Profil Anthropometri, kondisi fisik, kelincahan gerak, dan daya ledak siswa SMA
Jambu
2022
Abstrak
sehubungan dengan positifnya kegaitan olahraga bagi manusia maka kita juga
perlu mengetahui antropometri serta kondisi fisik, kelincahan gerak, dan daya ledak
siswa SMA Jambu agar nantinya menjadi data pendukung bagi sekolah memilih
siswa untuk mengikuti olahraga presatsi. Kondisi fisik merupakan unsur penting
dalam olahraga, dan tentumya perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga
kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional tubuh lebih baik, Kelincahan gerak
sendiri juga tak luput dari perhatian dalam setiap cabor, dikarenakan kelincahan gerak
sendiri meruapakn komponen penting bagi atlit maupun siswa, Daya ledak adalah
kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang untuk mempergunakan kekuatan
maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dalam hal ini
peneliti ingin mengukur data anthropometri, kondisi fisi, kelincahan gerak, dan daya
ledak siswa SMA Jambu, untuk nantinya akan digunakan datanya pada penelitian-
penelitian berikutnya di SMA Jambu, dengan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
serta pengumpulan data menggunaka tes dan pengukuran.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan
karunia-NYA pada penyusun, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir
proposal tesis yang berjudul: Profil Anthropometri, kondisi fisik, kelincahan gerak,
dan daya ledak siswa SMA Jambu, penyusun berterimakasih kepada Ibunda Siti
Nurrochmah sebagai Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang memberikan
banyak ilmu dan mengarahkan penulis dalam membuat propsal tesis ini. Kiranya
penulis berharap proposal tesis ini mudah-mudahan dapat memberi sumbangsih bagi
pendididkan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan tututan jaman.
Penyusun
Daftar isi
Abstrak.....................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................6
Pendahuluan.............................................................................................................................6
1.1 Latar belakang................................................................................................................6
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................................8
1.3 Tujuan penelitian............................................................................................................8
1.4 Rumusan masalah...........................................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................................9
Kajian teori..............................................................................................................................9
2.1 Anthropometri................................................................................................................9
2.1.1 Pengertian................................................................................................................9
2.1.2 Ukuran Antropometri..............................................................................................9
2.2 Kondisi Fisik................................................................................................................10
2.2.1 Komponen-komponen dan status kondisi fisik......................................................11
2.2.2 Status Kondisi Fisik..............................................................................................14
2.2.3 Meningkatkan kondisi fisik siswa.........................................................................16
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik..................................................17
2.2.5 Manfaat Kondisi Fisik...........................................................................................20
2.3 Kelincahan...................................................................................................................21
2.3.1 Faktor-Faktor Kelincahan......................................................................................21
2.3.2 Kriteria kelincahan................................................................................................22
2.4 Daya Ledak ( Power )...................................................................................................23
2.4.1 Faktor mempengaruhi daya ledak..........................................................................24
BAB III..................................................................................................................................27
Metode...................................................................................................................................27
3.1 Metode Penelitian.........................................................................................................27
3.1.1 Pendekatan Penelitian............................................................................................27
3.3 Desain Penelitian..........................................................................................................27
3.4 Jenis Penelitian.............................................................................................................27
3.5 Populasi dan Sampel....................................................................................................28
3.5.1 Populasi.................................................................................................................28
3.5.2 Sampel...................................................................................................................28
3.6 Sasaran Penelitian........................................................................................................28
3.7 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................................28
3.8 Analisa Data.................................................................................................................29
Daftar pustaka........................................................................................................................30
BAB I
Pendahuluan
Kajian teori
2.1 Anthropometri
2.1.1 Pengertian
Antropos (man) metron (measure), Antropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain
dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat‐alat atau benda‐benda yang
digunakan manusia. Antropometri adalah suatu kumpulan data numeric yang
berhubungan dengan karateristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan
kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah masalah
desain.
1. Antropometri dapat dibagi dibagi menjadi :
- Antripometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh keadaan
diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau standar .
Contoh : Tinggi Badan ,Lebar bahu
- Antropometri Dinamis
2. Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh dalam
keadaan bergerak, atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin
terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan.
Contoh : Putaran sudut tangan, sudut putaran pergelangan kaki.
Tes ini untuk mengetahui kemampuan kekuatan otot seseorang. Ada dua bentuk tes
yang dimaksud, masing-masing adalah:
- Tes lapangan atau performance test, seperti Harvard Step Tes, dan lari 12
menit (Aerobic Test). Sekarang dikenal tes lari 15 menit
Tes ini untuk mengukur kemampuan daya ledak otot tertentu; sampai saat ini
penyusun hanya mengetahui tes daya ledak kaki yang menggunakan metode dan
standart
Tes ini digunakan untuk mengukur kelincahan seseorang dalam merubah arah. Tes
yang sangat sederhana adalah Shuttle-Run, sedang yang lebih kompleks adalah
Dodging-Run. Selanjutnya tentang tes yang lain seperti untuk memgukur koordinasi,
keseimbangan, ketepatan dan reaksi, pada dasarnya dilaksanakan dalam tes
kemampuan langsung, sesuai dengan karakteristik cabang olahraga yang
berhubungan.
Dengan alat-alat tes maupun tes lapangan, barulah kemudian dapat diketahui
status seseorang pada waktu itu apakah dalam keadaan baik, sedang atau kurang, baik
secara keseluruhan maupun secara komponen masing-masing. Berdasarkan keadaan
tersebut barulah seseorang dapat menyusun program latihan fisik untuk jangka
waktuyang ditentukan, sesuai status yang diperlukan
2.3 Kelincahan
Menurut Ismaryati (2008:41)“ Kelincahan (agilitas) adalah kemampuan
seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak
tanpa kehilangan keseimbangan”. Sedangkan Menurut Dedy Sumiyarsono (2006 : 91)
“Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk berlari cepat dengan
mengubah-ubah arahnya”. Menurut Muchamad Sajoto (1988: 59) “Kelincahan atau
agility adalah kemampuan seseorang dalam mengubah arah, dalam posisi-posisi di
arena tertentu”. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi ke posisi yang berbeda,
dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik, berarti kelincahnnya cukup
baik. Jika dilihat dari beberapa pendapat ahli kelincahan adalah suatu gerak berlari
cepat dan mengubah arah dengan cepat tanpa kehilangan keseimbangan, dalam hal ini
berkaitan dengan kelincahan siswa SMA Jambu yang perlu diperhatikan agar dalam
proses pembelajara olahraga lebih mudah dalam mengikutinya.
Macam-Macam Kelincahan
Menurut Ismaryati (2008: 41) ditinjau dari keterlibatannya atau perannya
dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokan menjadi dua macam yaitu, kelincahan
umum dan kelincahan khusus. Berdasarkan jenis kelincahan tersebut menunjukkan
bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan
olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kelincahan yang
bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu.
Ciri-ciri kelincahan dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat,
mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antar pemain dan kemampuan
berkelit dari pemain lawan di lapangan. Kemampuan bergerak mengubah arah dan
posisi tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relative
singkat dan cepat.
Faktor yang mempengaruhi daya ledak otot bila dilihat lebih mendalam
potensi daya ledak seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh atlet
sendiri diantaranya: jenis kelamin, berat badan, panjang anggota gerak, kebugaran
fisik, dan usia.
a. Jenis kelamin akan mempengaruhi kekuatan dan kecepatan otot
dengan adanya perbedaan hormon testosteron pada laki-laki dan
wanita. Perbedaan terjadi sangat mencolok setelah seseorang
mengalami pubertas, pada usia 18 tahun ke atas, laki-laki mempunyai
kekuatan dua kali lebih besar daripada wanita.
b. Pembesaran masa otot dapat meningkatkan kekuatan otot. Kekuatan
otot erat kaitannya dengan berat badan, semakin besar berat badan
seseorang karena tebal otot yang meningkat, maka kekuatan otot akan
bertambah.
c. Tinggi badan adalah jarak dari alas kaki sampai titik tertinggi pada
posisi kepala dalam posisi berdiri. Tinggi badan akan mempengaruhi
pertumbuhan organ tubuh lainnya yaitu panjang lengan dan panjang
tungkai.
d. Kesegaran jasmani seseorang merupakan salah satu parameter dalam
memberikan pembebanan latihan, sebab tingkat kesegaran jasmani
yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan sehingga tidak dapat
melakukan pelatihan secara maksimal. e) Perbedaan dan penambahan
usia atau umur sangat menentukan kekuatan otot. Tenaga mencapai
puncak pada umur 20 tahun. Selain itu usia dapat menunjukkan tingkat
kematangan yang dikaitkan dengan pengalaman.
2) Faktor Eksternal
a. Suhu lingkungan yang panas akan berpengaruh terhadap aktivitas
kerja otot karena sebagian dari volume darah akan dibawa ke kulit
untuk mengkompensasi kelebihan panas dan mempercepat terjadinya
pengeluaran keringat. Sedangkan suhu lingkungan yang dingin, tubuh
akan bereaksi untuk mengimbangi konsentrasi panas tubuh dengan
reaksi menggigil, memerlukan energi tambahan.
b. Kelembaban relatif menentukan proses pelatihan dalam hal
kenyamanan pada saat latihan. Kelembaban relatif di Indonesia
berkisar antara 70-80%. Kelembaban udara yang cukup tinggi atau di
atas 90% akan mempengaruhi kesanggupan pengeluaran panas tubuh
akibat aktivitas pelatihan melalui evaporasi. Sedangkan bila
kelembaban udara di bawah 80% maka akan mempengaruhi
keseimbangan panas tubuh oleh karena metabolisme meningkat akibat
adanya aktivitas tubuh untuk mengimbangi suhu dingin sehingga
tubuh mengeluarkan energi yang lebih besar untuk menyesuaikan suhu
tubuh dengan suhu lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi daya ledak otot meliputi kekuatan otot dan
kecepatan kontraksi. Otot yang kuat mempunyai daya ledak yang besar, dan hampir
dipastikan memiliki nilai kekuatan yang besar. Peningkatan daya ledak otot tungkai
dapat dicapai dengan rangsangan latihan yang optimal yaitu latihan dengan intensitas
tinggi dan repetisi yang cepat, sehingga daya ledak yang dihasilkan karena
penggabungan kecepatan dan kekuatan juga menjadi lebih besar. Peningkatan
tersebut dapat dicapai dengan bermacam-macam bentuk latihan fisik, seperti sprint
training, lompat tali, squat jump, dan lainnya.
BAB III
Metode
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2016:135).).
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
√
2
SD = ∑ d
N
Daftar pustaka
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Aritonang, Irianton. 2013. Memantau dan Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta:
Leutika Books
Depdiknas, 2000. Permainan Berhitung di Taman Kanak-Kanak. Jakarta Depdiknas
Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat Dengan Olahraga. Yogyakarta : Andi
Offse
Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Senerai Pustaka
Ismaryati. 2008. Peningkatan kelincahan atlet melalui penggunaan metode latihan
sirkuit-plyometrik dan berat badan. Paedagogia, 11 (1), 74-89
Kosasih, Engkos, 1993, Olahraga Teknik dan Program Latihan, Akademi Pressindo,
Jakarta
M. Sajoto, 1990. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Jakarta: Dahara Prize
Nossek, Yosef. 1982. Teori Umum Latihan. Lagos: Institut Nasional Olahraga Lagos.
Nurhasan. 2005. Aktivitas Kebugaran. Jakarta: Depdiknas.
Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengadaan Buku
pada Lembaga Pengembangan Tenaga Pendidikan. Jakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.