Anda di halaman 1dari 27

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani sering di salah artikan oleh banyak orang. Banyak
anggapan bahwa pendidikan jasmani hanyalah suatu pembelajaran untuk membuat
anak bersenang-senang dan bergembira maupun pembelajaran selingan dari
pelajaran lainyang menuntut berfikir keras . Bahkan juga dikatakan pendidikan
jasmani merupakan pendidikan yang tidak berbobot di banding dengan mata
pelajaran yang lain seperti matematika, bahasa inggris, dan lain sebagainya. Agus
Mahendra (2004 : 16) menyatakan :
Pendidikan Jasmani merupakan wahana pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal penting. Oleh karena itu,
pelajaran pendidikan jasmani tidak kalah pending dengan pelajaran lain seperti
matematika, bahasa, IPA, dan lain-lain.
Pendapat tersebut bahwa pendidikan jasmani tidak kalah penting dengan
mata pelajaran yang lain. Namun tidak semua guru menyadari hal tersebut,
sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara serampang.
Hal ini tercemin dari berbagai gambaran negative tentang pendidikan jasmani dari
kelemahan proses, misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya
mutu hasil pembelajaran seperti kebugaran jasmani yang rendah. Di kalangan
guru pendidikan jasmani sendiri, ada anggapan bahwa pendidikan jasmani dapat
dilakukan seadanya, sehingga pelaksanaannya dengan menyuruh anak pergi
kelapangan,menyediakan bola dan anak di suruh bermain sendiri, guru mengawasi
dari pinggir lapangan atau bahkan tanpa pengawasan dari guru, hal ini
dikarenakan ketidak pahaman guru tentang arti dan tujuan pendidikan jasmani di
sekolah.
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan jasmani menurut Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan sesuai kurikulum 2013 (2013 : 3) bahwa :
commit to user
Pendidikan jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) adalah mata
pelajaran yang membekali siswa dengan pengetahuan tentang gerak
jasmani dalam berolahraga serta faktor kesehatan yan dapat
mempengaruhinya, keterampilan dalam melakukan gerak jasmani dalam

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

olahraga dan menjaga kesehatan, serta sifat prilaku yang di tuntut dalam
berolahraga dan menjaga kesehatan sebagai suatu kesatuan yang utuh,
sehingga terbentuk peserta didik yang sadar kebugaran jasmani, sadar
olahraga, dan sadar kesehatan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, pendidikan jasmani merupakan proses


pendidikan melalui aktifitas jasmani atau olahraga yang mempunyai pengertian
mendidik. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lainna
adalah alat yang di gunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak secara
sadar. Gerak tersebut di rancang secara sadar oleh guru dan diberkan dalam situasi
yang tepat agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa dalam
aspekjasmani, olahraga, dan kesehatan
a. Manfaat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat di pisahkan
dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani dapat di upayakan
peran pendidik untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa ada
pendidikan jasmani di sekolah, maka akan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Menurut Agus Mahendra ( 2004 : 7-8)
bahwa
Secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup : (1)
Memenuhi kebutuhan anak akan gerak; (2) Mengenalkan anak pada
lingkungan dan potensi dirinya ; (3) menanamkan dasar- dasar
keterampilan yang berguna; (4) Menyalurkan energy yang berlebih; (5)
Merupakan proses pendidikan secaraserempak baik fisik, mental, maupun
emosional”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan banyaknya
manfaat yang di peroleh dari pendidikan jasmani.
b. Tujuan Pendidikan jasmani
Tujuan pendidikan jasmani merupakan jenis pendidikan yang
mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pendidikan. Berdasarkan kurikulum
pendidikan jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmani dari masing-masing jenjang
pendidikan berbeda-beda.
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) menyatakan :
Kurikulum 2013 di rancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
commit todasar
dasar dalam perumusan kompetensi user tiap mata pelajaran, sehingga
kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar sikap,
kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok
keterampilan. Semua mata pelajaran di rancang mengikuti rumusan tersebut.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) bukan berisi materi


pembelajaran yang di rancang hanya untuk mengasah kompetensi keterampilan
peserta didik, atau mata pelajaran yang membaginya menjadi pengetahuan tentang
kesehatan dan keterampilan berolahraga. PJOK adalah mata pelajaran yang
membekali siswa dengan pengetahan tentang gerak jasmani berolahraga serta faktor
kesehatan yang dapat mempengaruhinya, keterampilan dalam dalam melakukan
gerak jasmani dalam berolahraga dan menjaga kesehatannya, serta sikap perilaku
yang dituntut dalam berolahraga dan menjaga kesehatan sebagai suatu kesatuan
yang utuh. Sehingga terbentuk peserta didik yang sadar kebugaran jasmani, sadar
olaraga, dan sadar kesehatan.
Pembelajaran dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah jenis
gerak jasmani/olahraga dan usaha-usaha menjaga kesehatan yang sesuai untuk
peserta didik. Aktivitas-aktivitas tersebut di rancang untuk membuat peserta didik
terbiasa melakukan gerak jasmani dan berolahraga dengan senang hati karena
merasa perlu melakukannya dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani
baik melalui gerak jasmani dan olahraga maupun dengan memperhatikan faktor-
faktor kesehatan yang memengaruhinya. Sebagai mata pelajaran yang mengandung
unsur muatan lokal, tambahan materi yang di gali dari kearifan lokal dan relevan
dengan mata pelajaran ini sangat diharapkan untuk ditambah sebagai pengayaan.
Dari pernyataan tersebut, pendidikan jasmani di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) bertujuan untuk meningkatkan psikis, meningkatkan keterampilan
gerak, membentuk karakter moral yang baik, menumbuhkan sikap sportif,
mengembangkan keterampilan, menjaga kesalamatan dan pencapaian pertumbuhan
fisik yang sempurna, pola hidup yang sehat dan kebugaran serta memiliki sikap
yang sportif.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Ruang lingkup pendidikan jasmani untuk SMK mencakup banyak
aspek.Menurut M. Furqon (2007 : 4 ) bahwa “Ruang lingkup pendidikan jasmani
olahraga meliputi aspek-aspek sebagai berikut : permainan dan olahraga, aktifitas
pengembangan diri meliputi aktivitas senam, aktivitas rikmik, aktivitas air,
commit to user
pendidikan luar kelas dan kesehatan”
Pendapat tersebut menunjukan bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani
pada tingkt SMK meliputi enam aspek yaitu olahraga permainan, pengembangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

diri, aktivitas senam, aktivitas rikmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari
masing-masing aspek tersebut, di dalamnya terdiri dari berbagai macamcabang
olahraga yang telah diatur berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Senam lantai merupakan salah satu aspek aktivitas senam yang terdiri dari
berbagai macam Antara lain loncat harimau, loncat kangkang, sikap lilin,
berguling kedepan, berguling ke belakang, meroda, kayang dan lain-lain. Loncat
harimaumerupakan salahsatu cabang olahraga dalam senam lantai.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Definisi Belajar dan Pembelajaran
Kehidupan manusia tidak lepas dari belajar, baik secara individu
maupun dalam kelompok. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai
aktifitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar juga dapat berarti proses
orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Mengenai belajar menurut Toho Cholik M dan Rusli Lutan (2001)
mengemukakan bahwa :
(1) Belajar itu berarti suatu perubahan tingkah laku yang berkelanjutan
pada diri individu, meskipun perubahan itu terjadi dengan cepat,
seperti disaat menghadapi masalah, perubahan itu diamati.
(2) Belajar itu berarti suatu perubahan yang terjadi sebagi akibat dari
latihan atau pengalaman.
(3) Belajar itu melibatkan aspek – aspek seperti perolehan ilmu
pengetahuan, peningkatan kegiatan keterampilan, pemecahan
masalah, atau membuat suatu penyesuaian pada lingkungan yang
baru. (hlm. 31 – 32)

Lebih lanjut Benny A. Pribadi ( 2009 : 6) mengemukakan bahwa,


“Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan”.
Belajar juga dapat dikatakan sebagai proses komunikasi. Belajar merupakan
proses komunikasi antara pengirim (sender) dengan penerima (receiver)
dan dalam proses itu terjadi saling tukar informasi (message). Kegiatan
proses belajar biasanya secara spontan dan disengaja. Selain itu, Smith dan
Ragan (2003) menyatakan bahwa ada tiga faktor penting yang menandai
commit
terjadinya peristiwa belajar dalamtodiri
user
individu adalah : (1) adanya durasi
perubahan perilaku yang relatif menetap, (2) lokus/tempat perubahan terjadi
dalam struktur pengetahuan dan memori orang yang belajar, dan (3)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

penyebab terjadinya perubahan tersebut adalah faktor pengalaman yang


terdapat di dalam lingkungan (Benny A. Pribadi, 2009 : 8).
Sehingga dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses karena
didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, belajar merupakan
pengalaman, belajar juga merupaan aktivitas pada diri seseorang yang
disadari dan disengaja, dan belajar merupakan interaksi individu dengan
lingkunganya.
Satu faktor yang paling penting dari orang yang berada pada tahap
awal dalam belajar suatu keterampilan/skill ialah kesiapan. Kesiapan belajar
mengarah pada kesadaran menerima instruksi, program dan tujuan. Dengan
kata lain kerangka pikran siswa terhadap kegiatan belajar akan membuat
suatu perbedaan yang besar yang besar dalam pencapaian dan kepuasan apa
saja adalah merupakan faktor yang penting dalam seting (latar)
instruksional.
Dalam pendidikan jasmani faktor-faktor yang berhubungan erat dengan
fikiran maupun perasaan mempengaruhi proses belajar keterampilan
motorik. Menurut Landers (1980) bahwa dalam masalah belajar atau
meampilkan suatu keterampilan khusus, mempelajari bagaimana
menyiapakan, mengorientasikan, atau seberapa jauh kesiapan untuk
menampilkan keterampilan motorik adalah suatu faktor utama yang
menentukan hasil yang dicapai. Tingkatan minat dan sikap yang optimal
untuk setiap tugas dan setiap siswa harus ditentukan. Dianjurkan disini
bahwa siswa yang belajar membutuhkan kemampuan menggali dan
menyalurkan emosi dan motivasinya sehinggga kondisi sikap dan minat
yang ideal ditunjukkan saat menerima tugas yang harus dipelajari (Toho
Cholik M dan Rusli Lutan, 2001 : 34).
Proses belajar yang terjadi di sengaja disebut pembelajaran.
Pembelajaran menurut makna berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik dan pembelajaran adalah dialog
commit to
interaktif. Pembelajaran menurut user
Muhammad Surya (2003) adalah suatu
proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya


(Isjoni 2009 : 72). Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat
mencapai kompetensi seperti yang diharapkan, dan untuk mencapai tujuan
tersebut proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik.
Menurut Aunurrahman (2012) menyatakan,“Pembelajaran
berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi
siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang
sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan”. (hlm. 34).
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan seseorang karena adanya pengalaman baru. Sedangkan
pembelajaran adalah proses yang sengaja direncanakan dan dilakukan untuk
memungkinkan terjadinya aktivitas belajar individu untuk mencapai tujuan
belajar, yang dari semula tidak memiliki pengetahuan menjadi memiliki
pengetahuan, yang semula belum terdidik menjadi terdidik.
b. Kriteria Pembelajaran yang Berhasil
Keberhasilan dalam sebuah pembelajaran tentu tidak lepas dari
faktor – faktor yang menunjang pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Smith dan Ragan (2003) mengemukakan bahwa, beberapa indikator yang
dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran,
faktor – faktor tersebut adalah efektif, efisien, dan daya tarik (Benny A.
Pribadi 2009 : 18).
Sedangkan menurut Heinich dkk (2005) pembelajaran sukses
terdiri dari beberapa kriteria :
1) Peran aktif siswa.
Proses belajar akan berlangsung efektif jika siswa terlibat secara aktif
dalam tugas-tugas yang bermakna, dan berinteraksi dengan materi
pelajaran secara intensif.
2) Latihan.
Latihan yang dilakukan dalam berbagai konteks dapat memperbaiki
tingkat daya ingat.Latihan juga dapat memperbaiki kemampuan siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru
dipelajari.
3) Perbedaan individual. commit to user
Setiap individu memiliki karakteristik unik yang membedakannya
dengan individu yang lain.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

4) Umpan balik .
Umpan balik sangat diperlukan oleh siswa untuk mengetahui
kemampuan dalam mempelajarai materi pelajaran yang benar.Umpan
balik dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan tentang hasil belajar
(learning outcomes) yang telah dicapai siswa setelah menempuh
program dan aktivitas pembelajaran. Informasi dang pengetahuan
tentang hasil belajar akan memacu seseorang untuk berprestasi lebih
baik lagi.
5) Konteks nyata.
Siswa perlu mempelajari materi yang berisi pengetahuan dan
keterampilan yang dapat diterapkan dalam sebuah situasi yang nyata.
6) Interaksi sosial.
Interaksi sosial sangat diperlukan oleh siswa agar dapat memperoleh
dukungan social dalam belajar. Interaksi yang berkesinambungan
dengan sejawat atau sesama siwa akan memungkinkan siswa untuk
melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
sedang dipelajari. (Benny A. Pribadi, 2009 : 19 - 21)

Pembelajaran yang berhasil tidak lepas dari peran pengajar yang


inovatif dalam pembelajarannya dan juga siswa yang aktif dalam menerima
materi pembelajaran yang diberikan.Selain itu interaksi yang terjadi pun
harus dua arah agar komunikasi terjalin dengan baik.Pengajar perlu
mendapat umpan balik dari siswa agar pengajar dapat mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa dan latihan yang tepat untuk siswa dalam
meningkatkan hasil dari pembelajaran.
c. Unsur dan Komponen dalam Pembelajaran
Unsur dalam system pembelajaran adalah seorang siswa atau peserta
didik,suatu tujuan dan suatu prosedur kerja mencapai tujuan. Menurut
Oemar Hamalik dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran,
mengemukakan unsur-unsur pembelajaran sebagai berikut :
a) Unsur dinamis pembelajaran siswa
(1) Motivasi Pembelajaran Siswa
Membelajarkan berarti membuat siswa belajar atau
mengusahakan siswa belajar.Motivasi adalah salah satu prasyarat
yang sangat penting dalam belajar. Guru di dalam membelajarkan
siswa hendaknya berperan mendorong ,motivator, agar motif-motif
yang positif dibangkitkan dan di tingkatkan dalam diri siswa.
(2) Kondisi guru siap membelajarkan siswa
Untuk dapat commit to user
melaksanakan tugasnya dengan baik maka
seorang guru harus mempunyai kompetisi yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat dewasa ini. Menurut W.Robert Houston
dalam buku Kompetemsi Mengajar dan Guru (1979 ;3) disebutkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

bahwa “competence” ordinarily is defined as”adequacy” for a task


or as “possession of require knowledge,skill, dan abilities.

b) Unsur pembelajar kongruen dengan unsur belajar


(1) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru srta
kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya
pembelajaran.
(2) Sumber yang di gunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku
pelajaran ,pribadi guru, dan sumber masyarakat
(3) Pengadaan alat-alat bantu belajaran dilakukan oleh guru,siswa
sendiri, dan bantuan orangtua.
(4) Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif
(5) Subjek belajar yang berada dalam kodisi kurang mantap perlu
diberikan binaan (Oemar Hamalik,1995 ; 68)

(Nana Sudjana(2009) ; Hamadi : (2011)) menyatakan unsur-unsur


yang terdapat dalam proses belajar dan pembelajaran, ada empat unsur yang
terdapat dalam proses belajar dan pembelajaran yaitu tujuan, bahan, metode,
dan alat serta penelitian :
1) Tujuan
Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada
hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat
dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajarnya.
2) Bahan
Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang di ajarkan
dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar
mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah di tetapkan.
3) Metode, Media, dan Alat
Metode dan alat adalah cara atau teknik yang di gunakan sebagai
cara yang di gunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang di harapkan
Media pembelajaran adalah alat bantu atau wahana yang di
gunakan guru dalam proses pembelajaran untuk membantu
penyampaian pesan pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi
meningkatkan peran strategi pembelajaran.
4) Penilaian
Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk
meningkatkan sejauh mana tujuan yang telah di tetapkan itu tercapai
atau tidak, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
keberhasilan proses dan hasil belajar siswa
commit to user
Komponen- komponen dalam belajar dan mengajar munurut Nana
Sudjana (2000 : 30) adalah sebagai berikut
1) Tujuan proses pembelajaran.
2) Materi atau bahan pelajaran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

3) Metode dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran


4) Penilaian dalam proses pengajaran

Tujuan pembelajaran merupakan hal yang paling penting dalam


proses pembelajaran sebagai indikator keberhasilan pembelajaran. Bahan
pelajaran diharapkan dapat melengkapi dan mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan atau media
pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai, sehingga harus efektif dan
efisien. Sedangkan penilaian berperan untuk mengukur tercapai tidaknya
tujuan pengajaran.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2011: 9) bahwa komponen
system pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran dijadikan pusat dari segala


kegiatan.Artinya perencanaan dan desain pembelajaran.
b) Guru berfikir secara sistematis (runtut) sehingga langkah-langkah
pembelajaran yang jelas dan pasti memungkinkan hasil pembelajaran
yang maksimal.
c) Merencanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan potensi dan
sumber daya yang ada agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
optimal.
d) Memberikan umpan balik sebagai tolak ukur dalam mengetahui tujuan
pembelajaran sudah tercapai atau belum

“Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil


berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu,serta
rangkaian kegiatan yang harus dilakasanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.”(Wina
Sanjaya,2011 ;9)

d. Hasil Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar
terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan,commit to user
manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan
belajar. Menurut Sadiman (2009), berpendapat :
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah


belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang
bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif), (hlm.2).

Skinner berpandangan bahwa, “Belajar adalah suatu perilaku. Pada


saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia
tidak belajar, maka responnya menurun”(Dimyati dan Mudjiono, 1994:8).
Sedangkan menurut Gagne, “Belajar merupakan kegiatan yang kompeks.
Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan,pengetahuan, sikap dan nilai”(Dimyati dan Mudjiono,1994:9).
Menurut Sudjana (2010: 3), “Hasil belajar pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku, sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotor”. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu
apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping faktor
kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai
dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan
intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta
bidang psikomotorik (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku).
Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang
hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di
sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil
belajar siswa, dari proses pembelajaran.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

3. Senam
a. Pengertian Senam
Menurut Agus Mahendra (1981 : 2). “istilah senam berasal dari
Bahasa Inggris “Gymnastic” dalam bahasa aslinya merupakan kata serapan
dari bahasa Yunani “Gymnos” yang berarti telanjang, sedangkan tujuan dari
senam adalah meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh” .Menurut Imam Hidayat (1981:
2), “senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja
dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis”.
Menurut Wuryati Soekarno (1986: 4), “senam merupakan latihan
tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun sistematis
dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara keseluruhan
dengan harmonis”. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004:14), “senam
ialah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan
komponen fisik dan kemampuan gerak (motorability)”. Menurut Imam
Hidayat, Pieter Panggabean dan Imam Soeyoedi yang dikutip oleh
Mahmudi Sholeh (1992:8) “senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan
diciptakan dengan terencana disusun secara harmonis”.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut tentang hakikat
senam maka dapat disimpulkan bahwa senam merupakan latihan tubuh yang
disusun secara sistematis, berencana dan diawali oleh gerakan dasar yang
membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipuatif dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Selain itu senam
juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani,
perkembangan estetika dan perkembangan sosial. Mengembangkan
kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak
dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugascommit to user
sehari-hari secara efisien dan terkendali.
Bentuk-bentuk gerak senam tersebut merupakan salah satu unsur
dari gerak senam yang sama artinya dengan Calesthenic. Calesthenic
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Kallos yang artinya indah, dan
Stenos yang artinya kekuatan. Calesthen adalah bentuk-bentuk gerak senam
yang bertujuan memperindah tubuh,dengan memalui latian kekuatan yang
biasanya dilakukan tanpa alat.
Namun dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu dan
teknologi dewasa ini, Calesthenic digunakan sebagai alat untuk membina
dan meningkatakan kebugaran jasmani, ataupun digunakan sebagai alat
untuk memulihkan kesehatan.
Demikian juga bila kita melihat gerakan meloncat , jungkir-balik,
melenting berputar, itu pun baru merupakan bagian dari arti senam yang
sebenarnya. Bentuk-bentuk gerakan tersebut sering kita kenal dengan
gerakan tumbling. Tumbling atau akrobatik, berasal dari kata ; Tombolan (
bahasa Italia), tommelen ( bahasa Belanda), dan tomber (bahasa Perancis)
yang artinya meloncat, melenting dan mengguling (Depdikbud, 1978/1979).
Dengan banyaknya pengertian dari senam maka perlu adanya suatu
batasan-batasan senam. Mengenai tasan senam, Agus margono (2009 : 24)
berpendapat,” Senam adalah latian tubuh yang dipilih dan diciptakan
dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan
mengembangkan pribadi secara harmonis”
b. Jenis Senam
Dewasa ini muncul berbagai macam senam seperti senam kebugaran
jasmani atau lebih di kenal dengan senam SKJ, senam ibu hamil, senam
jantung sehat, dan masih banyak lainnya.
FIG ( Federation International de Gymnastique ) yang dikutip
oleh Agus Mahendra (2000)membagi senam menjadi enam kelopok, yaitu :
1) Senam artistic (artistic gymnastic)
2) Senam ritmik sportif ( sportive rhythmic gymnastics)
3) Senam akrobatik (acrobatic gymnastic)
4) Senam aerobic sport ( sport aerobic)
5) Senam trampoline ( trampolinning)
6) Senam umum ( general gymnastic)
Seperti telah dikemukakan diatas,bahwa dengan kemajuan ilmu
commit to user
teknologi dewasa ini tumbuh dan berkembang macam-macam bentuk
gerakan senam, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di Negara-negara
lain. Dari bermacam-macam bentuk gerakan senam tersebut, berikut ini
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

adalah senam yang di kelompokan menurut : Aip Syarifuddin dan Mahmudi


(1992) menyatakan,” Senam di kelompokan menjadi tiga macam yaitu senam
dasar, senam ketangkasan dan senam irama.”Menurut Agus Margono (2009
: 77), “senam artistic merupakan salah satu jenis / macam dari cabang
olahraga senam yang sering di pertandingkan. Dalam pertandingan senam
artistik seorang atlet / pesenam harus menguasai gerak – gerak yang telah
disusun / dirangkai dari masing- masing alat dan ditetapkan sesuai dengan
peraturan pertandingan yang berlaku”. Menurut Agus Mahendra (2000 :12)
bahwa : “senam artistic diarikan sebagai senam yang menggabungkan aspek
tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek – efek artistic dari gerak-
gerak yang dilakaukan pada alat-alat”.
Menurut dua pendapat diatas, dapat diartikan senam artistik
merupakan salah satu senam yang dalam pelaksanannya seorang pesenam
melakukan gerak- gerak yang telah dirangkai dengan menggunakan atat
masing-masing serta peraturan yang berlaku. Dalam melakukan senam
artistik dibutuhkan kemampuan fisik, keberanian, serta percaya diri yang
baik.
Menurut Agus Margono (2009) senam artistic putra terdiri dari 6 alat
yaitu :

1) Senam Lantai (Floor Exercise)


2) Kuda Lonpat (Vaulting Horse)
3) Kuda Pelana (Pommeld Horse)
4) Palang Tunggal (Horizontal Horse)
5) Palang Sejajar (Parallel Horse)
6) Gelang – Gelang (Rings/ Still Rings)

Untuk putri yaitu :

1) Senam Lantai (Floor Exercise)


2) Kuda Loncat (Vaulting Horse)
3) Palang bertingkat (Uninen Bars)
4) Baloktitian (Balance Beam)

c. Manfaat Senam
commit utama
Senam adalah kegiatan to user yang paling bermanfaat dalam
mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability).
Menurut Agus Margono (2009:21) nilai-nilai kegunaan senam ialah :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

1) Untuk dapat memberikan rangsangan yang diperlukan bagi


pertumbuhan badan.
2) Untuk mengembangkan cara bersikap dan bergerak dengan sewajarnya.
3) Untuk memperbaiki dan mencegah pengaruh buruk di sekolah misalnya
duduk dibangku terlalu lama.
4) Untuk mempertebal perasaan kebanggaan (dalam perlomba-lombaan
antar bangsa).
5) Untuk memupuk keberanian dan kepercayaan diri sendiri.
6) Untuk memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri
dan masyarakat.
7) Memupuk kesanggupan untuk bekerjasama, misalnya dalam
melakukan latian-latian harus saling membantu

d. Metodik Mengajar Senam.


Latian senam pada umumnya mengikuti ketentuan yang sudah diterima
secara umum, yaitu tidak lepas dari sistematika olahraga. Menurut Agus
Margono (2009:25)Dalam menyusun pembelajaran senam selain ketentuan-
ketentuan umum yag telah diuraikan terdahulu, maka harus diperhatikan
pula hal-hal seperti berikut :
1) Keadaan-keadaan seperti:
a. Ruang / bangsal / lapangan.
b. Jumlah anak / murid.
c. Waktu pembelajaran yang diberikan.
d. Suhu.
2) Apa yang telah diberikan pada pembelajaran yang lalu.
3) Keinginan / hasrat bergerak anak-anak
4) Jenis kelamin dan umur anak-anak
5) Dalam pembelajaran senam anak-anak harus melaukan kerja fisik yang
cukup berat.
6) Harus memperharikan faktor normalisasi, pembentukan, dan prestasi.

Susunan pembelajaran biasanya menggunakan system Autria yang


diciptakan oleh Goulhover dan Straicher. Adapun susunan pembelajaran
yang lengkap itu terdiri dari :
Latian A : pendahuluan
Latian B : inti, terdiri dari (pemanasan)
B.1. Latian Tubuh
B.2. Latian Keseimbangan
B.3. Latian Kekuatan dan Ketangkasan
B.4. Latian Berjalan dan Berlari
B.5. Latian Melompat dan Meloncat
Latian C : Penutup
commit to user
4. Senam Lantai
Senam Lantai adalah salah satu rumpun senam. Sesuai dengan istilah
lantai, maka gerakan –gerakan / bentuk latiannya dilakukan dilantai. Jadi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

lantai / matras merupakan alat yang digunakan. Senam lantai disebut juga
latian bebas . Oleh karena tidak menggunakan benda- benda atau perkakas
lain disaat melakukannya.
Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa
aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti
telanjang, sedangkan tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan
tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh
(Agus Mahendra, 2000: 7). Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus
Mahendra (2002: 1) kata Gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan
kegietan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu
dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Menurut Hidayat yang
dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 2) senam sebagai suatu latihan tubuh
yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan
terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran
jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental
spiritual,sedangkan Wuryati Soekarno (1986: 4) mengatakan, Senam
merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana,
disusun sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
secara keseluruhan dengan harmonis.
Sementara itu Peter H. Wener seperti yang dikutip Agus Mahendra
(2002: 3) mengatakan senam sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai atau
pada alat yang 9 dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan,
kelentukan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Berdasarkan beberapa pendapat
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa senam merupakan latihan tubuh
yang disusun secara sistematis dan berencana, yang diawali oleh gerakan
dasar yang membangun pola gerak lokomotor sekaligus manipulatif dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
Margono Agus (2009: 79) berpendapat bahwa :

senam lantai yaitu “latihan senam yang dilakukan di atas matras, unsur-unsur
gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara,
menumpu dengan tangan atau commit
kaki to user mempertahankan sikap seimbang
untuk
atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam
pembelajaran penjas memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara
lain guling ke depan, guling ke belakang, lompat harimau, hand stand, sikap
lilin, meroda, dll.”
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

“Senam lantai merupakan salah satu bagian dari enam macam kelompok
senam. Senam itu sendiri terdiri dari senam artistik, senam ritmik sportif,
senam akrobatik, senam aerobic sport, senam trampolin, dan senam umum.
Senam lantai sendiri termasuk ke dalam kelompok senam artistik di mana
senam artistik ini menurut Agus Mahendra (2001:12)”
Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa
aslinya merupakan kata serapan dari bahasa Yunani Gymnos yang berarti
telanjang, sedangkan tujuan dari senam adalah meningkatkan daya tahan
tubuh, kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh
(Agus Mahendra, 2000: 7). Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus
Mahendra (2002: 1) kata Gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan
kegietan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu
dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Menurut Hidayat yang
dikutip oleh Agus Mahendra (2002: 2) senam sebagai suatu latihan tubuh
yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan
terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran
jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental
spiritual, sedangkan Wuryati Soekarno (1986: 4) mengatakan, Senam
merupakan latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana,
disusun sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi
secara keseluruhan dengan harmonis.
Menurut Wuryati Soekarno (1986:110), “Senam dengan istilah lantai,
merupakan gerakan atau bentuk latihannya dilakukan di atas lantai dengan
beralaskan matras sebagai alat yang dipergunakan”. Berdasarkan materi yang
ada dalam latihan senam lantai, keterampilan tersebut di atas terbagi ke dalam
unsur gerakan yang bersifat statis (diam ditempat) dan dinamis (berpindah
tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis meliputi: kayang,
sikap lilin, splits, berdiri dengan kepala, berdiri dengan kedua tangan dan lain
sebagainya. Sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis
meliputi; guling depan, guling belakang, guling lenting, meroda dan lain
sebagainya. commit to user

Menurut Wuryati Soekarno (1986: 110) berpendapat bahwa :


”senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihan yang
dilakukan di atas lantai dengan beralaskan permadani atau sebangsanya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

sebagai alat yang dipergunakan.” Bentuk-bentuk latihan dalam senam lantai


(floor exercise) meliputi guling depan (forword roll), guling belakang (back
roll), kayang, splits, guling lenting (roll kip), berdiri dengankepala (hand
stand), meroda (rad slag atau cart wheel) dan lain sebagainya.

Menurut (Muhajir, 2004: 133). Berpendapat bahwa :


Berdasarkan materi yang ada yang ada dalam senam lantai (floor
exercise),keterampilan tersebut di atas terbagi dalam unsur gerakan yang
bersifat statis (ditempat) dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam
lantai yang bersifatstatis (di tempat) meliputi : kayang, sikap lilin, splits, dan
lain sebagainya,sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis
(berpindah tempat)meliputi : guling depan, guling belakang, guling lenting,
meroda, dan sebagainya
Tujuan melakukan senam lantai selain peningkatan melakukan bentuk –
bentuk latian senam lantai, juga sebagai latian agar mempermudah bentuk
latian / gerakan senam dengan alat.Bentuk senam lantai bermacam-macam
berdasarkan gerakannya. Senam lantai dilakukan dalam ruangan dan dapat juga
dilakukan di lapangan umum. Untuk menjaga keamanan dan keselamatan
peserta didik, maka digunakan matras.
Macam – macam bentuk gerakan senam lantai :
1) Guling ke depan (Froward Roll)
2) Guling ke belakang (Backward Roll)
3) Loncat harimau
4) Hand Stand
5) Meroda
6) Lompa jongkok
7) Roind off
8) Loncat kangkang
9) Kayang
10) Sikap lilin
11) Salto
12) Guling lenting
Berdasarkan materi yang ada yang ada dalam senam lantai (floor
exercise), keterampilan tersebut di atas terbagi dalam unsur gerakan yang
bersifat statis (di tempat) dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam
lantai yang bersifat statis (di tempat) meliputi: kayang, sikap lilin, splits, dan
lain sebagainya, sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis
(berpindah tempat) meliputi: guling depan, guling belakang, guling lenting,
meroda, loncat harimau dan commit to user
sebagainya (Muhajir, 2004: 133). Senam lantai
sering juga disebut latihan bebas, karena saat melakukan senam tidak
menggunakan benda atau perkakas lainnya. Apabila saat melakukan senam
lantai seseorang menggunakan perkakas misalnya balok, tongkat, atau latihan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

yang dilakukan tidak termasuk dalam senam irama, maka perkakas ini
hanyalah semata-mata merupakan bantuan sementara dalam peningkatan unsur
kelemasan, ketangkasan, keseimbangan, dan kekuatan. Bentuk latihan senam
lantai dapat dipisahkan dalam beberapa kelompok, di tinjau dari tempat (diam
di tempat) dan bergerak.
5. Loncat Harimau
Loncat harimau merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan
senam lantai. Loncat harimau adalah merupakan pengembangan dari gerakan
guling kedepan, yang di kembangkan dengan gerakan loncat dan melayang
diudara jaraknya lebih jauh dan tinggi. Untuk dapat melakukan gerakan loncat
harimau seorang siswa terlebih dahulu harus menguasai gerakan guling ke
depan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama dengan berguling ke depan
akan tetapi gerakannya didahului dengan loncatan ke atas. Dalam pembelajaran
loncat harimau guru sangat berperan penting dalam keberhasilan, tidak hanya
itu guru juga berperan penting dalam keselamatan siswa. Guru berada di sisi
matras dengan menempatkan tangan ditekuk siswa dan membantunya dengan
agak mengangkatnya.
Agus Mahendra (2001: 262) menjelaskan bahwa: “loncat harimau
merupakan suatu lanjutan gerak dari loncatan ke depan dengan tolakan kedua
kaki, pada saat yang sama kedua lengan direntangkan ke depan siap untuk
menopang badan yang jatuh "mendarat" di atas matras, dilanjutkan dengan
guling ke depan”. Tidak dapat disangkal bahwa kekhawatiran, sikap ragu-ragu
menyebabkan loncat an yang "tanggung-tanggung" menyebabkan anak jatuh
dalam sikap yang tidak diinginkan karena bobot badan akan bertambah karena
"terlempar" dari suatu jarak dan melalui ketinggian.

commit to user

Gambar 2.1. Gerakan Loncat Harimau


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Menurut Aip Syarifudin dan Muhadi (1992 : 112) berpendapat bahwa


gerakan loncat harimau dimulai dari:
Bersamaan dengan menolaknya kaki pada matras,lonjakan badan keatas ke
depan (usahakan kedua kaki dan tangan lurus atau membusur),lalu terus
meletakan kedua telapak tangan pada matras.saat kedua telapak tangan kena
pada matras segera kepala masukan ke Antara dedua tangan hingga seluruh
pundak kena pada matras, dan terus berguling kedepan bulat.
Loncat harimau adalah gerakan pada saat melakukan tolakan dengan 2
kaki, melayang di udara kemudian melakukan pendaratan di mana kedua
tangan menjulur ke depan yang bertujuan untuk menopang tubuh kemudian
tengkuk leher dimasukan ke dalam kemudian berguling ke arah depan melalui
bagian belakang badan (tengkuk) punggung, pinggang dan panggul belakang
yang gerakannya membentuk menyerupai bulatan dan dilanjutkan dengan
berdiri.
Faktor yang mempengaruhui gerakan loncat harimau agar berhasil ialah
Tolakan. Dalam loncat harimau adalah gerakan menolak dengan dua kaki.
Tolakan yang benar dan maksimal akan mendukung keberhasilan loncatan
karena semakin tinggi tubuh melayang di udara maka akan semakin lama
mendarat dan di tambah dengan daya dorong ke depan dari tolakan awalan,
akan tetapi perpaduan dorongan ke atas dan dorongan ke depan sehigga tubuh
semakin lama melayang di udara pada akhirnya hasil loncatnya akan semakin
jauh. Tolakan sekuat-kuatnya ke arah atas depan dengan kecondongan badan
40-50 derajat.
Menurut Muhajir (2003: 115) cara melakukan gerakan loncat harimau
sebagai berikut:
a) Untuk awalan dapat dilakukan dengan cara awalan sikap jongkok
ataupun berdiri kemudian kedua kaki rapat , dan tumit diangkat.
b) Kedua tangan dengan siku dibengkokan ke depan badan , kedua telapak
tangan dan pandangan menghadap kedepan.
c) Bersamaan dengan menolakan kedua kaki ,lompatlah keatas kedepan
dengan kedua tangan lurus kedepan hingga badan melayang di udara
dengan posisi badan dan kaki dalam keadaan lurus.
d) Saat telapak tangan menyentuh matras ,lipatkan kepala diantara kedua
tangan hingga pundak menyentuh matras
e) Kemudian ,lanjutkan dengan gerakan berguling kedepan secara bulat
dan sikap akhir jongkok, dimana kedua tangan lurus kedepan menuju
commit to user
keatas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Gambar 2.2. Teknik Gerakan Loncat Harimau.


Gerakan loncat harimau tidaklah begitu sulit dilakukan namun sering kali
terjadi kesalahan-kesalahan yang sering dialami.

a) Pada waktu meumpu tangan tidak sejajar sehingga mengakibatkan


gerakan selanjutnya tidak seimbang
b) Saat mengguling kedepan siswa tidak menggunakan tengkuk
,melainkan menggunakan kepala
c) Tidak membengkokkan siku kesamping tetapi kebelakang,sehingga
sulit untuk memasukan kepala keantara kedua tangan dan tidak
membawa berat badan kedepan
d) Sebelum seluruh pundak mengenai matras sudak meloncat atau
menolakkan kaki keatas, akibatnya punggung jatuh kematras.
e) Pada waktu memasukkan kepala diantara kedua tangan ,pinggul tidak
membantu mendorong kedepan, dan tangan tidak menahan.
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Gerlach & Ely (1971)
dalam (Azhar Arsyad, 2007:3) mengatakan bahwa “media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, ketrampilan atau sikap”. Dalam pengertian ini guru, buku
teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
commitmengajar
pengertian dalam proses belajar to user cenderung diartkan sebagai alat-

alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan


menyusun kembali informasi visual atau verbal.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam
proses belajar mengajar, penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan
(media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa
dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima
informasi. Kadang-kadang siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi
dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu secara lebih
lengkap.
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan
oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran.
Dengan perkataan lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari
kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat
bersifat rumit dan mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat
dikomunikasikan dengan baik kepada siswa.
b. Hakekat Media Bantu Pembelajaran
Media bantu pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Kelancaran kegiatan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tersedianya media bantu yang baik
dan memadai. Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:3) Media bantu
pembelajaran adalah “sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk
menyampaikan pesan pembelajaran”. Menurut Hujair AH. Sanaky
(2011:3) Pembelajaran adalah “proses komunikasi antara pembelajaran,
pengajar dan bahan ajar.” Dapat dikatakan bahwa bentuk komunikasi tidak
akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Media
bantu pembelajaran mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran.
Media bantu pembelajaran dapat digunakan sarana untuk menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik. Selain itu media bantu
pembelajaran juga bisa lebih memudahkan peserta didik dalam memahami
materi pembelajaran. Media bantu pembelajaran memiliki fungsi yang
sangat luas dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran yangcommit to user
baik dan tepat maka mendukung pencapaian
hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu seorang guru penjas harus
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

mampu memanfaatkan berbagai macam media bantu pembelajaran, jika


dalam materi penjas banyak terdapat kendala.
c. Tujuan dan Manfaat Media Bantu pembelajaran
1) Tujuan Media Bantu Pembelajran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran.
Menurut Hujair AH. Sanaky (2011:4) yaitu:
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas,
b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran,
c) Menjaga relevansi antar materi pelajaran dengan tujuan belajar
d) Membantu konsenterasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
2) Manfaat Media Bantu Pembelajaran
Manfaat media Pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran
.Menurut Hujair AH. Sanaky (2011) Berpendapat bahwa:
a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajaran sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar,
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai
tujuan pengajaran dengan baik,
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajaran tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga,
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga
aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.(hlm5)
3) Fungsi Media Bantu Pembelajaran
Media bantu pembelajaran berfungsi untuk merangsang
pembelajaran. Menurut Hujair AH. Sanaky (2011) Berpendapat bahwa:
a) Menghadirkan obyek yang sebenarnya dan obyek yang langkah,
b) Membuat duplikat dari obyek yang sebenarnya,
c) Membuat konsep abstrak kekonsep konkret,
d) commit
Memberi kesamaaan to user
presepsi,
e) Mengatasi hambatan waktu , tempat jumlah dan jarak
f) Menyajikan ulang informasi secara konsisten
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

d. Penggunaan Media Bantu dalam Pembelajaran Penjas


Penggunaan media bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting.
Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam
pembelajaran materi penjas, karena keterbatasan alat bantu atau bahkan
sama sekali tidak ada media bantu yang disediakan oleh sekolah. Keluhan
umum guru pendidikan jasmani yakni keterbatasan alat. Tidak tersedianya
alat dapat menjadi faktor penghambat karena berpengaruh langsung
terhadap struktur pelajaran pengaturan siswa.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, media atau alat bantu dalam
pelajaran pendidikan jasmani sangat penting. Tersedianya media bantu
yang relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses
belajar mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia
menuntut seorang guru berkreatifitas agar pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan diperoleh hasil belajar yang optimal. Terbuka untuk
pendidikan jasmani untuk membuat sendiri alat-alat sesuai dengan
kebutuhan guna menyampaikan bahan pelajaran.
e. Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran dalam Loncat harimau
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki
sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif
dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan
prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan
mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah
ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak
didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan.
Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan
jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
Untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran olahraga,
dalam hal ini akan dibuat alat bantu pembelajaran. Di sini juga terdapat
masalah keterbatasan peralatan untuk senam lantai.
Alat bantu yang dipergunakan adalah dengan menggunakan matras untuk
senam, kardus, tali rafia, commit
paralon,totiang
userpenyangga.

Perlengkapan alat bantu pembelajaran loncat harimau diantaranya :


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

a) Matras

Gambar 2.3. Matras dan penggunaannya

Matras digunakan sebagai alas atau landasan untuk pembelajaran loncat


harimau supaya siswa merasa lebih aman untuk melakukan loncat harimau.

b) Tali Rafia

Gambar 2.4. Tali raffia dan penggunaannya.

Tali faria digunakan sebagai rintangan dalam pembelajaran loncat harimau


supaya membantu siswa untuk memberikan loncatan saat melaksanakan loncat
harimau.

c) Paralon

Gambar 2.5.commit to dan


Paralon userpenggunaannya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Paralon digunakan sebagai rintangan dalam pembelajaran loncat harimau


supaya membantu siswa untuk memberikan loncatan saat melaksanakan loncat
harimau.

d) Kardus

Gambar 2.6. Kardus dan penggunaanya.

Kardus digunakan sebagai rintangan dalam pembelajaran loncat harimau


supaya membantu siswa untuk memberikan loncatan saat melaksanakan loncat
harimu.

e) Tiang penyangga

Gambar 2.7. Tiang penyangga dan penggunaannya.

Tiang penyangga digunakan sebagai tempat untuk menempatkan tali raffia


dan paralon dalam pembelajaran senam gerak loncat harimau.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

B. Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran senam lantai khususnya loncat harimau bisa


berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Antara
lain guru, media pembelajaran dan metode mengajar.
Dalam pembelajaran loncat harimau yang terdiri dari teknik meloncat
kemudian berguling, siswa kurang mampu meguasai teknik tersebut dikarenakan
siswa kurang memahami teknik dasar loncat harimau mulai dari tahap awal sampai
akhir gerakan. Maka dari itu diperlukan teknik atau cara agar siswa mampu
menguasai teknik dasar loncat harimau, salah satunya dengan penggunaan alat
bantu pembelajaran.
Pembelajaran dengan penggunaan alat bantu pembelajaran yang terdiri
matras, kardus, paralon, tali rafia, dan tiang penyangga merupakan solusi untuk
meningkatkan kamampuan siswa dalam melakukan gerakan loncat harimau.
Pembelajaran loncat harimau dengan penggunaan alat bantu pembelajaran
diharapkan mampu membuat siswa tertarik dan tidak takut untuk mencoba gerakan
loncat harimau. Penggunaan alat bantu pembelajaran bertujuan menarik minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PJOK, khususnya loncat harimau.
.Dengan penggunaan alat bantu pembelajaran juga bertujuan membuat siswa
mampu menguasai teknik dasar loncat harimau dari tahap awal sampai akhir
gerakan sehingga kemampuan siswa menjadi semakin meningkat.
Siswa yang awalnya belum menguasai teknik dasar loncat harimau, setelah
diberikan perlakuan penggunaan alat bantu pembelajaran dan semakin sering
mencoba penggunaan alat bantu tersebut, siswa menjadi semakin terbiasa dan lebih
percaya diri sehingga akan meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
gerakan loncat harimau.
Dengan adanya penggunaan alat bantu pembelajaran dapat membuat siswa
kelas XI TKJ C SMK Negeri 9 Surakarta merasa senang dan tertarik untuk
mengikuti mata pelajaran olahraga. Penggunaan alat bantu pembelajaran dalam
pembelajaran loncat harimau, guru dapat memberi penjelasan yang mendetail dan
mempermudah siswa dalam menangkap penjelasan
commit to user teknik dasar loncat harimau,
sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran loncat harimau juga akan
meningkat. Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, alur kerangka
pemikiran dalam penelitian ini secara skematis sebagai berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Peserta didik :

- Jenuh hanya berlatih


Guru kurang
sendiri.
mampu mengontrol - Siswa kurang aktif
Kondisi Awal pesrta didik pada dalam pembelajaran
pembelajaran dan bertindak
senam lantai semaunya sendiri.
khususnya loncat - Hasil belajar PJOK
harimau rendah
- Kualitas gerakan
loncat harimau yang
dilakukan peserta
didik kurang

Siklus I : guru dan


Penggunaan
peneliti menyusun
beberapa alat bantu
bentuk pengajaran yang
pembelajaran
bertujuan untuk
Tindakan loncat harimau
meningkatkan hasil
belajar loncat harimau,
melalui penggunaan
beberapa alat bantu
pembelajaran.

Melalui
penggunaan
Siklus II : upaya
beberapa alat bantu,
perbaikan dari tindakan
pesrta didik akan
silkus I sehingga
lebih mudah
meningkatkan hasil
menguasai materi
belajar loncat harimau,
loncat harimau
melalui penggunaan
Kondisi Akhir sehingga hasil
beberapa alat bantu
pembelajaran bisa
pembelajaran
maksimal.

commit to user

Gambar 2.8. Alur Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai