mengembangkan kompetensi siswa. Argumen-
argumen tersebut akan lebih meyakinkan apabila disertai dengan alasan. Suatu
alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena,
oleh karena itu.
2. Bersifat persuasif yang menyatakan pentingnya kegiatan yang diajukannya
itu sehingga diharapkan pihak yang ditujunya bisa menerimanya. Contoh:
“Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang
pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis
sangat mendesak untuk dilakukan”
3. Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu
sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang
keilmuannya. Contoh:
Istilah Kegiatan (Penelitian) Istilah Keilmuan (Pendidikan)
abstrak afektif
analisis data buku pelajaran
hipotesis kompetensi
instrumen kurikulum
latar belakang materi pengajaran
metode penelitian media belajar
pengolahan data minat baca
penelitian lapangan pembelajaran
pengumpulan data peserta didik
populasi psikologis
sampel sekolah
teknik penelitian

4. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-


langkah kegiatan (metode penelitian). Kata-kata yang dimaksud, misalnya,
berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan, mendokumentasikan,
mengamati, melakukan.
5. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan, yang ditandai oleh
penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni.
6. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu,
petama, kedua, ketiga.
7. Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan,
direncakan. Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu
usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan.
8. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna
menghindari kesalahan pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak
tertuju/penerima proposal.

Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai
dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu
tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun makna konotasi
adalah makna yang telah mengalami penambahan. Tambahan-tambahan itu
berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh lain dalam tabel di bawah
ini!

Denotasi Konotasi
No.
Contoh kalimat Makna Contoh kalimat Makna
1. Tangan kiri Arman posisi, Partai politik ideologi,
terkilir sewaktu lawan dari yang beraliran aliran politik
bermain bola. kanan kiri dilarang di
Indonesia.
2. Malam ini suhu Hatiku panas emosi, marah
udara terasa begitu melihat
sangat panas. Ahmad dimarahi
Pak Lurah.
3. Adikku senang warna Ia sudah insaf, kemaksiatan,
mengenakan gelap tidak ingin lagi kehinaan
pakaian hitam tenggelam ke
bila keluar dalam dunia
rumah. hitam.

4. Rupanya tiang jenis Firaun terkenal diktator


ini dilapisi logam sebagai raja yang
besi, pantas bertangan besi.
saja kepalaku
benjol.
5. Kopi ini kok rasa Gadis manis cantik,
kurang manis, ya. itu? Siapa lagi rupawan
Tolong tambahi kalau bukan
gula. adikku.
Kiat Jitu Mengatasi Kecelakaan Lalu Lintas

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan kepada:
Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis
Untuk Mengikuti Lomba Pemilihan Pelajar Pelopor
Keselamatan Jalan Tingkat Kabupaten Bengkalis
Tahun 2019

Oleh:
Teddy Ong

SMA NEGERI 3 BENGKALIS


2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya lah, karya tulis ilmiah yang berjudul “Kiat Jitu Mengatasi Kecelakaan Lalu Lintas” dapat
terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terurama
disebabkan oleh kekurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua dan keluarga tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan
serta bantuan, baik secara moral maupun spritual.
2. Bapak-ibu guru terutama ibu Merie Rosita sebagai guru pembimbing kami yang tidak
lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
3. Teman-teman seperjuang yang juga telah membantu dalam bentuk ide nya. Penulis
sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya
ilmiah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Bengkalis, 5 Agustus 2019


Guru Pembimbing Penulis

Marie Rosita, S.Pd Teddy Ong


DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penilitian......................................................................................................2
1.5 Metode Penelitian......................................................................................................2

BAB II LANDASAN
TEORI...................................................................................................3
BAB III
PEMBAHASAN.......................................................................................................7
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kendaraan saat ini sudah menjadi alat yang paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, memang kendaraan menjadi alat alternatif untuk mempersingkat waktu
perjalanan kita. Akan tetapi pada kenyataannya kecelakaan lalu lintas yang merupakan
penyebab cedera terbanyak di seluruh dunia. Banyaknya kendaraan yang ada di jalan
raya saat ini cukup berisiko untuk terjadinya kecelakaan. Meskipun telah banyak sistem
keamanan pada kendaraan untuk mengatasi tingkat terjadinya kecelakaan, namun
kecelakaan tetap saja tidak dapat dihindari. Korban dari kecelakaan tersebut kebanyakan
dari kalangan remaja atau masih di bawah umur. Banyak sekali para remaja yang
mengemudi sepeda motor tanpa memenuhi persyaratan yang ada. Mereka selalu
menganggap sepele akan hal itu. Miris jika melihat anak remaja yang mengendarai
sepeda motor secara ugal ugalan dan menganggap bahwa jalan tersebut hanyalah
miliknya. Tragis sekali di usia muda mereka rela mempertaruhkan fisik dan bahkan
nyawa dalam hal yang tidak penting. Masalah ini merupakan masalah serius yang harus
diperhatikan karena kecelakaan mempengaruhi angka harapan hidup, sumber daya
manusia, dan masa depan semua bangsa serta negara di dunia. Belum lagi kerusakan
fisik dan fasilitas yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas tersebut, memberikan
dampak kerugian baik di pihak pemerintah maupun warga. Kecelakaan lalu lintas juga
berdampak pada peningkatan kemiskinan karena menyebabkan banyaknya biaya yang
harus dikeluarkan baik biaya pada saat kecelakaan maupun untuk perawatan setelah
terjadinya kecelakaan.
Peristiwa kematian kecelakaan di Indonesia sebesar 27.910 pada tahun 2018. WHO
memperkirakan tahun 2030 kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab terbesar
ketujuh kematian di seluruh dunia dengan angka kematian tiga kali lipat. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, diantaranya adalah faktor cuaca,
kendaraan, kondisi jalan maupun kebiasaan pengendara (Akin dan Akbas,2010).
Fenomena kecelakaan seperti ini belum mendapat perhatian masyarakat sebagai
penyebab kematian yang cukup besar. Pada kenyataannya 56% kecelakaan sering terjadi
pada malam hari karena risikonya 3x lebih besar dari pada siang hari karena jarak
penglihatan terbatas. Faktor penyebab kecelakaan tersebut adalah 44% disebabkan oleh
pengemudi yang lengah terhadap situasi, 23% disebabkan oleh pengemudi yang
mengantuk. Permasalahan kecelakaan ini juga bisa disebabkan pertambahan panjang dan
kualitas jalan belum seimbang dengan jumlah pertumbuhan kendaraan yang ada, selain
itu pemerintah belum menyadari bahwa jumlah rambu yang belum terpasang belum
seimbang dengan jumlah pertumbuhan kendaraan yang ada.
Oleh karena alasan tersebut penulis ingin mengulas kiat-kiat jitu agar terhindar dari
kecelakaan lalu lintas.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah kiat – kiat jitu agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mendeskripsikan kiat-kiat jitu agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :


Memberikan informasi dan membuka cakrawala kepada masyarakat tentang kiat jitu
mengatasi kecelakaan lalu lintas.

1.5 Metode Penelitian


 Observasi yaitu, pengamatan dan pencatatan dengan sistematis. Dengan mengamati
pengguna jalan
 Library Research, yaitu membaca buku buku, koran, majalah dan internet yang
berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini
BAB II
Landasan Teori

Menurut KBBI pengertian kata kiat adalah berati akal (seni atau cara) melakukan.
Kiat jiga berarti taktik. Sedangkan kata jitu menurut KBBI adalah tepat benar; kena
benar.
Berdasarkan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan,
kecelakaan lalu lintas adalah peristiwa di jalan yang tidak terduga dan tidak disengaja
yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Heinrich (1980) kecelakaan merupakan tindakan tidak direncana dan tidak terkendali,
ketika aksi dan reaksi objek, bahan atau radiasi menyebabkan cedera atau kemungkinan
cereda.
D.A. Colling (1990) dikutip oleh Bhaswata (2009) kecelakaan dapat diartikan tipa
kejadian yang tidak direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia,
situasi, faktor lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi dari hal-hal tersebut yang
mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun tidak, kesakitan,
kematian, kerusakan property ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya.
F.D. Hobbs (1995) mengungkapkan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan di mana
terjadinya.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian
yang tidak dapat dipersiapkan penanggulangan sebelumnya sehingga menghasilkan
cedera yang ril.
Menurut Ogden dalam Ogden dan Taylor (1999), terdapat 3 elemen utama penyebab
kecelakaan, yaknin manusia, kendaraan, serta jalan.
Segi segi yang perlu diperhatikan dalam konsep desain dan pemeliharaan kendaraan
bermotor adalah mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas mengurangi jumlah koraban
kecelakaan pada pemakai jalan lainnya mengurangi besar kerusakan pada kendaraan
bermotor (Oglesby dan Hicks, 1982).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kiat jitu agar terhindar dari
kecelakaan lalu lintas adalah cara tepat untuk mengatasi peristiwa di jalan yang tidak
terduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

Faktor penyebab kecelakaan biasanya diklasifikasikan identik dengan unsur unsur


sistem transportasi, yaitu:

Pemakaian jalan
a. Pengemudi

Menurut analisi data satistik baiok di indoonesia maupun diluar negeri penyebab
kecelakaan lalu lintas yang terbesar adalah faktor pengemudi. Beberapa kriteria
pengemudi sebagai faktor penyebab kecelakaan adalah sebagai berikut
 Pengemudi mabuk (Drunk Driver) yaitu keadaan dimana pengemudi
mengalami hilang kesadaran karena pengaruh alkohol, obat-obatan, narkotik
dan sejenisnya.
 Pengemudi lelah (Figued Or Overly Tired Driver) yaitu keaadan dimana
pengemudi membawa kendaraannya dalam keadaan lelah atau mengantuk
akibat kurang istirahat sedemikian hingga kurang waspada serta kurang
panghkas bereaksi terhadap perubahan perubahan yang terjadi.
 Pengemudi lengah (Emotional or Distracted Driver)yaitu keadaan dimana
pengemudi mengemudikan kendaraanya dalam keadaan terbagi konsentrasinya
(perhatiannya) karena melamun, ngobrol, menyalakan api rokok,
menggunakan ponsel, melihat kekanan-kekiri dan sebagainya.
 Pengeudi kurang terampil (Unskilled Driver) yaitu keadaan dimana
pengemudi kurang dapat memperkirakan kemampuan kendaraannya, misalnya
kemampuan untuk melakukan pengereman, kemampuan untuk menjaga jarak
dengan kendaraan di depannya, dan lain-lain.

Dengan bertambahnya usia, refleks pengemudi menjadi lebih lambat dan


kemampuan fisik akan menurun. Walaupun berdasarkan pengalaman kecelakaan
korban jiwa yang memiliki bagi pengemudi yang berumur diatas 65 tahun hanya
sebesar 10% dari seluruh komposisi umur pengemudi. Mereka tampaknya lebih
berhati-hati sehingga membuat lebih sedikit keputusan yang salah.

b. Pejalanan kaki (Pedestrian)


penyebab kecelakan dapat ditimpakan pada pejalan kaki dalam berbagai
kemungkinan, seperti menyebrang jalan pada tempat ataupun waktu yang tidak
tepat (tidak aman), berjalan terlalu ketengah dan tidak berhati-hati dan lain lain.

c. Kendaraan
kendaraan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan apabila tidak dapat
dikendalikan sebagaimana mestinya yaitu sebagai akibat kondisi teknis yang
tidak laik jalan ataupun penggunanya tidak sesuai dengan ketentuan.
 Kondisi teknis yang tidak laik jalan misalnya rem blog, mesin tiba-tiba
mati, ban pecah, kemudian tidak berfungsi dengan baik, as atau kopel
lepas, lampu mati khususnya dimalam hari, dan lain sebagainya.
 Sedangkan penggunaaan kendaraan yang tidak sesuai dengan ketentuan
anatara lain bila dimuati secara lebih (Overloaded).
 Desain kendaraan dapat merupakan faktor penyebab baratnya kecelakaan.
Tombol-tombol di dashboard kendaraan dapat mencederai orang
terdorong kedepan akibat benturan, kolom kemudi dapat menembus dada
pengemudi pada saat tabrakan. Demikian juga desain bagian depan
kendaraan dapat mencederai pejalan kaki yang terbentuk oleh kendaraa.
Perbaikan desain kendaraan terutaman tergantung pada pembuat
kendaraan, namun peraturan atau rekomendasi pemerintah dapat
memberikan pengaruh kepada perancang. Dinegara maju beberapa
persyaratan desain ditetapkan dengan tujuan untuk peninkatan
keselamatan, seperti bentuk dashboard, katong udara (air bag). Sabut
pengaan dan poros kemuji termasuk juag kewajiban pemakaian helm
untuk pengendara sepeda motor.

d. Jalan
jalan dapat merupakan faktor penyebab kecelakaan antara lain untuk hal-hal
sebagai berikut:
 Kerusaan pada permukaan jalan (misalnya terdapat lubang yang sulit
dikenali oleh pengemudi).
 Konstruksi mobil barangs jalan yang rusak atau tidak sempurna (misalnya
bila posisi pemukaan bahu jalan terlalu rendah terhadappermukaan
perkerasan jalan).
 Geometrik jalan yang kurang sempurna misalnya derajat kemiringan
(superelevasi) yang terlalu kecil atau terlalu besar pada belokan, terlalu
sempitnya pandangan bebas (clearance) bagi pengemudi dan sebagainya.

e. Lingkungan
kadang-kadang lingkungann juga dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan.
misalnya pada saat kabut, asap tebal atau hujan lebat sedemikian hingga daya
pandangan pengemudi sangat berkurang untuk dapat mengemudikan
kendaraannya secara aman.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di inggris tercatat kompisisi penyebab
kecelakaan sebagai berikut:
65.0% kesalahan pemakain jalan
2.5% kesalahan prasarana
2,5% kerusaakn kendaraan
24.0% gabungan kesalahan pemakaina jalan & kerusakan prasarana
5.4% gabungan kesalahan pemakaian jalan & kerusakan kendaraan
0.25% gabungan kesalahan prasarana & kerusakan kendaraan
1.25% gabungan kesalahan pemakaian jalan, prasarana & kerusakan
kendaraan.
Dari angka diatas seperti dapat disimpulkan bahwa kesalahan pemakaian
jalanmenduduki tempat tertinggi (95%) pada kesalahan lalu lintas. Kemudian
prasarana 28% dan kerusakan teknis kendaraan 8.5%.

Pada dasarnya seluruh proses terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat dibagi
menjadi tiga tahapan besar,yaitu:
a. Tahap Pra-kecelakaan. Yaitu keadaan sebelum sesuatu kecelakaan lalu lintas
terjadi.
b. Tahap Kecelakaan, yaitu keadaan pada saat kecelakaan lalu lintas terjadi.
C. Tahap Puma-Kecelakaan, yaitu keadaan setelah terjadinya kecelakaan lalu
lintas.
Berdasarkan ketiga macam tahapan dalam proses terjadinya kecelakaan
tersebut, dikembangkanlah konsep peningakatan keselamatan lalu lintas jalan
bersifat komprehensip yang harus mencangkup setiap tahapan dalam proses
terjadinya kecelakaan tersebut. Pada dasarnya konsep yang bersifat komprehensip
ini harus mengandung tiga prinsip, yaitu:
a. prinsip pencegahan terjadiya kecelakaan lalu lintas (terkait dengan tahapan
pre-kecelakaan).
b. prinsip pengurangan resiko kecelakaan lalu lintas (terkait dengan tahapan saat
terjadinya kecelakaan).
c. prinsip pertolongan korban kecelakaan lalu lintas (terkait dengan tahapan
purna-kecelakaan)

BAB III
PEMBAHASAN

Agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas sudah semestinya kita mencari solusinya,
agar angka kecelakaan lalu lintas tidak bertambah tinggi. Adapun kiat-kiat jitu agar
terhindar dari kecelakaan lalu lintas diantaranya adalah:

1. Memasang Slogan Lucu Untuk Menarik Perhatian Pengendara Agar Berhati-hati.

Slogan adalah suatu motto atau semboyan yang dibuat dalam rangkaian kata yang
relatif singkat dan menarik, dimana tujuannya untuk menyampaikan suatu informasi
kepada khalayak. Seperti yang sudah kita ketahui banyak korban kecelakaan itu sebagian
besar terjadi pada kalangan remaja. Slogan yang di maksud di sini adalah slogan yang
singkat dan menimbulkan kesan pada pembaca.

2. Pelaksanaan Kegiatan Car Free Day

Dengan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor,


penulis menyarankan agar pemerintah daerah Bengkalis menggalakkan sistem “Car
Free Day” . Car Free Day adalah kegiatan yang diadakan untuk memberikan ruang dan
waktu bagi warga sebuah kota agar bisa menikmati suasana tanpa polusi. Dengan
diadakannya kegiatan “Car Free Day “ secara tidak langsung dapat mengurangi tingkat
kecelakaan lalu lintas pada hari minggu. Oleh karena itu kegiatan ini sangat disarankan
pada anak anak muda sekaligus penerus bangsa, agar tidak hanya pintar ugal-ugalan di
jalanan tetapi mereka harus termotivasi untuk bisa mencintai lingkungan dan harus bisa
mengambil hal-hal yang positif.

3. Memasang Alarm Otomatis di lampu Merah beserta CCTV

Pemasangan Alarm ini bisa membantu mengurangi terjadinya kecelakaan lalu


lintas dan dapat mendeteksi pengendara yang melanggar lampu merah. Alarm ini juga
bisa merekam plat nomor kendaraan karena tersambung dengan CCTV, sehingga bagi
pengendara yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas akan dikenakan sanksi.

4. Memasang Pengeras Suara Otomatis yang Berisi Pesan Suara Berulang-ulang

Khususnya di tikungan tajam yang rawan kecelakaan perlu dipasang pengeras


suara otomatis. Hal ini bertujuan agar pengendaraan lebih berhati-hati melalui tikungan
tajam. Contoh: “HATI HATI ANDA TELAH MASUK DAERAH RAWAN LAKA”.
Kalau dengan slogan, mungkin di malam hari tidak bisa terbaca, tetapi dengan pengeras
suara otomatis yang berisi pesan suara si pengendara bisa mendengar imbauan tersebut.
5. Memasang Patung Manekin yang Mirip dengan Polisi

Dengan dipasangnya patung manekin berseragam lengkap yang di desain


sedemikian rupa mirip dengan polisi aslinya. Patung tersebut dapat membantu petugas
kepolisian menertibkan masyarakat. Patung tersebut di letakkan di salah satu titik rawan
pelanggaran lalu lintas sehingga dapat membuat pengendara terkecoh, juga secara tidak
langsung membuat masyarakat menjadi lebih berwaspada ketika melewati titik rawan
kecelakaan tersebut.

6. Mengendara kendaraan tidak dalam Keadaan Mabuk, Merokok, dan bermain


Handphone.

Ini termasuk ke dalam faktor internal dalam mengatasi kecelakaan lalu lintas.
Seperti yang telah kita ketahui banyak pengemudi dalam keadaan mabuk, merokok, dan
bermain Handphone mengalami kecelakaan fatal. Pengemudi wajib berkendara dengan
penuh konsentrasi. Pengertian pengemudi wajib mengendarai kendaraan dengan penuh
konsentrasi mencakup melarang kegiatan-kegiatan yang mengganggu konsentrasi
berkendara. Sanksi dalam pelanggaran tersebut telah di atur dalam UU No. 22 tahun
2009 pasal 283, yakni denda maksimal 750 ribu dan kurungan 3 bulan. Larangan
merokok sambil berkendara kembali diperbincangkan karena adanya peraturan Mentri
Perhubungan R.I nomor pin 12 tahun 2019 pasal 6 tentang perlindungan keselamatan
pengguna sepeda motor.
7. Tumbuhkan sugesti dalam diri

Tumbuhkan sugesti bahwa kecelakaan dapat terjadi di mana saja baik itu
didalam perjalanan jauh ataupun sangat dekat seperti saat berbelanja ke mini market di
dekat rumah, maka selalu persiapkan mental untuk menghadapi segala hal yang
diinginkan.
Sugesti kedua bahwa pengendara motor hanya “berdiri” di atas dua roda
dengan bagian yang menjejak aspal hanya seluas kurang lebih 20×5 cm di tiap rodanya,
Seberapa pun besar atau lebar roda motor anda. Jadi, motor adalah kendaraan yang
paling tidak stabil dan mudah jatuh di antara kendaraan lainnya,dan sangat mudah
menyebabkan cedera fatal.
Sugesti selanjutnya bahwa saat kita berkendara, kita akan bertemu dengan bus
dan truk besar yang sulit di selip. Kendaraan umum yang berkelakuan seenaknya,
pengendara motor yang ugal ugalan, pejalan kaki yang menyebrang sembarangan yang
semuanya itu dapat menyebabkan kecelakaan fatal. Maka siapkan diri dengan
perlengkapan berkendara yang baik untuk menghindari cedera fatal, seperti
menggunakan helm standar, sepatu, sarung tangan dan jaket serta perlindungan tambahan
jika di perlukan.
Oleh karena itu, siapkan diri dengan perlengkapan berkendara yang baik untuk
menghindari cedera fatal, seperti menggunakan helm standar, sepatu, sarung tangan
dan jaket serta perlindungan tambahan jika di perlukan.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kiat jitu mengatasi kecelakaan lalu lintas diantaranya adalah memasang


slogan lucu untuk menarik perhatian pengendara agar berhati-hati, pelaksaan kegiatan
car free Day, memasang alarm otomatis, memasang cctv di lampu merah, memasang
pengeras suara otomatis yang berisi pesan suara berulang-ulang, memasang patung
manekin yang mirip dengan polisi, mengendara kendaraan tidak dalam keadaan
mabuk, merokok, dan bermain handphone, dan yang terakhir tumbuhkan sugesti
dalam diri.

B. Saran

Demikianlah makalah ini ditulis, semoga apa yang tertera dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, penulis sangat menyarankan pengguna jalan agar
bisa tertib berlalu lintas. Penulis juga menyadari terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Iskandar.dkk. 1999. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: Diraktorat BSLLAK
Munawar Ahmad.-. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta Offset
Singn Converter.-. Pedoman Persyaratan Teknis Rambu Lalu Lintas di Jalan. : PT. Gegap
Gempita Maju.
https://ayo selamat.org>post>drwong
https://blog.jakarta cctv.co.id
https://eprints.stainkudus.ac.id/406/6/6.%20bab%203.pdf
hpptps://faktualnews.co>2019/06/14
https://mochyu ga. Wordpress. Com
https://megapolitankompas.com.read
https:// m.hukum oneline.com
https://www.merdeka.com/peristiwa/sepanjang-2018-polisi-catat-27910-pengendara-tewas-
di-jalanan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34939/Chapter%20II.pdf?sequence=4
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengamatan
TUGAS

Dari karya ilmiah di atas, analisis lah fitur-fitur kebahasaan dalam karya tulis di atas!

1. Kalimat yang bersifat argumentatif . (disertai kutipan kalimatnya)


2. Kalimat yang bersifat persuasif. (disertai kutipan kalimatnya)
3. Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu
sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang
keilmuannya. Contoh:

Istilah Kegiatan Istilah Keilmuan


(Penelitian) (Pendidikan)
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
4. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-
langkah kegiatan (metode penelitian). (contoh katanya saja)
5. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan. (contoh katanya
saja)
6. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian. (contoh katanya saja)
7. Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”. (contoh katanya saja)
8. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif) atau makna lugas. (disertai
kutipan kalimatnya dengan penjelasan)

Anda mungkin juga menyukai