LOMPAT TINGGI
Disusun oleh :
SMAN 1 GRABAG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi adalah salah satu jenis olahraga cabang atletik dimana sang atlet
harus melakukan lompatan setinggi-tingginya melewati mistar tanpa bantuan alat
dengan berbagai jenis gaya yang diperbolehkan (gaya gunting, guling sisi, guling
straddle, dan flop) atau gaya baru yang tidak bertentangan dengan aturan
internasional.
Dari keempat gaya tersebut, semuanya cenderung membuat atlet lompat tinggi
melompat dari sisi sebelah kiri atau kanan untuk meloloskan kaki dari halangan
mistar.
Hal ini tentunya berbeda dengan lompat batu tradisional Nias yang masih
tergolong sebagai olah raga lompat tinggi.
Lompat batu Nias sayangnya tidak termasuk sebagai cabang atletik yang
diperlombakan dalam kancah olimpiade, melainkan sebuah upacara adat untuk
memberikan gelar dewasa pada anak lelaki yang berani melakukannya.
Meski demikian, dalam lompat batu Nias seorang pelompat harus bisa melompati
batu yang disusun sedemikian rupa hingga setinggi 2-3 meter dengan alat bantu
tumpuan dari batu yang ditempatkan sekitar setengah meter dari susunan batu
dan mendarat tanpa bantuan matras.
Tentunya tujuan dari lompat tinggi dan lompat batu berbeda.
Jika dalam lompat tinggi seorang atlet harus berhasil melewati mistar dan menjadi
juara, maka dalam lompat batu seorang lelaki Nias harus bisa dan berani
melompati batu agar mendapatkan gelar sebagai lelaki dewasa.
Tentunya resiko cidera akibat lompat batu ini jauh lebih besar daripada lompat
tinggi sehingga hingga sekian tahun lompat batu ini tidak termasuk sebagai cabang
olah raga, melainkan sebuah upacara adat.
Lompat tinggi merupakan salah satu olah raga tertua, meski dalam rekam sejarah,
olah raga ini resmi dinilai sebagai cabang atletik baru dan diperlombakan pada
olimpiade Skotlandia di abad ke 19.
Dengan bergantinya era demi era, olah raga ini berkembang mulai dari teknik,
peraturan, hingga sarana dan prasarananya.
via iaaf.org
Dalam melakukan lompatan ada 4 teknik dasar lompat tinggi yang harus dikuasai
oleh seorang atlet, yakni seperti yang akan diuraikan pada bagian berikut ini:
1. Awalan
Dalam lompat tinggi tak ada ketentuan untuk atlet dalam melakukan awalan,
namun demikian sebagian besar atlet lompat tinggi melakukan awalan dengan cara
berlari.
Dimulai dari lari dengan kecepatan rendah hingga kecepatan tertentu sesuai
dengan strateginya untuk melakukan ancang-ancang dalam melompat.
2. Tolakan
Tolakan atau melompat dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat agar seluruh
tubuh terangkat hingga menuju dan melewati mistar.
Tugas kaki tak hanya melakukan tolakan (dengan kaki terkuat) namun juga
melakukan ayunan (dengan kaki satunya) sehingga lompatan ini berhasil dilakukan
untuk melewati mistar sebagaimana lompat dan mengayun ini dilakukan dalam
permainan lompat tali.
3. Melayang
Melayang dalam hal ini merupakan kondisi ketika tubuh atlet mulai terangkat untuk
melewati mistar. Pada tahap ini, atlet bisa melakukan teknik tertentu sesuai dengan
gaya yang ia gunakan dalam lompat tinggi.
4. Mendarat
Mendarat merupakan momen ketika tubuh telah melewati tiang mistar dan jatuh
ke matras.
Ada dua bentuk pendaratan yang paling umum, yakni mendarat dengan
menggunakan kedua kaki atau mendarat dengan menggunakan tubuhnya.
Teknik Lompat Tinggi
Tercatat, ada empat teknik lompat tinggi yang pernah digunakan dalam olimpiade.
Keempat teknik tersebut, yaitu:
1. Teknik Lompat Tinggi Gaya Gunting
via wikimedia.org
Untuk melakukan teknik lompatan dengan gaya gunting, maka ada tahap-tahap
yang harus dilalui sebagai berikut ini:
a. Awalan
Awalan untuk memulai lompat tinggi dengan gaya gunting bisa dilakukan dengan
cara berlari agak menyerong dari mistar, yakni menyerong ke kanan atau ke kiri
sesuai dengan tumpuan kaki yang akan dipergunakan untuk melakukan tolakan.
Jika tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka awalan dilakukan dengan berlari
dari arah yang agak serong ke kiri.
b. Tolakan
Tolakan biasanya dilakukan dengan kaki terkuat, baik kanan ataupun kiri sehingga
arah lari awalan menyesuaikan.
Tolakan dalam gaya gunting dilakukan ketika posisi tubuh sudah hampir mendekati
mistar, tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh agar posisi kaki yang akan
mengayun mendapatkan ruang yang pas.
c. Melayang
Setelah melakukan tolakan dan tubuh terangkat ke atas, maka kaki yang berperan
untuk melakukan ayunan segera diangkat melewati mistar.
Segera setelah kaki ayun melampaui mistar, kaki tolakan melakukan ayunan
susulan dan posisi tubuh diputar pada arah yang sama dengan demikian seluruh
tubuh berhasil melalui mistar.
Gerakan kaki tersebut dilakukan dengan cara cepat dan hampir bersamaan
sehingga terlihat seperti gerakan gunting.
d. Mendarat
Pendaratan dilakukan dengan menggunakan kaki yang sampai duluan pada matras
dengan posisi tubuh menghadap ke arah mistar.
Jika pendaratan berhasil dilakukan dengan berdiri, maka pendaratan ini merupakan
pendaratan sempurna.
Namun jika pendaratan dilakukan dengan posisi tubuh terjatuh maka pendaratan
tersebut masih sah dilakukan dan lompatan tetap dinilai.
2. Teknik Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi (Western Roll)
via pinterest.com
Untuk melakukan teknik lompatan dengan gaya guling sisi, maka ada tahap-tahap
yang harus dilalui sebagai berikut ini:
a. Awalan
Awalan dilakukan dari samping mistar dengan sudut serong sekitar 30-40 derajad.
Arah awalan ini, baik kiri ataupun kanan, bergantung pada kaki yang dipergunakan
untuk melakukan tolakan.
Jika tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka awalan yang dipergunakan dari
arah serong kanan dan begitu pula sebaliknya.
b. Tolakan
Tolakan dilakukan dengan menggunakan kaki terkuat dengan jarak yang dekat
dengan mistar.
Setelah kaki melakukan tolakan, segera kaki ayun mulai beraksi, bergerak
mengayun ke atas dan menyilang melewati mistar dan segera disusul dengan kaki
tolakan.
c. Melayang
Setelah melakukan tolakan dan ayunan hingga tubuh melewati mistar, maka posisi
tubuh dibuat terlentang-melayang sejajar dengan mistar dan saat itu pula kepala
segera diturunkan agar seluruh tubuh mengikuti jatuhnya posisi kepala.
Posisi inilah yang sempat membut gaya guling sisi sempat dilarang karena posisi
kepala lebih rendah dari pinggul pada saat melayang.
d. Mendarat
Pendaratan dilakukan dengan menggunakan tumpuan kedua tangan yang segera
disusul dengan kaki untuk mengurangi beban tangan.
Posisi pendaratan ini merupakan posisi yang sulit dan berbahaya sehingga bagi
pemula, pendaratan dengan gaya ini baiknya dilakukan dengan menggunakan
tumpan kaki.
3. Teknik Lompat Tinggi Gaya Straddle
via pinterest.com
Untuk melakukan teknik lompatan dengan gaya struddle, maka ada tahap-tahap
yang harus dilalui sebagai berikut ini:
a. Awalan
Awalan ini dilakukan dengan cara yang sama dengan lompat gaya guling sisi, yakni
jika tolakan dilakukan dengan kaki kanan, maka arah serong yang dipergunakan
untuk awalan juga dari kanan dan begitupula sebaliknya.
b. Tolakan
Tolakan dilakukan dengan kaki terkuat dengan jarak yang dekat dengan mistar.
Sementara kaki satunya diayunkan keatas dan disilangkan mengangkang hingga
melewati mistar. Hal ini bersamaan dengan pundak dan kepala yang juga melewati
mistar.
c. Melayang
Pada saat kaki ayun, kepala, bahu melewati mistar, kaki tolakan diangkat dengan
posisi lururs sejajar dengan tubuh dan mistar.
Pada posisi ini, kepala dan bahu telah terlebih dahulu melewati mistar dan telah
berada dalam posisi meluncur ke bawah.
Selanjutnya, bagian tubuh atas yakni kepala, bahu dan dada diluncurkan ke bawah
dan sisanya seluruh anggota tubuh lainnya akan mengikutinya dan bersiap untuk
melakukan pendaratan.
d. Mendarat
Dalam gaya ini, pendaratan dilakukan dengan menggunakan punggung sebagai
tumpuan. Pada posisi jatuh, seluruh anggota tubuh yang telah melewati mistar
dibalikkan menghadap ke atas hingga tubuh kemudian mendarat di matras.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan materi dalam pembelajaran lompat
tinggi, selain pada praktik yang mendapatkan porsi utama, tentu pemahaman
teoritis juga diperlukan.
Oleh karena itu materi lompat tinggi bisa dibagi menjadi beberapa poin
pembahasan, diantaranya adalah pengertian lompat tinggi, sejarah lompat tinggi,
lapangan lompat tinggi, gaya dalam lompat tinggi, teknik pada gaya dalam lompat
tinggi dan aturan permainan dalam lompat tinggi.
Materi-materi ini telah dipaparkan dengan cukup lengkap pada keseluruhan artikel
ini.
Peraturan Lompat Tinggi
Berikut ini merupakan peraturan umum dalam pertandingan lompat tinggi:
1. Dalam pertandingan, atlet lompat tinggi akan bertanding untuk melewati mistar
hingga batas tertinggi yang bisa dicapai. Peserta akan satu-persatu berguguran
hingga bertahan satu atlet yang bisa melewati mistar tertinggi.
2. Setiap atlet lompat memiliki 3 kesempatan untuk melompati mistar pada
ketinggian yang sama. Jika pada 3 kesempatan tersebut atlet gagal melewati batas
yang ditentukan, maka ia akan gugur.
3. Tolakan hanya boleh dilakukan dengan menggunakan satu kaki.
4. Peserta tidak boleh menjatuhkan mistar
5. Peserta mengenakan seragam dan segala atributnya sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan panitia, misalnya tentang jenis sol sepatu yang diperbolehkan.
Lapangan Lompat Tinggi
via pinterest.com
Lapangan lompat tinggi terbagi menjadi empat, yakni jalur awalan, daerah tolakan,
mistar dan penyangganya, serta matras untuk mendarat. Berikut penjelasan
selengkapnya.
1. Jalur atau area untuk awalan dibuat berbentuk bujur sangkar atau setengah
lingkaran dengan jarak tepi ke titik pusat sejauh 15 meter. Jarak ini merupakan
jarak minimal untuk melakukan awalan. Oleh karenanya, atlet berhak melakukan
awalan dari area yang lebih jauh lagi selama hal tersebut tidak berlebihan.
2. Daerah tolakan merupakan area disekitar depan dan bawah mistar. Area ini benar-
benar harus dibuat sedatar mungkin, bersih, tidak menggelincirkan atlet saat
melakukan tolakan.
3. Mistar dibuat dengan panjang sekitar 3,98-4,02 meter dengan berat maksimal 2 kg
dan disangga dengan dua penyangga mistar yang ditempatkan sejajar dan berjarak
sama dengan panjang mistar. Tiang penyangga ini minimal salah satunya memiliki
ukuran untuk menentukan tinggi mistar.
4. Mistar ditopang dengan penopang mistar yang terdapat pada masing-masing tiang
penyangga, ukuran penopang mistar adalah 4x6cm.
5. Tempat pendaratan berukuran 3x5 meter yang terbuat dari busa dengan ketebalan
60 cm dan bagian atasnya tertutup matras dengan ketebalan 10-20 cm.
via hartsport.com.au
Mistar secara harafiah dapat diartikan sebagai penggaris ukur.
Sementara itu, dalam lompat tinggi ada juga istilah mistar, yakni bilah lompat yang
terbuat dari kayu (atau bahan lainnya) dengan panjang antara 3,98 -4,2 meter yang
ditempatkan di dua bilah penyangga mistar.
Justru tangga penyangga mistar inilah yang memiliki ukuran sebagai mana
penggaris ukur (mistar dalam arti harafiah).
Meskipun mistar yang dipergunakan berukuran lumayan panjang, yakni maksimal
4,2 meter, namun berat maksimal yang harus digunakan untuk membuat mistar
hanyalah 2 kg saja sehingga bahan pembuat mistar harus benar-benar dipilih
untuk mendapatkan mistar yang ringan, kuat, dan tidak melengkung.
Kenapa harus memiliki berat maksimal 2 kg?
Karena setiap pelompat yang melompati bilah mistar ini seringkali menyenggol dan
menjatuhkan mistar tersebut.
Apabila dibuat dengan bobot yang lebih, dikhawatirkan bilah mistar tersebut akan
menciderai atlet lompat tinggi jika mistar tersebut jatuh dan menimpa tubuh
terutama bagian kepala.
Mistar dipasang secara horizontal dipenampang kecil yang terdapat pada masing-
masing penyangga mistar yang dipasang dengan panjang sesuai dengan panjang
mistar.
Penampang kecil ini tidaklah terlalu luas ukurannya, yakni hanya 4x6 cm sehingga
mistar akan jatuh apabila tersenggol oleh atlet lompat tinggi.
Penyangga mistar ini bisa dibuat naik dan turun sesuai dengan ukuran pajang
(tinggi) yang tertera pada penyangga mistar.