Berencana menikah menggunakan adat Jawa? Berikut ini susunan acara, ritual,
dan prosesi lengkap pernikahan adat Jawa yang bisa kamu terapkan.
Ritual dan prosesi pernikahan adat Jawa memang dibilang panjang, namun
bukan berarti tak ada artinya. Justru setiap prosesi memiliki arti dan makna
yang mendalam.
Bagi sebagian masyarakat tentu sudah tidak asing dengan rangkaian prosesi
adat Jawa. Namun ada pula yang masih belum mengerti ataupun asing
dengan setiap runtutan prosesinya.
Buat kamu yang akan menikah dengan adat Jawa, sebaiknya ketahui dahulu
makna dari setiap runtutan prosesi agar kamu bisa lebih meresapi setiap
tahapnya. Simak susunan acara, ritual, dan prosesi pernikahan adat Jawa
lengkap berikut ini.
Prosesi Hajatan dan Ritual Pernikahan Adat
Jawa
Prosesi selanjutnya pada pernikahan adat Jawa adalah Dodol Dawet atau
menjual dawet kepada para tamu undangan.
Tetapi, ini tidak benar-benar jualan karena pembeli membayarnya dengan
kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat, yang menggambarkan
kehidupan manusia yang berasal dari tanah.
Pada prosesi dodol dawet ini, sang ibu dari mempelai wanita lah yang
melayani, sedangkan sang ayah memayungi ibu.
Ini merupakan contoh bahwa sepasang suami istri harus saling bergotong
royong dalam membina rumah tangga.
6. Potong Tumpeng
Prosesi hajatan pernikahan adat Jawa sebelum hari pernikahan akan diakhiri
dengan midodareni.
Kata midodareni sendiri berasal dari kata ‘widodari’ yang dalam bahasa Jawa
berarti bidadari. Yang diharapkan dari ritual ini adalah sang pengantin wanita
akan secantik bidadari dari surga saat hari pernikahannya esok hari.
Malam midodareni dilangsungkan pada malam sebelum acara pernikahan
keesokan harinya. Mempelai wanita hanya akan ditemani keluarganya saja
dan mendapat wejangan seputar pernikahan.
Pada malam ini pula, dengan mengenakan busana Jawa lengkap keluarga
calon mempelai pria mengunjungi rumah calon mempelai perempuan untuk
memberi seserahan berupa kebutuhan seperti busana, alas kaki, kosmetik,
buah-buahan, makanan.
Pernikahan Adat Jawa
Susunan acara pernikahan adat Jawa akan dilanjutkan dengan acara puncak
pernikahan, yaitu upacara dan resepsi pernikahan. Tentunya masih ada ritual-
ritual yang bertujuan untuk kebahagiaan dan keberlangsungan rumah tangga
sang anak. Berikut susunannya:
1. Upacara Pernikahan
Upacara Panggih disebut juga upacara dhaup atau temu, prosesi inilah
puncak acara pernikahan adat Jawa.
Setelah kedua pengantin resmi menikah secara agama, orang tua dari kedua
belah pihak bertemu secara adat Jawa.
Jadi, prosesi ini hanya akan dilaksanakan setelah pernikahan sah secara
agama, bukan sebaliknya. Berikut ini urut-urutan acara dalam upacara
panggih:
a. Balangan Gantal
Sumber gambar: colorfulphotocinema
Di prosesi pernikahan adat Jawa ini, kedua pasangan akan saling melempar
gantal, sirih yang diikat benang putih.
Mempelai pria melemparkan gantal ke arah dada mempelai wanita sebagai
tanda bahwa ia telah menaklukan hati sang pasangan.
Lalu mempelai wanita melemparkan gantal ke arah lutut mempelai pria
sebagai tanda bahwa ia akan berbakti kepada sang suami.
b. Ngidak Endhog atau Injak Telur
Kemudian lanjut ke prosesi injak telur atau yang disebut ngidak endhog.
Ngidak endhog merupakan prosesi dimana sang suami menginjak telur
mentah, lalu sang istri membersihkan kaki suaminya dalam posisi berlutut. Ini
mengartikan kesopanan istri kepada suami.
Setelah itu, sang suami akan membantu sang istri bangkit berdiri yang
memiliki makna penghargaan terhadap istri.
c. Sinduran
Air degan atau air kelapa muda dilambangkan sebagai air suci dan air
kehidupan. Air degan yang diminum bersumber dari satu gelas saja untuk
seluruh keluarga.
Sang ayah dari mempelai wanita akan menjadi yang pertama meminum air
degan, lalu diteruskan ke sang ibu hingga kepada kedua mempelai.
f. Kacar Kucur