PENDAHULUAN
Pada era globalisasi manusia dituntut untuk menyiapkan segala sesuatu yang lebih maksimal, karena
perkembangan teknologi ilmu pengetahuan dan komunikasi yang sangat pesat. Manusia harus dapat
bersaing mengikutiarus perkembangan global untuk dapat mempertahankan eksistensi. Salah satu cara
manusia agar dapat bersaing adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui bidang pendidikan. Bidang pendidikan dapat
diandalkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan
global.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan
oleh setiap manusia. Undang-Undang Dasar 1945 menjamin hak setiap warga negara Indonesia untuk
2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh sebab itu peran pendidikan
menjadi sangat penting bagi manusia, karena pendidikan mampu memberikan perubahan tingkah laku
pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal diselenggarakan di sekolah-
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan non formal paling
banyak terdapat pada usia dini, contohnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan selain itu ada juga
berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Pendidikan informal
1
merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang
Pendidikan formal dibagi dalam beberapa kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan. Salah satu jenis pendidikan formal adalah pendidikan kejuruan.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan umum.
Pendidikan kejuruan mengutamakan pendidikan yang berbasis keterampilan, yang menuntut peserta
didik mempunyai skills pada kejuruan tertentu. Hasil akhir dari pendidikan kejuruan diharapkan mampu
untuk terjun langsung ke dunia kerja, dunia usaha, ataupun dunia industri.
jumlah proporsi pendidikan kejuruan. Selain itu, arah kebijakan pemerintah juga berupa peningkatan
layanan pendidikan yang dilaksanakan melalui penyediaan fasilitas pendidikan berupa pembangunan
dan pengembangan lembaga-lembaga kejuruan, penambahan staff pengajar, dan penyediaan fasilitas
pendukung pendidikan.
Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang turut
andil bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,
keterampilan, dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun ke dunia
kerja. Pendidikan SMK mengarah pada meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta menyiapkan siswa
untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Apapun jenis pendidikan pada
SMK tidak lain hasil akhir dari lulusannya agar mereka memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli
Tujuan pendidikan telah direncanakan dan disusun, baik secara umum maupun khusus oleh
satuan tingkat pendidikan masing-masing. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah
direncanakan tersebut, maka perlu diadakan dan dilaksanakan manajemen pendidikan yang berkualitas.
2
Manajemen pendidikan yang dilakukan dengan baik oleh sekolah kejuruan, diharapkan mampu
menghasilkan keunggulan sumber daya manusia bagi para peserta didik yang dapat menguasai
Salah satu unsur dalam manajemen pendidikan adalah manajemen sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan aset yang dimiliki oleh setiap satuan
pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan perlu dikelola dengan baik agar tepat sasaran. Manajemen
sarana dan prasarana akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional, sarana dan prasarana yang memadai, dana yang cukup untuk pengadaan peralatan dan
menggaji staff sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Jika salah satu hal
tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berjalan dengan mestinya, maka efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sarana dan prasarana kurang menjadi optimal. Dengan demikian perlu ada
diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan dalam satuan pendidikan yaitu salah satunya untuk
Kondisi saat ini, sekolah baik sekolah swasta maupun negeri kurang memerhatikan pengelolaan
dan keberadaan sarana dan prasarana sekolah. Bukan jaminan bahwa sekolah yang favorit dan terkenal
bermutu, makadapat mengelola sarana dan prasarana pendidikan dengan baik. Tidak berarti pula, bahwa
sekolah yang kurang bermutu tidak dapat mengelola sarana dan prasarana dengan baik.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada bulan Desember 2012 menunjukkan bahwa
manajemen sarana dan prasarana di SMK kurang optimal. Faktanya masih banyak ditemui persoalan
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Persoalan tersebut antara lain : kondisi sarana
dan prasarana sekolah yang kurang terpelihara, pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah yang kurang
baik, minimnya tenaga pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Selama ini perhatian
terhadap manajemen sarana dan prasarana sekolah masih kurang sehingga tujuan dan sasaran
SMK memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan modern, baik hibah dari pemerintah
maupun yang dibeli sendiri. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah memang biasanya berupa barang
3
langsung ataupun dana yang harus dibelikan sejumlah barang yang sudah ditentukan mutu dan harganya
oleh pemerintah.
Permasalahan mengenai sarana dan prasarana pendidikan tidak hanya berhenti sampai masalah
pengadaan. Dalam proses pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sering terhambat.
Pemeliharaan sarana dan prasarana sering tidak diperhatikan, jika memang belum rusak. Sumber daya
manusia pengelola sarana dan prasarana pendidikan menjadi sorotan dalam manajemen sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah ini. Minimnya tenaga laboran sebagai pemelihara laboratorium di
sekolah juga menjadi keluhan sekolah ini. Bahkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah
lengkap, namun tidak memiliki laboran dan tenaga ahli sama sekali. Sarana dan prasarana akan dikelola
oleh tenaga lain secara serampangan, yang belum tentu dapat memahami apa keluhan yang harus
diperbaiki.
Selain itu adanya budaya kurang peduli untuk memelihara dan menjaga sarana dan prasarana
sekolah oleh warga sekolah. Terutama dilakukan oleh siswa yang kurang peduli dan tidak
sensitif terhadap lingkungan sekitar. Guru juga terkadang kurang peka pada sarana dan prasarana yang
5. Macam-macam sarana?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Fattah (dalam Minarti, 2012, hlm. 248) manajemen merupakan seni untuk melaksanakan
pekerjaan melalui orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Berdasarkan riil,
manajemen mampu mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Adapun fungsi
Mulyasa (dalam Minarti, 2012, hlm. 252) mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, taman, dan sekolah, tetapi
jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk
pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut sebagai sarana
pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga sering disebut dengan fasilitas atau perlengkapan
sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap
benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai dalam PBM (Mulyono, 2009). Menurut Rohiat
(2012, hlm. 26) manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan
segala perlatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan
sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif
dan efisien.
5
Begitu urgennya sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan dalam menunjang
keberhasilan organisasi pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan, menjadi sarana dan prasarana
menjadi satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan. Bisa saja diklaim bahwa sarana
dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang
proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan
pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Pada tataran ini, Mulyasa mengatakan
bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan.
Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki beberapa prinsip dan
a. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatis maupun kualitatif dan
Bafadal menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai
berikut:
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan
dan pengadaan secara hati-hati dan seksama, sehingga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti dan tepat,
sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan
6
Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan
kontribusi yang optimal dan profesional (yang berkaitan dengan sarana dan prasarana) terhadap proses
Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal adalah:
a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam
kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personil sekolah dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran di sekolah.
b. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus dilakukan melalui
perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan
harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga mengurangi
pemborosan.
c. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu
memperhatikan UU, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang
berwenang.
d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan
banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab
e. Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
7
2.2. Macam-macam Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari
sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, (3) hubungannya dengan
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis
dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan
kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana
pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton. Sedangkan contoh sarana
pendidikan yang tidak berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh
tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis
Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara
terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer dan peralatan
olahraga.
Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai
dengan kebutuhan pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau
8
b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif
sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta saluran air dari
PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan
ke tempat-tempat tertentu.
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana
pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol,
alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen dalam
mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar
Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana
pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang
perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana pendidikan yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tapi secara langsung sangat menunjang
terjadinya proses belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju
lembaga, kamar kecil, ruang unit kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir
kendaraan.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah tidak selalu sama. Hal tersebut tergantung
dengan tingkatan sekolah, misalnya sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah lanjutan atas. Selain
itu, juga tergantung dengan jenis sekolah, misalnya di sekolah lanjutan atas ada yang berstatus Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan ada yang berstatus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sehubungan
dengan hal tersebut sarana dan prasarana yang ada di sekolah sangat tergantung dengan tingkatan dan
jenis sekolah.
9
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyiapkan peserta didik ketika lulus dapat
mengembangkan kinerja apabila terjun di dunia kerja. Terutama SMK untuk yang kelompok Bisnis dan
Manajemen. Keberadaan sarana dan prasarana di SMK kelompok Bisnis dan Manajemen disesuaikan
Macam-macam sarana dan prasarana umum yang dimiliki setiap sekolah dilihat dari tingkatan maupun
1) Buku pelajaran
2) Media pembelajaran
3) Alat peraga
4) Perabot sekolah yang mendukung tiga fungsi, yaitu fungsi pendidikan, fungsi administrasi, dan
fungsi penunjang. Perabot pendidikan adalah segala jenis perabot yang digunakan untuk proses belajar
mengajar. Perabot administrasi adalah perabot yang digunakan untuk mendukung kegiatan kantor.
Perabot penunjang adalah perabot yang digunakan di dalam ruang penunjang, seperti perabot
1) Ruang kelas
2) Ruang Perpustakaan
3) Ruang laboratorium
4) Ruang keterampilan
5) Ruang kesenian
6) Tempat olahraga.
10
Kebutuhan sarana dan prasarana di setiap sekolah berbeda satu sama lain. SMK kelompok
bisnis dan manajemen memerlukan sarana dan prasarana yang lebih banyak dibandingkan dengan SMK
kelompok lain. Kebutuhan sarana dan prasarana harus diupayakan untuk dipenuhi supaya kebutuhan
1. Perencanaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai
arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan
datang. Artinya, pada kerangka ini, perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang digariskan. Dengan demikian, perencanaan merupakan proses yang
sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang, yang merupakan bentuk kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
Berdasarkan deskripsi tersebut, pada dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan
menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian,
pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan, perlengkapan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan demikian, perencanaan sarana dan prasarana persekolahan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi
atau pembuatan peralatan, dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk memberikan
layanan secara profesional di bidang sarana dan prasaran pendidikan dalam rangka terselenggaranya
proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:
11
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan
dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Sarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan
diharapkan berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga keberadaannya selalu dalam
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana
c. Menghilangkan ketidakpastian
d. Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian,
dan penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien
Inti manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini adalah tugasnya untuk mengatur dan
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, ada beberapa persyaratan
a. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus dipandang sebagai
b. Perencanaan harus jelas. Untuk mencapai hal tersebut, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada
c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
perencanaan.
d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala prioritas.
12
f. Mengikuti prosedur yang berlaku.
h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan kondisi yang tidak
disangka-sangka.
i. Dapat didasarkan pada jang pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka panjang
(10-15 tahun).
2. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan untuk
Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan
cara menyediakan semua keperluan barag atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen
sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan,
baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam
pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah dengan mengacu pada apa
yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan
perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah. Menurtut Bafadal sistem pengadaan sarana dan prasarana
13
a. Dropping dari pemerintah hal ini meruoakan bantuan yang diberikan permerintah kepada sekolah.
Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah
b. Mengadakan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara langsung maupun
c. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan
e. Mengadakan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiiki denga barang
Memilih sarana dan prasarana pendidikan bukanlah berupa resep yang lengkap dengan
petunjuk-petunjuknya,lalu pendidik menerima resep itu begitu saja, sarana pembelajaran hendaknya
direncanakan,dipilih dan diadakan dengan teliti sesuai dengan kebutuhan sehingga penggunaan berjalan
dengan wajar. Untuk itu pendidik hendaknya menyesuaikan dengan sarana pembelajaran dengan faktor-
foktor yang dihadapi,yaitu tujuan apakah yang hendak dicapai.media apa yang tersedia,pendidik mana
yang akan menggunakannya.dan peserta pendidik mana yang dihadapi. Faktor lain yang hendaknya
dipertimbangkan dalam penelitian sarana pembelajaran adalah kesesuaian dengan ruang dan waktu
Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai
dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui
a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam
penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini
b. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya
pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak
pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.
14
c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu
dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah disendirikan
d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media uang masih dapat dimanfaatkan, baik
e. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan perencanaan
tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun nonrutin.
f. Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukan ini
sebaiknya mengingat beberpa hal, yaitu keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan
Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah
sebagai berikut:
a. Pembelian
Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau penyalur untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian
dilakukan apabila anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari, papn tulis, dan
sebagainya. Pengadaan sarana dan prasaranadengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara yang
b. Pembuatan sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dibuat oleh guru, siswa, atau pegawai.
Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya
dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-
15
c. Penerimaan hibah atau bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dan
persekolahan dengan jalan pemberian secara Cuma-Cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau
d. Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolah dengan
jalan pemanfatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar
berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan
cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan
kontemporer.
e. Pinjaman
Pinjaman merupakan penggunaan barang secara cuma-Cuma untuk sementara wajtu dari pihak lain
dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila sarana dan prasarana bersifat
sementara dan kontemporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
f. Pendaurulangan
Pendaurulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan yang
sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.
g. Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus
mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dam sarana dan
prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau
16
h. Perbaikan atau rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memperbaiki
sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan
prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen sarana dan
prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit
Dalam pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar sekolah,
hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya
pengecekan serta melakukan pengontrolan terhadap keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana
milik sekolah. Catatan tersebut dituangkan dalam format pengadaan sarana dan prasarana
pendidikanyang disajikan dalam bentuk tabel sebagai rujukan bagi sekolah dalam melakukan aktivitas
3. Pendistribusian
Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan.
tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang
membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian
penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi barang; (2) pengiriman
4. Penginventarisasian
Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin inventarium) yang berarti daftar barang-barang, bahan,
dan sebagainya, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran
barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut
ketentuan dan tata cara yang berlaku. Jadi, inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat dan
menyusun daftar barang-barang/ bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.
17
Inventarisasi merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan.
Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara secara
sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.
Hal ini sesuai dengan keputusan mentri keuangan RI Nomor Kep,225/MK/V/4/1971 bahwa barang
milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara
keseluruhan atau bagian sebagainya dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) ataupun
dana lainnya yang barang-barang di bawah penguasaan kantor Departemen dan Kebudayaan,baik yang
berada di dalam maupun luar negeri. Kegiatan inventarisasi atau pencatatan sarana dan prasarana ini
merupakan proses yang berkelanjutan. Dengan melakukan inventarisasi terhadap sarana dan prasarana
pendidikan, dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merk, ukuran harga dan
sebagainya. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut Bafadal
a. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan di dalam buku penerimaan barang,buku
b. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang terolong barang Inventaris,caranya dengan
Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat serah terima
barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha
penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara maupun
swasta. Inventarisasi juga memberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas
pengelolaan sarana dan prasarana. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai
berikut:
a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu
sekolah.
b. Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan
18
c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materiil
d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu
sekolah.
Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur, dan
a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan menyusun rencana
kebutuhan barang.
b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan
barang.
c. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dala penyaluran barang.
d. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak, lebih) sebagai
e. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian
barang.
Adapun kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi dua hal, yaitu pencatatan
a. Pencatatan perlengkapan
Tugas pengelola adalah mencatat semua perlengkapan yang ada atau yang dimiliki oleh lembaga dalam
buku inventaris, baik itu barang yang bersifat inventaris maupun noninventaris. Barang inventaris,
seperti meja, bangku, papan tulis, dan sebagainya. Sedangkan, barang noninventaris, seperti barang-
barang yang habis dipakai, misalnya kapur tulis, karbon, kertas, dan sebagainya.
buku induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris, buku catatan barang noninventaris,
daftar laporan triwulan, mutasi barang inventaris, daftar rekap barang inventaris.
19
b. Pembuatan kode barang
Kode barang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Sandi atau kode yang
dipergunakan melambangkan nama atau uraian kelompok/jenis barang adalah berbentuk angka
bilangan (numerik) yang tersusun menurut pola tertentu agar mudah diingat dan dikenali, serta memberi
petunjuk mengenai formulir nama yang harus dipergunakan untuk tempat mencatat jenis barang
tertentu. Di samping itu, penyusunan angka nomor kode ini diusahakan agar memungkinkan dilakukan
pengembangan, terutama oleh mereka yang secara langsung menangani pencatatan barang.
Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua
perlengkapan, baik dilihat dari segi kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya.
Pada dasarnya, maksud dan tujuan mengadakan penggolongan barang ialah agar terdapat cara yang
cukup mudah dan efisien untuk mencatat dan sekaligus untuk mencari dan menemukan kembali barang
tertentu, baik secara fisik maupun melalui daftar catatan ataupun di dalam ingatan orang. Sesuai dengan
tujuan tersebut, bentuk lambang, sandi, atau kode yang dipergunakan sebagai pengganti nama atau
uraian bagi tiap golongan, kelompok, atau jenis barang haruslah bersifat membantu/memudahkan
penglihatan dan ingatan orang dalam mendapatkan kembali barang yang diinginkan.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara
berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan
penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan
siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus-menerus mengusahakan agar
peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan
cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas
Pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap
dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula. Maka tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
20
a. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting, terutama jika dilihat dari
aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan
teratur.
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
Dalam pemeliharaan, ada empat macam apabila ditinjau dari sifatnya, diantaranya pemeliharan yang
bersifat pengecekan, bersifat pencegahan, bersifat perbaikan ringan, dan bersifat perbaikan berat.
Apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam, yaitu pemeliharaan sehari-hari (menyapu,
a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan
Tugas pengelola perlengkapan setelah mendapatkan barang selain memelihara adalah menata
perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan dengan rapi dan tertib, serta penempatannya tidak
mengganggu pada personel yang lain. Salah satunya adalah menata kantor lembaga. Ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam menata ruangan, antara lain sebagai berikut:
21
a. Suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memungkinkan semua personel tata usaha
ketatausahaannya.
b. Bagian-bagian kantor lembaga yang memiliki tugas atau fungsi yang sama dan saling berkaitan
c. Tata ruang yang ideal pada dasarnya adalah tata ruang uang menempatkan para personel dan alat-
d. Kantor yang baik adalah kantor yang mempunyai ventilasi. Oleh karena itu, meja dan perabot
lainnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tiap bagian kantor mendapatkan cahaya dan pertukaran
e. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memanfaatkan ruangan semaksimal mungkin. Oleh
karena itu, suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang menggunakan seluruh ruang yang ada,
f. Tata ruang yang baik adalah tata ruang uang dapat dengan mudah disusun kembali bila diperlukan.
g. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras dan
efektivitas dan efisiensi. Prinsip efektivitas berarti seua penggunaan harus ditujukan semata-mata untuk
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan, prinsip efisiensi berarti penggunaan semua
perlengkapan secara hemat dan dengan hati-hati. Hal ini juga berarti bahwa perlengkapan yang
digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut.
Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan aktivitas yang harus
dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel
sekolah dalam kondisi siap pakai. Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
22
a. Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
4) Perbaikan berat.
b. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah memerlukan pemeliharaan sehari-hari
dan berkala.
a) Pemeliharaan sehari-hari:
(1) Pemakaian aliran harus diperhatikan. Pada siang hari dalam ruang yang cukup terang lampu
dipadamkan. Demikian pula pada malam hari lampu pada ruang-ruang yang tidak memerlukan
(3) Bola-bola lampu diperiksa. Apabila ada yang putus segera diganti.
b) Pemeliharaan berkala:
(1) Sekurang-kurangnya sebulan sekali instalasi harus dikontrol terutama pada meteran pemakaian
(2) Instalasi jaringan kabel agar dikontrol dan apabila ada kerkusakan yang tidak dapat diatasi sendiri
23
6. Penghapusan
Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Penghapusan sarana dan
prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang
berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan
sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak
sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan, atau rusak dan sudah tidak dapat
digunakan lagi
Adapun syarat penghapusan sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi diantaranya:
a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi
c. Secara teknis dan ekonomis, kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan
f. Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi
24
Adapun Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa barang yang dapat dihapuskan dari daftar
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan
e. Barang kelebihan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama akan rusak
Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah, menggantikan
barang-barang yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab-sebab yang lain yang dapat dipertanggung
jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan memenuhi kebutuhan rutin sekolah. Pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan merupakan realisasi dari tahap sebelumnya yaitu tahap perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana. Sehingga didalam langkah pengadaan sarana dan prasarana mencakup
pula langkah perencanaan. Proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana tidak mudah, harus
dilakukan secara sistematis, rinci, dan teliti berdasar pada kondisi dan kebutuhan sekolah.
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu proses awal yang akan digunakan
dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian,
penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi, distribusi atau pembuatan peralatan
Sedangkan Ibrahim Bafadal (2004: 26) menjelaskan bahwa “perencanaan sarana dan prasarana
adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang
25
berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana sekolah merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan program upaya pengadaan
sarana dan prasarana sekolah sesuai kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang
akan dicapai dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana adalah untuk memenuhi kebutuhan
sekolah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat sejauh mana pengadaan
Ibrahim Bafadal (2004: 27) menjelaskan ada beberapa karakteristik penting dalam perencanaan
b. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana dan prasarana
c. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan
perlengkapan sekolah.
sekolah harus betul-betul merupakan proses intelektual; perencanaan didasarkan pada analisis
realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran; dan visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah
harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.
Proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan hendaknya melibatkan unsur-
unsur penting di sekolah, seperti Kepala Sekolah dan Wakilnya, Dewan Guru, Kepala Tata Usaha,
Bendahara Sekolah, dan Komite Sekolah. Perencanaan yang baik hendaknya berdasar pada analisis
kebutuhan dan skala prioritas yang disesuaikan dengan dana dan tingkat kepentingan. Tim
Dosen AP (2011: 79) menjelaskan bahwa penyesuaian perencanaan dengan analisis kebutuhan itu
sesungguhnya
Departemen Pendidikan Nasional (2007: 13) mengemukakan bahwa perencanaan sarana dan
a. mengadakan analisis terhadap materi pelajaran yang mana yang membutuhkan alat atau media dalam
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah dalam perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus diawali terlebih dahulu dengan
menganalisis kebutuhan sekolah, kemudian menyusun rencana biaya, menyusun prioritas kebutuhan,
dan yang terakhir adalah menunjuk staff untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana.
disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, yang telah direncanakan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana
pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya untuk
menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
27
Sedangkan Ibrahim Bafadal (2004: 31) menjelaskan “pengadaan sarana dan prasarana merupakan
upaya merealisasikan rencana pengadaan yang telah disusun sebelumnya”. Jadi dapat disimpulkan
bahwa perencanaan yang dilakukan dengan matang maka proses pengadaan juga akan berjalan sesuai
Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Barnawi &
M. Arifin (2012: 60) menyebutkan “ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kegiatan pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan, antara lain: pembelian; produksi sendiri; penerimaan hibah;
Bafadal (2004: 32) menyebutkan “...ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola
perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain dengan
Berdasarkan uraian tersebut, sistem pengadaan sarana dan prasarana secara umum dapat
a. Pembelian
Pembelian merupakan cara yang paling umum yang dilakukan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan oleh pihak
sekolah, selama kondisi keuangan sekolah memungkinkan untuk membeli sarana dan prasarana.
Barnawi & M. rifin (2012: 60) menerjemahkan “pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan cara sekolah menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk
memeroleh sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak”. Pembelian dalam
pengadaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih
dahulu.
b. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah merupakan salah satu cara dalam proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Barnawi & M. Arifin (2012: 61) menyebutkan “penerimaan hibah merupakan cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan menerima pemberian sukarela dari pihak
28
lain”. Hibah tersebut dapat berasal dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah,
c. Peminjaman
Peminjaman dilakukan dengan terlebih dahulu ada perjanjian pinjam-meminjam yang dijelaskan bahwa
pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut secara sukarela, artinya tidak ada besaran uang yang
diberikan oleh pihak sekolah peminjam kepada pihak yang dipinjami. Barnawi & M. Arifin (2012: 62)
menjelaskan “peminjaman adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan sengan
jalan memanfaatkan barang dari pihak lain untuk kepentingan sekolah secara sukarela sesuai dengan
perjanjian pinjam-meminjam”.
d. Penukaran
Penukaran dalam proses pengadaan dilakukan dengan menukar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
sekolah dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pihak lain. Hal ini dilakukan ketika ada
kesepakatan antar kedua belah pihak, dan dirasa saling menguntungkan satu sama lain. Barnawi & M.
Arifin (2012: 62) menjelaskan “penukaran adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan menukarkan barang yang dimiliki sekolah dengan barang yang dimiliki pihak
lain”.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang menunjang ketercapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Dalam pengadaan sarana dan terdapat perencanaan, dimana pengadaan dan
perencanaan itu saling berkait satu sama lain. Perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan harus dilakukan dengan matang, supaya dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat
direalisasikan dengan baik. Dalam melakukan perencanaan dan pengadaan harus sesuai dengan
prosedur, melihat kondisi keuangan yang ada, sehingga sekolah dapat menentukan sarana dan
prasarana apa saja yang dibutuhkan pada saat itu. Proses pengadaan disesuaikan dengan kebutuhan
29
2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Proses pendidikan sangat membutuhkan sarana dan prasarana, agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Sementara itu, tidak semua sarana dan prasarana dapat bersifat tetap. Sarana dan prasarana akan
mengalami penyusutan, baik penyusutan kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dengan baik secara periodik dan terus menerus,
agar fungsi dari sarana dan prasarana tersebut tidak berkurang. Barnawi & M. Arifin (2012: 74)
menjelaskan bahwa:
Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.
pendidikan merupakan kegiatan melakukan pengurusan dan pengaturan agar semua alat atau sarana
prasarana tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai secara berdaya guna.” Jadi dapat
disimpulkan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar sarana dan prasarana selalu dalam kondisi siap pakai
Untuk menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar selalu dalam kondisi baik dan siap pakai,
perlu dilakukan upaya pengurusan dan pengaturan terhadap sarana dan prasarana tersebut. Barnawi &
M. Arifin (2012: 227) menjelaskan pengurusan dan pengaturan harus dilakukan secara terus-menerus
30
Pemeliharaan harus terus menerus dilakukan supaya sarana dan prasarana pendidikan selalu dalam
kondisi baik dan siap pakai. Barnawi & M. Arifin (2012: 75) menjelaskan “terdapat beberapa macam
pekerjaan, yaitu perawatan rutin atau berkala; perawatan darurat; dan perawatan preventif”. Ibrahim
Bafadal (2004: 49) mengemukakan tentang beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana, yaitu
ditinjau dari sifat dan dari waktu pemeliharaannya, yang dijelaskan sebagai berikut:
Ditinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan, yaitu: pertama, pemeliharaan yang bersifat
pengecekan. Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Ketiga, pemeliharaan yang bersifat
ringan. Keempat, perbaikan berat. Sedangkan apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua
a. Pemeliharaan/perawatan dan pencegahan berat, seperti pencegahan dari gangguan atau segala
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pemeliharaan sarana dan
prasarana dapat dilakukan dengan pemeliharaan yang bersifat terencana dan pemeliharaan yang bersifat
tidak terencana. Pemeliharaan bersifat terencana meliputi pemeliharaan rutin atau berkala dan preventif.
Pemeliharaan yang bersifat tidak terencana yaitu pemeliharaan darurat, yang pada umumnya kerusakan
a. Perawatan rutin
Perawatan rutin merupakan perawatan yang dengan rutin dilakukan. Barnawi & M. Arifin (2012: 75)
menjelaskan “perawatan rutin ialah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu”.
b. Perawatan darurat
Perawatan darurat dilakukan secara sigap dan tanggap terhadap kerusakan suatu sarana dan prasarana
pendidikan. Dalam perawatan darurat, pihak sekolah harus selalu siap dan sedia jika sewaktu-waktu
31
terjadi kerusakan, dan harus segera diperbaiki. Barnawi & M. Arifin (2012: 75) menjelaskan “perawatan
darurat adalah perawatan yang tidak terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda bahaya”.
c. Perawatan preventif
Perawatan preventif dilakukan dengan periode waktu tertentu, yang dilakukan dengan menetapkan
kriteria tertentu pada suatu sarana dan prasarana pendidikan. Dalam perawatan preventif biasanya
merupakan tindakan perawatan sebelum terjadi kerusakan pada sarana dan prasarana pendidikan.
Barnawi & M. Arifin (2012: 75) menjelaskan “perawatan preventif adalah perawatan rutin yang
dilakukan dalam selang waktu tertentu dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya”.
Kegiatan memelihara sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada lima tahapan yang harus
diperhatikan oleh warga sekolah. Barnawi & M. Arifin (2012: 228) menjelaskan “tahapan dalam
memelihara sarana dan prasarana sekolah dapat dirumuskan menjadi 5P, yaitu penyadaran, pemahaman
pengorganisasian, pelaksanaan dan pendataan”. Tahapan yang dimaksud dijelaskan pada gambar
sebagai berikut:
1. penyadaran
5.penataan 2.pemahaman
4.pelaksanaan 3.pengorganisasian
Penjelasan kelima tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dijelaskan sebagai
berikut:
32
a. Penyadaran
Pada tahap penyadaran diperlukan adanya rasa memiliki terhadap sarana dan prasarana sekolah.
Barnawi & M. Arifin (2012: 229) menjelaskan “tahapan yang paling awal dalam pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah adalah tahap penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah”. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab Wakil
Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana saja, melainkan seluruh warga sekolah. Termasuk guru,
siswa, penjaga sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, maupun warga sekitar sekolah.
Pengenalan dan penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah salah satunya
dapat dilakukan dengan cara menyosialisasikan tata tertib dan memasang pesan-pesan pengingat
penggunaan sarana dan prasarana sekolah. Sosialisasi dilakukan kepada seluruh warga sekolah. Pesan-
pesan pengingat dapat dipasang pada tempat-tempat strategis yang ada di sekolah.
b. Pemahaman
stakeholders mengenai program pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah. Barnawi & M. Arifin (2012:
232) menjelaskan “program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah mencakup manfaat
pemeliharaan, tujuan dan sasaran, hubungan pemeliharaan dengan manajemen aset sekolah, jenis
pemeliharaan, dan ruang lingkup masing-masing serta peran serta seluruh stakeholders”. Pemahaman
terhadap program pemeliharaan harus dijelaskan secara utuh dan jelas agar tujuan pemeliharaan dapat
tercapai.
c. Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian mengatur dengan jelas siapa yang bertanggung jawab, siapa yang
melaksanakan, dan siapa yang mengendalikan. Barnawi & M. Arifin (2012: 236) menyebutkan
“pengorganisasian pengelola pemeliharaan melibatkan semua warga sekolah, yaitu kepala sekolah,
guru, siswa, komite sekolah, dan tim pemeliharaan”. Pengorganisasian pada dasarnya membagi
personel pemeliharaan berdasarkan waktu pemeliharaan sarana dan prasarana. Kelompok yang
melakukan pemeliharaan harian atau mingguan adalah guru dan siswa. Sedangkan kelompok yang
melaksanakan pemeliharaan berkala adalah tim teknis pemeliharaan. Tim teknis pemeliharaan bertugas
33
melaksanakan pemeliharaan berkala pada bagian yang sulit dijangkau dan memerlukan ketrampilan dan
keahlian khusus.
d. Pelaksanaan
Barnawi & M. Arifin (2012: 242) mengemukakan tahapan “pelaksanaan pemeliharaan terbagi menjadi
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala”. Pemeliharaan rutin bertujuan untuk menjagasarana dan
prasarana agar tetap dalam kondisi baik dan siap pakai. Sedangkan pemeliharaan berkala bertujuan
untuk merawat sekaligus memperbaiki jika ada kerusakan agar sarana dan prasarana dapat berfungsi
e. Pendataan
Pendataan sarana dan prasarana dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh sekolah, yang bertugas
mendata seluruh kondisi sarana dan prasarana sekolah yang ada. Barnawi & M. Arifin (2012: 225)
menjelaskan “pendataan sarana dan prasarana dilakukan untuk mengiventarisasi sarana dan prasarana
sekolah terkait dengan ketersediaan dan kondisinya”. Hasil dari pendataan ini akan sangat bermanfaat
bagi sekolah untuk mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana dan segera melakukan tindakan
Setiap sekolah memiliki prinsip-prinsip dan tata tertib mengenai penggunaan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah, hal itu bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dalam mengawasi
Menurut Purwanto dan Muhamad Ali (2008:224) “Pemeliharaan dan perawatan adalah kegiatan
atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan pelaratan selalu
dalam kondisi yang siap pakai dan berfungsi dengan baik”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Lukas
Dwiantara dan Rumsari Hadi Sartono (2004: 106) yang menyatakan bahwa “Pemeliharaan merupakan
kegiatan pengelolaan alat/barang yang berkaitan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya
guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu
yang optimal”.
Sedangkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 1 juga menjelaskan bahwa “Pemeliharaan adalah kegiatan atau
34
tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dilakukan untuk menjamin sarana dan
prasarana yang ada dalam kondisi baik dan siap digunakan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan.
Kegiatan pemeliharaan memiliki beberapa tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dan manfaat kegiatan
pemeliharaan menurut beberapa ahli, menurut Lukas Dwiantara Rumarsih Hadi Sumarto (2004: 106)
a) Menjaga dan menjamin setiap alat/barang tetap mampu berfungsi sebagaimana mestinya
sewaktu-waktu alat barang tersebut dibutuhkan sehingga kegiatan organisasi tidak mengalami
hambatan.
c) Untuk mengoptimalkan alat/barang baik secara fungsional maupun batas umur pemakaian.
Pendapat lain disampaikan oleh Purwanto dan Muhamad Ali (2008: 233), pemeliharaan sarana
a) Menjamin sarana dan prasarana selalu dalam kondisi prima, siap digunakan untuk mendukung
b) Memperpanjang umur pemakaian sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses bisnis.
d) Mengetahui kerusakan secara dini sehingga tindakan perbaikan dapat direncanakan dengan
baik.
f) Menghindari terjadinya kerusakan fatal yang mengakibatkan waktu perbaikan yang lama dan
dengan baik sehingga mempunyai dampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja.
35
h) Meningkatkan motivasi pekerja.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan
sarana prasarana kantor merupakan suatu kegiatan untuk mempertahankan dan mengusahakan agar
alat/barang kantor tetap dalam keadaan baik untuk dipakai sampai mencapai batas waktu yang
optimal. Adapun tujuan dan manfaat pemeliharaan sarana dan prasarana kantor yaitu untuk
menjamin, menjaga dan mengoptimalkan alat barang kantor baik secara fungsional maupun batas
Kegiatan pemeliharaan penting bagi setiap pegawai dalam suatu lembaga untuk menunjang kegiatan
operasional. Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam pemakaian
tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan diselenggarakan agar setiap barang kantor selalu dalam
kondisi siap pakai dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Pemeliharaan sarana dan prasarana
kantor dapat dibagi menjadi beberapa kriteria. Menurut Ating Tedjasutrisna, Nanang yusuf.
Nurdin dan Euis Supriana (2000: 53) macam-macam pemeliharaan barang kantor dapat dilihat
a) Pemeliharaan sehari-hari, yaitu: pemeliharaan yang dilakukan setiap saat (hari), dan dikerjakan
b) Pemeliharaan berkala, yaitu dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan
sekali, tiga bulan sekali dan dikerjakan baik sendiri atau minta bantuan orang lain.
a) Barang bergerak, misalnya kendaraan bermotor, alat elektronik dan lain sebagainya.
b) Barang tidak bergerak, misalnya menutup kran air, memadamkan listrik. Pemeliharaan dapat
dilakukan tiap hari dengan tujuan untuk mencegah kerusakan dan mencegah pemborosan. Pendapat
36
berikunya dikemukakan Lukas Dwiantaradan Rumsari Hadi Sumarto (2004: 107) yang menyatakan
Perawatan preventif merupakan cara perawatan alat barang sebelum mengalami kerusakan.
2) Perawatan represif
Perawatan represif merupakan cara perawatan alat barang setelah mengalami kerusakan. Perawatan
alat/barang diperlukan perawatan secara preventif maupun represif agar mampu mencapai batas umur
pemakaian secara optimal. Perawatan secara preventif perlu dilakukan secara periodik terhadap setiap
alat/barang yang dimiliki, sehingga frekuensi dan biaya perawatan secara represif dapat ditekan.
Purwanto dan Muhamad Ali (2008: 225) juga menyatakan macam-macam pemeliharaan sarana
dan prasarana antara lain: Perawatan preventif (prefentive maintenance), dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau kadaan yang dapat
menyebabkan peralatan mesin mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam pekerjaan.
kerusakan atau ketidak normalan fungsi sehingga tidak dapat beroperasi dengan baik.
2) Perawatan prediktif, dilakukan dengan memperkirakan kondisi peralatan dan mesin pada waktu
3) Perawatan tidak terencana, jenis perawatan yang bersifat darurat yaitu dengan melakukan
permasalahan dan melakukan perbaikan terhadap penyeban terjadinya kegagalan pada sistem.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan
pemeliharaan sarana dan prasarana kantor perlu dilakukan dalam waktu yang berkesinambungan agar
sarana dan prasarana kantor yang ada dapat dipakai, sehingga aktivitas kerja dapat berjalan dengan
37
lancar. Pelaksanaan proses pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan
pemeliharaan rutin, berkala, preventif, dan represif agar sarana dan prasarana kantor senantiasa siap
pakai dan terhindar dari kerusakan serta dapat mengurangi biaya pemeliharaan yang banyak.
Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor memiliki beberapa tahapan yang perlu diperhatikan.
Subagya H (1990: 88) menyatakan tahap-tahap pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain meliputi:
1) Perencanaan pemeliharaan
anggaran dan menyediakan tenaga yang cakap dan terampil mengevaluasi barang/peralatan untuk
menentukan kebutuhan pemeliharaan dengan menyediakan brosur dan katalog untuk membantu
2) Pelaksanaan pemeliharaan
buku-buku untuk setiap peralatan atau bayang yang akan dipelihara. Jadwal pemeliharaan setiap
barang/peralatan yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan pengecekan untuk mengetahui
kesiapsediaan peralatan barang. Pengamatan terhadap kemampuan dari setiap alat atau barang seperti
anggaran pemeliharaan selanjutnya membuat daftar kebutuhan akan bahan-bahan guna pemeliharaan,
mengkaji dan meninjau kembali akan sistem pemeliharaan, penyediaan tenaga, sistem anggaran dalam
pelaksanaan pemeliharaan agar kegiatan pemeliharaan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Purwanto dan Muhamad Ali (2008: 235) menyatakan
38
1) Perencanaan Pemeliharaan
Perencanaan dilakukan berasarkan periode waktu tertentu dengan menyelesaikan sasaran atau target
yang akan dicapai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mempersiapkan informasi/data aset sarana
dan prasarana yang akan dilakukan tindakan pemeliharaan, buku manual dari peralatan tersebut, hasil
inspeksi dan saran yang ada, kondisi peralatan terakhir, catatan kinerja sarana dan prasarana, dan jumlah
2) Kegiatan inspeksi
Kegiatan inspeksi atau pemeriksa dilakukan dengan cara survei terhadap kondisi sarana dan prasarana
untuk mengetahui kondisi, jenis pekerjaan, jumlah material pemeliharaan yang dibutuhkan dan volume
pekerjaan pemeliharaan.
a) Perintah kerja yang berisi rincian pekerjaan, waktu pelaksanaan pemeliharaan, alokasi jumlah
personil pelaksana kegiatan pemeliharaan, organisasi dan personil pelaksana yang terlibat, daftar
komunikasi, penggunaan peralatan kerja sesuai dengan buku manual dan petunjuknya, dan lingkungan
dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
d) Pencatatan kegiatan pemeliharaan mencakup pemakaian material, waktu, biaya, sumber daya
manusia dn kompetensinya, energi unjuk kerja pemeliharaan dan kemudian yang berkaitan dengan
4) Pengawasan Pemeliharaan
Kegiatan pengawasan dilakukan secara terus menerus terhadap pengawasan program pemeliharaan dan
dilakukan oleh seksi pemeliharaan, seksi perencanaan, seksi perbekalan, dan seksi keuangan
39
pembukuan dibawah koordinasi kepala bagian sehingga dapat meningkatkan kendala dan efisiensi
5) Evaluasi pemeliharaan
Kegiatan evaluasi pelaksanaan pemeliharaan bertujuan untuk menilai hasil pemeliharaan, tepat atau
tidaknya program yang disusun, dan mendapatkan data yang digunakan untuk menyusun program yang
akan datang. Kegiatan pemeliharaan dapat berjalan dengan baik maka membutuhkan sumber
daya sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pelaksanaan pemeliharaan. Menurut
Purwanto dan Muhammad Ali (2008: 239) sumber daya sarana dan prasarana yang digunakan dalam
Tenaga Kerja Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana perlu dipikirkan siapa yang
harus terlibat, apa saja diskripsi tugasnya, kompetensi apa yang perlu dikuasai dan bagaimana beban
kerjanya.
1) Biaya (money)
Biaya pemeliharaan perlu dianggarkan dan dimasukkan dalam usulan anggaran sehingga tersedia dana
untuk mendukung program pemeliharaan sarana prasarana. Biaya pemeliharaan dibutuhkan untuk
pembelian bahan baku, pembelian peralatan pemeliharaan, upah tenaga perawat khususnya apabila
2) Bahan (materials)
Bahan untuk pekerjaan pemeliharaan harus tersedia dengan jumlah yang memadai untuk merawat
semua sarana dan prasarana yang ada. Bahan-bahan tersebut meliputi bahan untuk pekerjaan
3) Peralatan (machines)
Peralatan yang dibutuhkan disesuaikan dengan jenis sarana atau fasilitas yang akan dirawat serta jenis
kegiatan perawatannya.
40
4) Metode (methodes)
Metode atau cara pemeliharaan yang dipilih untuk melakukan pekerjaan pemeliharan sarana dan
fasilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan, penyimpanan, kebersihan, pemeliharaan,
Pelaksanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau
waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien
bahwa tahap-tahap pemeliharaan sarana dan prasarana kantor meliputi perencanaan, pelaksanaan
dan prasarana kantor membutuhkan sumber daya pemeliharaan yang meliputi tenaga kerja, biaya,
Suatu kantor membutuhkan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor agar sarana dan prasarana tepat
dalam kondisi baik dan siap pakai. Sarana dan prasarana yang siap pakai dapat menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas dan pekerjaaan yang ada dikantor. Ating Tedjasutrisna, Nanang Yusuf Nurdin dan
Euis Supriana (2000: 54) yang menyatakan bahwa cara pemeliharaan dan perawatan barang kantor
1) Selalu membersihkan barang-barang secara teratur, terutama setelah barang dipergunakan dan
selalu memisahkan barang yang rusak dengan barang yang tidak rusak.
3) Memperhatikan cara penyimpanan barang yang baik, benar dan teratur, sesuai dengan jenis dan
41
4) Selalu menyimpan kembali barang yang telah digunakan pada tempat semula dalam keadaan
5) Selalu mengoperasikan atau menggunakan barang-barang kantor sesuai dengan petunjuk dan
aturan pemakainya.
sarana dan prasarana kantor tahan lama berfungsi dengan baik. Barang-barang kantor yang lain adalah
mesin-mesin kantor. Mesin-mesin kantor membutuhkan tata cara yang baik dalam pemeliharaan dan
perawatan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara-cara pemeliharaan menurut Soelisno,
1) Kontrak pemeliharaan
Pabrikan mesin memberikan servis terhadap produk mereka karena mereka tahu servis seperti apa yang
harus dilakukan dan semua suku cadang terjamin serta tehnisi yang terlatih, sehingga hal ini dianggap
lebih efisien. Cara ini lebih dipilih oleh kantor-kantor walaupun pengeluaran pemeliharaan agak tinggi.
2) Servis perorangan
Servis yang bersifat bila dibutuhkan karena dilakukan setelah terjadi kekurangan (remedial
maintenance). Umur dan jumlah dari mesin-mesin merupakan faktor penting untuk memilih servis
perorangan.
3) Servise kantor
Servis yang dilakukan sendiri oleh kantor yang bersangkutan. Kebijakan ini ditempuh karena alasan-
alasan pertimbangan biaya, pengawasan, dan kelengkapan kantor. Pemeliharaan terhadap mesin-mesin
kantor selalu disesuaikan dengan jenis-jenis kantor sehingga membutuhkan penanganan pemeliharaan
yang berbeda-beda, misalnya pemeliharaan mesin ketik manual. Soelisno, dkk (1982: 29) juga
42
3) Bila membetulkan kesalahan dengan karet penghapus, gandaran harus digeser kekiri atau
kekanan agar kotoran karet penghapus tidak jatuh kedalam mesin tik. Mesin harus ditutup baik-baik
4) Pita sebaiknya berganti posisi setiap dua minggu supaya menghasilkan salinan yang jelas.
Mesin atau peralatan seperti komputer juga perlu dipelihara agar tetap dalam keadaan siap pakai.
c) Temperatur dan kelembaban ruang diatur dan disesuaikan dengan spesifikasi kemampuan
peralatan komputer.
d) Ruangan harus bebas debu dan partikel lainnya termasuk asap rokok, artinya ruangan harus
2) Tata letak ruang komputer perlu mempertimbangkan tampilan dan kesehatan user (pemakaian)
komputer.
3) Untuk perawatan sistem komputer perlu memperhatikan enam faktor yang menjadi penyebab
kerusakan yaitu temperatur, debu dan partikel kotoran lainnya, Interferensi noise (penyimpanan
tegangan arus, data atau suara), korosi, medan magnet, dan jalur daya.
Pemeliharaan komputer juga dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai
berikut:
1) Jauhkan komputer dari lingkungan yang buruk Komputer sangat rentan terkena sebuah
kerusakan maka perawatan secara intensif yairu dengan menjauhkan komputer dari efek lingkungan
yang buruk, seperti selalu menempatkan komputer dalam lingkungan yang kering, menjauhkan
43
komputer dari ligkungan yang basah atau lembab, menjauhkan minuman dari komputer (menghindari
Selalu membersihkan setiap hari bagian keyboard dan layar, namun usahakan untuk menggunakan
waslap khusus untuk lap kompputer. Hal ini bertujuan untuk menghindari goresan, terutama pada
bagiann layar komputer. Selain itu gunakan komperasi udara ringan untuk membersihkan bagian sela-
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat diambil kesimpulan bahwa cara pemeliharaan
sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan sesuai dengan tata cara yang baik agar sarana dan
prasarana kantor tetap terjaga dalam kondisi siap pakai. Pemeliharaan untuk barang-barang secara
teratur, memperhatikan penyimpanan dan selalu menyimpan kembali barang sesuai dengan petunjuk
dan aturan pemakainya. Sedangkan, pemeliharaan untuk mesin-mesin kantor dapat dilakukan dengan
cara kontrak pemeliharaan, servis perorangan, dan servis kantor atau sesuai dengan jadwal
perawatan. Cara pemeliharaan sarana dan prasarana kantor membutuhkan penanganan yang berbeda-
beda serta disesuaikan dengan jenis sarana dan prasarana yang ada.
Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK memliki perbedaan dengan sekolah lainnya seperti SMA.
Sehubungan dengan itu, keberadaan sarana dan prasarana di SMK merupakan hal yang sangat penting
dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang memadukan atara teori dan praktik.
Sarana dan prasarana di SMK tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 40 Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana SMK/MAK pada pasal 1
44
3) Perabot adalah sarana pengisi ruang.
5) Set adalah seperangkat peralatan dalam satu ruang untuk mendukung kegiatan belajar.
6) Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam
pembelajaran.
7) Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk
8) Buku pengayaan adalah buku yang memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.
9) Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.
10) Sumber belajar laninnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal,
11) Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat.
12) Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk
13) Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan
14) Lahan adalah bidang permukaaan tanah yang diatasnya terdapat prasarana SMK/MAK meliputi
bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
15) Infrastruktur adalah prasarana penunjang untuk keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
16) Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SMK/MAK
17) Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan
khusus.
45
18) Ruang praktik, meliputi bengkel, studio, demplot, kandang, bangsal, dan ruang sejenis, adalah
19) Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik.
20) Area kerja adalah tempat melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam ruang yang hanya
21) Ruang guru praktik/instruktur adalah ruangan kerja instruktur dalam ruang praktik/bengkel/studio.
22) Bangunan praktik adalah bangunan bukan gedung untuk mendukung pelaksanaan praktik di lahan.
23) Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan
khusus.
24) Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan SMK/MAK.
25) Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memeroleh informasi dari berbagai jenis
bahan pustaka.
26) Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar ruang kelas, beristirahat, dan menerima tamu.
27) Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan SMK/MAK.
28) Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi SMK/MAK.
29) Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor
berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, karir, dan bursa kerja.
30) Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini
31) Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan
46
33) Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar ruang kelas, peralatan
34) Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk
35) Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan
36) Tempat beribadah adalah tempat warga SMK/MAK melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama
38) Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.
47
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di pendidikan sudah dilaksanakan dengan
baik. Proses pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara pembelian dan penerimaan
hibah.
b. Pembelian sarana dan prasarana pendidikan menggunakan dana dari Dinas Pendidikan dan
Komite Sekolah. Sedangkan hibah biasanya berasal dari pemerintah dengan kualitas yang kurang
baik.
c. Kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah adalah keterbatasan biaya.
d. Upaya yang dilakukan sekolah dalam menghadapi masalah dalam proses pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di SMK negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta yaitu dengan cara
mengupayakan untuk segera memenuhi kebutuhan dan merealisasikan rencana yang sudah
dilakukan berupa pemeliharaan rutin, preventif, dan darurat. Pemeliharaan dilakukan hanya pada
sarana dan prasarana pendidikan tertentu saja, tidak seluruh sarana dan prasarana diperhatikan.
b. Dalam tahapan penyadaran, pemahaman pemeliharaan sarana dan prasarana belum maksimal.
Tahap pengorganisasian belum dilakukan dengan baik. Tahapan pendataan belum maksimal.
c. Kendala dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah adalah keterbatasan sumberdaya
48
d. SMK sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan dan kesimpulan pada bagian
a. Hendaknya mempertimbangkan kebutuhan toolman atau tenaga ahli untuk sekolah, agar dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
b. Hendaknya mengambil tindakan tegas untuk siswa yang tidak tertib membayar SPP, karena
melalui pembayaran SPP tersebut sebagian dana komite sekolah dapat terpenuhi. Sehingga untuk
pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan.
c. Pihak sekolah hendaknya menyediakan petugas khusus yang bertugas menertibkan parkir siswa,
d. Pihak sekolah hendaknya memberikan waktu khusus untuk pemeliharaan sarana dan prasarana,
baik untuk perawatan rutin, maupun preventif. Sehingga proses pemeliharaan dapat ditangani dan
memanfaatkan waktu yang ada sehingga tidak ada waktu yang seakan-akan terbuang sia-sia,
sedangkan siswa membutuhkan sarana dan prasarana yang dalam kondisi siap pakai.
a. Hendaknya siswa meningkatkan kesadaran untuk ikut memelihara dan menjaga sarana dan
49
prasarana sekolah. Membuang sampah pada tempatnya, dan memelihara kebersihan prasarana
sekolah.
b. Hendaknya dapat lebih tertib dalam memarkirkan sepeda motor, sehingga tempat parkir yang
50
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Presiden No 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Saran Prasarana
Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi Sumarto 2004. Manajemen Logistik Pedoman Praktis bagi
Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Mulyono. 2009. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama
51
52