TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Sepak bola ditemukan di China pada abad ke 2 sebelum masehi. Sepak bola
pertama kali dimainkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari kulit dan digiring
dewngan menggunakan kaki. Pada tahun 1365, raja Edward III melarang permainan
Sepak Bola terdiri dari 11 orang pemain dimana formasinya ditentukan oleh masing -
masing tim namun biasanya formasinya terdiri dari: seorang penjaga gawang, 2 - 4
orang pemain bertahan, 2 - 4 orang pemain tengah dan 1 - 3 orang pemain penyerang.
Penjaga gawang adalah satu - satunya pemain yang boleh memegang bola untuk
melindungi gawang dari serangan tim lawannya. Biasanya penjaga gawang memakai
seragam yang berbeda dari pemain lainnya. Pemain bertahan bertugas menjaga
pertahanan dari tim lawan. Pemain tengah dibagi lagi dengan yang bermain dekat
dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang dekat dengan pemain bertahan,
1
sedangkan sesuai dengan namanya penyerang memiliki tugas untuk menyarangkan
Sepakbola adalah olahraga yang paling banyak digemari di seluruh dunia termasuk
minat bagi masyarakat. Sepak bola bukan lagi sekedar joga bonito (permainan indah)
dari para aktornya untuk menciptakan gol dan meraih kemenangan. Sepak bola juga
tidak lagi sekedar pertandingan 2 x 45 menit (plus extra time dan adu penalti), tetapi
sepak bola telah memberikan pelajaran terhadap refleksi manusia. Salah satunya
multikultural dari cabang olahraga lainnya. Olahraga sepak bola sukses mengobrak-
abrik sekat sosial, kultural, etnis, agama, ideologi, dan negara. Sepakbola merupakan
salah satu olahraga yang paling populer di dunia saat ini. Dapat dikatakan bahwa setiap
orang pasti mengenal sepakbola, sekalipun orang itu tidak menyukainya. Olah raga ini
juga disebut sebagai olah raga yang paling merakyat karena hampir bisa ditonton oleh
terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing
1
https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-sepak-bola
2
Mueller, Robert; Cantu; Van Camp, Steven (1996). "Team Sports". Catastrophic Injuries in High
School and College Sports. Champaign: Human Kinetics. hlm. 57. Diakses tanggal 26 January 2019. Soccer
is the most popular sport in the world and is an industry worth over US$400 billion world wide. 80% of this is
generated in Europe, though its popularity is growing in the United States. It has been estimated that there
were 22 million soccer players in the world in the early 1980s, and that number is increasing. In the United
States soccer is now a major sport at both the high school and college levels
2
beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan.
Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di
200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak bola
ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan terbuka yang berbentuk
Secara umum, hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola
dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul
bola. Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir pertandingan menjadi
pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat
dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, bergantung pada format
tim pemenang, 0 poin untuk tim yang kalah dan masing-masing 1 poin untuk dua tim
yang bermain imbang. Meskipun demikian, pemenang sebuah pertandingan sepak bola
dapat dibatalkan sewaktu-waktu atas skandal dan tindakan kriminal yang terbukti di
kemudian hari. Sebuah laga sepak bola dapat dimenangkan secara otomatis oleh sebuah
tim dengan 3-0 apabila tim lawan sengaja mengundurkan diri dari pertandingan (Walk
Out).3
3
Sports-information.org Soccer. Diakses pada 14 Februari 2019.
3
Sejarah sepak bola modern dimulai di Inggris. Ditandai dari berdirinya sebuah
organisasi asosiasi sepak bola melalui pertemuan 11 wakil dari perkumpulan sepak
pertemuan ini ditetapkan seri peraturan tunggal permainan sepak bola. Kemudian,
peraturan tersebut diikuti oleh asosiasi sepak bola Wales, Skotlandia, dan Irlandia.
Association Board (IFAB) untuk dapat mengkoordinasi peraturan sepak bola dunia.4
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan sepak bola dunia, maka didirikanlah
1904. Sebuah pertemuan yang digagas oleh dua tokoh sepak bola yaitu Henry Delaunay
dan Jules Rimet tersebut dihadiri oleh 7 negara yaitu Denmark, Spanyol, Swedia,
Swiss, Belgia dan belanda. Negara-negara tersebut lalu ditetapkan sebagai anggota
FIFA pertama yang diketuai oleh Robert Guerin yang berasal dari Prancis. Kejuaraan
sepak bola yang ada pada masa itu masih tergolong dalam lingkup olimpiade, namun
Berikut ini daftar peristiwa penting perjalanan sejarah sepak bola modern berdasarkan
tahun:
4
Soccerpositions.net Soccer Positions. Diakses pada 9 Agustus 2011.
5
FIFA.com. Diakses tanggal 14 Februari 2019.
4
3) Tahun 1886, diadaannya rapat pertama kali dengan agenda membahas
4) Tahun 1888, ditetapkan aturan bahwa wasit sudah mulai memegang penuh
Tahun 1904, akhirnya FIFA berdiri dengan tujuan untuk bisa memajukan sepak
bola dunia dengan berslogan “For The Game, For The World” yang berarti permainan
sepak bola akan menjadi sebuah pemersatu antar bangsa sesudah perang dunia. Markas
FIFA beralamat di Zurich, Swiss yang merupakan tempat untuk menyaksikan kegiatan
yang dilaksanakan oleh FIFA, misalnya pengundian liga champion, pemberian gelar
pemain terbaik dan lain-lain. Adapun tugas yang diemban oleh FIFA adalah
mempromosikan sepak bola, melakukan pengaturan transfer pemain dari tim ke tim
yang lain, memutuskan gelar pemain terbaik dunia, dan mempublikasikan daftar
Perkembangan sepak bola di dunia terus berlanjut, hingga pada tahun 1908
kegiatan kejuaraan dunia pertama untuk permainan sepak bola atau Piala dunia di
Uruguay pada tahun 1930-an. Ada hal yang unik di luar dari teknis permainan sepak
bola yang mesti dicatat, yaitu adanya keberhasilan BBC yang menjadi stasiun televisi
6
https://olahraga.pro/sejarah-sepak-bola-dunia-dan-indonesia/
7
Opcit
5
pertama yang berhasil menayangkan permainan sepak bola di tahun 1938, dan pada
tahun 1966 digunakannya fitur replay dalam setiap gol yang terjadi di siaran televisi.
Permainan sepak bola, sepanjang sejarah sepak bola memang merupakan sarana
hiburan yang paling banyak digemari oleh banyak orang di dunia. Hal inilah yang
badanasosiasi regional yang terdiri dari beberapa negara sebagai berikut ini:
bola yang menaungi negara-negara yang ada di Amerika Tengah, Karibia dan
Amerika Utara,
asosiasi sepak bola untuk menaungi negara-negara yang ada di Benua Afrika.
8
Opcit
6
2.1.2 Sejarah Sepakbola di Indoneisa
Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau Sepakbola sering kali digelar untuk
seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu
hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indonesia. Alhasil Sepakbola
paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh
Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa
lomba).9
Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan Sepakbola. Dari
bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tapi
juga warga Belanda, Eropa, dan Indo membuat bond-bond serupa. Dari bond-bond itu
kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun
rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China
menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond
9
PSSI-football.com Sejarah PSSI. Diakses pada 14 Februari 2019
7
pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari
Sepakbola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut
Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy,
Jakpus.
suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang lalu berganti
nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936 milik
bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan
Memasuki tahun 1930-an, pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de
Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti
Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada
kejuaraan PSSI ke-3. Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman
(Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta
bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri
10
https://www.bolanews.web.id/sejarah-sepak-bola.php
11
Ibid
8
pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan
Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun,
Pada masa Jepang, semua bond Sepakbola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan
pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepak bola, yang makin populer di
tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus
menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum
sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru
Pengaruh Belanda dalam dunia sepak bola di Indonesia adalah adanya istilah
henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan
12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai
Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut
saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub
9
BBSA. Pemain indo mulai luntur di tahun 1960-an. Dalam perkembangannya, PSSI
penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua
untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga
aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok
umur tertentu (U-15, U-17, U-19, U21, dan U-23). Sayangnya sejarah panjang sepak
bola di Indonesia belum mampu untuk merubah prestasi sepak bola Indonesia di
kancah internasional. Butuh manajemen bola dan tekad yang tinggi untuk merubah
badan pengendali internasional sepak bola. FIFA bermarkas di Zurich dan memiliki
211 anggota assoasi. FIFA didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari
jadinya yang ke-100 pada 2004. FIFA juga mempromosikan sepak bola, mengatur
transfer pemain antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan
menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya. Peraturan sepak bola
ditetapkan oleh IFAB (International Football Association Board), yang terdiri dari
12
Ibid
10
empat wakil dari FIFA dan masing-masing satu wakil dari The Football
olahraga permainan di seluruh dunia. Salah satu sanksi adalah untuk menangguhkan
melakukan intervensi dalam menjalankan organisasi asosiasi anggota FIFA atau jika
Sebuah keputusan 2007 FIFA bahwa seorang pemain dapat didaftarkan dengan
maksimal tiga klub, dan muncul dalam pertandingan resmi selama maksimal dua,
dalam satu tahun diukur dari 1 Juli - 30 Juni telah menimbulkan kontroversi, terutama
di negara-negara yang musim silang bahwa tanggal penghalang, seperti dalam kasus
dua mantan internasional Irlandia. Sebagai akibat langsung dari kontroversi ini, FIFA
dimodifikasi putusan ini pada tahun berikutnya untuk mengakomodasi transfer antara
FIFA juga mengatur tentang tidak boleh adanya intervnsi pihak ketiga dalam
anggota assosiasi untuk mengikuti kegiatan FIFA serta menghukum anggota FIFA
yang melakukan kegiatan sepakbola dengan anggota FIFA yang di banned seperti
13
Opcit
11
disebutkan bahwa seluruh anggota FIFA harus selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan
organisai tidak diintervensi atau bebas dari campur tangan pihak ketiga. “To manage
their affairs independently and ensure that their own affairs are not influenced by any
third parties”14
FIFA pasal 17 ayat dua tentang independensi anggota FIFA. Pada ayat ini diatur bahwa
setiap anggota harus mengelola semua urusanna secara independent dan tanpa
pengaruh dari pihak ketiga. “Each member shall manage its affairs independently and
Bila ada asosiasi yang melanggar maka berdasarkan statute FIFA asosiasi yang
Pada pasal 14 ayat satu Statuta FIFA disebutkan bahwa, kongres FIFA bertanggung
dengan sanksi pembekuan segera berlaku efektif. “The congress is responsible for
that seriously and repeatedly violates its obligations as as Member with immediate
effect.16
14
Statuta FIFA pasal 13 Huruf G..
15
Statuta FIFA pasal 17 ayat 2.
16
Statute FIFA pasal 14 ayat 1.
12
Konfederasi Sepak Bola Asia (dalam bahasa Inggris: Asian Football
termasuk Siprus dan Israel, tetapi mencakup Australia. AFC mempunyai 47 negara
anggota yang mayoritas terletak di Asia. Negara yang memiliki wilayah di Eropa dan
dalam UEFA, sama halnya dengan Armenia, Siprus, dan Israel, yang seluruh
wilayahnya terletak di Asia. Di sisi lain , Australia, yang sebelumnya di OFC, sekarang
telah masuk sejak 2006, dan kepulauan Oseania dari Guam, wilayah Amerika Serikat,
Mei 1954 di Manila, Filipina dan merupakan salah satu dari enam konfederasi
benua FIFA. FIFA mengakui AFC sejak 21 Juni 1954. Federasi Sepak Bola
ASEAN (Bahasa Inggris: ASEAN Football Federation) atau sering disingkat (AFF)
adalah bagian dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang terdiri dari negara-negara
di kawasan Asia Tenggara. "ASEAN" adalah singkatan dari Association of South East
Asian Nations.17
atau sering disingkat (AFF) adalah bagian dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC)
yang terdiri dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. "ASEAN" adalah singkatan
13
AFF didirikan Pada tahun 1984 oleh, Thailand, Filipina, Brunei, Singapura,
Malaysia, Indonesia, Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Pada tahun 1996, AFF
piala Tiger) dan sejak saat itu diselenggarakan secara rutin. Saat ini, AFF masih terus
berkembang dengan bergabungnya Timor Leste pada tahun 2004 dan Australia,
menjadi undangan setelah bergabung dengan AFC pada tanggal 1 Januari 2006. Pada
7 Agustus 2008, AFF resmi mengumumkan Suzuki sebagai sponsor utama Kejuaraan
Sepak Bola ASEAN. Pada 27 Agustus 2013, Australia secara resmi menjadi anggota
penuh federasi18
Tabel 1.
FIFA
AFF
PSSI
18
Ibid
14
Usia persepakbolaan Indonesia yang sudah mencapai 88 tahun sejak
didirikannya PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) tahun 1930, adalah usia
yang sudah tua untuk merancang sebuah kompetisi sepakbola yang bermutu. Kompetisi
sepakbola di tanah air sudah dimulai tahun 1931 dengan nama Liga Perserikatan yang
terdiri dari tim-tim sepakbola milik pemerintah daerah. Pada 1944 sampai 1947
kompetisi terhenti karena situasi perang. Pada tahun 1979, kompetisi di Indonesia
berlangsung selama 15 tahun sebab pada tahun 1994 kompetisi digabung dengan
sepakbola di Indonesia ;
19
www.PSSI-footbal.com
15
Tabel 2.
PERSERIKATAN
(1932 – 1950)
Liga Indonesia Divisi Utama | Divisi Satu | Divisi Dua | Divisi Tiga
(1994)
Liga 1
(2017 – Sekarang)
Sistem liga sepak bola di Indonesia adalah serangkaian sistem liga untuk
klub sepak bola di Indonesia. Sejak tahun 1994, Liga Indonesia adalah kompetisi liga
yang menampilkan pertandingan antar klub sepak bola, sebagai hasil penggabungan
oleh PSSI, federasi sepak bola nasional Indonesia. Ada 5 tingkat kompetisi dalam
16
hierarki piramida liga di Indonesia saat ini. Dua tingkat teratas dalam hierarki adalah
PSSI, yang merupakan induk organisasi sepak bola yang sudah diakui negara,
telah diberi kepercayaan oleh negara untuk mengatur segala sistem dalam
Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah organisasi induk yang
bernama Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia. PSSI bergabung dengan FIFA
tahun 1952 dan juga bergabung dengan AFC (Asian Football Confederation).
Dalam pengelolaan kompetisi Liga kedudukan PSSI hanya mengawasi dan patuh
kepada Statuta dan Kode Disiplin, sedangkan yang menjalankan Liga ialah operator
Liga yang sekarang diambil alih oleh PT. Liga Indoneisa Baru. Dalam menjalankan
tugasnya PSSI dibantu oleh Asprov, Askab, atau Askot. Dalam tugasnya Asprov,
maupun Askab/Askot tetap tetap tunnduk pada federasi dan tetap menjalankan
peserta Liga (klub sepakbola) sebab yang memiliki kewajiban tersebut ialah operator.
20
"Program Kerja Kompetisi Amatir 2012" Direktur Kompetisi Amatir. PSSI.or.id. Diakses tanggal 26
Maret 2019.
17
Dimana operator Liga lah yang dapat bersinggungan langsung dengan peserta Liga.
Dalam menjalankan kompetisi PT. Liga Indonesia Baru memiliki aturan tersendiri
yang bernama Regulasi dan para peserta tersebut harus menjalankan sebagaimana isi
Suporter merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang secara relatif tidak
teratur dan terjadi karena ingin melihat sesuatu.22 Suporter sepakbola merupakan
kerumunan di mana diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang
sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki sifat yang peka terhadap
21
Pasal 3 ayat (2) Regulasi Gojek Liga 1.
22
Soerjono Soekanto, Suatu Pengantar Sosiologi, Rajawali Press, Jakarta, 1990, hlm. 8
18
Suporter memiliki peran yang erat dengan klub karena adanya hubungan timbal
balik dari kedua belah pihak. Hubungan suporter dan klub menjelaskan simbol-simbol
klub yang muncul sebagai refleksi dari budaya dan organisasi suporter yang terbentuk.
Misalnya, warna dan desain jerseyyang akan dikenakan oleh pemain serta alat-alat
yang digunakan.
kesayangannya, membantu mereka agar tetap eksis dalam dunia sepak bola, semakin
maju, profesional, dan tentu saja semakin berprestasi. Begitu pula suporter yang tak
tertinggi bagi klub yang juga bertugas mengawasi apakah klub sudah menjalankan
Salah satu artikel dari Football Today News yang berjudul Fans and Club
klubnya. Hal yang tak dapat dipungkiri bahwa seiring berjalannya waktu, suporter tentu
memiliki rasa cinta yang dapat tumbuh semakin besar pada klubnya. Bahkan tak jarang
suporter menularkan kecintaannya tersebut pada keluarganya dan bagi mereka, stadion
atmosfer unik di tiap pertandingan. Menurut mereka, mendukung sebuah klub adalah
Suporter sebagai komunitas juga memiliki norma dan budayanya sendiri. Terkadang
gayanya dalam mendukung klub ikut mempengaruhi gaya bermain timnya. Peleburan
19
sub kultur yang mereka lakukan pada anggotanya pun mampu memberikan pengaruh
pada anggota tim atau bahkan pada kelompok suporter dan tim lain.
Di sisi lain, suporter juga dapat mematahkan hubungan timbal balik yang sudah
terbangun dengan klubnya. Hal ini berhubungan dengan kepuasan terhadap apa yang
suporter inginkan. Misalnya yang sempat terjadi pada Aremania (15/04/2018) atau
yang dilakukan oleh Ultras (05/06/2017) lalu. Diketahui bahwa Aremania dan Ultras
memprotes keras apa yang terjadi pada tim kesayangan mereka karena tak kunjung
(mungkin) wajar mengingat betapa kecewa mereka dengan performa klub kebanggaan.
Bahwa suporter juga menjadi identitas suatu klub dan begitu pula sebaliknya.
Karena keduanya merupakan sebuah sistem. Jadi ketika salah satunya mendapat
masalah, maka yang lain akan ikut merasakan dampaknya. Suporter memberi arti pada
pertunjukan, suporter saat ini mengambil dua peran sekaligus yaitu sebagai penampil
identitas yang membedakannya dengan penonton biasa. Suporter jauh lebih banyak
bergerak, bersuara dan berkreasi di dalam stadion dibanding penonton yang terkadang
hanya ingin menikmati suguhan permainan yang cantik dari kedua tim yang
bertanding.
20
Suporter dengan peran penyulut motivasi dan penghibur itu biasanya
membentuk kerumunan dan menempati area atau tribun tertentu di dalam stadion. Para
fanatik ini menemukan kebahagiaan dengan jalan mendukung secara all out tim
kesayangannya, sekaligus memenuhi kebutuhan mereka akan ritus kepuasan yang tidak
dapat dilakukan sendirian. Itulah sepak bola, yang begitu cepat bermutasi dari sekedar
olahraga lalu menjadi suatu bisnis pertunjukan yang menghadirkan fenomena ritus
sosial. Tapi itu tadi Suporter juga memiliki sifat buruk. Sifat ini kadang-kadang yang
membuat klub serasa memakan buah simalakama. Selain atraktif suporter juga
terkadang bersifat anarkis, yang dengannya membuat klub atau negara sering
dirugikan. Lihat aja bagaimana akibat tragedy Heysel, klub-klub Inggris dilarang
Indonesia, banyak kluab yang dihukum hingga ratusan juta rupiah akibat ulah yang
Regulations (CLR) atau regulasi lisensi kesebelasan. Secara singkat, kesebelasan harus
memenuhi CLR ini di tingkat nasional untuk berkompetisi. Kalaupun tidak atau belum,
konfederasi (seperti AFC pada Liga Champions atau Piala AFC) dan dunia (seperti
Piala Dunia Antarklub FIFA). Karena biasanya kesebelasan yang menjadi wakil sebuah
21
negara di konfederasi maupun dunia adalah yang juara atau pada peringkat atas, maka
regulasi ini akan menjadi sangat penting bagi kesebelasan papan atas, meski secara
tidak langsung juga penting untuk seluruh kesebelasan di segala tingkat kompetisi.
Di saat musim liga akan berakhir dan pendaftaran kompetisi AFC akan dibuka
(satu wakil Indonesia ke play-off Liga Champions dan dua wakil ke Piala AFC), maka
PSSI sedang sibuk dengan proses pelaksanaan CLR yang sudah menjadi kewajiban.
CLR telah disetujui oleh FIFA pada tahun 2004. Hasil ini kemudian diadopsi oleh
Komite Eksekutif FIFA pada tanggal 29 Oktober 2007 dan mulai berlaku pada 1
Januari 2008. CLR kemudian sudah disebarkan dan bersifat global sejak akhir tahun
2016. Dalam edarannya kepada anggota asosiasi, FIFA menggambarkan CLR sebagai
Dokumen kerja dasar untuk sistem perizinan kesebelasan, di mana para anggota yang
keuangan, kepemilikan dan kontrol dari kesebelasan, dan kredibilitas dan integritas
sepakbola harus capai dalam rangka untuk dilisensikan agar bisa berpartisipasi dalam
kompetisi tingkat nasional, tingkat benua, dan tingkat internasional. Dokumen kerja
dasar (dikenal sebagai FIFA Club Licensing Regulations) telah dihasilkan oleh FIFA
dan Konfederasi (misalnya AFC) yang diperlukan untuk membuat peraturan lisensi
23
https://sport.detik.com/sepakbola/pandit/d-2767569/memahami-club-licensing-regulations-dan-
manfaatnya-untuk-sepakbola-indonesia
22
klub mereka sendiri, sementara anggota asosiasi (misalnya PSSI) pada gilirannya juga
nasional.
Oleh karena itu, CLR FIFA diadopsi menjadi CLR AFC, sedangkan PSSI
mengadopsi CLR AFC, sejalan juga dengan standar minimal yang ditetapkan dalam
CLR FIFA. Kata “adopsi” di sini bisa berarti cukup “copy-paste” dengan perubahan
seperlunya, sesuai kebutuhan dan kemampuan konfederasi atau asosiasi. Pada tingkat
tanggung jawab lisensi kesebelasan kepada Club Licensing Committee (CLC PSSI)
dan Club Licensing Department (CLD PSSI), karena mereka seharusnya sudah sejalan
Hal di atas membuat penilaian memang bisa penuh negosiasi, formalitas, dan
instan, tapi pada akhirnya itu semua akan berakhir di AFC (dan FIFA) sehingga
keputusan akhir tetap berada di badan sepakbola tertinggi. Sebuah elemen penting dari
sistem perizinan kesebelasan adalah poin-poin yang berbeda dari kriteria-kriteria yang
sudah ditentukan oleh FIFA, AFC, dan kemudian asosiasi, yang dibagi ke dalam
kategori A, B, dan C. Masing-masing dari lima kriteria dibagi menjadi berbagai poin,
masing-masing dinilai dari segi kebutuhan mereka. Kelas A dan B adalah persyaratan
24
Ibid
23
wajib, sedangkan kelas C merupakan `praktik terbaik` yang diinginkan dan dapat
kompetisi.
- Kriteria `B` (Wajib) - meskipun juga menjadi syarat wajib, perbedaan di sini
beberapa sanksi.
untuk berusaha ke arah ini karena Grade C dapat dibuat menjadi wajib di masa
depan.25
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengetahui ada persyaratan minimal, yaitu kriteria
A, yang harus dipenuhi oleh kesebelasan agar memenuhi syarat untuk berpartisipasi
dalam kompetisi nasional atau kontinental. Persyaratan ini dibagi ke dalam lima
kriteria. Mereka adalah kriteria olahraga, kriteria infrastruktur, kriteria personel dan
25
Ibid
24
Tujuannya untuk memastikan pengembangan dan produksi pesepakbola, memapankan
program pembinaan pemain muda (A), dukungan medis untuk pemain yang dikontrak
(A), program pembinaan akar rumput atau grassroots (B), program pendidikan (B),
program CSR (C), akademi pemain muda (C), dan praktik anti-rasisme (C).
dengan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk tim, ofisial, penonton, VIP, media,
pers,dan rekan penyiaran serta komersial. Selain itu, kesebelasan juga harus memiliki
Beberapa yang terkandung di dalamnya adalah stadion yang sudah disetujui untuk
kompetisi AFC (A), sertifikasi keamanan stadion (A), rencana evakuasi yang sudah
disetujui (A), keberadaan fasilitas latihan (A), keamanan stadion (B), fasilitas latihan
untuk pengembangan pemain (B), ground rules stadion (B), fasilitas untuk penonton
25
Tujuannya agar kesebelasan berada di bawah manajemen yang profesional,
memiliki spesialis yang terdidik, sesuai kualifikasi, ahli, dan berpengalaman, serta
pemain-pemain di tim utama dan tim di bawahnya untuk dilatih oleh pelatih-pelatih
manager (A), finance officer (A), security officer (A), media officer (A), doktor medis
(A), fisioterapis (A), pelatih kepala tim utama (A), asisten pelatih tim utama (A), kepala
pengembangan pemain muda (A), pelatih-pelatih tim muda (A), petugas keamanan dan
keselamatan (A), hak-kewajiban-tugas dari elemen di atas (A), tugas pengganti jika
diperlukan (A), tugas untuk memberitakukan jika ada perubahan signifikan (A), legal
advisor (C), direktr teknik kesebelasan (C), pelatih kiper tim utama (C), dan pelatih
menghindari situasi di mana akan ada lebih dari satu kesebelasan di satu kompetisi
yang sama, atau dikelola dan dipengaruhi oleh entitas yang sama. Kesebelasan harus
memiliki struktur kepemilikan yang transparan dan mekanisme kontrol, juga harus
biasa.
26
Ibid
26
Beberapa hal yang masuk ke dalam kriteria ini yaitu pernyataan kepatuhan
keikutsertaan di kompetisi kesebelasan AFC (A), dokumen legal atau hukum (A),
profesional (A), serta prosedur disiplin dan kode perilaku untuk pemain dan ofisial (C).
Kriteria terakhir ini memiliki poin-poin pada laporan finansial tahunan yang
teraudit (A), pernyataan finansial untuk periode interim yang ditinjau ulang (A), tidak
ada tunggakan pembayaran klub dari aktivitas transfer (A), tidak ada tunggakan
pembayaran kepada pegawai atau otoritas sosial/pajak (A), pernyataan tertulis sebelum
keputusan lisensi (A), rencana keuangan masa depan (A), tugas untuk mengingatkan
Secara total, ada 32 syarat wajib atau kategori A, 7 yang masuk ke kategori B, serta
27
https://www.panditfootball.com/klasik/210242/DGA/171019/club-licensing-regulations-itu-untuk-
apa-sih
27
permohonan izin, yang mengeluarkan sertifikasi bahwa mereka memenuhi standar
minimum di bawah CLR. Namun, ada ruang untuk banding jika aplikasi kesebelasan
untuk lisensi ditolak. CLR sangat bermanfaat untuk sepakbola Indonesia. Manfaatnya
akan terasa sangat besar dan jelas. Manfaat ini adalah apa yang CLR FIFA tetapkan
untuk dicapai, beberapa di antaranya terdaftar dalam bab ‘tujuan’ di dalam regulasi
kesebelasan. CLR juga bisa menjaga kredibilitas dan integritas kompetisi kesebelasan,
kesebelasan, serta memberikan pemain jaminan perawatan medis. CLR ini selain
bemanfaat bagi kesebelasan, kompetisi, dan pemain, ternyata juga memiliki manfaat
bagi fans. CLR tentunya akan mempromosikan lingkungan pertandingan yang aman
menarik.
28
Ibid
28
Sebelumnya, FIFA dan para konfederasi memang telah menyelenggarakan
seminar untuk liga dan klub administrator di berbagai negara dan benua. Tujuannya
adalah untuk mendidik mereka tentang konsep dan cara kerja CLR serta
yang tertulis dalam CLR sangat sulit untuk seluruh kesebelasan Indonesia lakukan.
Tapi "sangat sulit" tidak sama dengan "mustahil", kecuali workshop-workshop di atas
dibuat hanya sekadar untuk formalitas. Oleh karena itu, mungkin konsesi yang lebih
serius harus diberikan jika kesebelasan Indonesia ingin mendapatkan pengakuan dari
Asia Tenggara, Asia, dan dunia. Namun, tidak ada yang menyangkal fakta bahwa
penerapan sistem lisensi kesebelasan adalah suatu keharusan jika sepakbola dalam
Salah satu dari lima kriteria CLR, yaitu finansial, adalah hal yang sangat
kendala finansial yang akut, tapi memaksakan diri untuk ikut kompetisi, rentan
mengerikan: gaji tak terbayar, uang latihan tak ada, jatah makan di asrama pas-pasan,
tim tidak bisa melakukan perjalanan tandang, tidak memiliki stadion dan harus bermain
Salah satu imbas paling mengerikan dari soal finasial ini adalah pemain-pemain
yang tidak digaji akan rentan tergoda oleh uang haram suap. Pengaturan skor hingga
29
Banyak yang beropini tentang pelaksanaan Club Licensing Regulations (CLR)
di Indonesia. Pada tahun 2010, AFC telah memberlakukan pedoman untuk klub
Implikasinya adalah jika Indonesia tidak berhasil menetapkan dan menerapkan CLR,
pemenang Liga Indonesia akan kehilangan tempat mereka di Liga Champions AFC.
Meskipun Persib Bandung (bersama Persipura Jayapura dan Arema Cronus) memenuhi
syarat, PSSI juga didorong untuk menerapkan peraturan dalam kompetisi domestik
mereka sendiri. 29
Dalam interval antara saat musim liga yang baru saja berakhir dan musim baru
yang belum dimulai, otoritas tertinggi di sepakbola Indonesia ini sedang sibuk dengan
proses pelaksanaan CLR yang sudah menjadi kewajiban. Sementara kita menunggu
hasil verifikasi, banyak orang bertanya apakah CLR adalah segalanya. Beberapa
bahkan skeptis tentang CLR yang hanya akan memperburuk nasib klub sepakbola
menyelenggarakan seminar untuk liga dan klub administrator di berbagai negara dan
benua. Tujuannya adalah untuk mendidik mereka tentang konsep dan cara kerja CLR
29
https://superball.bolasport.com/read/331433430/ini-49-syarat-yang-wajib-dipenuhi-klub-liga-1-
untuk-lolos-verifikasi-afc
30
Ibid
30
2.2.4 Pemerintah
pelayanan, dan pembangunan. Maka pemerintah daerah harus mampu melakukan tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi pemerintah yang ada. Sesuai dengan fungsi
pemerintah, maka Pemerintah daerah harus memberikan pelayanan salah satunya untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan kegiatan olahraga, dari setiap warga masyarakat
dan juga bisa berguna untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkuialitas,
sehat, jasmani dan rohani dan mampu bisa memberikan keamanan dan perdamain lewat
keolahragaan.
menyediakan lapangan yang memenuhi syarat. Persyaratan itu ada di PSSI. Di hal ini
harus ada sinergi seperti yang di maksudkan. Di Indonesia ada 10 PPLP yang berada
di bawah Kemdiknas, hal itu harus dimaksimalkan. Salah program kerja sama
antara PSSI dengan pemerintah adalah penyediaan pelatih berkualitas di setiap PPLP
di seluruh Indonesia. Harus ada kerja sama pembinaan antara PSSI dan pemerintah.
Pemerintah atau di sini Menpora perannya hanya sebatas untuk mengambil sikap dan
tindakan secara tegas, bukan intervensi. Sikap atau tindakan yang dimaksud adalah
Nasional. Ini menyangkut tentang izin-izin dan legalitas dari kompetisi yang sedang
31
PSSI Sebagai Lembaga Resmi yag berafiliasi kepada FIFA, AFC, didalam
Pengelolaan Sepak bola di Indonesia, dibawah System Hukum Olah raga International
khusus Olah Raga dengan CAS Sebagai Arbritase yang berwenang menangani nya.
Kalau melihat point tersebut, sudah tidak ada lagi upaya hukum yang bisa
dilakukan oleh KPSI serta turunan tindakannya. Karena KPSI tidak mempunyai kaitan
apapun dengan FIFA, AFC, dengan di nyatakannya dalam keputusan CAS, bahwa
KPSI dan segala tindakannya diluar kewenangan Hukum CAS. Apapun permasalahan
KPSI, CAS tidak berwenang menanganinya. Maka tak pernah ada dan tercatat adanya
Oleh karena itu PSSI harus tetap konsisten ada dijalur yang sebenarnya, taat
asas mengikuti FIFA dan AFC, sudah seharusnyalah PSSI tak perlu menggubris KPSI
dan turunannya, membiarkannya toh tak ada konsekwensi apapun di FIFA. Selama
yang menjadi fokus tentang kedudukan PSSI dengan FIFA dan AFC, maka PSSI tak
perlu reaktip menanggapinya, karena sungguh tidak ada peristiwa hukum apapun
disana31.
Pemerintah Indonesia, kalau toh ada banned dari FIFA. Karena Pemerintah dianggap
tidak konsisten dan taat asas kepada system hukumnya sendiri. Dan Kepastian hukum
31
https://www.kompasiana.com/zen-muttaqin/550ea76aa33311b12dba8298/pssi-fifa-dan-pemerintah-
indonesia?page=all
32
Indonesia adalah tanggung jawab Pemerintah indonesia dalam memberikan kepastian
hukum bagi PSSI sebagai penyelenggara Sepakbola di Indonesia, hal ini sangat krusial
karena disinilah indonesia di nilai, apakah di Indonesia ada kepastian hukumnya. Kalau
dirasa oleh FIFA tidak ada kepastian hukumnya, maka bagaimana FIFA bisa
Hampir semua klub di Indonesia saat ini mereka tidak mempunyai stadion
sendiri alias harus menyewa ke pemerintah daerah. Maka apabila pemerintah daerah
tersebut tidak mendukung klub tersebut dan tidak memberikan izin penggunaan
stadion, bagaimana kemudian klub tersbut akan bermain. Tentu akan merepotkan jika
mereka harus berpindah ke kota lain untuk menjamu lawannya. Lewat peran
pemerintah daerah tersebut, maka klub bisa dengan mudah memakai stadion atau
mencari sponsor yang berdampak kepada pemasukan klub yang juga akan membuat
klub semakin mudah mengalokasikan dana untuk keperluan sehari-hari klub maupun
untuk dana transfer pemain. Bagi pemerintah daerah sendiri juga menjadi suatu
keuntungan karena mereka bisa melakukan promosi daerah mereka lewat klub-klub
tersebut yang tentunya akan selalu dilihat oleh masyarakat Indonesia, apalagi kompetisi
liga sekarang selalu ditayangkan langsung oleh tv swasta di semua pertandingan baik
divisi satu maupun divisi dua. Ini membuat mereka secara tidak langsung melakukan
33
promosi daerah mereka sendiri dan membuat masyarakat Indonesia semakin mengenal
daerah tersebut.32
Jika bisa dimanfaatkan dengan baik maka hubungan ini akan sangat
menguntungkan kedua belah pihak dan bisa bertahan dalam waktu yang lama asalkan
tiap pihak memegang komitmen masing-masing. Dengan tidak adanya lagi kucuran
dana APBD kepada klub-klub, maka klub dituntut untuk sekreatif mungkin mencari
dana untuk keberlangsungan hidup mereka dan menjalin kerjasama dengan pemerintah
Semua jenis olah raga termasuk sepak bola memiliki law of the game alias
aturan mainnya masing-masing, yang tidak akan bisa diintervensi oleh hukum nasional,
dengan seperangkat aturan yang bersifat universal, aturan-aturan ini berasal dari system
hukum FIFA yang terdiri atas stauta FIFA beserta seluruh turunannya. Inilah yang
disebut lex sportiva yang terdri atas the laws of the game sebagai lex ludicia dan lex
32
Bola.net
33
Ibid
34
dikuasai oleh negara, sepakbola memiliki aturan mainnya sendiri yang membuat
sepakbola memiliki kedaulatan dan system yang dikendalikan oleh FIFA sebagai
organisasi sepakbola utama. Sistem FIFA yang bergerak dalam system transnasional
jika terjadi konflik maka eksistensi kompetisi sepakbola professional terancam dan
persinggungan hukum dengan hukum nasional pesinggungan ini tidak terjadi dalam
konteks penegakkan the laws of the game sebagai lex ludicia yang memang menjadi
bersinggungan dengan dua system hukum yaitu system hukum nasional dan system
hukum transnasional (sports law). Dalam hal ini contohnya adalah ketika FIFA
menghendakki agar setiap klub sepakbola professional harus berstatus badan hukum
dan berbentuk corporate / perusahaan. Ternyata badan hukum yang dimaksud FIFA
tersebut telah diatur oleh hukum nasional Indoneisa melalui Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Karena negara hanya bisa mengatur aspek-
aspek yang berkenaan tentang olahraga saja. Seperti pengaturan untuk klub olahraga
yang berbentuk perseroan terbatas. Maka klub itu harus tunduk terhadap pada UU
perpajakan.34
34
Ivy William, The Swiss Civil Code, Oxford, April 2015 dalam Hinca IP Pandjaitan, Kedaulatan
Negara vs Kedaulatan FIFA, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), hlm. 216.
35
Dalam system hukum FIFA harus tunduk tanpa syarat karena secara de jure
merupakan yurisdiksi mutlak system hukum nasional Indonesia. Karena dunia hukum
dalam bidang olahraga tidak membentuk suatu dunia hukum yang benar-benar terpisah
dari hukum negara, sebab jika aturan yang mengatur olahraga tersebut dibuat oleh
dari penerapan hukum negara dimana olahraga itu dipertandingkan. Para pelaku
olahraga tunduk kepada aturan-aturan hukum umum yang berlaku dalam negara
mereka seperti peraturan tentang legalitas badan hukum, kesehatan, keamanan, hukum
Pernyataan diatas sangat tidak seseuai dengan statute FIFA sebab organisasi
yang dibawah FIFA memiliki kebebasa. Selain itu, FIFA merupakan salah satu
organisasi sepakbola internasional yang diakui oleh PBB. FIFA maupun organisasi
yang dibawah naungan FIFA memiliki aturan sendiri yaitu taat pada statuta.
maka FIFA sebagai federasi sepakbola Internasional beserta seluruh konfederasi dan
asosiasi anggotanya dapat disebut sebagai civil society dan market sekaligus dan state
adalah pemerintah yang dalam konteks ini adalah pemerintah Indonesia. FIFA adalah
sebuah organisai yang status badan hukumnya sebagai federasi sepakbola internasional
tunggal yang didirikan pada tanggal 21 Mei 1904 di Paris Perancis dan didaftarkan
35
Eko Noer Kristiyanto, peneliti BPHN Kemenkumham RI menyatakan bahwa PSSI tidak dapat
mengistimewakan diri terkait hal-hal yang sudah diatur oleh hukum nasional, (lihat KOMPAS. 11 Februari
2019).
36
berdasarkan Pasal 60 Swiss Civil Code36. FIFA memiliki Lembaga khusus dan unik
yang memiliki kewenangan mutlak membuat dan atau meperbaharui the laws of the
game bagi penyelenggaraan pertandingan sepakbola di dunia,37 yang oleh Ken Foster
disebut sebagai lex ludicia. Lex ludicia merupakan sekumpulan prinsip dan aturan
sebagai sporting law atau aturan main (rules of game) yang bersifat unik karena
Semua anggota FIFA wajib tunduk dan melaksankan the laws of the game
secara universal bagi pihak manapun yang memainkan sepakbola sebagai sui generis.
Lex ludicia adalah bagian dari lex sportiva. Lex sportiva adalah hukum yang khusus
mengatur tentang olah raga yang dibentuk oleh institusi komunitas olah raga itu sendiri
yang bersifat internasional, misalnya FIFA yang menegakkan statute dan system
Lex ludica memastikan agar sepakbola dilakukan sesuai aturan sementara lex
sportiva memastikan tentang pengorganisasian agar lex ludicia dapat berjalan sesuai
mekanismenya.
36
Hinca IP Panjaitan, op. cit. hlm 28.
37
Pasal 6 ayat (1), Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 6 ayat (3) statute FIFA.
38
Ibid.
37
Lex sportiva merupakan tatanan hukum yang diadopsi oleh badan-badan olah
raga nasional dan internasional dan merupakan suatu isu penting bersifat fundamental
bagi disiplin hukum olah raga. Lex Sportiva dapat dirumuskan sebagai hukum yang
khusus mengatur tentang olahraga yang dibentuk oleh institusi komunitas olahraga
itu sendiri dan berlaku serta ditegakkan oleh lembaga olahraga itu sendiri tanpa
intervensi dari hukum positip suatu negara dan tanpa intervensi dari hukum
internasional.39
bertentangan dengan hukum global yang mengatur olah raga. Statuta FIFA, dan
membawa penyelesaian sengketa sepakbola ke badan peradilan negara dan tidak boleh
Pada beberapa bagian dari tata aturan, lex sportiva ini tegas-tegas menolak
pemerintah atau negara. Bahkan federasi internasional cabang olahraga ini tidak
negara peserta yang pemerintah atau negaranya melakukan campur tangan atau
39
Ashari Setya, Otonomi Lex Sportiva Dikaitkan Dengan Suap Dalam Olahraga Di RUU KUHP,
http://www. hukumpedia.com/1234abcd/otonomi-lex-sportiva-di kaitkan-dengan-suap dalam-olahraga-di-
ruu-kuhp, sebagai-mana telah dikutip dari http://www.lexsportiva.co.id/?lang&pagecontent&ids.6&id.29.
40
Hinca IP Panjaitan, op. cit. hlm 28
38
Lex sporttivaas a global sports law adalah sebagai peraturan hukum otonom
dan independent yang melintasi wilayah hukum negara, yang dibentuk oleh Lembaga-
menyerahkan kekuasaan dan hak kepada otoritas dan yurisdiksi federasi olahraga
internasional tersebut. Selain itu, lex sportiva as a global sports law tidak diatur oleh
hukum yang tidak berada dalam sistem hukum nasional dan juga tidak berada dalam
Namun bukan berarti antara hukum nasional, hukum internasional dan hukum olahraga
terpisah satu dengan yang lain, karena ketiganya saling berintegrasi satu dengan yang
lain. Hukum Olahraga butuh Hukum Nasional, hukum Olahraga juga butuh Hukum
Internasional.43
mengorganisasi system, aturan serta mekanisme untuk memastikan the laws of the
41
Ibid.
42
Hinca IP Panjaitan, op. cit. hlm.135.
43
Ashari Setya, op. cit.
39
terkait the laws of the game. Namun sekalipun FIFA memiliki kedaulatan penus atas
system sepakbola namun tetap saja FIFA tak dapat menyelenggarakan sepakbola tanpa
kehadiran negara. Hal ini terkait keberadaan lapangan sepakbola dan infrastruktur
pendukung lain yang tentu saja secara territorial berada di wilayah kedaulatan dan
yurisdiksi suatu negara, maka dapat dikatakan bahwa tak ada sepakbola tanpa izin
negara.
Di Indonesia PSSI secara hukum adalah badan hukum privat yang berbentuk
ini adalah akta pengesahan PSSI tertanggal 2 Februari 1953 berdasarkan buku Undang-
Undang no. 276 (Staatsblad). Sebagai badan hukum privat, PSSI menundukkan dirinya
sebagai anggota Federasi sepakbola dunia yaitu FIFA. Melalui UU SKN pada Pasal 1
poin 5 Pemerintah jelas mensyaratkan bahwa induk organosasi olahraga harus menjadi
anggota federasi cabang olahraga internasional yang bersangkutan, dalam hal ini FIFA.
Kesatuan Republik Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pun memiliki
kewenangan yang sama seperti FIFA, dalam lingkup negara Indonesia, termasuk untuk
nasional. Desain sistem peradilan yang dituangkan PSSI dalam Statuta PSSI, tak
ubahnya seperti menerjemahkan FIFA Statutes ke dalam bahasa Indonesia. Mereka pun
memiliki Komisi Disiplin, Komisi Banding, dan Komisi Etika seperti halnya FIFA
40
yang memiliki Disciplinary Committee, Appeal Committee, dan Ethics Committee.
Hanya saja dalam Statuta PSSI, mereka kemudian memperkenalkan sebuah badan
arbitrase yang menangani semua perselisihan dalam lingkup organisasi PSSI. Satu hal
yang menarik adalah dalam Statuta PSSI tersebut, dinyatakan secara jelas pada Pasal
70 bahwa PSSI, Anggota, Pemain, Offisial, serta Agen Pemain dan Agen Pertandingan
ditentukan dalam Statuta PSSI dan peraturanperaturan FIFA dan setiap sengketa harus
diajukan kepada yurisdiksi FIFA atau PSSI Kode disiplin PSSI ini disusun guna
Kode disiplin PSSI ditetapkan dan diberlakukan dengan tujuan utama untuk
mengatur dan menjelaskan jenis-jenis pelanggaran disiplin, serta sanksi yang dapat
dikenakan agar pertandingan dan kompetisi yang berjalan di bawah kewenangan PSSI
dapat berjalan sesuai dengan aturan main (laws of the game) yang ditetapkan oleh
FIFA.44
Kode Disiplin PSSI ini memiliki dua bagian, yaitu buku ke satu tentang Materi
Hukum Pelanggaran Disiplin dan kedua yaitu tentang Pengorganisasian dan Prosedural
Badan Yudusial PSSI. Dalam buku ke satu terdapat 2 Bab, Bab I tentang Umum, Bab
44
Statuta PSSI.
41
II tentang khusus. Sedanglan dalam buku kedua terdiri dari 2 Bab, Bab I tentang
Dalam Bab I Buku kesatu kembali di uraikan menjadi enam bagian, antara lain;
45
Kode Disiplin PSSI Tahun 2018.
46
Ibid.
42
- Bagian kedua tentang Kewenangan Wasit dan Badan Yudisial
menegakan disiplin;
- Bagian ketiga tentang Komite Disiplin PSSI;
- Bagian keempat tentang Komite Banding PSSI;
- Bagian kelima tentang Ketentuan umum untuk Badan Yudisial PSSI;47
Dalam Bab II Buku kedua kembali di uraikan menjadi empat bagian, antara lain;
memastikan sanksi yang dijatuhkan berdasarkan Kode Disiplin PSSI ini memiliki
Dalam penerapan Kode Disiplin PSSI dijalankan olek Komisi Disiplin PSSI yang
lainnya.
47
Ibid.
48
Ibid
49
Ibid Pasal 74 tentang Aturan umu kewenangan menegakkan disiplin
43
Dalam tema penulisan ini penulis mengangkat isu tentang “pertanggung jawaban
klub terhadap kerusuhan supporter sepak bola” dan dalam hal ini penonton / supporter
sepak bola memiliki peraturan terkait, adapun peraturan yang mengatur penonton sepak
bola / supporter dalam peraturan organisasi kode etik persatuan sepak bola seluruh
Tujuan dari Kode Disiplin ini ditetapkan dan diberlakukan dengan tujuan
i. mengatur dan menjelaskan jenis-jenis pelanggaran disiplin,
ii. menetapkan tindakan berupa sanksi agar kode disiplin ditegakkan
sehingga pertandingan dan kompetisi berjalan disiplin sesuai dengan
Laws of the Game, berlangsung fair, respect dan sportif,
iii. mengatur tentang organisasi, tugas, kewenangan, fungsi dan kewajiban
badanbadan yang bertanggung jawab dalam membuat dan mengambil
keputusan atas pelanggaran disiplin,
iv. prosedur dan tata cara yang harus diikuti oleh badan-badan dan para
pihak yang terkait dengan pelanggaran disiplin.50
Pasal 2 Ruang Lingkup Pelaksanaan Kode Disiplin PSSI.
50
Ibid Pasal 1 tentang Tujuan
51
Ibid Pasal 2 tentang Ruang Lingkup Pelaksanaan Kode Disiplin PSSI.
44
Kehadiran supporter dalam pertandingan atau kompetisi sepak bola di Indonesia
juga di atur dalam Kode Disiplin PSSI yaitu Bagian Ketiga tentang Perilaku yang
menghina dan diskriminatisf dalam Pasal 59 tentang Perilaku yang menghina dan
penerapan prinsip fair play. Dan Pasal 60 tentang Tindakan Diskriminatif. Selain itu
juga diatur dalam Kode Disiplin PSSI Bagian Keempat tentang Pelanggaran terhadap
hak kebebasan individu pada Pasal 61 tentang Ancaman. Pasal 62 tentang Paksaan.
Selain itu juga ada dalam Bagian kesembilan tentang Tanggung jawab klub dan
badan-badan lainnya, dalam hal ini diatur Pasal 68 tentang Tanggungjawab dalam
45
sekurang kurangnya 3 (tiga) bulan dan sanksi denda sekurang
kurangnya sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).52
Pasal 60 Tindakan Diskriminatif
52
Ibid Pasal 59 Perilaku yang menghina dan penerapan prinsip fair play
53
Ibid Pasal 60 Tindakan Diskriminatif
46
Setiap orang yang melakukan intimidasi atau ancaman terhadap
perangkat pertandingan yang dapat dianggap sebagai ancaman yang
serius dikenakan sanksi denda sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh
lima juta rupiah) dan skors selama 1 (satu) pertandingan. Sanksi ini
tidak dapat digabung.54
Pasal 62 Paksaan
54
Ibid Pasal 61 Ancaman
55
Ibid Pasal 62 Paksaan
47
e. Memastikan bahwa hukum dan peraturan tetap ditegakkan secara baik
dan benar, baik di stadion maupun di sekitar stadion dan pertandingan-
pertandingan tersebut pun berjalan dan terorganisir dengan baik.56
Pasal 69 Kegagalan menjalankan tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan.
56
Ibid Pasal 68 Tanggung jawab dalam pelaksana pertandingan
57
Ibid Pasal 69 Kegagalan menjalankan tanggung jawab menjaga ketertiban dan keamanan
48
2. Klub tuan rumah atau badan yang menunjuk atau mengawasi panitia
pelaksana pertandingan tertentu bertanggung jawab atas tingkah laku
buruk penonton sebagaimana diatur dalam ayat (1) diatas, terlepas
daripada alasan lengahnya pengawasan panitia pelaksana pertandingan.
3. Klub tamu bertanggung jawab atas tingkah laku buruk sebagaimana
diatur dalam ayat (1) diatas, oleh penonton yang merupakan kelompok
pendukungnya, terlepas daripada lengahnya pengawasan oleh klub
tersebut. Dalam hal pertandingan diadakan di tempat netral atau kedua
klub tidak berposisi sebagai pelaksana atau tuan rumah dari
pertandingan tersebut, kedua klub memiliki tanggung jawab yang sama.
4. Sanksi yang dapat dikenakan terhadap tingkah laku buruk penonton
berdasarkan ayat (1) diatas adalah sebagaimana diatur dalam Lampiran
1 pada Kode Disiplin PSSI ini.58
FIFA menganggap dirinya adalah pemilik tunggal sepakbola di jagad raya dan
karenanya berwenang penuh dan berkuasa serta berdaulat atas pengelolaan atas
mempunyai sistem hukum sendiri dan berdaulat penuh, serta menyatakan dirinya tidak
bisa (tidak mau) diintervensi oleh siap pun termasuk oleh negara yang asosiasi
perundang-undangan keolahragaan telah dimaknai oleh FIFA dan atau penganut lex
58
Ibid Pasal 70 Tanggung jawab terhadap tingkah laku buruk penonton
49
sportiva di Indonesia sebagai bentuk campur tangan atau intervensi negara terhadap
hanya boleh mengatur hal-hal yang berkaitan dengan olahraga dari sisi public interest-
nya saja. Itupun dengan catatan bahwa norma-norma hukum dari peraturan
undangan lainnya mengatur terlalu jauh dan masuk ke ranah lex sportiva, maka dapat
maka dapat dipastikan PSSI akan dihukum oleh FIFA dengan mencoretnya sebagai
anggota FIFA, dan akibatnya Tim Nasional Indonesia dan seluruh stake holder
Asas dan prinsip negara hukum yang dianut dalam konstitusi Republik
59
https://studylibid.com/doc/634342/penerapan-asas-lex-sportiva-dalam-sistem-hukum
60
Ibid.
50
UU SKN ini dibentuk dengan tujuan mengakomodasi dinamika dan tuntutan
menghendaki dan menjamin kebebasan dan peran serta masyarakat dalam berolahraga,
baik secara pribadi maupun kolektif dalam bentuk organisasi atau induk organisasi
cabang olahraga. Dengan demikian, ada pembatasan kewenangan dan intervensi negara
relationship), duduk sama rendah dan tegak sama tinggi. Masyarakat pelaku olahraga
mengorganisasi system, aturan serta mekanisme untuk memastikan the laws of the
merupakan prasyarat penting bagi sepaknola nasional menuju industry sepakbola yang
professional. Pijakan legalnya adala Club Licensing Regulation yang diterbitkan FIFA
pengelolaan klub sepakbola yang professional dengan salah satu parameternya adalah
51
berstatus badan hukum. Intinya, regulasi itu menginstruksikan setiap federasi sepak
bola negara untuk menerapkan pengelolaan klub sepak bola yang profesional dengan
salah satu parameternya adalah berstatus badan hukum. Merujuk pada hukum yang
berlaku di Indonesia, maka bentuk badan hukum yang dikenal adalah PT, yayasan, dan
koperasi. Sejauh ini, bentuk badan hukum PT masih menjadi pilihan paling populer di
yang salah satunya adalah klub yang statusnya PT wajib tunduk pada Undang-Undang
Ketentuan FIFA tersebut harus dipatuhi oleh klub sepak bola profesional sebab
setiap klub profesional adalah anggota PSSI, oleh karenanya, Statuta PSSI mengikat
dan menjadi pedoman bagi para klub profesional. Secara jelas, Statuta PSSI pada Pasal
15 ayat (1) huruf a, h dan imenyatakan bahwa para Anggota PSSI mempunyai
52
Menjalankan prinsip-prinsip loyalitas, integritas dan perilaku sportif
yang mencerminkan prinsip fair play yang diatur secara khusus dalam
suatu ketentuan di dalam statuta atau akta pendiriannya.
Jadi kewajiban klub sepakbola professional atau organisasi olahraga
professional untuk berbadan hukum dilandasi oleh Club Licensing Regulation yang
keolahragaan nasional yang diatur dalam UU SKN dan bergayut pada sistem hukum
Tabel 3.
61
Hinca IP Panjaitan, op. cit.
53
NO. Kewenangan Pemerintah dalam UU Kewenangan FIFA dalam Statuta
SKN FIFA
Kesatuan Republik Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia pun memiliki
kewenangan yang sama seperti FIFA, dalam lingkup negara Indonesia, termasuk untuk
sepak bola nasional.Status dari PSSI adalah berbadan hukum, sesuai dengan Ketetapan
54
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 3 Maret 1953 nomor 18.62 PSSI
memiliki yurisdiksi hukum sendiri terkait penyelesaian perkara yang ada dalam
persepakbolaan di Indonesia, sesuai dengan pasal 70 statuta PSSI, yaitu PSSI, anggota,
pemain, ofisial, serta agen pemain dan agen pertandingan tidak diperkenankan
alternatif penyeleseian sengketa lainnya, kecuali yang ditentukan dalam statuta ini dan
peraturan-peraturan FIFA. Setiap sengketa harus diajukan kepada yurisdiksi FIFA atau
masalah internal. Jika merujuk pada Undang-undang nomor 3 tahun 2005 pasal 57
huruf D.63
bersangkutan tidak menerima hasil dari sanksi yang diberikan komisi disiplin tersebut,
maka pemain bisa melayangkan banding kepada komisi banding dari PSSI.
62
Ramadhan Rico Pramudana dan Emmilia Rusdiana. 2016. Kajian Yuridis Perkara Kematian Akli
Fairuz Pada Pertandingan Sepakbola Persiraja Banda Aceh Melawan PSAP Sigli. Jurnal Ilmiah Hukum.
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum. Universitas Negeri Surabaya. Hlm. 10.
63
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.
55
Tujuan PSSI dalam memberikan hukuman disiplin kepada siapa saja yang
melanggar fair play dan aturan main dalam lingkup sepakbola ialah sebagai bentuk
adanya efek jera yang tujuan utamanya adalah memberikan kemajuan bagi
persepakbolaan nasional, dan juga agar kasus – kasus tentang tingkah laku buruk antar
pemain tidak lagi terjadi. Akan tetapi dalam berbagai kasus yang diputuskan oleh
komisi disiplin PSSI, selaku organisasi sepakbola tertinggi di tanah air membuat suatu
PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga telah mengatur secara khusus
tentang supporter suatu klub. Secara lengkap melalui regulasi yang dibuat, LIB
penontonnya juga dijabarkan dalam Kode Disiplin PSSI pada Pasal 70 yang secara
pada Pasal 70 ayat (2) dan (3) jelas menuntut tanggungjawab klub pada perilaku buruk
suporternya. Baik itu di kendang mereka sendiri maupun di kendang lawan. Dalam hal
sepakbola, menurut kami hal tersebut tidak hanya berhenti sampai sanksi pidana
kepada para pelaku yang melakukan perbuatan pidana tersebut. Akan tetapi sanksi juga
Terkait dengan tindak pidana, pada Pasal 70 ayat (1) Kode Disiplin PSSI Tahun
2018 (“Kode Disiplin PSSI”) disebutkan bahwa tingkah laku buruk yang dilakukan
56
oleh penonton merupakan pelanggaran disiplin. Tingkah laku buruk penonton
tertentu bertanggung jawab atas tingkah laku buruk penonton, terlepas daripada alasan
dikenakan terhadap tingkah laku buruk penonton, berdasarkan Pasal 70 ayat (4) Kode
Disiplin PSSI yaitu sebagaimana diatur dalam Lampiran 1 pada Kode Disiplin PSSI.
kepada orang atau objek tertentu sanksinya dapat dikenakan apapun yang diatur dalam
pelanggaran.
Hal ini sebagaimana yang tertuang di Pasal 11 Kode Disiplin PSSI, Sanksi
disiplin yang dapat dijatuhkan bagi klub sepakbola adalah sebagai berikut:
a. Teguran (reprimand);
b. Denda;
57
c. Penutupan seluruh stadion atau sebagian;
d. Bermain di tempat netral;
e. Larangan bermain di stadion tertentu;
f. Larangan melakukan transfer;
g. Pembatalan hasil pertandingan;
h. Diskualifikasi dari kompetisi yang sedang berlangsung atau yang akan
datang;
i. Diturunkan ke divisi/tingkatan kompetisi yang lebih rendah
(degradasi);
j. Pengurangan poin (baik di kompetisi yang sedang berlangsung atau
berikutnya);
k. Dinyatakan kalah dengan pengurangan poin;
l. Pengembalian gelar dan hadiah;
m. Penyitaan; dan
n. Kerja Sosial.
Kewenangan Komite Disiplin PSSI memberikan sanksi terhadap pelanggaran
disiplin tersebut di atas dilandasi oleh Pasal 77 Kode Disiplin PSSI. Sebenarnya
di Pasal 68 huruf a Kode Disiplin PSSI sudah dijelaskan upaya preventif untuk badan-
beresiko terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh suporter sepakbola. Tidak
berhenti sampai di Kode Disiplin PSSI. Jelas diterangkan oleh Pasal 3 ayat (5) huruf
58
Klub Peserta Bertanggung jawab terhadap tingkah laku Pemain, Ofisial,
personel, penonton serta setiap orang dalam tugasnya di pelaksanaan
Liga 1, baik saat bertanding sebagai Klub tuan rumah (Pertandingan
kandang) maupun saat bertanding sebagai Klub tamu (Pertandingan
tandang).
Perlu dicermati juga bahwa dalam Pasal 3 ayat 7 Regulasi Liga 1 dijelaskan:
bahwa LIB dilepaskan dari segala tuntutan dari pihak manapun. Lebih lanjut di Pasal
4 ayat 1 Regulasi Liga 1 klub tuan rumah bertanggung jawab untuk memikirkan,
merencanakan dan menjalankan sistem keamanan dan kenyamanan yang baik dalam
pelaksanaan Liga 1 di semua tempat yang terkait (termasuk control access area) dan
melindungi semua personel dan peralatan termasuk tetapi tidak terbatas pada:
penonton dan setiap orang yang terkait dengan Klub tersebut selama penyelenggaran
Liga 1.
Klub tuan rumah juga bertanggung jawab untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan sebelum, pada saat dan setelah berlangsungnya pertandingan. Klub tuan
rumah dapat dijatuhi sanksi sesuai dengan Kode Disiplin PSSI apabila terjadi segala
59
bentuk insiden dalam Pertandingan atau tidak terpenuhinya ketentuan-ketentuan
keamanan yang berlaku. Klausul-klausul tersebut diatas mejadi dasar bagi klub untuk
bertanggung jawab atas tindakan pidana yang dilakukan suporternya. Dalam hal ini
perlu ada antisipasi dalam bentuk regulasi yang mengatur aspek-aspek yang belum
diatur saat ini, salah satunya yang melindungi penonton. Hukuman yang ada saat ini
yang diakui masih belum memiliki efek jera. Seharusnya tuan rumah menjamu
tamunya dengan baik, menjamin dari segi kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
sebagaimana diatur di Kode Disiplin PSSI. Suporter harusnya sadar jika melakukan
hal-hal provokasi dampaknya sangat besar untuk klub yang dicintainya. Maka perlu
60