Anda di halaman 1dari 7

ATLETIK

Oleh: Syaeful Arif


LOMPAT TINGGI
A. PENGERTIAN DAN SEJARAH LOMPAT TINGGI
Pengertian dan Sejarah Lompat Tinggi
Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang menguji
keterampilan melompat dengan tujuan untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya
melewati mistar dengan ketinggian tertentu. Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan
dalam kompetisi pada olimpiade kuno, kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal
abad ke-19 tepatnya di Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta
menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik gunting. Lompat tinggi tidak dilakukan
secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar dari
kecelakaan. Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh diatas tanah yang berumput
dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi. Gaya tersebut ternyata banyak
mengakibatkan cedera bagi para peserta. Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan
mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir. Atlet lompat tinggi sekarang
banyak menggunakan teknik fosbury flop.
Sekitar abad ke-20, teknik gaya gunting telah dimodernkan oleh warga Irish-American M.F.
Sweeney’s Eastern cut-off, tetapi bagian belakang mendatar saat melompat melewati palang.
Sweeney telah berhasil menciptakan teknik yang terkenal dan menciptakan rekor 6’ 5 5/8’’
(1.97m) pada tahun 1895. Gaya inilah gaya yang mula-mula digunakan oleh Sweeny dan
seterusnya orang-orang Pantai Timur Amerika menggunakannya.
Seorang lagi warga Amerika, M.F. Horine, memajukan dan menciptakan teknik yang lebih
efisien yaitu Gaya Guling Barat. Ia berhasil melompat setinggi 6 kaki 7 inci pada tahun 1912 dan
gaya tersebut ditiru juga oleh semua peserta-peserta Amerika Barat. Dengan demikian terciptalah
gaya lompat baru yang diberi nama Guling Barat Gaya ini lebih baik dan lebih terkenal dari gaya
timur atau gaya gunting.
Pelompat Amerika dan Rusia telah menggunakan satu gaya yang menjadi panutan pelompat-
pelompat yang lain, yakni gaya kelana. Ini merupakan satu gaya lompat tinggi yang cukup popular
dan dari segi mekanik pergerakan gaya ini sungguh menguntungkan dan melebihi dari gaya-gaya
lompatan yang lain. Dalam pertandingan Olimpiade di Roma dalam tahun 1960, 17 orang peserta
memasuki pertandingan akhir dan dari 17 orang peserta itu 14 orang menggunakan gaya kelana.
Hal ini membuktikan kepopularan gaya ini
B. TEKNIK DALAM LOMPAT TINGGI
Teknik dalam lompat tinggi antara lain:

ATLETIK | Lompat Tinggi


1. Awalan
Cara melakukan awalan dalam lompat tinggi:
 Berlari dengan kecepatan yang disesuaikan
 Arah lari sedikit menyerong dari permukaan dengan matras
 Sudut awalan berkisar 35-40 derajat dari garis mistar
2. Tolakan
Cara melakukan awalan dalam lompat tinggi:
 Menolak dengan kaki yang paling dekat dengan mistar
 Sikap badan sedikit condong ke belakang
 Kedua tangan diayunkan ke atas untuk membantu mengangkat berat badan
3. Sikap badan di atas mistar
Cara melakukannya sebagai berikut:
 Kaki diayunkan dengan kuat, lurus kedepan mata
 Kaki tumpu menolak ke atas sehingga lutut lurus dan kedua lengan diayun kedepan atas
 Posisi badan pada waktu di atas mistar, tidur telungkup terus berguling serta badan dan
kepala diturunkan
 Saat badan mulai turun, lutut segera diluruskan
4. Pendaratan
Ada dua macam teknik pendaratan yaitu:
 Jika tempat mendaratberupa pasir, pendaratan dilakukan dengan kaki kanan terlebih
dahulu dibantu dengan kedua tangan
 Jika tempat mndarat berupa busa (matras tebal), pendaratan dapat menggunakan bahu
terlebih dahulu atau langsung jatuh pada punggung

Dalam lompat tinggi terdapat beberapa gaya antara lain:

1. Gaya Gunting (Scissors)

Gaya gunting merupakan gaya yang ditemukan oleh Sweney sehingga Gaya gunting
disebut juga dengan gaya Sweney. Sebelumnya pada tahun 1880, Sweney menggunakan gaya
jongkok, namun karena kurang ekonomis maka Gaya Jongkok diubah menjadi Gaya gunting.
Gaya Gunting samping (Belanda : Sijschaar) diciptakan oleh michael Sweeney sekitar tahun
1895. Selanjutnya tahun 1896 sweney mengubah gaya jongkok menjadi gaya gunting.
Cara melakukan Gaya Gunting: Mula-mula seorang atlet mengambil awalan dari tengah. Bila
Seorang Pelompat pada saat akan melompat menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan lalu
memakai kaki kanan sebagai ayunan, maka ia mendarat (jatuh) dengan kaki kanan juga.

ATLETIK | Lompat Tinggi


2. Gaya Guling Sisi (Western Roll)

Gaya sisi atau samping (westren roll/westren form) diciptakan oleh G. Horin (Amerika) pada
tahun 1912. Gaya ini ini tidak dapt berkembang, karena terbentur adanya peraturan perlombaan yang
berlaku saat ini. Pada Gaya guling sisi, saat melewati mistar posisi kepala cenderung lebih rendah dari
pinggul, hal ini tidak syah/dis. Oleh sebab itu gaya ini tidak pernah dipakai dalam perlombaan.

3. Gaya Guling (Straddle)

Gaya guling perut (straddle) atau Gaya Stradle adalah gaya dimana ketika badan
melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan, sehingga sikap badan di atas mistar
telungkup.
Cara melakukan Gaya Guling:
Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian
yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil. Menumpu pada kaki kiri atau kanan,
maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan
dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkup. Pantat usahakan lebih tinggi dari
kepala, jadi kepala nunduk. Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah
kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu
menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.

ATLETIK | Lompat Tinggi


4. Gaya Fosbury Flop

Gaya Flop diciptakan oleh Dick (Ricarod) Fosbury, seorang pelompat tinggi dari
Amerika. Dalam Olympiade Mexico tahun 1968 dengan gaya tersebut Fosbury berhasil
menduduki juara pertama. Mulai saat itu pula perhatiaan para ahli atletik tertuju pada gaya
baru yang unik itu. Dikatakan unik, karena saat melewati mistar posisi badan dalam keadaan
terlentang dan mendarat dengan bagian punggung terlebih dahulu dalam posisi terlentang

Cara melakukan Gaya Flop:

Awalan, harus dilakukan dengan cepat dan menikung/ agak melingkar, dengan langkah untuk
awalan tersebut kira – kira 7-9 langkah.

Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainya.Yakni, harus kuat
dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki
tolakan menggunakan kaki kanan, maka tolakan harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada
waktu menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan
melompat keatas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.

Sikap badan diatas mistar, sikap badan diatas mistar terlentang dengan kedua kaki tergantung
lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas mistar dengan busur
melintang.

Cara mendarat, mendarat pada karet busa dengan ukuran (5 x 5 meter dengan tinggi 60 cm
lebih) dan diatasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan prtama kali yang mendarat
punggung dan bagian belakang kepala.

ATLETIK | Lompat Tinggi


C. SARANA DAN PRASARANA DALAM LOMPAT TINGGI
Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam lompat tinggi antara lain:
1. Untuk Awalan
 Daerah awalan tidak terbatas minimal 15 meter
 Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
2. Tiang lompat
 Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan kukuh.jarak
kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m
3. Bilah Lompat

Terbuat dari kayu, metal atau bahan lain yang sesuai dengan ukuran:
 Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
 Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan
permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
 Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
4. Tempat Pendaratan
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian
60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.

D. PERATURAN LOMPAT TINGGI


1. Semua peserta lompat tinggi harus bertolak menggunakan satu kaki.
2. Seorang pelompat dinyatakan gagal apabila :
3. Menjatuhkan bilah lompat (dari tiangnya)
4. Menyentuh tanah termasuk daerah pendaratan dibalik bidang vertikal yang dibatasi oleh kedua
tiang yang dibatasi oleh kedua tiang lompat dan perluasan bidang vertikal tersebut. Diluar
kedua tiang lompat. Dimaksud disini menyentuh dengan setiap bagian tubuh, tanpa terlebih
dahulu melewati bilah lompat (dengan bersih/tanpa menyentuhnya)
5. Urutan peserta melakukan percobaanya (trial) ditentukan dengan cara undian
6. Sebelum perlombaan dimulai juri lompat tinggi akan mengumumkan ketinggian pertama yang
dipasang, berapa cm kenaikan bilah lompat berikutnya (pada ahir tiap giliran) sekali

ATLETIK | Lompat Tinggi


perlombaan dimulai seorang peserta tidak diperbolehkan menggunakan daerah awalnya atau
tempat bertolaknya untuk maksud mengadakan latihan.
7. Semua peserta diberikan kredit terhadap semua lompatanya yang berhasil.
8. Seorang pelompat dapat memulai melompat pada ketinggian yang ia sukai diatas tinggi
minimum yang ditentukan dan akan melompat sesuka hatinya pada ketinggian berikutnya.
9. Tiga kali kegagalan berturut-turut pada ketinggian mana saja bila terjadi pada seorang
pelompat, dia dinyatakan gugur untuk melakukan lompatan selanjutnya.
10. Catatan : pengaruh dari peraturan ini bahwa seorang pelompat dibenarkan melewatkan
kesempatan melompat ke 2 dan ke 3 pada ketinggian tertentu (sesudah gagal sekali atau kedua
kali) dan masih boleh melompat pada ketinggian berikutnya.
11. Setiap pengukuran bagi suatu ketinggian baru harus dilakukan sebelum para pelompat
mencoba melompatinya. Dalam hal ada kasus pemecahan rekor juri lompat harus memeriksa
ukuran ketinggian yang sebenarnya sesudan dengan berhasil dilewati / dilompati seorang
peserta.
12. Catatan : jika harus mengenali betul letak bilah lompat yang bagian bawah dan bagian depan
dalam kedudukan yang benar, dan dipasang lagi sehabis jatuh harus dipasang seperti sediakala.
Tidak setiap kali merobah yang besar kemungkinannya tingginya bilah lompat berbeda pula.
13. Sekalipun seluruh peserta sudah jatuh/ gugur seorang pelompat masih berhak melompat
sampai dia kehilangan haknya untuk meneruskan berlomba dalam hal ini ketinggian mana
bilah lompat dinaikan harus ditentukan sesudah berkonsultasi dengan peserta bagaimana
kehendaknya

ATLETIK | Lompat Tinggi

Anda mungkin juga menyukai