Adanya perubahan masa atau zaman dan teknologi yang semakin canggih
membuat sesorang akan berpikir dengan lebih mempertimbangkan bagaimana
mengelola waktu dengan jarak yang berbeda-beda menjadi lebih efektif dan
efisien. Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah yaitu
bagaimana pemahaman blended learning pada olahraga Atletik, Dengan
keyakinan bahwa blended learning dapat diterapkan pada PE, serangkaian
pelajaran blended learning diciptakan pada subjek atletik. Untuk aspek
pembelajaran online, dibuat empat rangkaian kegiatan pembelajaran
menggunakan LMS (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM). Hasil
pembahasan artikel merujuk pada penelitian George, K., & Spyros, P. (2016).
Blended Learning in K-12 Education: a Case Study for Teaching Athletics in
Physical Education menunjukkan perbedaan yang jelas dalam mendukung
blended learning dalam bidang kognitif, pada mata pelajaran atletik. Hasil ini
sesuai dengan penelitian lain yang juga menyimpulkan bahwa penerapan blended
learning memberikan hasil yang lebih baik daripada pengajaran tradisional.
Pelajaran Blended
Sasaran
Pelajaran dirancang dan didorong dengan tujuan utama dari kursus olahraga,
karena tujuan ini dijelaskan dalam kurikulum untuk tahun terakhir sekolah dasar
dan tiga tahun pertama sekolah menengah, mengenai subjek atletik. Mereka
adalah sebagai berikut:
3. Sosial: Agar siswa dapat bekerja sama satu sama lain dan bekerja dalam tim,
membangun hubungan interpersonal, dan menerima pendapat yang berbeda.
4. Psikomotor: Untuk dapat mengingat model kinetik yang disajikan, dan untuk
meningkatkan pelaksanaan teknis selama latihan kinetik.
BAB III
KESIMPULAN
Hasil pembahasan artikel merujuk pada penelitian George, K., & Spyros, P.
(2016). Blended Learning in K-12 Education: a Case Study for Teaching Athletics
in Physical Education menunjukkan perbedaan yang jelas dalam mendukung
blended learning dalam bidang kognitif, pada mata pelajaran atletik. Hasil ini
sesuai dengan penelitian lain yang juga menyimpulkan bahwa penerapan blended
learning memberikan hasil yang lebih baik daripada pengajaran tradisional.
Karena literatur yang ada agak jarang, penyelidikan lebih lanjut diperlukan di
bidang lain, seperti psikomotor dan sosial. Secara umum, kami menganggap
bahwa sifat pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran sekolah sekarang
memerlukan penggunaan blended learning. Kami menganggap bahwa aspek
subjek yang berkaitan dengan pendidikan, dengan kognisi, dapat sangat
diuntungkan dari kursus pembelajaran campuran yang dirancang dengan tepat,
sedemikian rupa untuk memperkuat aspek lainnya, yaitu aktivitas fisik. Penelitian
masa depan harus cenderung ke arah ini sebelum sampai pada kesimpulan yang
lebih dapat digeneralisasikan. Selanjutnya, kami bermaksud untuk memperluas
penelitian kami pada skala yang lebih besar, untuk memperluas cakupannya ke
bidang pendidikan jasmani lainnya dan ke bidang pengetahuan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Riciputi, S., & Erdal, K. (2017). The effect of stereotype threat on student-athlete
math performance. Psychology of Sport and Exercise, 32, 54–57.
https://doi.org/10.1016/J.PSYCHSPORT.2017.06.003
Bonk dan Graham. 2006. The Handbook of Blended Learning. USA :Pfeiffer.
Gaol, F. L., & Hutagalung, F. (2020). The trends of blended learning in South
East Asia. In Education and Information Technologies (Vol. 25, Issue 2, pp.
659–663). Springer. https://doi.org/10.1007/s10639-020-10140-4