Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi manusia dituntut untuk menyiapkan segala sesuatu yang lebih maksimal, karena

perkembangan teknologi ilmu pengetahuan dan komunikasi yang sangat pesat. Manusia harus dapat

bersaing mengikutiarus perkembangan global untuk dapat mempertahankan eksistensi. Salah satu cara

manusia agar dapat bersaing adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan

kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui bidang pendidikan. Bidang pendidikan dapat

diandalkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan

global.

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam

upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan

oleh setiap manusia. Undang-Undang Dasar 1945 menjamin hak setiap warga negara Indonesia untuk

mendapatkan pengajaran. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun

2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh sebab itu peran pendidikan

menjadi sangat penting bagi manusia, karena pendidikan mampu memberikan perubahan tingkah laku

bagi setiap pelakunya.

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal,

pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal diselenggarakan di sekolah-

sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan non formal paling

banyak terdapat pada usia dini, contohnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan selain itu ada juga

berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Pendidikan informal

1
merupakan jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang

dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

Pendidikan formal dibagi dalam beberapa kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan

pendidikan suatu satuan pendidikan. Salah satu jenis pendidikan formal adalah pendidikan kejuruan.

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama

untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan umum.

Pendidikan kejuruan mengutamakan pendidikan yang berbasis keterampilan, yang menuntut peserta

didik mempunyai skills pada kejuruan tertentu. Hasil akhir dari pendidikan kejuruan diharapkan mampu

untuk terjun langsung ke dunia kerja, dunia usaha, ataupun dunia industri.

Saat ini pemerintah sedang menggiatkan peran pendidikan kejuruandengan meningkatkan

jumlah proporsi pendidikan kejuruan. Selain itu, arah kebijakan pemerintah juga berupa peningkatan

layanan pendidikan yang dilaksanakan melalui penyediaan fasilitas pendidikan berupa pembangunan

dan pengembangan lembaga-lembaga kejuruan, penambahan staff pengajar, dan penyediaan fasilitas

pendukung pendidikan.

Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang turut

andil bertanggungjawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,

keterampilan, dan keahlian sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun ke dunia

kerja. Pendidikan SMK mengarah pada meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan

diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta menyiapkan siswa

untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Apapun jenis pendidikan pada

SMK tidak lain hasil akhir dari lulusannya agar mereka memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli

didalam bidang ilmu tertentu.

Tujuan pendidikan telah direncanakan dan disusun, baik secara umum maupun khusus oleh

satuan tingkat pendidikan masing-masing. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah

direncanakan tersebut, maka perlu diadakan dan dilaksanakan manajemen pendidikan yang berkualitas.

Manajemen pendidikan merupakan kunci keberhasilan pendidikan.

2
Manajemen pendidikan yang dilakukan dengan baik oleh sekolah kejuruan, diharapkan mampu

menghasilkan keunggulan sumber daya manusia bagi para peserta didik yang dapat menguasai

keterampilan dan keahlian pada bidang kejuruan yang ditekuninya.

Salah satu unsur dalam manajemen pendidikan adalah manajemen sarana dan prasarana

pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan aset yang dimiliki oleh setiap satuan

pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan perlu dikelola dengan baik agar tepat sasaran. Manajemen

sarana dan prasarana akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang

profesional, sarana dan prasarana yang memadai, dana yang cukup untuk pengadaan peralatan dan

menggaji staff sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Jika salah satu hal

tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berjalan dengan mestinya, maka efektivitas dan

efisiensi pengelolaan sarana dan prasarana kurang menjadi optimal. Dengan demikian perlu ada

keseimbangan antara komponen-komponen tersebut. Untuk mencapai keseimbangan tersebut,

diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan untuk mencapai tujuan dalam satuan pendidikan yaitu salah satunya untuk

menjaga dan melindungi aset sekolah.

Kondisi saat ini, sekolah baik sekolah swasta maupun negeri kurang memerhatikan pengelolaan

dan keberadaan sarana dan prasarana sekolah. Bukan jaminan bahwa sekolah yang favorit dan terkenal

bermutu, makadapat mengelola sarana dan prasarana pendidikan dengan baik. Tidak berarti pula, bahwa

sekolah yang kurang bermutu tidak dapat mengelola sarana dan prasarana dengan baik.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada bulan Desember 2012 menunjukkan bahwa

manajemen sarana dan prasarana di SMK kurang optimal. Faktanya masih banyak ditemui persoalan

mengenai pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Persoalan tersebut antara lain : kondisi sarana

dan prasarana sekolah yang kurang terpelihara, pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah yang kurang

baik, minimnya tenaga pengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Selama ini perhatian

terhadap manajemen sarana dan prasarana sekolah masih kurang sehingga tujuan dan sasaran

pendidikan belum tercapai dengan optimal.

SMK memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan modern, baik hibah dari pemerintah

maupun yang dibeli sendiri. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah memang biasanya berupa barang

3
langsung ataupun dana yang harus dibelikan sejumlah barang yang sudah ditentukan mutu dan harganya

oleh pemerintah.

Permasalahan mengenai sarana dan prasarana pendidikan tidak hanya berhenti sampai masalah

pengadaan. Dalam proses pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sering terhambat.

Pemeliharaan sarana dan prasarana sering tidak diperhatikan, jika memang belum rusak. Sumber daya

manusia pengelola sarana dan prasarana pendidikan menjadi sorotan dalam manajemen sarana dan

prasarana pendidikan di sekolah ini. Minimnya tenaga laboran sebagai pemelihara laboratorium di

sekolah juga menjadi keluhan sekolah ini. Bahkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah

lengkap, namun tidak memiliki laboran dan tenaga ahli sama sekali. Sarana dan prasarana akan dikelola

oleh tenaga lain secara serampangan, yang belum tentu dapat memahami apa keluhan yang harus

diperbaiki.

Selain itu adanya budaya kurang peduli untuk memelihara dan menjaga sarana dan prasarana

sekolah oleh warga sekolah. Terutama dilakukan oleh siswa yang kurang peduli dan tidak

sensitif terhadap lingkungan sekitar. Guru juga terkadang kurang peka pada sarana dan prasarana yang

tidak berhubungan langsung terhadap dirinya.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa pengertian Sarana dan Prasarana?

2. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana?

3. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana?

4. Bagaimana Standar sarana dan prasaran?

5. Macam-macam sarana?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

2. Mengetahui bagaimana pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan.

3. Mengetahui apa saja macam-macam sarana dan prasarana pendidikan.

4.Memahami standar sarana dan prasarana.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah

Menurut Fattah (dalam Minarti, 2012, hlm. 248) manajemen merupakan seni untuk melaksanakan

pekerjaan melalui orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Berdasarkan riil,

manajemen mampu mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Adapun fungsi

manajemen diantaranya adalah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating

(pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).

Mulyasa (dalam Minarti, 2012, hlm. 252) mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah

peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,

khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media

pengajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak

langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, taman, dan sekolah, tetapi

jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk

pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut sebagai sarana

pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan juga sering disebut dengan fasilitas atau perlengkapan

sekolah.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan

dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap

benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap pakai dalam PBM (Mulyono, 2009). Menurut Rohiat

(2012, hlm. 26) manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan

segala perlatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan

prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan

sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai dengan efektif

dan efisien.

5
Begitu urgennya sarana dan prasarana dalam lembaga pendidikan dalam menunjang

keberhasilan organisasi pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan, menjadi sarana dan prasarana

menjadi satu bagian dari manajemen yang ada di lembaga pendidikan. Bisa saja diklaim bahwa sarana

dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang

proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan

pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Pada tataran ini, Mulyasa mengatakan

bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan

prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses

pendidikan.

Pada dasarnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan memiliki beberapa prinsip dan

tujuan yang harus diketahui yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan sarana dan prasarana

a. Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga

sekolah atau madrasah.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatis maupun kualitatif dan

relevan dengan kepentingan pendidikan.

Bafadal menjelaskan secara rinci tentang tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan sebagai

berikut:

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan

dan pengadaan secara hati-hati dan seksama, sehingga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan

prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah itu harus tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti dan tepat,

sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan

digunakan atau diperlukan

6
Jadi, tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu agar dapat memberikan

kontribusi yang optimal dan profesional (yang berkaitan dengan sarana dan prasarana) terhadap proses

pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

2. Prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan

Dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

agar tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal adalah:

a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam

kondisi siap pakai apabila akan didayagunakan oleh personil sekolah dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran di sekolah.

b. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah harus dilakukan melalui

perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik dengan

harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus dengan hati-hati sehingga mengurangi

pemborosan.

c. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu

memperhatikan UU, peraturan, instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang

berwenang.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah

harus didelegasikan kepada personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila melibatkan

banyak personel sekolah dalam manajemennya, maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab

yang jelas untuk tiap personel sekolah.

e. Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus

direalisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak.

7
2.2. Macam-macam Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari

sudut: (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan, (3) hubungannya dengan

proses belajar mengajar.

1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan

yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.

a. Sarana pendidikan yang habis dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis

dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu, serta beberapa bahan

kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu, ada beberapa sarana

pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton. Sedangkan contoh sarana

pendidikan yang tidak berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu, dan kertas. Semua contoh

tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali bisa habis

dipakai atau berubah sifatnya.

b. Sarana pendidikan yang tahan lama

Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara

terus-menerus dalam waktu yang relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer dan peralatan

olahraga.

2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan

a. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai

dengan kebutuhan pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa digerakkan atau

dipindahkan kemana saja.

8
b. Sarana pendidikan yang tidak bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif

sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta saluran air dari

PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk dipindahkan

ke tempat-tempat tertentu.

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana

pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol,

alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen dalam

mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar

mengajar, seperti lemari arsip di kantor.

Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana

pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang

perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana pendidikan yang

keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tapi secara langsung sangat menunjang

terjadinya proses belajar mengajar, seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushala, tanah, jalan menuju

lembaga, kamar kecil, ruang unit kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir

kendaraan.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan di sekolah tidak selalu sama. Hal tersebut tergantung

dengan tingkatan sekolah, misalnya sekolah dasar, sekolah menengah, dan sekolah lanjutan atas. Selain

itu, juga tergantung dengan jenis sekolah, misalnya di sekolah lanjutan atas ada yang berstatus Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan ada yang berstatus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sehubungan

dengan hal tersebut sarana dan prasarana yang ada di sekolah sangat tergantung dengan tingkatan dan

jenis sekolah.

9
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menyiapkan peserta didik ketika lulus dapat

mengembangkan kinerja apabila terjun di dunia kerja. Terutama SMK untuk yang kelompok Bisnis dan

Manajemen. Keberadaan sarana dan prasarana di SMK kelompok Bisnis dan Manajemen disesuaikan

dengan kebutuhan sekolah tersebut.

Macam-macam sarana dan prasarana umum yang dimiliki setiap sekolah dilihat dari tingkatan maupun

jenis sekolah adalah sebagai berikut: (Juhairiyah, 2008: 6)

a. Macam-macam sarana pendidikan

1) Buku pelajaran

2) Media pembelajaran

3) Alat peraga

4) Perabot sekolah yang mendukung tiga fungsi, yaitu fungsi pendidikan, fungsi administrasi, dan

fungsi penunjang. Perabot pendidikan adalah segala jenis perabot yang digunakan untuk proses belajar

mengajar. Perabot administrasi adalah perabot yang digunakan untuk mendukung kegiatan kantor.

Perabot penunjang adalah perabot yang digunakan di dalam ruang penunjang, seperti perabot

Perpustakaan, perabot UKS, perabot OSIS.

b. Macam-macam prasarana pendidikan

1) Ruang kelas

2) Ruang Perpustakaan

3) Ruang laboratorium

4) Ruang keterampilan

5) Ruang kesenian

6) Tempat olahraga.

10
Kebutuhan sarana dan prasarana di setiap sekolah berbeda satu sama lain. SMK kelompok

bisnis dan manajemen memerlukan sarana dan prasarana yang lebih banyak dibandingkan dengan SMK

kelompok lain. Kebutuhan sarana dan prasarana harus diupayakan untuk dipenuhi supaya kebutuhan

belajar siswa dapat tercukupi, sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai.

2.3. Proses manajemen sarana dan prasarana sekolah

1. Perencanaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai

arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan

datang. Artinya, pada kerangka ini, perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan

untuk mencapai tujuan yang digariskan. Dengan demikian, perencanaan merupakan proses yang

sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan

datang, yang merupakan bentuk kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-

tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian

sarana dan prasarana.

Berdasarkan deskripsi tersebut, pada dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan

menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian,

pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan, perlengkapan sesuai dengan kebutuhan.

Dengan demikian, perencanaan sarana dan prasarana persekolahan dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi

atau pembuatan peralatan, dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk memberikan

layanan secara profesional di bidang sarana dan prasaran pendidikan dalam rangka terselenggaranya

proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

11
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan

dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Sarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan

diharapkan berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan dengan dana yang efisien.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga keberadaannya selalu dalam

kondisi siap pakai dalam setiap saat.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana

pendidikan persekolahan adalah sebagai berikut:

a. Dapat membantu dalam menentukan tujuan

b. Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan

c. Menghilangkan ketidakpastian

d. Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian,

dan penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien

Inti manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini adalah tugasnya untuk mengatur dan

menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti

pada jalannya proses pendidikan.

Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, ada beberapa persyaratan

yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut:

a. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus dipandang sebagai

bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar.

b. Perencanaan harus jelas. Untuk mencapai hal tersebut, kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada

c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam

perencanaan.

d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala prioritas.

e. Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafon anggaran yang disediakan.

12
f. Mengikuti prosedur yang berlaku.

g. Mengikutsertakan unsur orang tua peserta didik.

h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan kondisi yang tidak

disangka-sangka.

i. Dapat didasarkan pada jang pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka panjang

(10-15 tahun).

2. Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana

pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan untuk

menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.

Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan

cara menyediakan semua keperluan barag atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud

untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan

yang diinginkan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen

sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian

kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan,

baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun

sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam

pemenuhan kebutuhan untuk kelancaran dalam proses pendidikan disekolah dengan mengacu pada apa

yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan

perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah. Menurtut Bafadal sistem pengadaan sarana dan prasarana

disekolah, dapat dilakukan berbagai cara antara lain:

13
a. Dropping dari pemerintah hal ini meruoakan bantuan yang diberikan permerintah kepada sekolah.

Bantuan ini sifatnya terbatas sehingga pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah

tetapharus mengusahakan dengan cara lain.

b. Mengadakan sarana dan prasarana sekolah dengan cara membeli baik secara langsung maupun

melalui pemesanan terlebih dahulu.

c. Meminta sumbangan dari wali murid atau mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan

prasarana sekolah ke lembaga-lembaga sosial yang tidak mengikat.

d. Mengadakan perlengkapan dengan cara menyewa atau meminjam ketempat lain.

e. Mengadakan perlengkapan sekolah dengan cara tukar menukar barang yang dimiiki denga barang

lainnya yang dibuuhkan sekolah.

Memilih sarana dan prasarana pendidikan bukanlah berupa resep yang lengkap dengan

petunjuk-petunjuknya,lalu pendidik menerima resep itu begitu saja, sarana pembelajaran hendaknya

direncanakan,dipilih dan diadakan dengan teliti sesuai dengan kebutuhan sehingga penggunaan berjalan

dengan wajar. Untuk itu pendidik hendaknya menyesuaikan dengan sarana pembelajaran dengan faktor-

foktor yang dihadapi,yaitu tujuan apakah yang hendak dicapai.media apa yang tersedia,pendidik mana

yang akan menggunakannya.dan peserta pendidik mana yang dihadapi. Faktor lain yang hendaknya

dipertimbangkan dalam penelitian sarana pembelajaran adalah kesesuaian dengan ruang dan waktu

Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai

dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam

penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini

dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.

b. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya

pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak

pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain.

14
c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu

dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah disendirikan

untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaiki.

d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media uang masih dapat dimanfaatkan, baik

dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.

e. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan perencanaan

tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun nonrutin.

f. Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukan ini

sebaiknya mengingat beberpa hal, yaitu keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan

sebagainya, dan tidak hanya seorang.

Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah

sebagai berikut:

a. Pembelian

Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan

dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau penyalur untuk

mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian

dilakukan apabila anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari, papn tulis, dan

sebagainya. Pengadaan sarana dan prasaranadengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara yang

dominan dilakukan sekolah dewasa ini.

b. Pembuatan sendiri

Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan

persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dibuat oleh guru, siswa, atau pegawai.

Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan

dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya

dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-

alat peraga yang dibuat oleh guru atau peserta didik.

15
c. Penerimaan hibah atau bantuan

Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dan

persekolahan dengan jalan pemberian secara Cuma-Cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau

bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.

d. Penyewaan

Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolah dengan

jalan pemanfatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar

berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan

cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan

kontemporer.

e. Pinjaman

Pinjaman merupakan penggunaan barang secara cuma-Cuma untuk sementara wajtu dari pihak lain

untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana

dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila sarana dan prasarana bersifat

sementara dan kontemporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.

f. Pendaurulangan

Pendaurulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan yang

sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.

g. Penukaran

Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan

menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus

mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dam sarana dan

prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau

dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.

16
h. Perbaikan atau rekondisi

Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memperbaiki

sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan

prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen sarana dan

prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit

sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.

Dalam pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar sekolah,

hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya

pengecekan serta melakukan pengontrolan terhadap keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana

milik sekolah. Catatan tersebut dituangkan dalam format pengadaan sarana dan prasarana

pendidikanyang disajikan dalam bentuk tabel sebagai rujukan bagi sekolah dalam melakukan aktivitas

pengadaan sarana dan prasarana untuk sekolah.

3. Pendistribusian

Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan.

Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan

tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang

membutuhkan barang itu. Dalam rangka itu, ada tiga langkah yang sebaiknya ditempuh oleh bagian

penanggungjawab penyimpanan atau penyaluran, yaitu: (1) penyusunan alokasi barang; (2) pengiriman

barang; (3) penyerahan barang.

4. Penginventarisasian

Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin inventarium) yang berarti daftar barang-barang, bahan,

dan sebagainya, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran

barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut

ketentuan dan tata cara yang berlaku. Jadi, inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat dan

menyusun daftar barang-barang/ bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.

17
Inventarisasi merupakan aktifitas dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan.

Inventarisasi dapat diartikan sebagai pencatatan dan penyusunan barang-barang milik negara secara

sistimatis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku.

Hal ini sesuai dengan keputusan mentri keuangan RI Nomor Kep,225/MK/V/4/1971 bahwa barang

milik negara berupa semua barang yang berasal atau dibeli dengan dana yang bersumber baik secara

keseluruhan atau bagian sebagainya dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) ataupun

dana lainnya yang barang-barang di bawah penguasaan kantor Departemen dan Kebudayaan,baik yang

berada di dalam maupun luar negeri. Kegiatan inventarisasi atau pencatatan sarana dan prasarana ini

merupakan proses yang berkelanjutan. Dengan melakukan inventarisasi terhadap sarana dan prasarana

pendidikan, dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merk, ukuran harga dan

sebagainya. Kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah menurut Bafadal

Kegiatan inventarisasi, meliputi :

a. Pencatatan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan di dalam buku penerimaan barang,buku

bukan inventaris,buku (kartu) stok barang.

b. Pembuatan kode khusus untuk perlengkapan yang terolong barang Inventaris,caranya dengan

membuat kode barang dan menempelkannyadan menuliskannnya.

Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat serah terima

barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha

penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara maupun

swasta. Inventarisasi juga memberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas

pengelolaan sarana dan prasarana. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai

berikut:

a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu

sekolah.

b. Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan

penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

18
c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materiil

yang dapat dinilai dengan uang.

d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu

sekolah.

Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur, dan

berkelanjutan dapat memberikan manfaat yakni sebagai berikut:

a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan menyusun rencana

kebutuhan barang.

b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan

barang.

c. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dala penyaluran barang.

d. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak, lebih) sebagai

dasar untuk menetapkan penghapusannya.

e. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian

barang.

Adapun kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi dua hal, yaitu pencatatan

perlengkapan dan pembuatan kode barang.

a. Pencatatan perlengkapan

Tugas pengelola adalah mencatat semua perlengkapan yang ada atau yang dimiliki oleh lembaga dalam

buku inventaris, baik itu barang yang bersifat inventaris maupun noninventaris. Barang inventaris,

seperti meja, bangku, papan tulis, dan sebagainya. Sedangkan, barang noninventaris, seperti barang-

barang yang habis dipakai, misalnya kapur tulis, karbon, kertas, dan sebagainya.

Pelaksanaan kegiatan pencatatan atau pengadministrasian barang inventaris dilakukan dalam

buku induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris, buku catatan barang noninventaris,

daftar laporan triwulan, mutasi barang inventaris, daftar rekap barang inventaris.

19
b. Pembuatan kode barang

Kode barang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Sandi atau kode yang

dipergunakan melambangkan nama atau uraian kelompok/jenis barang adalah berbentuk angka

bilangan (numerik) yang tersusun menurut pola tertentu agar mudah diingat dan dikenali, serta memberi

petunjuk mengenai formulir nama yang harus dipergunakan untuk tempat mencatat jenis barang

tertentu. Di samping itu, penyusunan angka nomor kode ini diusahakan agar memungkinkan dilakukan

pengembangan, terutama oleh mereka yang secara langsung menangani pencatatan barang.

Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua

perlengkapan, baik dilihat dari segi kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan golongannya.

Pada dasarnya, maksud dan tujuan mengadakan penggolongan barang ialah agar terdapat cara yang

cukup mudah dan efisien untuk mencatat dan sekaligus untuk mencari dan menemukan kembali barang

tertentu, baik secara fisik maupun melalui daftar catatan ataupun di dalam ingatan orang. Sesuai dengan

tujuan tersebut, bentuk lambang, sandi, atau kode yang dipergunakan sebagai pengganti nama atau

uraian bagi tiap golongan, kelompok, atau jenis barang haruslah bersifat membantu/memudahkan

penglihatan dan ingatan orang dalam mendapatkan kembali barang yang diinginkan.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan

pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara

berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan

penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan

siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus-menerus mengusahakan agar

peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan

cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas

yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.

Pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap

dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula. Maka tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan ini adalah sebagai berikut:

20
a. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting, terutama jika dilihat dari

aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan

merawat bagian dari peralatan tersebut.

b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga

diperoleh hasil yang optimal.

c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan

teratur.

d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.

Dalam pemeliharaan, ada empat macam apabila ditinjau dari sifatnya, diantaranya pemeliharan yang

bersifat pengecekan, bersifat pencegahan, bersifat perbaikan ringan, dan bersifat perbaikan berat.

Apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam, yaitu pemeliharaan sehari-hari (menyapu,

mengepel) pemeliharaan berkala (pengontrolan genting, pengapuran tembok). Manfaat dari

pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain adalah sebagai berikut:

a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan

penggantian dalam waktu yang singkat.

b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan

dapat ditekan seminim mungkin.

c. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, enak dilihat dan dipandang.

d. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Tugas pengelola perlengkapan setelah mendapatkan barang selain memelihara adalah menata

perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan dengan rapi dan tertib, serta penempatannya tidak

mengganggu pada personel yang lain. Salah satunya adalah menata kantor lembaga. Ada beberapa

prinsip yang harus diperhatikan dalam menata ruangan, antara lain sebagai berikut:

21
a. Suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memungkinkan semua personel tata usaha

dapat menempuh jarak yang sependek-pendeknya dalam setiap menyelesaikan pekerjaan

ketatausahaannya.

b. Bagian-bagian kantor lembaga yang memiliki tugas atau fungsi yang sama dan saling berkaitan

hendaknya ditempatkan secara berdekatan.

c. Tata ruang yang ideal pada dasarnya adalah tata ruang uang menempatkan para personel dan alat-

alatnya berdasarkan alur proses kerjaannya.

d. Kantor yang baik adalah kantor yang mempunyai ventilasi. Oleh karena itu, meja dan perabot

lainnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tiap bagian kantor mendapatkan cahaya dan pertukaran

udara yang cukup

e. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memanfaatkan ruangan semaksimal mungkin. Oleh

karena itu, suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang menggunakan seluruh ruang yang ada,

baik ruang lantai maupun dindingnya.

f. Tata ruang yang baik adalah tata ruang uang dapat dengan mudah disusun kembali bila diperlukan.

g. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras dan

mengganggu pekerjaan lainnya.

Dalam penggunaan perlengkapan lembaga sekolahpun, harus memperhatikan prinsip-prinsip

efektivitas dan efisiensi. Prinsip efektivitas berarti seua penggunaan harus ditujukan semata-mata untuk

memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan, prinsip efisiensi berarti penggunaan semua

perlengkapan secara hemat dan dengan hati-hati. Hal ini juga berarti bahwa perlengkapan yang

digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut.

Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah merupakan aktivitas yang harus

dijalankan untuk menjaga atau memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah demi

keberhasilan proses pembelajaran di sekolah serta agar perlengkapan yang dibutuhkan oleh personel

sekolah dalam kondisi siap pakai. Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

disekolah ditinjau dari sifat maupun waktunya.

22
a. Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.

Keempat macam pemeliharaan tersebut cocok untuk perawatan mesin.

1) Pemeliharaan perlengkapan yang bersifat pengecekan.

2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan.

3) Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan.

4) Perbaikan berat.

b. Ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana dan prasarana.

1) Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu.

2) Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok.

Sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah memerlukan pemeliharaan sehari-hari

dan berkala.

a) Pemeliharaan sehari-hari:

(1) Pemakaian aliran harus diperhatikan. Pada siang hari dalam ruang yang cukup terang lampu

dipadamkan. Demikian pula pada malam hari lampu pada ruang-ruang yang tidak memerlukan

penerangan lampu dimatikan.

(2) Panel/kotak sekring diperiksa.

(3) Bola-bola lampu diperiksa. Apabila ada yang putus segera diganti.

b) Pemeliharaan berkala:

(1) Sekurang-kurangnya sebulan sekali instalasi harus dikontrol terutama pada meteran pemakaian

apakah ada kelainan pada meteran.

(2) Instalasi jaringan kabel agar dikontrol dan apabila ada kerkusakan yang tidak dapat diatasi sendiri

oleh petugas segera dilaporkan kepada PLN setempat

23
6. Penghapusan

Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris

berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Penghapusan sarana dan

prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang

berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan

sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan

sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak

berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di

sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana di sekolah dilakukan bertujuan untuk:

a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya pemeliharan

sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan, atau rusak dan sudah tidak dapat

digunakan lagi

b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris

c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang tidak digunakan lagi

d. Membebaskan barang dari tanggung jawab pembebasan kerja

Adapun syarat penghapusan sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi diantaranya:

a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi

b. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan

c. Secara teknis dan ekonomis, kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan

d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini

e. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya, barang kimia)

f. Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi

g. Dicuri, terbakar, dan musnah sebagai akibat bencana alam

24
Adapun Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa barang yang dapat dihapuskan dari daftar

inventaris harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:

a. Dalan keadaan rusak berat dan tidak dapat diperbaiki lagi

b. Perbaikan akan menelan biaya besar

c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan

d. Tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang

e. Barang kelebihan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama akan rusak

f. Ada penurunan efektifitas kerja

g. Dicuri, terbakar, dan musnah sebagai akibat bencana alam

2.4 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah, menggantikan

barang-barang yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab-sebab yang lain yang dapat dipertanggung

jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan memenuhi kebutuhan rutin sekolah. Pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan merupakan realisasi dari tahap sebelumnya yaitu tahap perencanaan

pengadaan sarana dan prasarana. Sehingga didalam langkah pengadaan sarana dan prasarana mencakup

pula langkah perencanaan. Proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana tidak mudah, harus

dilakukan secara sistematis, rinci, dan teliti berdasar pada kondisi dan kebutuhan sekolah.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu proses awal yang akan digunakan

dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Barnawi & M. Arifin (2012: 51) menjelaskan bahwa:

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian,

penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi, distribusi atau pembuatan peralatan

dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Sedangkan Ibrahim Bafadal (2004: 26) menjelaskan bahwa “perencanaan sarana dan prasarana

adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang

25
berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan

tertentu”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan pengadaan sarana dan

prasarana sekolah merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan program upaya pengadaan

sarana dan prasarana sekolah sesuai kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang

akan dicapai dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana adalah untuk memenuhi kebutuhan

sekolah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilihat sejauh mana pengadaan

sarana dan prasarana tersebut dapat memenuhi kebutuhan sekolah.

Ibrahim Bafadal (2004: 27) menjelaskan ada beberapa karakteristik penting dalam perencanaan

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan perlengkapan sekolah itu merupakan proses menetapkan dan memikirkan.

b. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya memenuhi sarana dan prasarana

pendidikan yang dibutuhkan di sekolah.

c. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan

perlengkapan sekolah.

d. Perencanaan perlengkapan sekolah harus memenuhi prinsip- prinsip: perencanaan perlengkapan

sekolah harus betul-betul merupakan proses intelektual; perencanaan didasarkan pada analisis

kebutuhan melalui studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah dan memungkinkan

pertumbuhannya, serta memprediksi populasi sekolah; perencanaan perlengkapan sekolah harus

realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran; dan visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah

harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.

Proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan hendaknya melibatkan unsur-

unsur penting di sekolah, seperti Kepala Sekolah dan Wakilnya, Dewan Guru, Kepala Tata Usaha,

Bendahara Sekolah, dan Komite Sekolah. Perencanaan yang baik hendaknya berdasar pada analisis

kebutuhan dan skala prioritas yang disesuaikan dengan dana dan tingkat kepentingan. Tim

Dosen AP (2011: 79) menjelaskan bahwa penyesuaian perencanaan dengan analisis kebutuhan itu

meliputi empat tahapan, antara lain:


26
a. Identifikasi tujuan umum yang mungkin dapat dicapai

b. Menyusun tujuan berdasarkan kepentingan

c. Identifikasi perbedaan antara yang diinginkan dan apa yang

sesungguhnya

d. Menentukan skala prioritas.

Departemen Pendidikan Nasional (2007: 13) mengemukakan bahwa perencanaan sarana dan

prasarana pendidikan didasarkan pada lima tahap yakni:

a. mengadakan analisis terhadap materi pelajaran yang mana yang membutuhkan alat atau media dalam

penyampaiannya dan kemudian dibuatkan daftar kebutuhan alat-alat media,

b. mengadakan perhitungan perkiraan biaya,

c. menyusun prioritas kebutuhan,

d. menunda pengadaan alat untuk perencanaan tahun berikutnya,

e. menugaskan kepada staf untuk melaksanakan pengadaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah- langkah dalam perencanaan

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus diawali terlebih dahulu dengan

menganalisis kebutuhan sekolah, kemudian menyusun rencana biaya, menyusun prioritas kebutuhan,

dan yang terakhir adalah menunjuk staff untuk melakukan pengadaan sarana dan prasarana.

Pengadaan adalah tahap untuk merealisasikan proses perencanaan. Proses pengadaan

disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, yang telah direncanakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Barnawi & M. Arifin (2012: 60) menjelaskan bahwa:

Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana

pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya untuk

menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.

27
Sedangkan Ibrahim Bafadal (2004: 31) menjelaskan “pengadaan sarana dan prasarana merupakan

upaya merealisasikan rencana pengadaan yang telah disusun sebelumnya”. Jadi dapat disimpulkan

bahwa perencanaan yang dilakukan dengan matang maka proses pengadaan juga akan berjalan sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem pengadaan sarana dan prasarana sekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Barnawi &

M. Arifin (2012: 60) menyebutkan “ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kegiatan pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan, antara lain: pembelian; produksi sendiri; penerimaan hibah;

penyewaan; peminjaman; pendaurulangan; penukaran; dan rekondisi/rehabilitasi”. Sedangkan Ibrahim

Bafadal (2004: 32) menyebutkan “...ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola

perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain dengan

cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan, tukar-menukar, dan meminjam”.

Berdasarkan uraian tersebut, sistem pengadaan sarana dan prasarana secara umum dapat

dilakukan antara lain melalui :

a. Pembelian

Pembelian merupakan cara yang paling umum yang dilakukan oleh sekolah untuk memenuhi kebutuhan

sarana dan prasarana pendidikan. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan oleh pihak

sekolah, selama kondisi keuangan sekolah memungkinkan untuk membeli sarana dan prasarana.

Barnawi & M. rifin (2012: 60) menerjemahkan “pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan dengan cara sekolah menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk

memeroleh sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak”. Pembelian dalam

pengadaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara langsung maupun melalui pemesanan terlebih

dahulu.

b. Penerimaan hibah

Penerimaan hibah merupakan salah satu cara dalam proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.

Barnawi & M. Arifin (2012: 61) menyebutkan “penerimaan hibah merupakan cara pemenuhan

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan menerima pemberian sukarela dari pihak

28
lain”. Hibah tersebut dapat berasal dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah,

perseorangan, dan pihak swasta.

c. Peminjaman

Peminjaman dilakukan dengan terlebih dahulu ada perjanjian pinjam-meminjam yang dijelaskan bahwa

pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut secara sukarela, artinya tidak ada besaran uang yang

diberikan oleh pihak sekolah peminjam kepada pihak yang dipinjami. Barnawi & M. Arifin (2012: 62)

menjelaskan “peminjaman adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan sengan

jalan memanfaatkan barang dari pihak lain untuk kepentingan sekolah secara sukarela sesuai dengan

perjanjian pinjam-meminjam”.

d. Penukaran

Penukaran dalam proses pengadaan dilakukan dengan menukar sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

sekolah dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pihak lain. Hal ini dilakukan ketika ada

kesepakatan antar kedua belah pihak, dan dirasa saling menguntungkan satu sama lain. Barnawi & M.

Arifin (2012: 62) menjelaskan “penukaran adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan dengan jalan menukarkan barang yang dimiliki sekolah dengan barang yang dimiliki pihak

lain”.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang menunjang ketercapaian tujuan

pendidikan di sekolah. Dalam pengadaan sarana dan terdapat perencanaan, dimana pengadaan dan

perencanaan itu saling berkait satu sama lain. Perencanaan dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan harus dilakukan dengan matang, supaya dalam pengadaan sarana dan prasarana dapat

direalisasikan dengan baik. Dalam melakukan perencanaan dan pengadaan harus sesuai dengan

prosedur, melihat kondisi keuangan yang ada, sehingga sekolah dapat menentukan sarana dan

prasarana apa saja yang dibutuhkan pada saat itu. Proses pengadaan disesuaikan dengan kebutuhan

sekolah, yang telah direncanakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

29
2.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Proses pendidikan sangat membutuhkan sarana dan prasarana, agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Sementara itu, tidak semua sarana dan prasarana dapat bersifat tetap. Sarana dan prasarana akan

mengalami penyusutan, baik penyusutan kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu perlu dilakukan

upaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dengan baik secara periodik dan terus menerus,

agar fungsi dari sarana dan prasarana tersebut tidak berkurang. Barnawi & M. Arifin (2012: 74)

menjelaskan bahwa:

Pemeliharaan sarana dan prasarana adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan

pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan

secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.

Departemen Pendidikan Nasional (2007: 6) menjelaskan “pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan merupakan kegiatan melakukan pengurusan dan pengaturan agar semua alat atau sarana

prasarana tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai secara berdaya guna.” Jadi dapat

disimpulkan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar sarana dan prasarana selalu dalam kondisi siap pakai

untuk mencapai tujuan pendidikan.

Untuk menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar selalu dalam kondisi baik dan siap pakai,

perlu dilakukan upaya pengurusan dan pengaturan terhadap sarana dan prasarana tersebut. Barnawi &

M. Arifin (2012: 227) menjelaskan pengurusan dan pengaturan harus dilakukan secara terus-menerus

dengan tujuan antara lain:

a. Mengoptimalkan usia pakai sarana dan prasarana

b. Menjamin sarana dan prasarana agar selalu siap pakai

c. Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan

d. Menjamin keselamatan pengguna sarana dan prasarana.

30
Pemeliharaan harus terus menerus dilakukan supaya sarana dan prasarana pendidikan selalu dalam

kondisi baik dan siap pakai. Barnawi & M. Arifin (2012: 75) menjelaskan “terdapat beberapa macam

pekerjaan, yaitu perawatan rutin atau berkala; perawatan darurat; dan perawatan preventif”. Ibrahim

Bafadal (2004: 49) mengemukakan tentang beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana, yaitu

ditinjau dari sifat dan dari waktu pemeliharaannya, yang dijelaskan sebagai berikut:

Ditinjau dari sifatnya, ada empat macam pemeliharaan, yaitu: pertama, pemeliharaan yang bersifat

pengecekan. Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Ketiga, pemeliharaan yang bersifat

ringan. Keempat, perbaikan berat. Sedangkan apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua

macam pemeliharaan, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala.

Sedangkan Depdiknas (2007: 8) menjelaskan pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan meliputi dua macam hal, yaitu :

a. Pemeliharaan/perawatan dan pencegahan berat, seperti pencegahan dari gangguan atau segala

sesuatu yang mengakibatkan kerusakan peralatan yang bersangkutan

b. Pemeliharaan/perawatan ringan, seperti perbaikan papan tulis, buku penunjang

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pemeliharaan sarana dan

prasarana dapat dilakukan dengan pemeliharaan yang bersifat terencana dan pemeliharaan yang bersifat

tidak terencana. Pemeliharaan bersifat terencana meliputi pemeliharaan rutin atau berkala dan preventif.

Pemeliharaan yang bersifat tidak terencana yaitu pemeliharaan darurat, yang pada umumnya kerusakan

yang terjadi merupakan kerusakan berat. Penjelasannya sebagai berikut:

a. Perawatan rutin

Perawatan rutin merupakan perawatan yang dengan rutin dilakukan. Barnawi & M. Arifin (2012: 75)

menjelaskan “perawatan rutin ialah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu”.

b. Perawatan darurat

Perawatan darurat dilakukan secara sigap dan tanggap terhadap kerusakan suatu sarana dan prasarana

pendidikan. Dalam perawatan darurat, pihak sekolah harus selalu siap dan sedia jika sewaktu-waktu

31
terjadi kerusakan, dan harus segera diperbaiki. Barnawi & M. Arifin (2012: 75) menjelaskan “perawatan

darurat adalah perawatan yang tidak terduga sebelumnya karena ada kerusakan atau tanda bahaya”.

c. Perawatan preventif

Perawatan preventif dilakukan dengan periode waktu tertentu, yang dilakukan dengan menetapkan

kriteria tertentu pada suatu sarana dan prasarana pendidikan. Dalam perawatan preventif biasanya

merupakan tindakan perawatan sebelum terjadi kerusakan pada sarana dan prasarana pendidikan.

Barnawi & M. Arifin (2012: 75) menjelaskan “perawatan preventif adalah perawatan rutin yang

dilakukan dalam selang waktu tertentu dengan beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya”.

Kegiatan memelihara sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ada lima tahapan yang harus

diperhatikan oleh warga sekolah. Barnawi & M. Arifin (2012: 228) menjelaskan “tahapan dalam

memelihara sarana dan prasarana sekolah dapat dirumuskan menjadi 5P, yaitu penyadaran, pemahaman

pengorganisasian, pelaksanaan dan pendataan”. Tahapan yang dimaksud dijelaskan pada gambar

sebagai berikut:

1. penyadaran

5.penataan 2.pemahaman

4.pelaksanaan 3.pengorganisasian

Gambar 2. Tahapan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Penjelasan kelima tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dijelaskan sebagai

berikut:

32
a. Penyadaran

Pada tahap penyadaran diperlukan adanya rasa memiliki terhadap sarana dan prasarana sekolah.

Barnawi & M. Arifin (2012: 229) menjelaskan “tahapan yang paling awal dalam pemeliharaan sarana

dan prasarana sekolah adalah tahap penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana

sekolah”. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab Wakil

Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana saja, melainkan seluruh warga sekolah. Termasuk guru,

siswa, penjaga sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, maupun warga sekitar sekolah.

Pengenalan dan penyadaran pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah salah satunya

dapat dilakukan dengan cara menyosialisasikan tata tertib dan memasang pesan-pesan pengingat

penggunaan sarana dan prasarana sekolah. Sosialisasi dilakukan kepada seluruh warga sekolah. Pesan-

pesan pengingat dapat dipasang pada tempat-tempat strategis yang ada di sekolah.

b. Pemahaman

Pemahaman pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan denganmemberikan penjelasan kepada

stakeholders mengenai program pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah. Barnawi & M. Arifin (2012:

232) menjelaskan “program pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah mencakup manfaat

pemeliharaan, tujuan dan sasaran, hubungan pemeliharaan dengan manajemen aset sekolah, jenis

pemeliharaan, dan ruang lingkup masing-masing serta peran serta seluruh stakeholders”. Pemahaman

terhadap program pemeliharaan harus dijelaskan secara utuh dan jelas agar tujuan pemeliharaan dapat

tercapai.

c. Pengorganisasian

Tahap pengorganisasian mengatur dengan jelas siapa yang bertanggung jawab, siapa yang

melaksanakan, dan siapa yang mengendalikan. Barnawi & M. Arifin (2012: 236) menyebutkan

“pengorganisasian pengelola pemeliharaan melibatkan semua warga sekolah, yaitu kepala sekolah,

guru, siswa, komite sekolah, dan tim pemeliharaan”. Pengorganisasian pada dasarnya membagi

personel pemeliharaan berdasarkan waktu pemeliharaan sarana dan prasarana. Kelompok yang

melakukan pemeliharaan harian atau mingguan adalah guru dan siswa. Sedangkan kelompok yang

melaksanakan pemeliharaan berkala adalah tim teknis pemeliharaan. Tim teknis pemeliharaan bertugas

33
melaksanakan pemeliharaan berkala pada bagian yang sulit dijangkau dan memerlukan ketrampilan dan

keahlian khusus.

d. Pelaksanaan

Barnawi & M. Arifin (2012: 242) mengemukakan tahapan “pelaksanaan pemeliharaan terbagi menjadi

pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala”. Pemeliharaan rutin bertujuan untuk menjagasarana dan

prasarana agar tetap dalam kondisi baik dan siap pakai. Sedangkan pemeliharaan berkala bertujuan

untuk merawat sekaligus memperbaiki jika ada kerusakan agar sarana dan prasarana dapat berfungsi

kembali sebagaimana mestinya.

e. Pendataan

Pendataan sarana dan prasarana dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh sekolah, yang bertugas

mendata seluruh kondisi sarana dan prasarana sekolah yang ada. Barnawi & M. Arifin (2012: 225)

menjelaskan “pendataan sarana dan prasarana dilakukan untuk mengiventarisasi sarana dan prasarana

sekolah terkait dengan ketersediaan dan kondisinya”. Hasil dari pendataan ini akan sangat bermanfaat

bagi sekolah untuk mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana dan segera melakukan tindakan

perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang rusak.

Setiap sekolah memiliki prinsip-prinsip dan tata tertib mengenai penggunaan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah, hal itu bertujuan untuk mempermudah pengelolaan dalam mengawasi

dan mengatur sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut.

Menurut Purwanto dan Muhamad Ali (2008:224) “Pemeliharaan dan perawatan adalah kegiatan

atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan pelaratan selalu

dalam kondisi yang siap pakai dan berfungsi dengan baik”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Lukas

Dwiantara dan Rumsari Hadi Sartono (2004: 106) yang menyatakan bahwa “Pemeliharaan merupakan

kegiatan pengelolaan alat/barang yang berkaitan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya

guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas waktu

yang optimal”.

Sedangkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 1 juga menjelaskan bahwa “Pemeliharaan adalah kegiatan atau

34
tindakan yang dilakukan agar semua barang milik daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk

digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna”.

Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dilakukan untuk menjamin sarana dan

prasarana yang ada dalam kondisi baik dan siap digunakan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan.

Kegiatan pemeliharaan memiliki beberapa tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dan manfaat kegiatan

pemeliharaan menurut beberapa ahli, menurut Lukas Dwiantara Rumarsih Hadi Sumarto (2004: 106)

tujuan kegiatan pemeliharaan yaitu:

a) Menjaga dan menjamin setiap alat/barang tetap mampu berfungsi sebagaimana mestinya

sewaktu-waktu alat barang tersebut dibutuhkan sehingga kegiatan organisasi tidak mengalami

hambatan.

b) Mendukung efisiensi organisasi agar mampu mendukung kelangsungan kegiatan organisasi.

c) Untuk mengoptimalkan alat/barang baik secara fungsional maupun batas umur pemakaian.

Pendapat lain disampaikan oleh Purwanto dan Muhamad Ali (2008: 233), pemeliharaan sarana

dan prasarana memiliki beberapa tujuan yang mencakup, antara lain:

a) Menjamin sarana dan prasarana selalu dalam kondisi prima, siap digunakan untuk mendukung

proses bisnis dan berfungsi dengan baik.

b) Memperpanjang umur pemakaian sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses bisnis.

c) Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai.

d) Mengetahui kerusakan secara dini sehingga tindakan perbaikan dapat direncanakan dengan

baik.

e) Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak peralatan-peralatan yang kritikal.

f) Menghindari terjadinya kerusakan fatal yang mengakibatkan waktu perbaikan yang lama dan

biaya perbaikan yang besar.

g) Meningkatkan budaya perusahaan untuk mengembangkan sistem manajemen perawatan

dengan baik sehingga mempunyai dampak pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja.

35
h) Meningkatkan motivasi pekerja.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan

sarana prasarana kantor merupakan suatu kegiatan untuk mempertahankan dan mengusahakan agar

alat/barang kantor tetap dalam keadaan baik untuk dipakai sampai mencapai batas waktu yang

optimal. Adapun tujuan dan manfaat pemeliharaan sarana dan prasarana kantor yaitu untuk

menjamin, menjaga dan mengoptimalkan alat barang kantor baik secara fungsional maupun batas

umur pemakaian sehingga mampu mendukung kelangsungan kegiatan di suatu lembaga.

a. Macam-macam Pemeliharan Sarana dan Prasarana Kantor

Kegiatan pemeliharaan penting bagi setiap pegawai dalam suatu lembaga untuk menunjang kegiatan

operasional. Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam pemakaian

tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan diselenggarakan agar setiap barang kantor selalu dalam

kondisi siap pakai dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Pemeliharaan sarana dan prasarana

kantor dapat dibagi menjadi beberapa kriteria. Menurut Ating Tedjasutrisna, Nanang yusuf.

Nurdin dan Euis Supriana (2000: 53) macam-macam pemeliharaan barang kantor dapat dilihat

dari dua segi:

1) Menurut kurun waktu

a) Pemeliharaan sehari-hari, yaitu: pemeliharaan yang dilakukan setiap saat (hari), dan dikerjakan

oleh orang yang bertanggung jawab menggunakan barang tersebut.

b) Pemeliharaan berkala, yaitu dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan

sekali, tiga bulan sekali dan dikerjakan baik sendiri atau minta bantuan orang lain.

2) Menurut jenis barang

a) Barang bergerak, misalnya kendaraan bermotor, alat elektronik dan lain sebagainya.

Pemeliharaan dilakukan setiap hari atau berkala.

b) Barang tidak bergerak, misalnya menutup kran air, memadamkan listrik. Pemeliharaan dapat

dilakukan tiap hari dengan tujuan untuk mencegah kerusakan dan mencegah pemborosan. Pendapat

36
berikunya dikemukakan Lukas Dwiantaradan Rumsari Hadi Sumarto (2004: 107) yang menyatakan

macam- macam pemeliharaan sarana prasara kantor, antara lain:

1) Perawatan preventif (pencegahan)

Perawatan preventif merupakan cara perawatan alat barang sebelum mengalami kerusakan.

2) Perawatan represif

Perawatan represif merupakan cara perawatan alat barang setelah mengalami kerusakan. Perawatan

alat/barang diperlukan perawatan secara preventif maupun represif agar mampu mencapai batas umur

pemakaian secara optimal. Perawatan secara preventif perlu dilakukan secara periodik terhadap setiap

alat/barang yang dimiliki, sehingga frekuensi dan biaya perawatan secara represif dapat ditekan.

Purwanto dan Muhamad Ali (2008: 225) juga menyatakan macam-macam pemeliharaan sarana

dan prasarana antara lain: Perawatan preventif (prefentive maintenance), dilakukan untuk mencegah

timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau kadaan yang dapat

menyebabkan peralatan mesin mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam pekerjaan.

1) Perwatan korektif (breakdown maintenance) dilakukan setelah peralatan/mesin mengalami

kerusakan atau ketidak normalan fungsi sehingga tidak dapat beroperasi dengan baik.

2) Perawatan prediktif, dilakukan dengan memperkirakan kondisi peralatan dan mesin pada waktu

yang akan datang.

3) Perawatan tidak terencana, jenis perawatan yang bersifat darurat yaitu dengan melakukan

perbaikan terhdap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

4) Proactive Maintenance (perawatan secara produktif), dilakukan penentuan penyebab dari

permasalahan dan melakukan perbaikan terhadap penyeban terjadinya kegagalan pada sistem.

6) Total Produktif Maintanace (perawatan produktif menyeluruh), metode perawatan yang

mencakup seluruh kegiatan inspeksi dan pemeliharaan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan

pemeliharaan sarana dan prasarana kantor perlu dilakukan dalam waktu yang berkesinambungan agar

sarana dan prasarana kantor yang ada dapat dipakai, sehingga aktivitas kerja dapat berjalan dengan

37
lancar. Pelaksanaan proses pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan dengan

pemeliharaan rutin, berkala, preventif, dan represif agar sarana dan prasarana kantor senantiasa siap

pakai dan terhindar dari kerusakan serta dapat mengurangi biaya pemeliharaan yang banyak.

b. Tahap-tahap Pemeliharaan Sarana Prasarana Kantor

Kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor memiliki beberapa tahapan yang perlu diperhatikan.

Subagya H (1990: 88) menyatakan tahap-tahap pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain meliputi:

1) Perencanaan pemeliharaan

Kegiatan perencanaan dilakukan untuk mendesain sistem pemeliharaan dalam memperkirakan

anggaran dan menyediakan tenaga yang cakap dan terampil mengevaluasi barang/peralatan untuk

menentukan kebutuhan pemeliharaan dengan menyediakan brosur dan katalog untuk membantu

menambah pengetahuan dalam perencanaan pelaksanaan pemeliharaan yang optimal.

2) Pelaksanaan pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan mencakup pengamatan inventarisasi peralatan yang dipakai. Penyediaan

buku-buku untuk setiap peralatan atau bayang yang akan dipelihara. Jadwal pemeliharaan setiap

barang/peralatan yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan pengecekan untuk mengetahui

kesiapsediaan peralatan barang. Pengamatan terhadap kemampuan dari setiap alat atau barang seperti

frekuensi penggunaan kemampuan dan kemudahan dalam pemeliharaan.

3) Pasca pelaksanaan pemeliharaan

Kegiatan pasca pemeliharaan pelaksanaan pemeliharaan dilakukan mempersiapkan pengajuan

anggaran pemeliharaan selanjutnya membuat daftar kebutuhan akan bahan-bahan guna pemeliharaan,

mengkaji dan meninjau kembali akan sistem pemeliharaan, penyediaan tenaga, sistem anggaran dalam

pelaksanaan pemeliharaan agar kegiatan pemeliharaan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Purwanto dan Muhamad Ali (2008: 235) menyatakan

bahwa tahap-tahap pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain meliputi:

38
1) Perencanaan Pemeliharaan

Perencanaan dilakukan berasarkan periode waktu tertentu dengan menyelesaikan sasaran atau target

yang akan dicapai dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mempersiapkan informasi/data aset sarana

dan prasarana yang akan dilakukan tindakan pemeliharaan, buku manual dari peralatan tersebut, hasil

inspeksi dan saran yang ada, kondisi peralatan terakhir, catatan kinerja sarana dan prasarana, dan jumlah

serta kesiapan personil yang komponennya setiap jenis pekerjaan pemeliharaan.

2) Kegiatan inspeksi

Kegiatan inspeksi atau pemeriksa dilakukan dengan cara survei terhadap kondisi sarana dan prasarana

untuk mengetahui kondisi, jenis pekerjaan, jumlah material pemeliharaan yang dibutuhkan dan volume

pekerjaan pemeliharaan.

3) Pelaksanaan Pemeliharaan yang meliputi:

a) Perintah kerja yang berisi rincian pekerjaan, waktu pelaksanaan pemeliharaan, alokasi jumlah

personil pelaksana kegiatan pemeliharaan, organisasi dan personil pelaksana yang terlibat, daftar

material yang digunakan dan anggaran pelaksanaan.

b) Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada perintah kerja, memperhatikan koordinasi dan

komunikasi, penggunaan peralatan kerja sesuai dengan buku manual dan petunjuknya, dan lingkungan

dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

c) Pengujian dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terselesaikan untuk

mendapatkan kepastian beroperasinya peralatan tersebut.

d) Pencatatan kegiatan pemeliharaan mencakup pemakaian material, waktu, biaya, sumber daya

manusia dn kompetensinya, energi unjuk kerja pemeliharaan dan kemudian yang berkaitan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja.

4) Pengawasan Pemeliharaan

Kegiatan pengawasan dilakukan secara terus menerus terhadap pengawasan program pemeliharaan dan

pengawasan program pemeliharaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang

dilakukan oleh seksi pemeliharaan, seksi perencanaan, seksi perbekalan, dan seksi keuangan

39
pembukuan dibawah koordinasi kepala bagian sehingga dapat meningkatkan kendala dan efisiensi

sarana dan prasarana disuatu organisasi.

5) Evaluasi pemeliharaan

Kegiatan evaluasi pelaksanaan pemeliharaan bertujuan untuk menilai hasil pemeliharaan, tepat atau

tidaknya program yang disusun, dan mendapatkan data yang digunakan untuk menyusun program yang

akan datang. Kegiatan pemeliharaan dapat berjalan dengan baik maka membutuhkan sumber

daya sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pelaksanaan pemeliharaan. Menurut

Purwanto dan Muhammad Ali (2008: 239) sumber daya sarana dan prasarana yang digunakan dalam

kegiatan pemeliharaan meliputi:

Tenaga Kerja Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana perlu dipikirkan siapa yang

harus terlibat, apa saja diskripsi tugasnya, kompetensi apa yang perlu dikuasai dan bagaimana beban

kerjanya.

1) Biaya (money)

Biaya pemeliharaan perlu dianggarkan dan dimasukkan dalam usulan anggaran sehingga tersedia dana

untuk mendukung program pemeliharaan sarana prasarana. Biaya pemeliharaan dibutuhkan untuk

pembelian bahan baku, pembelian peralatan pemeliharaan, upah tenaga perawat khususnya apabila

pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar.

2) Bahan (materials)

Bahan untuk pekerjaan pemeliharaan harus tersedia dengan jumlah yang memadai untuk merawat

semua sarana dan prasarana yang ada. Bahan-bahan tersebut meliputi bahan untuk pekerjaan

kebersihan, bahan untuk pemeliharaan dan suku cadang.

3) Peralatan (machines)

Peralatan yang dibutuhkan disesuaikan dengan jenis sarana atau fasilitas yang akan dirawat serta jenis

kegiatan perawatannya.

40
4) Metode (methodes)

Metode atau cara pemeliharaan yang dipilih untuk melakukan pekerjaan pemeliharan sarana dan

fasilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan, penyimpanan, kebersihan, pemeliharaan,

pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian.

5) Waktu pemeliharaan (minutes)

Pelaksanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau

waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien

untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli maka dapat diambil kesimpulan

bahwa tahap-tahap pemeliharaan sarana dan prasarana kantor meliputi perencanaan, pelaksanaan

pemeliharaan, pengawasan pemeliharaan, dan evaluasi pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan sarana

dan prasarana kantor membutuhkan sumber daya pemeliharaan yang meliputi tenaga kerja, biaya,

bahan, peralatan, metode, dan waktu perawatan.

c. Cara Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Suatu kantor membutuhkan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor agar sarana dan prasarana tepat

dalam kondisi baik dan siap pakai. Sarana dan prasarana yang siap pakai dapat menunjang kelancaran

pelaksanaan tugas dan pekerjaaan yang ada dikantor. Ating Tedjasutrisna, Nanang Yusuf Nurdin dan

Euis Supriana (2000: 54) yang menyatakan bahwa cara pemeliharaan dan perawatan barang kantor

yang baik yaitu sebagai berikut:

1) Selalu membersihkan barang-barang secara teratur, terutama setelah barang dipergunakan dan

selalu memisahkan barang yang rusak dengan barang yang tidak rusak.

2) Selalu memperbaiki barang yang rusak.

3) Memperhatikan cara penyimpanan barang yang baik, benar dan teratur, sesuai dengan jenis dan

kode masing-masing (digudang dikunci, cukup ventilasi, tidak lembab)

41
4) Selalu menyimpan kembali barang yang telah digunakan pada tempat semula dalam keadaan

baik dan benar.

5) Selalu mengoperasikan atau menggunakan barang-barang kantor sesuai dengan petunjuk dan

aturan pemakainya.

Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana kantor perlu dilakukan agar

sarana dan prasarana kantor tahan lama berfungsi dengan baik. Barang-barang kantor yang lain adalah

mesin-mesin kantor. Mesin-mesin kantor membutuhkan tata cara yang baik dalam pemeliharaan dan

perawatan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara-cara pemeliharaan menurut Soelisno,

dkk (1982: 7) yaitu:

1) Kontrak pemeliharaan

Pabrikan mesin memberikan servis terhadap produk mereka karena mereka tahu servis seperti apa yang

harus dilakukan dan semua suku cadang terjamin serta tehnisi yang terlatih, sehingga hal ini dianggap

lebih efisien. Cara ini lebih dipilih oleh kantor-kantor walaupun pengeluaran pemeliharaan agak tinggi.

2) Servis perorangan

Servis yang bersifat bila dibutuhkan karena dilakukan setelah terjadi kekurangan (remedial

maintenance). Umur dan jumlah dari mesin-mesin merupakan faktor penting untuk memilih servis

perorangan.

3) Servise kantor

Servis yang dilakukan sendiri oleh kantor yang bersangkutan. Kebijakan ini ditempuh karena alasan-

alasan pertimbangan biaya, pengawasan, dan kelengkapan kantor. Pemeliharaan terhadap mesin-mesin

kantor selalu disesuaikan dengan jenis-jenis kantor sehingga membutuhkan penanganan pemeliharaan

yang berbeda-beda, misalnya pemeliharaan mesin ketik manual. Soelisno, dkk (1982: 29) juga

menjelaskan bahwa cara-cara pemeliharaan mesin ketik manual sebagai berikut:

1) Sebelum dan sesudah mesin tik dipakai sebaiknya dibersihkan.

2) Gandaran selalu diletakkan ditengah-tengah kembali setelah mesin dipakai.

42
3) Bila membetulkan kesalahan dengan karet penghapus, gandaran harus digeser kekiri atau

kekanan agar kotoran karet penghapus tidak jatuh kedalam mesin tik. Mesin harus ditutup baik-baik

dan diletakkan di tempat yang aman dan bebas dari debu.

4) Pita sebaiknya berganti posisi setiap dua minggu supaya menghasilkan salinan yang jelas.

Mesin atau peralatan seperti komputer juga perlu dipelihara agar tetap dalam keadaan siap pakai.

Adapun langkah-langkah pemeliharaan komputer menurut Alamsyah MK (1993: 36) cara

pemeliharaan atau perawatan komputer sebagai berikut:

1) Penempatan komputer harus memenuhi persyaratan yaitu:

a) Ruangan tidak bocor dan tidak lembab.

b) Ruangan tidak terkena langsung sinar matahari.

c) Temperatur dan kelembaban ruang diatur dan disesuaikan dengan spesifikasi kemampuan

peralatan komputer.

d) Ruangan harus bebas debu dan partikel lainnya termasuk asap rokok, artinya ruangan harus

selalu bersih dan sejuk.

2) Tata letak ruang komputer perlu mempertimbangkan tampilan dan kesehatan user (pemakaian)

komputer.

3) Untuk perawatan sistem komputer perlu memperhatikan enam faktor yang menjadi penyebab

kerusakan yaitu temperatur, debu dan partikel kotoran lainnya, Interferensi noise (penyimpanan

tegangan arus, data atau suara), korosi, medan magnet, dan jalur daya.

Pemeliharaan komputer juga dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai

berikut:

1) Jauhkan komputer dari lingkungan yang buruk Komputer sangat rentan terkena sebuah

kerusakan maka perawatan secara intensif yairu dengan menjauhkan komputer dari efek lingkungan

yang buruk, seperti selalu menempatkan komputer dalam lingkungan yang kering, menjauhkan

43
komputer dari ligkungan yang basah atau lembab, menjauhkan minuman dari komputer (menghindari

tumpahan) dan sebagainya.

2) Rutin membersihkan layar dan keyboard

Selalu membersihkan setiap hari bagian keyboard dan layar, namun usahakan untuk menggunakan

waslap khusus untuk lap kompputer. Hal ini bertujuan untuk menghindari goresan, terutama pada

bagiann layar komputer. Selain itu gunakan komperasi udara ringan untuk membersihkan bagian sela-

sela keyboard komputer agar terhindar dari lecet.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat diambil kesimpulan bahwa cara pemeliharaan

sarana dan prasarana kantor dapat dilakukan sesuai dengan tata cara yang baik agar sarana dan

prasarana kantor tetap terjaga dalam kondisi siap pakai. Pemeliharaan untuk barang-barang secara

teratur, memperhatikan penyimpanan dan selalu menyimpan kembali barang sesuai dengan petunjuk

dan aturan pemakainya. Sedangkan, pemeliharaan untuk mesin-mesin kantor dapat dilakukan dengan

cara kontrak pemeliharaan, servis perorangan, dan servis kantor atau sesuai dengan jadwal

perawatan. Cara pemeliharaan sarana dan prasarana kantor membutuhkan penanganan yang berbeda-

beda serta disesuaikan dengan jenis sarana dan prasarana yang ada.

2.6 Standar Sarana dan Prasarana

Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK memliki perbedaan dengan sekolah lainnya seperti SMA.

Sehubungan dengan itu, keberadaan sarana dan prasarana di SMK merupakan hal yang sangat penting

dalam mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang memadukan atara teori dan praktik.

Sarana dan prasarana di SMK tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 40 Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana SMK/MAK pada pasal 1

dijelaskan sebagai berikut:

1) Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah- pindah.

2) Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK/MAK.

44
3) Perabot adalah sarana pengisi ruang.

4) Peralatan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.

5) Set adalah seperangkat peralatan dalam satu ruang untuk mendukung kegiatan belajar.

6) Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam

pembelajaran.

7) Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru untuk

setiap mata pelajaran.

8) Buku pengayaan adalah buku yang memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.

9) Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.

10) Sumber belajar laninnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal,

majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.

11) Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat.

12) Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk

mendukung fungsi SMK/MAK.

13) Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan

dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.

14) Lahan adalah bidang permukaaan tanah yang diatasnya terdapat prasarana SMK/MAK meliputi

bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.

15) Infrastruktur adalah prasarana penunjang untuk keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.

16) Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SMK/MAK

17) Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan

khusus.

45
18) Ruang praktik, meliputi bengkel, studio, demplot, kandang, bangsal, dan ruang sejenis, adalah

tempat pelaksanaan kegiatan praktik, perawatan dan perbaikan peralatan.

19) Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik.

20) Area kerja adalah tempat melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam ruang yang hanya

dibatasi dengan garis lantai.

21) Ruang guru praktik/instruktur adalah ruangan kerja instruktur dalam ruang praktik/bengkel/studio.

22) Bangunan praktik adalah bangunan bukan gedung untuk mendukung pelaksanaan praktik di lahan.

23) Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan

khusus.

24) Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan SMK/MAK.

25) Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memeroleh informasi dari berbagai jenis

bahan pustaka.

26) Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar ruang kelas, beristirahat, dan menerima tamu.

27) Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan SMK/MAK.

28) Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi SMK/MAK.

29) Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor

berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, karir, dan bursa kerja.

30) Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini

dan ringan di SMK/MAK.

31) Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan

organisasi peserta didik.

32) Jamban adalah ruang untuk buang air besar/kecil.

46
33) Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar ruang kelas, peralatan

SMK/MAK yang tidak/belum berfungsi, dan arsip SMK/MAK.

34) Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk

melalukan pendidikan jasmani dan olahraga.

35) Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan

bebas, termasuk kegiatan seni.

36) Tempat beribadah adalah tempat warga SMK/MAK melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama

masing-masing pada waktu sekolah.

37) Program keahlian adalah program studi yang ditawarkan di SMK/MAK

38) Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.

47
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Pengadaan Sarana dan Prasarana di Pendidikan

a. Proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di pendidikan sudah dilaksanakan dengan

baik. Proses pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara pembelian dan penerimaan

hibah.

b. Pembelian sarana dan prasarana pendidikan menggunakan dana dari Dinas Pendidikan dan

Komite Sekolah. Sedangkan hibah biasanya berasal dari pemerintah dengan kualitas yang kurang

baik.

c. Kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah adalah keterbatasan biaya.

d. Upaya yang dilakukan sekolah dalam menghadapi masalah dalam proses pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan di SMK negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta yaitu dengan cara

memprioritaskan kebutuhan sekolah, dengan melihat kondisi keuangan sekolah, dan

mengupayakan untuk segera memenuhi kebutuhan dan merealisasikan rencana yang sudah

tertuang dalam APBS

3.1.2 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di Pendidikan

a. Pemeliharaan sarana dan prasarana di Pendidikan belum maksimal. Pemeliharaan yang

dilakukan berupa pemeliharaan rutin, preventif, dan darurat. Pemeliharaan dilakukan hanya pada

sarana dan prasarana pendidikan tertentu saja, tidak seluruh sarana dan prasarana diperhatikan.

b. Dalam tahapan penyadaran, pemahaman pemeliharaan sarana dan prasarana belum maksimal.

Tahap pengorganisasian belum dilakukan dengan baik. Tahapan pendataan belum maksimal.

c. Kendala dalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah adalah keterbatasan sumberdaya

manusia dan keterbatasan dana.

48
d. SMK sudah berusaha untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan dan kesimpulan pada bagian

sebelumnya, maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Bagi pihak sekolah di Pendidikan

a. Hendaknya mempertimbangkan kebutuhan toolman atau tenaga ahli untuk sekolah, agar dalam

pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

b. Hendaknya mengambil tindakan tegas untuk siswa yang tidak tertib membayar SPP, karena

melalui pembayaran SPP tersebut sebagian dana komite sekolah dapat terpenuhi. Sehingga untuk

pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan.

c. Pihak sekolah hendaknya menyediakan petugas khusus yang bertugas menertibkan parkir siswa,

tidak hanya petugas seadanya.

d. Pihak sekolah hendaknya memberikan waktu khusus untuk pemeliharaan sarana dan prasarana,

baik untuk perawatan rutin, maupun preventif. Sehingga proses pemeliharaan dapat ditangani dan

dilaksanakan dengan cepat

3.2.2 Bagi Karyawan di Pendidikan

a. Hendaknya mengetahui jobdesk masing-masing, dan melakukannya sesuai dengan jobdesk-nya

b. Hendaknya melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sebaik mungkin,

memanfaatkan waktu yang ada sehingga tidak ada waktu yang seakan-akan terbuang sia-sia,

sedangkan siswa membutuhkan sarana dan prasarana yang dalam kondisi siap pakai.

3.2.3 Bagi Peserta didik

a. Hendaknya siswa meningkatkan kesadaran untuk ikut memelihara dan menjaga sarana dan

49
prasarana sekolah. Membuang sampah pada tempatnya, dan memelihara kebersihan prasarana

sekolah.

b. Hendaknya dapat lebih tertib dalam memarkirkan sepeda motor, sehingga tempat parkir yang

disediakan dapat berfungsi maksimal.

50
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Presiden No 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Saran Prasarana

Lukas Dwiantara dan Rumsari Hadi Sumarto 2004. Manajemen Logistik Pedoman Praktis bagi

Sekretaris dan Staf Administrasi. Jakarta: PT Grasindo.

Martono, Ricky. 2015. Manajemen Logistik Terintegrasi. Jakarta: Penerbit PPM

Minarti,Sri. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola lembaga Pendidikan

Secara Mandiri. Yogyakarta: Ar Ruzz Media

Subagya H. 2000. Manajemen Logistik. Jakarta: CV H.Masagung

Nawawi, Hadari. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Inti Idayus Press

Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan secara Mandiri. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Mulyono. 2009. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah – Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama

51
52

Anda mungkin juga menyukai