Zalikal Ilham
Abstrak
Karya ilmiah ini membahas mengenai permasalahan Pendidikan di Indonesia dilihat dari
sudut pandang dimensi sarana dan prasarana. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, Pada era
persaingan global yang terus berkembang seiring ruang dan waktu menuntut pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan berkualitas yang mampu menjawab tantangan perubahan dan yang
mampu membawa perubahan dalam berbagai dimensi kehidupan. Untuk menjamin
tercapainya tujuan tersebut, pemerintah menetapkan setiap satuan pendidikan wajib
memenuhi Standar Sarana dan Prasarana.
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah
atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.
Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang
mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang
dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu
pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang
menyebabkan mereka berkembang.
Kesenjangan Pendidikan
Pendidikan di Indonesia masih menunjukkan kualitas yang rendah. Hal ini berangkat dari
asumsi bahwa dianggap kurang seriusnya peran serta Pemerintah dan pihak terkait lainnya
memperhatikan bidang pendidikan. Kemajuan peradaban suatu bangsa salah satunya yang
dinilai adalah pendidikan. Pendidikan merupakan modal dasar untuk kemajuan suatu bangsa.
Kesenjangan-kesenjangan yang masih terjadi dalam pendidikan Indonesia seperti: sarana
prasarana.
1) Sarana Prasarana
Kualitas pendidikan antara sekolah yang di kota dan daerah terpencil masih terdapat
kesenjangan cukup besar. Sering kita lihat secara langsung maupun lewat pemberitaan
dimedia televisi, media sosial lainnya dan surat kabar bahwasanya kondisi sekolah di
pedesaan dan daerah terpencil masih jauh dari kata layak. Misalnya kondisi bangunan yang
rapuh bahkan hampir runtuh ditambah atap yang bocor disaat musin hujan sehingga kegiatan
proses belajar mengajar sering terkandala. Persoalan sarana dan prasarana menjadi persoalan
yang krusial dalam perbaikan dan pembangunan sistem pendidikan di Indonesia. Kerusakan
sarana prasana pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium yang tidak
menunjang proses pembelajaran kondusif menjadi faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan penyelenggaraan pendidikankarena proses pendidikan berlangsung tidak efektif.
Bantuan Pemerintah seperti rehab ruangan kelas belum menjangkau secara keseluruhan.
Prosesnya hanya bagian tertentu saja seperti atap dan pengecatan. Kesenjangan lainnya juga
pada jumlah dan ketersediaan buku, ketersediaan buku di daerah perkotaan, daerah terpencil
maupun perbatasan masih terjadi kesenjangan baik dari segi jumlah ketersediaan dan kualitas
buku. Ketersediaan buku merupakan penunjang pendidikan yang sangat penting karena hal
ini akan menunjang keberhasilan proses pendidikan. Pembenahan pendidikan tidak terlepas
dari ketercukupan dana dan pengelolaan yang baik. Masyarakat berharap banyak dengan
pemberlakuan otonomi pendidikan sebagai salah satu kebijakan pendidikan nasional dapat
terlaksana dengan baik dan terarah. Otonomi pendidikan diharapkan menghasilkan sistem
pendidikan yang terbuka, lebih mandiri.
a. . Lahan
Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus disertai dengan tanda bukti
kepemilikan yang sah dan lengkap (sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi
beberapa kriteria antara lain :
c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan praktek.
d. Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk pengembangan bangunan dan
kegiatan praktek. Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan
cakupan wilayah sehingga mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan
lingkungan yang kurang baik.
b. . Ruang
Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam :
a. Ruang pendidikan
Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar teori dan
praktek antara lain : ruang perpustakaaan, ruang laboratorium, ruang kesenian, ruang olah
raga, dan ruang keterampilan.
b. Ruang administrasi
c. Ruang penunjang
Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan
belajar mengajar antara lain : ruang ibadah, ruang serbaguna, ruang koperasi sekolah, ruang
UKS, ruang OSIS, ruang WC / kamar mandi, dan ruang BP.
c. Perabot
Secara umum perabot sekolah mendukung 3 fungsi yaitu : fungsi pendidikan, fungsi
administrasi, dan fungsi penunjang. Jenis perabot sekolah di kelompokkan
menjadi 3 macam :
a. Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk proses kegiatan
belajar mengajar.
b. Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk mendukung kegiatan kantor.
c. Perabot penunjang perabot yang di gunakan atau di butuhkan dalam ruang penunjang.
Seperti perabot perpustakaan, perabot UKS, perabot OSIS.
Setiap mata pelajaran sekurang – kurangnya memiliki satu jenis alat peraga praktek yang
sesuai dengan keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga dengan demikian proses
pembelajaran tersebut akan berjalan dengan optimal.
Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang di gunakan dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
Kesimpulan
Pentingnya Sarana dan Prasarana di Sekolah Sekolah merupakan lembaga sosial yang
keberadaannya merupakan bagian dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak
manusia susila yang cakap, demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani
dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan
mandiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat, baik
secara infrastruktur maupun suprastruktur. Kurikulum ini nantinya yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan pembelajaran, khususnya interaksi
antar pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik
dituntut untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga
prestasi yang dicapai dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Daftar pustaka
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1999), hlm. 3
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (UU RI Nomor 20 Tahun 2003),
Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 2
Arifin, M. & Barnawi. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta. Ar-
Ruzz.
Depdiknas. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Depdiknas 2005. hlm. 3.
E. Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. VII,
hlm. 49