Anda di halaman 1dari 2

CIRI-CIRI, JENIS DAN CONTOH PUISI RAKYAT

Apa Itu Puisi Rakyat? 


Puisi rakyat merupakan jenis sastra lama yang terikat oleh berbagai aturan penulisan.
Puisi rakyat dapat disebut dengan puisi lama.
Puisi Rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya
terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang
berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan
irama.
Puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan tradisional, pertanyaan tradisional, kategori :
paparikan dan wawangsalan. Selanjutnya paparikan dibagi menjadi dua : rarakitan
cerita rakyat, dan kepercayaan rakyat yang berupa mantra. Puisi rakyat berisi nilai-
nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Termasuk puisi rakyat adalah
puisi lama yang berisi pesan-pesan dan nilai- nilai warisan leluhur bangsa Indonesia.

Apa Ciri-Ciri Puisi Rakyat?


Ciri puisi rakyat / Puisi Lama:
 a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya 
 b) Penyampaiannya lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
 c) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.

Aturan - Aturan yang ada Pada Puisi Rakyat


Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama

Jenis-Jenis Puisi Rakyat / Puisi Lama


a. Mantra

Mantra merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya
bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan
kepercayaan. (ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib).
CIRI - CIRI MANTRA:
a. Mengandung rima dan irama.
b. Mengandung kekuatan gaib.
Contoh Mantra 
Sihir lontar pinang lontar
terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
aku sapa tidak berbunyi

Karmina

Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.


CIRI - CIRI KARMINA :
1. Terdiri dari 2 baris 1 bait
2. Bersajak a - a
3. Baris 1 sampiran, baris 2 isi
4. Umumnya berisi sindiran

Contoh:
  Sudah gaharu cendana pula (a)
  Sudah tahu bertanya pula (a)

Anda mungkin juga menyukai