Disusun Oleh
Nama : REYNO MAULLANA
Kelas : IX
No Absen : 12
Sejarah sepak bola secara resmi diidentifikasi oleh FIFA berasal dari negeri tirai bambu / china
pada masa dinasi Han, yaitu sekitar abad ke-2 atau ke-3 sebelum masehi. Permainan sepak
bola pada zaman tersebut berbeda jauh dengan sepak bola saat ini. Permainan yang disebut tsu
chu tersebut merupakan permaianan menggiring bola kulit dan memasukkannya kedalam
jaring kecil. Kegiatan ini dilakukan rutin sebagai bentuk pelatihan fisik para tentara dan
sebagai hiburan pada acara ulang tahun sang kaisar.
Selain tenar di China, Sepak bola juga menjadi bagian dari warga Jepang yang menyebut
permainan menggiring bola dari kulit kijang dengan sebutan “kemari”. Permainan semacam
inipun juga ditemukan dinegara-negara seperti Mesir Kuno, Romawi, Inggris, Meksiko hingga
ke Amerika Tengah yang mulai membuat bola dari karet. Sejarah penting terjadi di Inggris,
Raja Edward II sempat melarang olahraga ini karena banyaknya tindakan kekerasan dan
mengarah pada aksi brutal tanpa aturan yang jelas, hingga pada tahun 1369 Raja Edward III
mencabut larangan tersebut dan mengizikan permainan sepk bola namun lambat laun
permainan ini kembali dilarang oleh Ratu Elizabeth I pada tahun 1572. Tidak tanggung-
tanggung, sang ratu bahkan memberi sanksi berupa penjara bagi rakyatnya yang nekat
bermain sepak bola. Pada akhirnya tahun 1680 Raja Charles II mencabut larangan tersebut dan
memberikan perlindungan bagi siapapun yang ingin bermain sepak bola di tanah Inggris.
Teknik menendang bola merupakan faktor yang paling dominan dalam permainan sepak bola.
Adapun beberapa teknik menendang bola adalah sebagai berikut;
Menendang bola dengan kaki bagian dalam.
Menendang bola dengan kaki bagian punggung.
Menendang bola dengan kaki bagian luar.
2. Teknik Menghentikan Bola
Teknik menghentikan bola bertujuan untuk menahan atau menghentikan laju bola. Berikut ini
adalah beberapa cara untuk menghentikan bola;
Menghentikan bola dengan kaki bagian luar
Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam
Menghentikan bola dengan kaki bagian punggung
Menghentikan bola dengan kaki bagian telapak
Menghentikan bola dengan kaki bagian paha
Menghentikan bola dengan dada atau perut
Menghentikan bola dengan kepala
3. Teknik Menggiring Bola
Menggiring bola adalah upaya mendorong atau membawa bola ke arah tertentu sambil berlari
sehingga bola bergulir di tanah dan tetap dikuasai oleh pemain. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menggiring bola adalah;
Menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Menggiring bola dengan kaki bagian luar
Menggiring bola dengan punggung kaki
Menggiring bola dengan kedua kaki secara bergantian
4. Teknik Menyundul Bola
Teknik menyundul bola adalah gerakan mendorong bola dengan memakai kepala yang
dilakukan ketika bola sedang melayang di udara. Tujuannya adalah untuk mendonrong bola ke
arah yang diinginkan pemain.
1. Lapangan
a. Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
b. Garis batas: garis selebar … cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-
ujung, dan garis melintang tengah lapangan; … m lingkaran tengah; tak ada tembok
penghalang atau papan
c. Daerah penalti: busur berukuran 18 m dari setiap pos
d. Garis penalti: 11 m dari titik tengah garis gawang
e. Garis penalti kedua: … m dari titik tengah garis gawang
f. Zona pergantian: daerah … m (… m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi
tribun dari pelemparan
g. Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
h. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive
2. Ukuran Bola
Ukuran standar bola sepak adalah berdieameter 68–70 cm dan berat 410–450 g,
Tekanan 8–12 psi,
Apabila bola dijatuhkan ke tanah, kelembaman bola sekitar 60 %, yang artinya jika
dijatuhkan dari ketinggian 1 meter, maka bola akan memantul balik setinggi 60 cm.
Bola tidak boleh sewarna dengan warna lapangan, maka tidak ada bola yang berwarna
hijau. ( meskipun dalam peraturan FIFA tidak ada peraturan resmi mengenai warna
bola ).
Untuk mengatasi lapangan yang tertutup salju, harus digunakan bola berwarna orange
atau merah cerah.
Lapisan bola tidak boleh polos, artinya harus bercorak, karena untuk memperjelas
penglihatan jika bola terkena efek berputar.
3. Team
- Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 11, salah satunya penjaga
gawang
- Jumlah pemain maksimal keluar lapangan(tidak termasuk cedera): 4
- Jumlah pemain cadangan maksimal: 12
- Jumlah wasit: 1
- Jumlah hakim garis: 2-4
- Batas jumlah pergantian pemain: 3 kecuali pertandingan uji coba
4. Perlengkapan Permainan
- Kaos bernomor (sejak tahun 1954)
- Celana pendek
- Kaos kaki
- Pelindung tulang kering
- Alas kaki bersolkan karet
5. Lama Permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15
menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan
waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan
adu penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai
pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan
pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time
atau stoppage time.
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir
pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat
melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada
akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan
sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.
Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu
berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada
akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem
tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.
BOLA VOLI
Agar dapat bermain bola voli dengan baik, seseorang harus mengerti dan benar-berar dapat
menguasai teknik penguasaan bola dengan baik. Dengan menguasai teknik penguasaan bola
dan latihan yang continue diharapkan nantinya dapat bermain bola voli secara baik dan benar.
2. Daerah Servise
Daerah service adalah daerah selebar 9 meter di belakang setiap garis akhir. Daerah ini
dibatasi oleh dua garis pendek sepanjang 15 cm yang dibuat 20 cm di belakang garis akhir,
sebagai kepanjangan dari garis samping. Kedua garis pendek tersebut sudah termasuk di
dalam batas daerah service, perpanjangan daerah service adalah kebelakang sampai batas akhir
daerah bebas.
3. Jaring (Net)
Jaring untuk permainan bola voli berukuran tidak lebih dari 9,50 meter dan lebar tidak lebih
dari 1,00 meter dengan petak-petak atau mata jaring berukuran 10 x 10 cm, tinggi net untuk
putra 2,43 meter dan untuk putri 2,24 meter, tepian atas terdapat pita putih selebar 5 cm.
4. Antene Rod
Di dalam pertandingan permainan bola voli yang sifatnya nasional maupun internasional, di
atas batas samping jaring dipasang tongkat atau rod yang menonjol ke atas setinggi 80 cm
dari tepi jaring atau bibir net. Tongkat itu terbuat dari bahan fibergelas dengan ukuran panjang
180 cm dengan diberi warna kontras.
5. Bola
Bola harus bulat terbuat dari kulit yang lentur atau terbuat dari kulit sintetis yang bagian
dalamnya dari karet atau bahan yang sejenis. Warna bola harus satu warna atau kombinasi dari
beberapa warna. Bahan kulit sintetis dan kombinasi warna pada bola dipergunakan pada
pertandingan resmi internasional harus sesuai dengan standar FIVB.
Keliling bola 64 – 67 cm dan beratnya 260 – 280 grm, tekanan didalam bola harus 0, 39 – 0,
325 kg/cm2 (4,26 – 4,61 Psi) (294,3 – 318,82 mbar/hpa).
6. Pemain
Jumlah pemain dalam lapangan permainan sebanyak 6 orang setiap regu dan ditambah 5 orang
sebagai pemain cadangan dan satu orang pemain libero. Satu tim maksimal terdiri dari 12
pemain, saru coach, satu sistem coach, satu trainer, dan satu dokter medis, kecuali libero, satu
dari para pemain adalah kapten tim, dia harus diberi tanda dalam score sheet.
BOLA BASKET
SEJARAH BASKET
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan
masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke
dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di
ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola
basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan
pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat
dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan,
Lithuania, dan juga di Indonesia.
Sejarah perkembangan Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak
sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith., seorang guru
Olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional
di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus
membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa
liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan
saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola
basket pada 15 Desember 1891.
Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang
cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa
peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan
meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
lapangan bola basket
ukuran papan basket
Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892
di tempat kerja Dr. James Naismith.Basket ball(sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa
Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi
segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh
cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan
di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,sehingga bola hanya
dapat berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13
aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi
tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan
bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut
berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh
lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal
pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan
dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian
pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila
pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain
pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa
ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju),
melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada
aturan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan
dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik
oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam
keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu
gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan
keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan
dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat
tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan.
Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia
memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila
salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi
mereka sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah
pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut.
Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran
sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap
telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu
berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan sebagai Presiden
Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi
warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.
Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah untuk
kedua kalinya.
2. Chest Pass
BULU TANGKIS
Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua
orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Mirip dengan
tenis, bulu angkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati
jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah
lawan melakukan hal yang sama.
Olahraga ini dalam sejarah bulu tangkis merupakan sebuah olahragayang memainkan
banyak nomor partai dalam setiap kejuaraan atau turnamennya. Untuk nomor-nomor yang
dipertandingkan meliputi Tunggal Putra, Tunggal Putri, Ganda Putra, Ganda Putri dan Ganda
Campuran. Dalam perkembangannya olahraga ini banyak merubah aturan yang bertujuan
untuk mendapatkan minat lebih dari penonton ataupun pemirsa di TV.
Alat yang dipergunakan adalah raket sebagai alat pemukul serta “shuttlecock” sebagai
bola yang dipukul. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yaitu
memukul bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan bola
menyilang.
Permainan ini biasanya dimainkan oleh :
a. Seorang pria melawan seorang pria (tunggal pria atau men’s single),
b. Seorang wanita melawan seorang wanita (tunggal wanita atau women’s single),
c. Sepasang pria melawan sepasang pria (ganda pria atau men’s double),
d. Sepasang wanita melawan sepasang wanita (ganda wanita atau women’s double),
e. Sepasang pria/ wanita melawan sepasang pria/ wanita (ganda campuran atau
mixed doubles).
Teknik dasar
Cara berdiri di lapangan
Berdiri di lapangan atau footwork, adalah berada pada bagian tengah lapangan dengan kaki
agak dibuka dan lutut ditekuk, badan tetap rileks dan nyaman. Saat melakukan footwork
usahakan melangkah dengan lebar. Dengan footwork yang baik seorang pemain akan
menguasai lapangan sepenuhnya sehingga akan sulit bagi lawan untuk mendapat poin.
Cara memegang raket
1. Pegangan forehand (pegangan dasar), Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara
mendirikan raket yang sisinya tegak dengan lantai. Pegangan ini hampir sama dengan
posisi tangan sedang bersalaman.
2. Pegangan backhand, Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat
ke kanan dari pegangan forehand.
3. Pegangan pukul kasur/Amerika, Cara pegangan ini adalah mula-mula raket
diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian ambil dan peganglah raket pada
pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu jari dan jari telunjuk menempel pada
bagian permukaan yang lebar.
Persiapan menerima bola
Persiapan menerima bola atau teknik hitting position merupakan cara pemain untuk bersiap-
siap menerima bola. Berkonsentrasilah pada arah datangnya bola dan siapkan tenaga dan
perkiraan yang baik untuk mengembalikkan bola.
Servis forehand
Servis
Servis dibedakan menjadi servis forehand dan servis backhand. Servis forehand biasanya
untuk langsung menyerang lawan sedangkan backhand biasanya untuk bermain netting.
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke
area lawan. Partai tunggal dan ganda memiliki area servis yang berbeda seperti yang
diilustrasikan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan "keluar"
dan poin untuk penerima servis.
Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang telah
dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah poin genap
dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga dilakukan saat jumlah
poin masih nol.
Pada set pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali ditentukan
dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang dari set sebelumnya.
servis backhand
Untuk partai ganda, beberapa peraturan berbeda diterapkan untuk perhitungan poin
menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin:
Teknik Pukulan
Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulutangkis dengan
tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan.Terdapat macam-macam teknik dasar
pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu:
Pukulan servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam
pukulan servis, yaitu:
1. Pukulan servis pendek
2. Pukulan servis panjang
3. Pukulan servis mendatar
4. Pukulan servis cambuk
Pukulan lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan
lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Pukulan lob
1. Overhead lob [Deep Lob /Clear], yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala
dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang [ ke lapangan
bagian belakang (Backout)]
2. Underhand lob [Attacking Lob/Clear atau lob Seran], yaitu pukulan lob yang
dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan
dan di lambungkan tinggi ke belakang atau dengan kata lain memukul dengan
ketinggian sedang tapi laju menuju lapangan bagian belakang (Backout)
Langkah melakukan Lob:
1. Letakkan posisi tangan pada pegangan forehand, pegang raket dan posisinya di
samping bahu.
2. Posisi badan menyamping (Vertikal) dengan arah net. Posisi kaki kanan berada di
belakang kaki kiri dan pada saat memukul bola, harus terjadi perpindahan beban badan
dari kaki kanan ke kaki kiri.
3. Posisi dalam keadaan siap untuk memukul.
4. Ayunkan raket.
5. pukul shutlecock seperti gerakan melempar (lecut pergelangan tangan saat raket
mengenai shuttlecock).
6. Pada saat shuttlecock menyentuh raket, tangan harus lurus. Posisi akhir raket
mengikuti arah bola, lalu dilepas, serang raket jatuh di depan badan.
7. Biarkan ayunan raket terus ke arah bawah pinggang, jangan ditahan.
8. Setelah memukul, kaki kiri mendarat lebih dulu, di bagian depan kaki (agak
berjingkat) badan harus condong ke depan.
9. Akan lebih baik jika saat melatih pukulan ini di bantu oleh teman di seberang lapangan
yang bertugas sebagai sparing.
Netting
Pukulan netting
Netting adalah jenis pukulan yang dilakukan di dekat net yang dipukul dengan sentuhan halus
namun akurat. Tujuan dilakukan netting adalah supaya shuttlecock yang jatuh di bidang lawan
jatuh sedekat mungkin dekat net. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi
raket dan shuttlecock saat perkenaan, dan tentunya konsentrasi saat memukul shuttlecock
menjadi faktor penting.
Cara melakukan netting adalah melakukan pukulan dengan pelan namun masuk ke area lawan,
biasanya dilakukan saat lawan berada pada posisi belakang. Teknik neting bisa saja mematikan
jika benar-benar dikuasai. Hal yang perlu diperhatikan adalah mengontrol pukulan, perkiraan
jarak, dan arah bola. Latihan berulang-ulang akan memudahkan Anda menguasai teknik
netting.
Teknik Smash
Smash merupakan pukul keras dengan menggunakan teknik overhead ke area lawan. Semakin
menukik sebuah smash akan semakin baik sehingga kadang disertai dengan lompatan
(jump smash). Yang perlu diingat adalah smash harus dilakukan pada timing yang tepat,
karena bisa saja terjadi blunder yang menyebabkan poin untuk lawan.
Adapun ukuran lapangan permainan badminton yang ditetapkan dan ditentukan oleh Federasi
Badminton Internasional (IBF, International Badminton Federation) yang saat kini kita kenal
dengan nama Federasi Dunia Badminton (BWF, Badminton World Federation).
Sedangkan di Indonesia berada dibawah naungan PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh
Indonesia). Berikut ukuran internasional lapangan badminton yang ditetapkan standar
internasional :
Panjang lapangan badminton adalah 13,40 m
Lebar lapangan badminton 6,10 m
Jarak garis servis depan dari garis net 1,98 m
Jarak garis servis tengah dari garis samping lapangan 3,05 m
Jarak garis servis belakang (untuk permainan ganda) dari garis belakang lapangan 0,76
m
Jarak garis samping permainan tunggal dari garis pinggir lapangan 0,46 m
Tinggi tiang net 1,55 m
Tinggi net 1,52 m
RENANG
Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa
perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang
dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau
melakukan olahraga air.Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam
renang. Manusia juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga
renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.
Sejarah
Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang
berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkangaya
trudgen di lomba-lomba renang setelah meniru renang gaya bebas suku Indian. Akibat
ketidaksukaan orang Inggris terhadap gerakan renang yang memercikkan air ke sana ke mari,
Trudgen mengganti gerakan kaki gaya bebas yang melecut ke atas dan ke bawah menjadi
gerakan kaki gunting seperti renang gaya samping.
Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade Athena
1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm 1912. Pada 1902, Richard
Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang Internasional dibentuk
pada 1908.Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an. Pada awalnya,
gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya renang
tersendiri pada 1952.
Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) didirikan
pada1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa Barat (West Java
Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java Zwembond) didirikan
pada1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai sering diadakan. Rekor dalam
kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.
Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik
untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam dikirim
sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh Indonesia
didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional sejak tahun
berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952
Saat melakukan renang gaya punggung, atlet atau perenang berenang dengan posisi punggung
menghadap ke permukaan air. Sedangkan, untuk posisi wajah berada di atas air oleh karena itu
perenang dapat dengan mudah mengambil napas. Tetapi, pada gaya ini perenang hanya dapat
melihat atas dan tidak dapat melihat ke depan. Saat dalam perlombaan, perenang
memperkirakan dinding tepi kolam renang dengan cara menghitung jumlah gerakan yang
dilakukan. Dalam renang gaya punggung, gerakan kaki dan lengan sama dengan gaya bebas,
tetapi dengan posisi tubuh telentang di permukaan air.
Renang Gaya kupu-kupu juga disebut dengan gaya lumba-lumba, Renang Gaya Kupu-kupu
merupakan salah satu gaya berenang dimana posisi dada menghadap ke permukaan air.
Kemudian kedua belah lengan ditekan ke bawah secara bersamaan dan digerakkan ke arah
luar sebelum diayunkan ke depan. Sedangkan untuk kedua belah kaki menendang ke bawah
secara bersamaan dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Untuk
mengambil nafas hal yang dilakukan adlaah udara dihembuskan dengan kuat-kuat dari mulut
dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala
berada di luar air.
Renang Gaya bebas merupakan cara berenang dengan posisi dada menghadap kedalam
permukaan air. Sedangkan kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan
dengan gerakan mengayuh dengan kuat agar memperoleh kecepatan penuh, sementara kedua
belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah.
Saat berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Untuk mengambil nafas
dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala
berpaling ke samping. Anda dapat mengambil napas saat menoleh ke kanan atau kiri. Gaya
Bebas ini merupakan gaya renang yang paling cepat membuat tubuh melaju saat di kolam
renang.
Macam-macam gaya renang yang dilombakan berdasarkan nomor perlombaa menurut jarak
tempuh, jenis kelamin dan ke empat macam gaya renang seperti di atas. Berikut
keterangannya:
1. Nomor renang putri putra dan yang lombakan dalam Olimpiade:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)
Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
Gaya punggung: 100 m, 200 m
Gaya dada: 100 m, 200 m
Gaya ganti perorangan: 200 m, 400 m
Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
Marathon 10 km
2. Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor
renang:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
Gaya ganti estafet: 4×100 m
Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m
Atletik Lari
Secara umum, atletik merupakan kombinasi dari beberapa tipe cabang olahraga yang dalam
garis besar bisa digolongkan sebagaia lari, lompat dan lempar. Secara bahasa, atletik berasal
dari kata athlon yang dalam bahasa Yunani dapat diartikan sebagai kontes. Pertandingan atletik
yang paling awal dan dilakukan secara resmi adalah di olimpiade tahun 776 SM.
Atletik adalah salah satu olahraga yang paling diminati di Indonesia. Hal ini terlihat dari
tingginya tingkat antusiasme masyarakat dalam memberikan respon pada sebuah pertandingan
atletik. Bukan hanya itu, negara ini juga banyak memproduksi para atlet berbakat yang
memiliki skill mumpuni. Bisa dilhat sendiri dari prestasi yang ditorehkan oleh atlet Indonesia
di kancah olimpiade internasional.
Sejarah Singkat Atletik di Indonesia
Berbicara mengenai sejarah singkat di Indonesia mengenai atletik, sebenarnya negara ini
tertinggal cukup jauh dari negara-negara di daratan Eropa. Sebab sejarah atletik di negriini
baru tercatat dilakukan pada awal tahun 1930-an. Tepatnya saat Pemerintah Hindia Belanda
mulai menjadikan atletik sebagai salah satu jenis mata pelajaran yang harus diajarkan di
sekolah. Sehingga segelintir orang mulai mengenal atletik.
Pada masa itu, atletik merupakan sesuatu yang masih asing dibicarakan oleh masyarakatluas.
Karena hanya diajarkan di sekolah, yang notabene adalah sebuah lingkunganmasyarakat
berpendidikan. Meskipun begitu, seiring dengan berjalannya waktu. Akhirnya informasi
beredar dengan sangat cepat dan masyarakat awam mengenal dan memahami bagaimana serta
aopa manfaat atletik ini.
Pada masa kolonial, petinggi Belanda juga sudah membentuk sebuah organasisi
bernama Nederlands Indische Athletiek Unie, yang memiliki tugas khusus untuk mengadakan
pertandingan atletik. Pada tahun 1930-an juga, di Medan sebenarnya sudah ada sebuah badan
dengan nama Sumatera Athletiek Bond yang berperan dalam mengadakan kompetisi atletik di
sekolah Mulo, HBS dan sekolah swasta lainnya.
Meskipun bisa dikatakan bahwa usia atletik di Indonesia baru seumur jagung, namuan berkat
campur tangan dari Nederlands Indische Athletiek Unie, Indonesia berhasil menelurkan atlet
profesional seperti Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, M. Murbambang, Mochtar Saleh, Mohd.
Abdulah dan banyak lagi lainnya, Nur Bambang sendiri berhasil meraih prestasi
mengagumkan karena tercatat memecahakan rekor lari jarak pendek dalam durasi 10.8 detik.
Meskipun aktivitas atletik Indonesia sempat vakum karena dibekukan oleh Jepang pada masa
kependudukannya. Namun pembentukan Persatuan Olahraga Repbulik Indonesiapada 1946
bisa menghidupkan kegiatan atletik lagi. Hal ini dilakukan guna memajukan Indonesia yang
saat itu baru merdeka dengan membuat beragam program mengembangkan dan
menguatkan negara.
Atletik terdiri atas beberapa cabang olahraga, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Cabang Lari
Meliputi lari sprint, lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari jarak jauh, lari estafet dan lari
gawang
2. Cabang Lempar
Meliputi lempar cakram, lempar lembing dan tolak peluru
3. Cabang Lompat
Meliputi lompat tinggi, lompat jauh, lompat galah dan lompat jangkit
Atletik Lari
Dalam cabang ini, lari dibagi ke dalam beberapa jenis lagi yang menjadikan jarak lintasan
sebagai acuaannya. Berikut adalah cabang dari atletik lari :
1. Lari Sprint (100 meter)
Lari sprint dengan jarak lintasan 100 meter ini sebenarnya nyaris sama dengan jenis lari jarak
pendek. Sehingga wajar jika masih banyak yang menganggap bahwa keduanya adalah serupa.
Perbedaan antara sprint dan jarak pendek terletak dari jangkauan lintasannya. Jarak pendek
umumnya memilki jarak 50 hingga 400 meter.
2. Lari Jarak pendek
Lari jarak pendek ini memiliki lintasan sepanjang 50 – 100 m. Pemenangnya adalah siapa
yang paling cepat sampai ke garis finish. Tujuan dari lari jarak pendek adalah guna
mengoptimalkan kecepatan horizontal. Secara spesifik, ada beberapa level jarak pendek, yakni
reaksi dan drive, fase transisi dan memelihara kecepatan fase.
3. Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah memiliki panjang lintasan 800 – 150 meter.
4. Lari Jarak Jauh
Dikenal dengan nama lari marathon, jenis ini memiliki jangkauan lintasan hingga sejauh 3000
meter.
5. Lari Estafet
Dikenal dengan nama lari sambung, estafet merupakan jenis dari cabang lari yang dilakukan
oleh satu tim dengan cara bersambung.
6. Lari Gawang
Memiliki panjang lintasan hingga 3000 meter. Lari gawang ini memiliki ciri khas dengan
menyediakan banyak rintangan untuk menghalangi para pelari.
PENCAK SILAT
Pencak silat bukan hanya berkembang dalam negara Indonesia saja, melainkan juga sampai
pada negara-negara tetangga yakni Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, maupun negara
lainnya.
Pengertian Pencak Silat
Pencak silat asalnya dari dua kata yakni pencak dan silat. Pengertian pencak ialah gerak dasar
beladiri dan terikat dengan peraturan. Sementara silat ialah gerak beladiri sempurna bersumber
dari kerohanian.
Pada perkembangannya pengertian pencak lebih mengutamakan unsur seni pada penampilan
keindahan gerakan, sementara silat ialah inti dari ajaran beladiri pada pertarungan.
Pengurus Besar IPSI mengartikan pencak silat menjadi:
“Pencak silat ialah hasil budaya manusia di Indonesia untuk membela, lalu mempertahankan
eksistensi (kemandiriannya) serta integritasnya (manunggal) untuk lingkungan hidup
sekitarnya guna mencapai keselarasan hidup dalam meningkatkan iman & taqwa terhadap
Tuhan YME”.
Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia, pengertian pencak silat ialah sebagai permainan
(keahlian) mempertahankan diri dengan keahlian menangkis, menyerang serta membela diri
menggunakan ataupun tanpa senjata.
Beberapa istilah resmi yang berhubungan dengan pencak silat dari berbagai daerah yang ada
di Indonesia, diantaranya:
– Di provinsi Sumatera Barat ada istilah Silek & Gayuang.
– Pesisir timur provinsi Sumatra Barat serta Malaysia ada istilah Bersilat.
– Di Jawa Barat ada istilah Maempok serta Penca.
– Di Jawa Tengah, Yogyakarta, provinsi Jawa Timur ada istilah Pencak.
– Di Madura dengan Pulau Bawean ada istilah Mancak.
– Di Bali ada istilah Mancak ataupun Encak.
– Di NTB dan Dompu ada istilah Mpaa Sila.
OLAHRAGA PANAHAN
A. Pengerrtian Panahan
Panahan awalnya adalah alat berburu dan mempertahankan hidup. Kini, panahan
terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.
Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah.
Bukti-bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu. Awalnya, panahan
digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan
kemudian jadi olahraga ketepatan.
B. Sejarah Panahan
Dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan panahan yaitu
menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari
beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah
menggunakan busur dan panah. Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah
menemukan tubuh seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak
panah.
Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi.
Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 sesudah Masehi,
busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.
Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah
dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan daerah hulu
sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-
suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-
keterangan yang diperoleh maka terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori
yang berbeda.
Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam peradaban
manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam, sedang
pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa itu, yaitu dalam "era paleolitik"
antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.
Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui
bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata telah melalui masa
pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda, mula-mula panahan
dipergunakan orang sebagai alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang
liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru
kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.
Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja
Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan
kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan
bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.
Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional
yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika
Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota
Chicago.
Perkembangan Panahan di Indonesia sama halnya dengan sejarah panahan di dunia,
demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia
menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan
cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun
telah cukup panjang, dan tokoh-tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati
Karno, Srikandi demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita
Mahabharata.
Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga Nasional,
maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam
sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara
resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di
Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai
perlombaan yang terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.
Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir
duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi
Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menjadi anggota FITA
(Federation Internationale de Tir A L’arc).
Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia
diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo, Norwegia. Sejak
saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan
Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa
hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan sudah mulai dikenal.
Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada waktu itu di
Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya
duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde
Internasional, yang menggunakan alat-alat bantuan luar negeri yang lebih modern dengan
gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah
Indonesia untuk mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.
Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk bisa
mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus memiliki peralatan
yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-lawannya secara berimbang.
Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah
saja yang dapat membayar harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat
bagi perkembangan olahraga ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan Ronde baru
dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani pada dasarnya sama
dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan
dengan kemampuan peralatan yang dibuat di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani
ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang
boleh dipakai.
Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk pemasalan belum
diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi cukup alat-alat yang bisa dibuat
di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai peranan untuk mempersiapkan pemanah-
pemanah kita untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa
menunggu tersedianya alat yang harus dibeli dengan harga mahal.
Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui ronde
Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional
dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive, sulit mengambil sumber
pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil
tadi.
Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur waktu untuk
kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional
untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil diselenggarakan
Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.
Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang
menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional
Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan memilih para pemanah Indonesia
yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde
sekaligus.
Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola kebijaksanaan
Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun
diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde
Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.
Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun diterimanya Perpani
sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo, PON II/1951 di Jakarta, PON -
III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar, panahan hanya memperlombakan Ronde
Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4
anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.
Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia
Panahan Indonesia, antara lain :
1. Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
2. Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
3. Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta.
4. Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat kedua di
bawah Jepang.
5. Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
6. Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu
puterinya kedua.
7. Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-
penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas. Sedangkan puteri kita
masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya
pemanah-pemanah tuan rumah, sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah
Philipina.
8. Tahun 1965 : Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri Indonesia ketiga
belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
9. Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati urutan
teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan
perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.
Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak
mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu tahun genap
untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA
(sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde
Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).
Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-kejuaraan
Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan
teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA
Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani
selalu ikut mengambil bagian.
Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana cabang
Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk cabang super-
prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan.
Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah dicapai selama ini.
Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut berbicara,
walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang
minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah telah mencatat bahwa pada Olympic
Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil
menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan,
pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia
mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat
membanggakan.
7. Posisi angker
Posisi angker string lurus dari hidung, celah bibir atas dan bawah hingga dagu masing-
masing. bagian atas telunjuk kanan (hock) menyentuh pada bagian dasar rahang kanan.
8. Bidikan
Bidikkan fisir (alat bidik) ke arah target tembakan. tetap perhatikan line up sebagai
patokan tembakan yang terbaik. line up bisa menggunakan patokan tepi daun busur bagian
atas, tepi handle bagian atas, atau tepi fisir. patokan dibuat dengan melihat string pada posisi
draw dan siap tembak.
9. Release (melepaskan panah)
Saat release semua jari-jari hock rileks. secara tidak langsung string akan lepas dengan
sendirinya. badan dan seluruh anggotanya tetap diam hingga panah mengenahi sasaran.
10. Gerak Lanjutan
Gerakan ini secara otomatis terjadi sesat setelah relesae. tapak tangan kanan (jari-jarai
hock) bergerak kebelakang sepanjang rahang hingga leher.
3. Servis
a. Servis forehand dan backhand lurus bidang servis.
Dilakukan berpasangan/berkelompok
Yang telah melakukan pukulan servis bergerak berpindah tempat.
b. Servis forehand dan backhand secara menyilang
Dilakukan berpasangan/kelompok
Yang telah melakukan pukulan servis bergerak berpindah tempat.
c. Servis forehand dan backhand ke sasaran
Dilakukan berpasangan/kelompok
Yang telah melakukan pukulan servis bergerak berpindah tempat.
4. Smash
a. Smash forehand
Posisikan kaki kiri berada di depan, dan kaki kanan di belakang. Miringkan badan
sedikit ke kanan sehingga berat badan bertumpu pada kaki kanan.
Tarik lengkan kebelakang, pinggang sedikit dimiringkan ke kanan.
Setelah bola memantul dan mencapai titik teratas, mulai ayunkan lengan dari bawah ke
atas, pukul dan tekan bola ke bawah dengan bantuan pergelangan tangan.
b. Smash backhand
Posisikan kaki kanan di depan, sementara kaki kiri di belakang. Miringkan badan
sedikit ke kiri sampai pundak kanan menghadap meja.
Tarik lengan bawah ke kiri, ke belakang dan lebih tinggi dari meja.
Setelah bola memantul dan mencapai titik paling atas, ayunkan lengan bawah ke depan
arah kanan dan pukul bola. Pergelangan tangan dapat membantu menekan bola serta
mengatur arah, dan berat badan berpindah dari kiri ke kanan.
TInju
Tinju atau pugilisme adalah olahraga tempur, yang hanya bertarung dengan tangan dengan
sarung tangan, dan memiliki beberapa peraturan dan peraturan agar olahraga tidak begitu
kekerasan atau barbar.
Sejarah tinju
Tinju berasal dari Inggris, antara abad kedelapan belas dan kesembilan belas, yang
diperjuangkan dengan tangan kosong, menjadikannya olahraga yang sangat brutal dan
kekerasan.
Bertahun-tahun kemudian olahraga ini mulai diatur, terutama di 1867 dengan rumusan Aturan
Queenberry.
Tinju selalu menjadi olahraga olimpiade, tidak hadir hanya di Olimpiade 1912 di Stockholm,
karena pada saat itu olahraga dilarang di negara ini.
Selama bertahun-tahun banyak variasi tinju telah muncul, yang paling terkenal adalah Thai
Muay Thai dan French Savate, yang sudah menggunakan kaki mereka.
Cincin Tinju
Cincin tinju berbentuk persegi dan harus berada di sisi antara 4,9 dan 7 meters. Ini memiliki
empat senar elastis, dengan diameter antara 3 dan 5 sentimeter, dan mereka harus digantung di
pos di 41, 71, 102 dan 132 inci dari dasar ring.
Pos harus dilapisi dengan permukaan yang halus sehingga petinju tidak terluka saat menabrak
salah satunya.
Kategori berat
Agar pertarungan seadil mungkin, petinju dibagi kategori berat. Dengan demikian setiap
petinju hanya bertarung dengan petinju lain yang memiliki bobot serupa, membuat
pertarungan jauh lebih adil dan seimbang.
Kategori berat badan laki-laki adalah sebagai berikut:
Light Fly – 48 pound
Terbang – 51 pound
Rooster – 54 pound
Worth – 57 pound
Ringan – 60 pound
Light Middle Medium – 64 pound
Rata-rata tengah -69 pound
Sedang – 75 pound
Sedang berat – 81 pound
Berat – 91 pound
Super berat – + 91 pound
Aturan Tinju
Beberapa aturan perkelahian Tinju Profesional adalah:
– Strokes hanya dinilai mencetak gol jika terkena pukulan dari depan atau sisi kepala atau
perut lawan. Skor pada lengan tidak dicetak.
– Meninju bagian belakang kepala, meraih atau memukul di bawah pinggang adalah
pelanggaran. Setelah selesai, wasit memberi peringatan kepada petinju. Jika ini diulang lagi,
petinju mungkin didiskualifikasi.
– Petinju tidak bisa menyerang lawannya saat dia berada di lapangan;
– Gigitan juga menyebabkan peringatan dan diskualifikasi potensial;
Pukulan tinju
Langsung: Tendangan cepat dan kuat yang melanda bagian depan lawan dengan kepalan
tangan yang berada di belakang penjaga.
Jabe: Sama seperti langsung, hanya dengan tinju yang lain, yang merupakan bagian depan
yang berjaga.
Tentara Salib: Sekuat langsung tapi menyentuh sisi kepala lawan. Pada gerakan ini lengan
ujungnya tertekuk, tidak seperti langsung.
Hook: Gerakan pergelangan tangan di lintasan melengkung yang sampai ke sisi kepala atau
perut pejuang.
Uppercut: Blow dilakukan dari bawah hingga mengarah ke dagu pejuang lainnya.
Jab-direct: Mencampur pukulan langsung dengan pukulan tusukan, yakni si petinju akan
meninju lawan dengan kedua tangan pada saat bersamaan.
Ring Tinju