Anda di halaman 1dari 4

Lompat Jongkok

Lompat jongkok yang dikenal dalam Bahasa Inggris squat vault hakekatnya merupakan salah
satu jenis senam lantai yang dilakukan dengan gerakan melompat melewati rintangan, yang
dalam hal ini berupa peti lompat sehingga dengan melakukan lompat jongkok secara rutin
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan kelenturan tubuh dan
memguatkan tulang dan otot.

Oleh karena itulah gerakan lompat jongkok hampir sama dengan lompat kangkang tapi dalam
melakukan lompat jongkok kedua kaki rapat. Jika kita sudah menguasai gerakan lompat
kangkang, maka mudah untuk melakukan lompat jongkok.

Pengertian Lompat Jongkok


Lompat jongkok adalah jenis lompatan yang dilakukan dengan menggunakan peti lompat
atau alat senam lantai dengan posisi badan jongkok ketika melewati peti lompat dengan dua
macam latihan lompat jongkok, yaitu lompat jongkok dengan menggunakan tumpuan pada
pangkal kuda-kuda lompat dan lompat jongkok dengan menggunakan tumpuan bagian ujung
ujung kuda-kuda lompat.

Pengertian Lompat Jongkok Menurut Para Ahli


Adapun definisi lompat jongkok menurut para ahli, antara lain:

1. Sumber Belajar, Lompat jongkok dapat didefinisikan sebagai gerakan melompat


dilanjutkan dengan jongkok di atas peti lompat dan diakhiri dengan jongkok di lantai
2. Merriam Webster, Lompat jongkok adalah senam di mana tubuh ditopang di kedua
tangan, lutut ditekuk dan ditarik ke arah dada, dan kaki melewati antara lengan saat
tubuh melewati peralatan

Sejarah Lompat Jongkok


Lompatan (vaulting) merupakan latihan senam di mana atlet melompati benda dengan bentuk
tertentu yang awalnya dimaksudkan untuk meniru kuda. Pada suatu waktu pelana kuda
(pommel horse) digunakan dalam latihan lompat, dengan pelana (pegangan) yang dilepas.
Kemudian bentuk silindris dibuat khusus umtuk melakukan lompatan.

Badan pendukung untuk olahraga senam, Fédération Internationale de Gymnastique (FIG),


pada 2001 memutuskan bahwa meja lompat akan menggantikan kuda. Dengan bagian
depannya yang melengkung, meja lompat dirancang untuk keamanan pesenam yang lebih
besar

Dalam even lompat untuk laki-laki, kuda ditempatkan memanjang, dan meja lompat
ditempatkan pada posisi yang sama baik untuk pria maupun wanita. Untuk pria, ketinggian
peralatan adalah 1,35 meter (4,43 kaki) yang diukur dari lantai. Papan Reuther (juga
disebut beatboard), jenis loncatan khusus yang dikembangkan di Jerman, ditempatkan di
depan ujung dekat peralatan.

Pesenam berlari, mengumpulkan momentum ketika ia mendekati aparatus, bangkit kembali


dari loncatan, dan, dengan tangan di atas aparatus, melompat ke atasnya. Berbagai trik dapat
dilakukan, seperti melompati dengan kaki yang diangkangi, dengan kaki bersama-sama dan
membungkuk ke posisi jongkok, atau dengan kaki lurus dan pinggul tertekuk.
Dalam even lompatan untuk wanita sama dengan kuda pria kecuali bahwa ia lebih rendah dan
ditempatkan menyamping bukannya memanjang. Wanita juga menggunakan batu loncatan
dan melakukan lompatan yang mirip dengan yang dilakukan oleh laki-laki, kecuali bahwa
lompatan itu jauh lebih pendek. Untuk wanita, meja lompat setinggi 1,25 meter (4,10 kaki).

Lompat telah menjadi acara Olimpiade untuk pria sejak Olimpiade modern dimulai pada
tahun 1896. Wanita telah berkompetisi secara individu dalam acara tersebut sejak tahun 1952.

Tujuan Lompat Jongkok


Sebagaimana halnya olahraga lompat lainnya, seperti lompat jauh, lompat tinggi, lompat
kangkang, dan lompat jangkit, lompat jongkok juga memberikan manfaat bagi kesehatan,
antara lain:

1. Meningkatkan kelenturan tubuh


Meskipun tidak semua orang mempunyai tubuh yang lentur, tapi bukan berarti tidak dapat
memilikinya melalui latihan kelentukan yang rutin senam lantai. Semakin sering melakukan
senam lantai, maka otot akan menjadi lebih lentur dan dapat dilatih untuk melakukan gerakan
yang lebih sulit.

2. Mengencangkan otot
Melakukan gerakan lompat jongkok secara berulang dan rutin dapat membentuk dan
mengencangkan otot-otot, sebab dalam pergerakannya menggunakan otot lengan, bahu,
perut, paha dan kaki. Semua ini sebenarnya bisa dilakukan dengan rutin melakukan latihan
kekuatan.

3. Menguatkan tulang
Bukan hanya melatih otot, senam lantai dengan lompat jongkok juga bermanfaat untuk
menguatkan tulang. Kondisi seperti ini juga bisa dilakukan dengan terus menerus
menjanlankan pemanasan statis atau pemanasan dinamis. Oleh karena itulah gerakan senam
lantai dengan lompat jongkok membuat tulang tidak mudah rapuh.

4. Membakar kalori
Melakukan gerakan lompat jongkok secara rutin bagi seseorang pada dasarnya dapat
membakar kalori. Meskipun gerakannya  tidak banyak, tapi gerakan lompat jongkok juga
ampuh dalam membakar kalori yang menggumpal dalam tubuh.

5. Menjaga keseimbangan tubuh


Gerakan ketika melompati papan tolakan dan mendarat dengan sempurna dapat membantu
dalam menjaga keseimbangan tubuh alasannya karena denan menekuk kedua lutut pada saat
mendarat ketika melakukan loncat jongkok memberikan seseorang belajar secara mendalam
kosentrasi yang akan didapatkan.

6. Meningkatkan kebugaran
Melakukan lompat jongkok secara rutin bisa meningkatkan kebugaran jasmani pada tubuh
serta membuat tubuh menjadi lebih sehat dan tidak mudah tertular penyakit apalagi ciri utama
dalam gerakan lompat jongkok selalu mempergunakan peralatan tertentu yang dibutuhkan
bagi setiap anggota badan.
Teknik Lompat Jongkok
Berikut ini teknik-teknik dasar dalam melakukan lompat jongkok, antara lain:

1. Teknik Awalan
Awalan dalam melakukan lompat jongkok adalah mempersiapkan tolakan dan gerak lanjutan
dari lompatan pada kuda-kuda, kita harus melakukan lari sebagai awalan terlebih dahulu.
Kecepatan lari harus semakin meningkat mendekati papan tolak. Hal itu bertujuan untuk
mendapatkan dorongan ke depan dalam mempersiapkan tolakan ke atas depan.

Tahap awalan sangat menentukan dalam keberhasilan lompatan. Dengan awalan yang
sempurna dan tolakan kaki yang kuat, maka akan mencapai jarak dan ketinggian lompatan
sesuai yang diharapkan, sehingga gaya dan bentuk lompatan bisa dilakukan dengan
sempurna. Hal ini penting sebab banyak hasil lompatan yang gagal karena awalan yang
kurang sempurna.

Cara dalam melakukan teknik awalan, yaitu:

1. Beralih dengan ujung kaki dengan kepala tetap tegak, pandangan ke papan tolakan
dan kuda-kuda atau peti lompat
2. Ayunkan tangan ke depan dengan sikap rileks dan irama kaki yang baik
3. Kecepatan lari semakin meningkat dan disesuaikan dengan bentuk lompat
4. Bagian akhir dari awalan lebih berkonsentrasi pada gerak menolak
5. Langkah terakhir dari awalan harus tepat pada papan tolak

2. Teknik Tolakan
Pada tahap melakukan tolakan, beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Persiapan kaki tolak untuk menempatkan kedua kaki tepat pada papan tolak
2. Gerak tolakan kaki
3. Gerak pelepasan kaki ke tahap melayang

Cara dalam melakukan teknik tolakan, yaitu:

1. Pada saat perkenalan, tempatkan kedua kaki bersamaan pada papan tolak
2. Posisikan kedua lengan diayun ke belakang badan
3. Tekuk kedua lutut
4. Luakukan gerak menolak ke atas depan hingga gerak awal melayang

3. Teknik Melayang
Gerakan melayang terjadi setelah kaki terlepas dari gerak menolak. Beberapa hal yang harus
kita perhatikan ketika melayang yaitu:

1. Sikap badan dapat jongkok, menyudut, atau lurus


2. Gerakannya bisa dilakukan dengan salto dan pantulan
3. Dalam melakukan derakan melayang ada dua tahap, yaitu layangan pertama dan
layangan kedua

4. Teknik Mendarat
Teknik pendaratan dilakukan dari gerak akhir melayang hingga kedua kaki menyentuh lantai
atau matriks pendaratan. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pendaratan,
yaitu:

1. Menjaga keseimbangan badan dengan melenturkan kaki dan sikap kaki terbuka, tetapi
tidak terlalu lebar
2. Badan dalam keadaan rileks dan tidak kaku sehingga dapat menekuk lutut, pinggul,
dan mengangkat kedua lengan
3. Mendarat dengan jarak minimal 2 meter dari kuda-kuda atau peti lompat
4. Mendarat harus dengan dua kaki menyentuh lantai atau matras terlebih dahulu

Selain teknik-teknik di atas, kita harus menghindari kesalahan-kesalahan dalam ketrampilan


gerak lompat jongkok tumpuan ujung peti lompat yang meliputi:

1. Awalan lari kurang cepat


2. Tolakan kedua kaki tidak bersamaan
3. Peti lompat tidak tercapai dengan baik
4. Tahanan tangan di peti
5. Lompat kurang kuat
6. Kedua tungkai tidak ditarik mendekati dada saat tangan menolak
7. Pendaratan kedua kakikurang bersamaan dan tidak berurutan
8. Pandangan tidak ke depan

Anda mungkin juga menyukai