Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW & CRITICAL JURNAL RIVIEW

METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUN :

NAMA : Irwansyah Hafidh Lubis


NIM : 6213111004
KELAS : PJKR IV C 2021
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sanusi Hasibuan, M. Kes

PENDIDIKAN JASMASNI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat nya, saya
dapat menyelesaikan tugas CBR dan CJR ini tepat pada waktunya. Makalah ini saya tulis untuk
memenuhi tugas pada matakuliah Metodologi Penelitian yang berjudul “PENGARUH LATIHAN
INTERVAL TRAINING PADA CABOR ATLETIK NOMOR PELARI JARAK JAUH” Saya berharap
makalah CBR dan CJR ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan.

saya minta maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam tulisan makalah CBR dan CJR ini,
karena pada dasarnya saya masih seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran.Saya
harapkan adanya saran dan kiritikan pada makalah CBR dan CJR saya ini agar makalah saya ini menjadi
lebih baik. Atas perhatiannya saya ucapkan TERIMAKASIH.

Medan, 18 Maret 2023

Irwansyah Hafidh Lubis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................4
1.2 Tujuan Penelitian..........................................................................................................................6
1.3 Identifikasi Masalah......................................................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah........................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................7
2.1 Kajian Teori...................................................................................................................................7
A. Pengertian Atletik..........................................................................................................................7
B. Pengertian Lari Jarak Jauh Dalam Atletik........................................................................................9
C. Pengertian Metode Aerobic..........................................................................................................11
D. Latihan Interval (Interval Training)...............................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
METODE PENELITIAN............................................................................................................................14
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................................................14
3.2 Lokasi Penelitian.........................................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................................................15
4.1 Identitas Buku.............................................................................................................................15
4.2 Identitas Jurnal...........................................................................................................................16
4.3 Kesimpulan.................................................................................................................................17
4.4 Saran..........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Nomor lari pada cabang olahraga atletik merupakan nomor lomba yang tidak asing

lagi dimasyarakat, karena setiap tahunnya sering diadakannya berbagai kejuaraan –

kejuaraan baik ditingkat regional, nasional maupun internasional. Dengan diadakannya event

– event atletik maka ini sangat membantu dalam kemajuan dan perkembangan prestasi.

Dalam perkembangannya nomor lari terbagi menjadi 3 yaitu : lari cepat (sprint) atau lari

jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh.

Untuk menjadi pelari jarak menengah dan jauh harus memiliki kondisi fisik yang

bagus, Kondisi fisik sangat menentukan dalam pencapaian prestasi yang realisasinya

dilakukan melalui kemauan dan motivasi. Untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik,

harus dilakukan latihan fisik secara kontiniu dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Tanpa kondisi fisik yang baik atlit tidak akan mampu mengikuti latihan-latihan apalagi

pertandingan dengan baik.

salah satu sistem pengembangan olahraga yang diterapkan di setiap daerah adalah

sistem latihan (training), yang merupakan suatu kegiatan yang dikembangkan untuk

mempersiapkan kondisi fisik dengan tujuan meningkatkan potensi kemampuan biomotorik

atlet ketingkat yang lebih tinggi (Bompa,1994). Tujuan utama atlit berlatih ialah untuk

mencapai puncak prestasinya pada pertandingan utama tahun tersebut, untuk itu pembinaan

atlit harus direncanakan dengan baik dan benar dan didasarkan pada konsep periodesasi dan

prinsip- prinsip latihan serta metodologi penerapannya di lapangan (Harsuki, 2003:307).

Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk

waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan
tersebut (Harsono, 1998:155). Keterangan tersebut menegaskan bahwa unsur daya tahan

dalam sistem kondisi fisik sangat diperlukan untuk semua cabang olahaga khususnya nomor

lari jarak menengah dan jauh, karena tanpa adanya daya tahan yang baik atlit tidak akan

mampu bertahan dalam latihan ataupun pertandingan

Melalui metode latihan yang tepat dan benar maka akan memugkinkan atlet dapat

meningkatkan daya tahan aerobik dan mampu memberikan ketahanan atlit jarak menengah

dan jauh. Adapun bentuk latihan yang dapat memungkinkan menunjang peningkatan daya

tahan berlari latihan-latihan yang dipilih harus berlangsung untuk waktu yang lama,

misalnya: Lari ataupun renang jarak jauh, Cross country atau yang disebut dengan lari lintas

alam, Fartlek, Interval training, Interval circuit training.

Dari beberapa latihan tersebut ada dua sistem latihan yang dapat menjamin

peningkatan daya tahan yaitu fartlek dan interval training. Interval training dapat

diterapkan pada semua cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan dan stamina

misalnya Cabang olahraga Atletik khususnya pada nomor lari jarak menengah dan jauh.

Untuk meningkatkan daya tahan aerobik disini peneliti menggunakan metode latihan

interval, karena bentuk latihan ini lebih sederhana dan mudah dilaksanakan serta resiko

cidera yang minim dibandingkan dengan bentuk latihan lainnya, atlit hanya melakukan lari

secepatnya (sprint) dan disusul (diselang) dengan lari pelan (jogging), namun harus

dilakukan secara benar, teratur dan dirancang secara sistematis sehingga mendapatkan hasil

latihan yang diharapkan.

Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh latihan

interval terhadap daya tahan aerobic Atlit Atletik Unimed.


1.2 Tujuan Penelitian

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian yang

juga sebagai tambahan pemahaman atau ilmu pengetahuan tentang Pengaruh latihan interval

training pada cabor atletik nomor jarak jauh.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat masalah :

1. Daya tahan aerobic Atlit Atletik Unimed masih rendah.

2. Kurangnya pengetahuan atlit Atletik tentang daya tahan aerobic.

3. Latihan untuk meningkatkan daya tahan aerobic atlit Atletik unimed belum

maksimal.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah dengan adanya

penerapan latihan interval dapat meningkatkan daya tahan aerobic pada atlit atletik unimed

khususnya pada lari jarak jauh?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori

A. Pengertian Atletik

Atletik adalah salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan, yang

merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas

jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, social, dan

emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Atletik berasal dari kata Yunani yaitu Atlon,

Atlun yang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi Indonesia

berarti pertandingan dan olah raga pada atletik. Atletik yaitu suatu cabang olahraga

mempertandingkan lari, lompat, jalan dan lempar. Olahraga atletik mula-mula dipopulerkan

oleh bangsa Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya

adalah Iccus dan Herodicus. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu berjalan,

lari, lompat dan lempar. Atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang olahraga karena

mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari. Pada zaman primitif sangat penting artinya

untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan berburu binatang

liar, diperlukan ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu

adalah yang kuat;yang berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri

mereka harus berlatih jasmani. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah

latihan jasmani. Istilah atletik ini juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam

bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Perancis Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletik,

dalam bahasa Jerman Athletik. Dengan demikian mengetahui kejadiankejadian pada masa
lampau, dapat diambil hikmahnya untuk menentukan langkah-langkah dimasa yang akan

datang.

Pada tahun 776 SM Yunani menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan

“Olympiade Kuno (The Ancient Olympic Games). Nomor yang dipertandingkan adalah

lomba lari, pentathalon, pankration, gulat, tinju dan pacuan kuda. Juara pentathlon ( lari

cepat, lompat jauh, lempar cakram, lempar lembing dan gulat) pada olimpiade akan

dinobatkan sebagai juara olimpiade. Pada zaman itu sudah dikenal tiga macam lomba lari,

yaitu :

1. Stade yaitu lari cepat pada jalur lurus dengan jarak ± 185 meter dilakukan di dalam

stadion,

2. Diaulos yaitu lomba jarak menengah yang jaraknya ± dua kali Stade,

3. Dolichos yaitu lari jarak jauh yang jaraknya ± 7 sampai 24 kali Stade.

Dalam lomba ini telah diperkenalkan start block yang terbuat dari parit atau tembok yang

dipasang secara permanen.

Perjalanan pasang surutnya sejarah atletik di dunia dapat digambarkan dalam

uraian berikut ini: Tahun 1154 tanah-tanah yang terbuka di kota London, Inggris, digunakan

sebagai tempat untuk kegiatan atletik oleh penduduk.

 Tahun 1330 Raja Inggris mengeluarkan larangan untuk melakukan kegiatan atletik.

 Tahun 1414 rakyat Inggris diperbolehkan melakukan kegiatan atletik lagi.

 Tahun 1817 berdirinya perkumpulan atletik di Inggris yang dipelopori oleh Captain

Mason yang diberi nama ”Necton Guild”.

 Tahun 1855 diterbitkan pertama kalinya buku tentang ”lari cepat”.


 Tahun 1860 didirikan perkumpulan atletik di San Francisco, Amerika Serikat, dengan

nama ”Olympic Club”.

 Tahun 1866 pertama kalinya pertandingan atletik dilaksanakan di Inggris.

 Selanjutnya atletik menyebar ke seluruh dunia. Pada tahun 1887 di New Zealand

terbentuk New Zealand Amateur Athletic Board, disusul kemudian di Belgia, Afrika

Selatan, Norwegia, Australia, Dan di negara lainnya.

 Perlombaan Atletik antar negara sering dilakukan dan selaras dengan itu peraturan

atletik pun berkembang sampai saat ini.

 Tahun 1912 yaitu pelaksanaan Olympiade Modern ke-5 di Stockholm, Swedia,

diadakan kongres dalam rangka membentuk Federasi Atletik Dunia, yang kemudian

lahirlah dengan nama IAAF (International Atletik Amateur Federation).

 Tahun 1914 dilaksanakan kongres dalam rangka pertama kalinya disahkan peraturan

atletik yang berlaku untuk seluruh dunia di kota Lyon, Perancis.

B. Pengertian Lari Jarak Jauh Dalam Atletik

Lari adalah frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada

kecendrungan badan melayang, yang artinya pada kedua kaki tidak menyentuh tanah

sekurangkurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah.

a. Teknik dasar lari

1) Gerakan lari

 Frekiunsi gerakan kaki tidak terlalu cepat

 Pengangkatan paha tidak terlalu tinggi.


 Pendaratan telapak kaki diawali dengan sisi luar kaki bagian tengah.

2) Posisi badan

 Agak condong ke depan membentuk sudut kurang lebih 10º (≤10º).

3) Gerakan tangan

 Kedua tangan diayun depan belakang beberapa sentimeter diatas pinggang.

Nomor lari berdasarkan jarak yang ditempuh saat lari dibedakan menjadi:

a) lari jarak pendek sprint mulai dari 60 sampai 400 meter,

b) lari jarak menengah (middle distance) mulai dari jarak 800 meter sampai 1500 meter, dan

c) lari jarak jauh (long distance) mulai dari jarak 3000 meter sampai dengan 42,195 km

(marathon) (Sunarno Basuki, 2016:64). Nomor lari jarak jauh mulai dari 3000m steplechase

dilakukan didalam lintasan, untuk jarak 5.000 sampai 10.000 meter dapat dilakukan di dalam

lintasan stadion maupun jalan raya, sedangkan marathon dilaksanakan dijalan raya.

Untuk menjadi pelari jarak jauh terdapat aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan

sepeti aspek teknik, aspek fisik, dan mental. Salah satu unsur atau faktor penting untuk

meraih suatu prestasi dalam olahraga, disamping penguasaan teknik, taktik, dan kemampuan

mental adalah kondisi fisik. Seberapa besar penting dan pengaruhnya terhadap pencapaian

suatu pencapaian suatu prestasi olahraga sangat tergantung kepada kebutuhan atau tuntunan

setiap cabang olahraga. Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen-

komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatannya, pemeliharaannya.

Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut

harus dikembangkan, walaupun dimanapun dilakukan sistem prioritas sesuai keadaan atau
status tiap komponen tersebut dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan

(Hari Agung Wiwoho, Said Junaidi dan Sugiarto, 2014: 45).

C. Pengertian Metode Aerobic

Cooper (1982) menjelaskan bahwa latihan aerobik menunjuk pada kegiatan yang

memerlukan oksigen dalam waktu yang panjang dan kebutuhan tersebut ada pada tubuh yang

memerlukan pengembangan kapasitas mengambil oksigen. Sebagai hasil latihan aerobik, ada

perobahan yang menguntungkan terjadi pada sistem paruparu, jantung dan pembuluh darah.

Lebih khusus, dengan latihan aerobik yang teratur dapat meningkatkan kemampuan tubuh

dalam memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru; volume total darah meningkat

dan darah menjadi lebih lancar mengangkut oksigen. Latihan aerobik biasanya berkaitan

dengan daya tahan melakukan kegiatan, bukan memerlukan kecepatan yang berlebihan.

Disarankan melakukan latihan aerobik dengan berbagai jenis latihan, selalu ditekankan

bahwa latihan lebih baik menggunakan jarak yang panjang dan pelan daripada mengandalkan

jarak pendek yang cepat menghabiskan energi.

Menurut McArdle (1981) dijelaskan bahwa sebagai ketentuan umum, kapasitas aerobik akan

diperbaiki jika intensitas latihan cukup untuk meningkatkan denyut jantung mencapai kira-

kira 70% dari denyut jantung maksimum. Ini sama dengan 50% sampai dengan 55% dari

kapasitas maksimum aerobik atau mencapai denyut jantung antara 130-140 kali per menit.

Sebagai metode pengganti yang sama efektifnya adalah dengan cara menetapkan training

threshold. Yaitu latihan dilakukan sampai mencapai denyut jantung kira-kira 60% dari selisih

antara denyut jantung istrahat dan denyut jantung maksimal. Intensitas latihan dihitung

dengan menggunakan rumus: HR threshold = HR rest + % (HR max - HR rest).


LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK

Latihan Aerobik disebut sebagai latihan kardiopersi karena melatih kerja jantung dan paru.
Beberapa contoh latihan aerobic adalah:

1) Jalan cepat sekeliling rumah

2) Naik turun tangga dalam rumah

Latihan anaerobik merupakan latihan yang fokus pada beban atau kekuatan otot. Beberapa
contok latihan anaerobic adalah:

1) Push - up

2) Squat

3) Lunges

4) Crunches

D. Latihan Interval (Interval Training)

Fox, Bowers dan Foss (1994) menerangkan bahwa latihan interval adalah suatu sistem

latihan fisik, yang mana fisik dibebani dengan kerja yang teratur dan berulang-ulang bergantian

dengan periode sela yang cukup.

Fox, Bowers dan Foss (1994) juga menjelaskan beberapa keuntungan sitem latihan

interval sebagai berikut.

1) Teliti dalam mengontrol ketegangan yang terjadi.

2) Sebagai pendekatan sistematis hari demi hari, memungkinkan dan mudah dalam mengamati

kemajuan.

3) Lebih cepat memperbaiki energi potensial daripada metode latihan kondisi yang lain.
4) Program latihan ini dapat dilaksanakan dimanapun dan tidak memerlukan peralatan khusus.

Adapun model latihan interval sebagai berikut :

latihan dengan HIIT dapat meningkatkan VO2max pada atlet, walaupun memiliki model

pelatihan HIIT atau volume ketika melakukan model HIIT dapat meningkatkan VO2max.

Hasil penelitian dari ( Festiawan, 2020) bahwa ada pengaruh yang signifikan dari latihan

High-Intensity Interval Training(HIIT) terhadap tingkat VO2 Max Atlet Ekspedisi

Soedirman VII (Goes to Aconcagua Argentina) latihan interval dilakukan dengan frekuensi

intensitas tinggi 3kali/minggu selama 8 minggu dapat meningkat dengan efektif dalam

meningkatkan VO2max (Mahmud, 2022). Hal ini sangat penting, karena salah satu indicator

tingkat kesehatan di tinjau dari cardiovaskular, selain itu VO2max juga dapat menentukan

tingkat kebugaran untukmelakukan segala aktifitas fisik (Eather, N2020).


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Metode yang di pakai pada saat melakukan penelitian ialah metode eksperimen

menggunakan latihan High-Intensity Interval Training (HIIT) terhadap tingkat VO2 Max

Atlet Unimed. Latihan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan

interval dengan intensitas tinggi (HIIT) terhadapat peningkatan VO2max pada atlet. Adapun

dalam teknik pengambilan data berdasarkan instrument yaitu test Interval berlari secepat

mungkin dalam satu menit kemudian berjalan selama dua menit dengan teknik pengambilan

data sebagai berikut :

1. Setiap atlit mengambil posisi pada garis start

2. Setelah mendengar kode atau aba-aba untuk memulai interval maka siswa langsung

bergegas lari dalam waktu 1 menit x 10 putaran dengan jeda istirahat 2 menit setiap 1

putaran.

3. Teknik lari jarak jauh yang menggunakan langkah yang benar serta pengaturan napas

yang teratur dan sampai di garis finish maka waktu langsung di stop lalu waktu

dicatat agar atlit bisa memperkecil waktu dalam melaksanakan setiap putaran interval.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Stadion Universitas Negeri Medan


BAB IV
PENUTUP
4.1 Identitas Buku

1. Judul Buku I : METEDOLOGI LATIHAN OLAHRAGA

Pengarang : Drs. Setyo Budiwanto, M.Kes

Tahun Terbit : 2012

ISSBN : 978-602-42-5173-4

2. Judul Buku II : Atletik Dasar & Lanjutan

Pengarang : Zikrur Rahmat, M.Pd

Tahun Terbit : 2015

ISSBN :-
3. Judul Buku III : BUKU PEMANTAUAN AKTIVITAS FISIK

Pengarang : MAHENDRO PRASETYO KUSUMO

Tahun Terbit : 2020

ISSBN : 978-623-69-9204-3

4.2 Identitas Jurnal

1. JURNAL PERTAMA

 JUDUL :Pengaruh High Intensity Interval Training


Terhadap Peningkatan VO2max Atlet Lari Jarak Jauh

 NAMA JURNAL : Jurnal Ilmiah Stok Bina Guna Medan

 VOLUME HALAMAN : Volume 10,nomor 2

 TAHUN : 2022

 PENULIS : Mat wajib, Ruman, Rinaldi Aditya A. , Hardodi


Sihombing

 TANGGAL : Oktober 2022

 ISSN :-
2. JURNAL KEDUA

 JUDUL : Profil Kondisi Fisik Atlet Lari Jarak Jauh Klub Atletik
Bima Cepu Kabupaten Blora

 NAMA JURNAL : Indonesian Journal for Physical Education and Sport

 VOLUME HALAMAN : Volume -, nomor -

 TAHUN : 2021

 PENULIS : Septiana Dita Sari1, Agus Widodo Suripto

 TANGGAL : 2 januari 2021

 ISSN : 2723-6803

4.3 Kesimpulan

Sebagai seorang pelatih harus menguasi metode pelatihan dan pemahaman teknik dari
yang diajarkan, begitu juga dengan motivasi yang diberikan kepada setiap atlitnya agar semangat
juang terus bangkit dan atlit dapat meraih prestasi terbaik.

4.4 Saran

Pada pembuatan tugas ini pasti memiliki kekurangan dan kelebihan maka dari itu peneliti
sangat menerima kritikan dari pembaca agar dalam pembuatan tugas selanjutnya lebih bagus
lagi, Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.stokbinaguna.ac.id/index.php/JSBG/article/view/674/482

file:///C:/Users/win10/Downloads/46377-Article%20Text-129037-1-10-20210605.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35896/Buku%20pemantauan
%20aktivitas%20fisik.pdf?sequence=1&isAllowed=y

https://repository.bbg.ac.id/bitstream/452/1/Atletik_Dasar_dan_Lanjutan.pdf

https://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/BUKU-METODOLOGI-KEPELATIHAN-
OLAHRAGA.pdf

Anda mungkin juga menyukai