Landasan pendidikan tergolong ke dalam jenis landasan yang bersifat konseptual. Landasan yang bersifat konseptual pada dasarnya identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir (melakukan suatu studi) dan/atau dalam rangka bertindak (melakukan suatu praktik). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Sebagaimana telah kita pahami, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. Peranan Landasan Filosofis Pendidikan Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Mustadi mengatakan bahwa Kebutuhan akan guru sebagai tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional sangat penting. Hal ini terkait dengan tugas dan tanggung jawab mereka setelah selesai menempuh studi yaitu sebagai guru yang profesional. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, landasan filsofis pendidikan Pragmatisme, dsb. Contoh: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman dria”. Implikasinya, penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi, praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian, dsb).
B. Pendidikan Sejarah
Pendidikan sejarah merupakan pendidikan yang sangat penting untuk
mengajarkan kepada peserta didik akan pentingnya sejarah sebagai pembentuk kepribadian siswa. Sartono Kartodirdjo dalam (Susanto, 2014:35) berpendapat bahwa dalam rangka pembangunan bangsa, pengajaran sejarah tidak semata mata berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kemampuan berpikir kesejarahannya. Pendidikan sejarah merupakan Pendidikan yang sanggat penting Untuk membentuk peserta didik memiliki pemikiran tentang sejarah yang tinggi, maka dalam pendidikan sejarah harus mengarah pada empat tujuan pendidikan sejarah itu sendiri
C. Kontribusi Ideologi dalam Pendidikan
ideologi umumnya telah melegitimasi praktik-praktik pendidikan. Di mana
ketika masyarakat tradisional mulai mengalami perubahan menjadi modern, legitimasi ritualistik pendidikan membuka peluang untuk tipe baru legitimasi ideologis pendidikan. Dalam hal ini terdapat dua atribut penting : 1. yaitu melibatkan munculnya pengakuan atas hak mereka untuk memilih jenis pendidikan yang sesuai dengan selera mereka, nilai-nilai mereka, tujuan mereka, pemahaman mereka, dan lain-lain. Dalam realisasi pandangan baru ini, mereka tidak lagi merasa wajib untuk mengenyam pendidikan pada lembaga pendidikan negeri yang umumnya membawa legitimasi ideologis tertentu. 2. yaitu membutuhkan keberadaan yang simultan dari beberapa konsepsi pendidikan, yang mana peserta didik dapat dengan bebas memilih jenis pendidikan yang cocok untuk pandangan dunia atau weltanschauung peserta didik tersebut.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita