Anda di halaman 1dari 4

 

lompat tinggi

SEJARAH
lompat tinggi termasuk dalam cabang olahraga atletik. Cabang
olahraga atletik dipopulerkan oleh bangsa Yunani pada masa Eropa
Klasik yaitu tahun 776 SM. Masyarakat Eropa memberikan apresiasi dan
perhatian yang tinggi terhadap cabang olahraga ini sehingga atletik
semakin lama semakin berkembang hingga seperti saat ini.

LOMPAT TINGGI
  

Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga athletik


yang lebih mengedepankan unsur ketrampilan, kelenturan serta sedikit
kekuatan. Cabang olahraga ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat
luas hingga ke seluruh penjuru dunia. Salah satu buktinya adalah
dimasukkannya cabang. olahraga lommpat tinggi dalam berbagai event
olahraga internasional.
Lompat sejenis ini mengacu pada trek dan lapangan dimana
athlete mencoba untuk melompat setinggi mungkin persaingan ini
terbuka untuk pria maupun wanita, walaupun mereka biasanya bersaing
dalam even terpisah. Ini juga merupakan even Olimpiade kuno, antara
kejadian asli di kompetisi Olimpiade yang diselenggarakan di Yunani
Kuno.
Dikenal sejak abad ke-19. Pertama kali diperkenalkan pada acara
olimpiade di masa Yunani. Diselenggarakan di Skotlandia, tercacat rekor
lompat tinggi adalah 1.69 meter. Memerkenalkan gaya gunting.
Memasuki abad ke-20, teknik gaya gunting sudah diperbaharui oleh
seorang warga Irish, Amerika, yaitu M. F Sweeney’s. Gaya ini disebut
Eastern cut off, yang cara melompatnya menyerupai gaya gunting.
Sweeney berhasil menciptakan rekor lompatan setinggi 1,97 meter pada
tahun 1895.
M. F. Horine juga menciptakan gaya baru yang dikenal dengan
gaya Gunting Barat. M. F. Horine berhasil menciptakan rekor baru
lompatan setinggi 6 kaki 7 inchi pada tahun 1912.  
Pada tahun 1960, dalam pelaksanaan Olimpiade di Roma, dari 17
pelompat yang berhasil masuk babak final 14 orang diantaranya.

1.     Gaya Lompatan Tinggi


Sama seperti lompat jauh, di dalam cabang atletik lompat tinggi
dikenal juga beberapa gaya yang didasarkan pada gaya sang atlit saat ia
bergerak melayang di udara. Adapun gaya-gaya tersebut, antara lain
sebagai berikut;
        Gaya Gunting atau Scissors Style
Gaya ini dikenal juga dengan nama Swenney Style sebab tokoh
bernama Swenney lah yang merubahnya dari nama gaya jongkok
menjadi gaya gunting. Adapun cara melakukannya cukup mudah, si atrlut
melompat dan mengambil awalan mulai dari tengah. Kemudian ia
melompat dengan menggunakan tumpuan pada kaki kirinya dan ia akan
mendarat dengan kaki yang sama. Saat ia ada di dudara, ia akan berputar
ke arah kanan dan kemudian mendarat ke arah kiri, dan terakhir
badannya kembali sama seperti pada awalan tadi.
        Gaya Guling atau Western Roll Style
Gaya yang satu ini kurang lebih sama dengan gaya gunting dimana
tumpuan kaki jatuh ada pada kaki yang kiri dan apabila dimulai dengan
kaki kanan maka yang mendarat juga bagian kanan. Hanya saja, awalan
gaya ini berbeda. Tidak dari tengah seperti gaya gunting melainkan dari
samping.
        Gata Straddle
yakni sebuah gaya yang dimulai dengan cara menikung dengan
cepat. Tujuan awalan pada gaya ini adalah untuk mempersiapkan tolakan,
mempersiapkan sudut lepas landas serta menciptakan arah horizontal
yang kemudian akan diubah menjadi kecepatan bertikal atau ke atas.
Pada proses tolakannya, gaya ini menekankan pada penggunaan 1 kaki
yang paling kuat. Adapun tujuan tolakan pada gaya ini adalah untuk
memperoleh saat tepat memutar untuk bisa melewati mistar, untuk
merubah gerak datar atau horizontal menjadi arah atas atau vertical.
Sementara itu, sikap badan dengan gaya ini cenderung terlentang dengan
kedua kaki yang menggantung dan dibuat lemas. Saat mendarat, atlit
akan mengusahakan agar yang pertama kali jatuh adalah sisi bahu dan
juga punggung. Apabila pendaratannya di atas pasir maka yang tiba
terlebih dahulu adalah kaki yang selanjutnya berguling ke arah depan
kemudian menumpu pada bagian pundah bahu bagian kanan.
        Gaya Fosbury Flop
Pada gaya yang satu ini, awalan dilakukan dengan sangat cepat,
dengan cara sedikit melingkar atau menikunf. Langkah awalannya sekitar
7 sampai 9 langkah saja. Tolakan pada gaya ini sama dengan gaya
lainnya yakni dengan menggunakan bantuan kedua tangan untuk
mengangkat berat badan ke atas. Tolakan kaki dilakukan di bagian kiri
mistar. Adapun sikap badan di bagian atas mistar adalah terlentang dan
kaki dibuat menggantung lemas. Sementara itu, dagu ditarik ke bagian
dada dan punggung atlit diusahakan ada di atas mistar dengan
menyerupai busur yang melintang.
2.     Skema Umum Lapangan Lompat Tinggi
         Jalur
ancang-ancang dan area/tempat bertolak
-Syarat-syarat :
1.     Panjang minimum jalur ancang-ancang haruslah 15m kecuali dalam
perlombaan minimumnya adalah 20m.
2.     Bila kondisi mengijinkan panjang minimum harus 25m
3.     .Kemiringan keseluruhan maksimum jalur ancang-ancang dan tempat
bertolak/ bertumpu harus tidak melebihi 1: 250 dalam arah ke pusat
mistar lompat.
4.     Daeran bertumpu/bertolak haruslah yang datar
 Tiang Lompat
1.     Semua bentuk dan model tiang lompat dapat digunakan asalkan mereka
itu kaku-kekar.
2.     Tiang memiliki penopang yang kaku dan kokoh untuk misatar
3.     Tiang lompat haruslah cukup tinggi untuk melebihi tiang sebenarnya
terhadap mana mistar lompat dinaikkan dengan minimum 10cm
4.     Jarak antara tiang lompat harus tidak kurang dari 4.00 m juga tidak
melebihi dari 4.04 m.
5.     Tiang lompat/tiang harus tidak dipindah selama perlombaan berlangsung
kecuali bila wasiit memikirkan bahwa apakah tempat bertumpu ataukah
tempat pendratan menjadi tidak sesuai lagi. Dalam hal ini perlombaan
harus dilakukan hanya setelah satu ronde/ babak telah lengkap selesai
dilakukan.
         Penopang dan Mistar
-Syarat-syarat :
1.             Penopang harus datar dan segi empat 4 cm lebar kali 6 cm panjang.
2.             Penopang harus terpasang kokoh pada tiang lompat dan diletakkan
saling berhadapan.
3.             Mistar lompat harus terbuat dari fiberglass atau materi atau bahan
lain yang cocok namu bukan dari metal, bagian tengahnya / potongan
melintangnya bulat silindris kecuali pada kedua ujung mistar.
4.             Berat maksimum mistar lompat tinggi harus 2 kg.
5.             Garis tengah/ diameter pada bagian mistar yang bulat silindris
haruslah 30mm ( kurang lebih 1mm )
6.             Mistar lompat harus terdiri dari 3 bagian yaitu bagian batang yang
silindris dan dua buah ujung mistar, yang masing-masing 30-35 mm lebar
dan 15-20 cm panjang untuk maksud meletakkannya pada penopang pada
tiang lompat.ssss
7.             Ujung mistar lompat harus duduk dan terletak di atas sedemikian
rupa, sehingga bila mistar disentuh oleh pelompat denn\gan mudah akan
jatuh ke tanah baikdi depan maupun di belakang.
8.             Penopang tidak boleh dibungkus dengan karet atau dengan bahan
lain yang memiliki efek menambah friksi/ geseran antara mereka dengan
permukaa mistar lompat, juga tidak dibenarkan memakai pir/ pegas
apapun.

         Tempat
Pendaratan
-Syarat-syarat :
1. Tempat pendaratan tidak berukuran kurang dari 5m x 3m.
2. Tempat pendaratan harus tidak lebih sempit / kecil dari pada 6m x 4m
x 0.7 m
3.    Peraturan Perlombaan Lompat Tinggi
1) Mistar Lompat 
     Mistar dapat dibuat dari metal atau kayu, berbentuk bulat atau segitiga
dengan diameter minimum 25 mm dan maksimum 30 mm, dengan
permukaan yang datar/rata pada kedua ujung yang berguna untuk
meletakkan pada papan penopang. Panjang mistar minimal 3.64 m dan
maksimal 4.00 m, berat maksimal 2.2 kg.

2) Lintasan Awalan dan Tempat Tolakan Kaki


     Panjang awalan tidak terbtas, dengan panjang minimal 5 m.

3) Tiang Lompat
     Untuk lompat tinggi semua tiang dapat dipakai asalkan kokoh, cukup
tinggi, mudah memasang/menaikkan mistar dengan 5 cm atau 10 cm.

4) Tempat Mendarat
   Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat ditutup dengan matras lompat
atau karet busa pengalas lompatan.

5) Peraturan Lain 
    Sebelum perombaandimulai, juri akan mengummkan tinggi mistar
pertama dan kenaikan mistar. seorang pelompat boleh memulai
melompat pada ketinggian mistar yang diinginkan di atas tinggi mistar
minimal/pertama. Tiga kegagalan lompatan berturut-turut, si pelompat
tidak berhak meneruskan perlombaan lagi. Tolakan kaki pada lompat
tinggi harus dilakukan oleh satu kaki.

6) Peserta
    Peserta dapat berlomba tanpa atau memakai spikes dengan sol yang
tidak boleh tebal lebih dari 13 mm. Giliran pelompat diberikan 1,5 menit
setiap lompatan . Bila tejadi lompatan yang sama (tie), peserta dengan
lompatan terkecil pada ketinggian dimana tie terjadi, dia pemenangya.
Bila tie ini masih sama, peserta dengan jumlah yang gagal terkecil dari
perlombaan, dia yang menang. Bila masih sama peserta yang jumlah
lompatannya terkecil dari seluruh perlombaan dia menang. Bila masih
sama dan ini berkenan dengan penentuan 1 juara, harus bertanding lagi
(jump off). Setiap peserta yang terlibat tie untuk menentukan diberi hak
melompat satu kali lagi pada ketinggian yang ia gagal. Dan bila tidak ada
keputusan, mistar akan diturunkan setiap 1 cm setiap lompatan, sampai
tie ini dapat dipecahkan

Anda mungkin juga menyukai