Anda di halaman 1dari 15

Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

MENEGASKAN MANUSIA SEBAGAI OBJEK DAN SUBJEK


ILMU PENDIDIKAN

AISYAH ANGGRAENI
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2019
FIP Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat
E-mail: aisyahrae@gmail.com

ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengulas aspek manusia sebagai objek dan subjek ilmu pen-
didikan. Hal ini dengan tujuan memberi wawasan kepada warga bangsa (khususnya
yang berkiprah di dunia pendidikan) dalam hal: memahami hakikat manusia yang
menjadi objek pendidikan; memahami hakikat manusia yang menjadi objek dan
sekaligus subjek pendidikan; dan memahami proses pendidikan yang seharusnya
dilakukan setelah memahami hakikat manusia yang menjadi objek dan sekaligus subjek
pendidikan. Melalui penyelidikan tulisan ini, diketahui bahwa sebetulnya ada pema-
haman yang perlu dirombak. Umumnya selama ini dikatakan, manusia adalah objek
pendidikan. Hal itu kurang tepat. Sejatinya, manusia juga merupakan subjek pendidikan,
selain menjadi objek pendidikan itu sendiri. Sebagai objek pendidikan, manusia
khususnya anak-anak menjadi sasaran untuk melaksanakan proses pendidikan. Sedang-
kan sebagai subjek pendidikan, manusia bertanggung jawab menyelenggarakan pen-
didikan. Setiap manusia harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar
kemanusiaan. Melalui pendidikan akan dihasilkan manusia-manusia yang mempunyai
nilai moral bagus. Mendidik manusia bermaksud mendidik insaniah manusianya.
Insaniah manusia terdiri dari empat elemen, yaitu akal, roh atau hati, nafsu dan fisikal
atau jasmani. Keempat-empat elemen inilah yang perlu dididik dan dibangunkan.
Demikianlah proses pendidikan itu seharusnya dilakukan.
Kata kunci: manusia, objek, subjek, proses pendidikan.

A. PENDAHULUAN Secara sederhana, aspek-aspek


Jamak diketahui bahwa manusia dari manusia yang menjadi objek pendi-
merupakan subjek dan sekaligus objek dikan bisa dibagi dua, yaitu dipandang
dari program pendidikan. Namun perso- dari objek formal dan objek material.
alan yang sering diperdebatkan adalah Ilmu pendidikan dari segi objek mate-
aspek-aspek apa saja dari manusia yang rialnya adalah manusia, sedangkan ob-
menjadi objek dan subjek pendidikan jek formalnya (sudut pandangannya)
serta bagaimana proses pendidikan itu adalah kegiatan menusia dalam mem-
seharusnya dilakukan? bimbing perkembangan kepribadian dan
kemampuan manusia lain ke arah tujuan

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 60


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

yang diharapkan. Sementara sebagai bangsa (khususnya yang berkiprah di


subjek pendidikan, manusia bertang- dunia pendidikan) dalam hal: (1) Me-
gung jawab menyelenggarakan pendidi- mahami hakikat manusia yang menjadi
kan. objek pendidikan. (2) Memahami haki-
Namun demikian, agar lebih men- kat manusia yang menjadi objek dan
dalam, terkait persoalan aspek-aspek sekaligus subjek pendidikan. (3) Me-
apa saja dari manusia yang menjadi mahami proses pendidikan yang seha-
objek dan subjek pendidikan serta ba- rusnya dilakukan setelah memahami
gaimana proses pendidikan itu seharus- hakikat manusia yang menjadi objek
nya dilakukan, jawabannya bisa kita dan sekaligus subjek pendidikan.
runut terlebih dahulu dari filsafat ilmu C. METODE
(pengetahuan). Selanjutnya, baru masuk Metode yang dipakai untuk tuli-
kepada aspek-aspek apa saja dari manu- san ini bersifat deskriptif kualitatif dan
sia yang menjadi objek dan subjek pen- studi literatur. Pada hakikatnya, pene-
didikan. litian deskriptif kualitatif adalah suatu
B. PERUMUSAN MASALAH metode dalam meneliti status sekelom-
Menyimak uraian latar belakang pok manusia, suatu objek dengan tujuan
di atas, muncul pertanyaan yang men- membuat deskripsi, gambaran atau lu-
jadi permasalahan dalam tulisan ini, ya- kisan secara sistematis, faktual dan aku-
itu: (1) Bagaimanakah hakikat manusia rat mengenai fakta-fakta yang diselidiki.
yang menjadi objek pendidikan? (2) Penelitian deskriptif kualitatif ini ber-
Bagaimanakah hakikat manusia yang tujuan untuk mendeskripsikan apa saja
menjadi objek dan sekaligus subjek yang terjadi saat ini. Artinya, penelitian
pendidikan? (3) Bagaimanakah proses ini mendeskripsikan, mencatat, meng-
pendidikan yang seharusnya dilakukan analisis dan menginterpretasikan kon-
setelah memahami hakikat manusia disi yang sekarang ini terjadi. Dengan
yang menjadi objek dan sekaligus sub- perkataan lain, penelitian deskriptif kua-
jek pendidikan? litatif bertujuan untuk memperoleh in-
Dengan menguak jawaban atas formasi keadaan yang ada. Sementara
masalah di atas, diharapkan tulisan ini metode literatur ialah metode pengum-
bisa memberi wawasan kepada warga pulan data yang dilaksanakan dengan

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 61


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

cara mengambil data-data yang diperlu- ngan melihat objek material dan objek
kan dari literatur-literatur yang ber- formal ilmu pengetahuan tersebut.
kaitan. Adapun implikasi dari objek ma-
D. SEBAGAI OBJEK PENDIDIKAN terial dan objek formal yang ditemukan
Ilmu pengetahuan memiliki ciri- dalam bidang ilmu pengetahuan antara
ciri yang salah satu di antaranya adalah lain: (1) Sejauh mana batas-batas atau
mempunyai objek atau lapangan pem- ruang lingkup yang menjadi wewenang
bahasan yang jelas sehingga dapat di- masing-masing ilmu khusus itu, dari
pisahkan dengan objek ilmu lain. Pada mana ilmu khusus itu dimulai, dan
dasarnya, tulis Hendrizal (2017:47-58), sampai di mana harus berhenti. (2) Di
setiap ilmu pengetahuan memiliki objek manakah sesungguhnya tempat-tempat
yang dapat dibedakan kepada objek ma- ilmu khusus dalam realitas yang me-
terial dan objek formal. Objek material lingkupinya. (3) Metode-metode yang
merupakan objek yang dilihat dari wu- dipakai ilmu tersebut berlakunya sam-
jud bendanya, sedangkan objek formal pai di mana. (4) Apakah persoalan kau-
adalah objek yang dilihat dari apa yang salitas (hubungan sebab-akibat) yang
dibahas dalam ilmu itu sendiri. Objek berlaku dalam ilmu kealaman juga ber-
material ilmu pengetahuan adalah hal laku bagi ilmu-ilmu sosial maupun hu-
atau bahan yang menjadi sasaran suatu maniora.
ilmu pengetahuan, sedangkan objek Pendidikan adalah usaha sadar
formal ilmu pengetahuan adalah sudut dan terencana untuk mewujudkan sua-
pembahasan suatu ilmu pengetahuan. sana belajar dan proses pembelajaran
Objek material merupakan sasaran yang agar peserta didik secara aktif mengem-
dipelajari dalam ilmu pengetahuan, se- bangkan potensi dirinya untuk memiliki
dangkan objek formalnya merupakan kekuatan spiritual keagamaan, pengen-
sudut pembahasan berkaitan dengan dalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ilmu pengetahuan. Atas dasar itu dapat akhlak mulia, serta keterampilan yang
dipahami bahwa lapangan ilmu penge- diperlukan dirinya dan masyarakat. Se-
tahuan sangat luas sehingga untuk dapat mentara ilmu pendidikan merupakan
membedakan antara satu bidang ilmu ilmu pengetahuan yang mempelajari
pengetahuan dengan lainnya adalah de- masalah membimbing peserta didik ke

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 62


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

arah tujuan tertentu, yaitu mampu se- dibagi menjadi dua, yaitu: (1) ilmu pen-
cara mandiri menyelesaikan tugas man- didikan makro yang menyelidiki kese-
dirinya. Lapangan pembahasan ilmu luruhan yang terpadu dari semua satuan
pendidikan dari segi objek materialnya dan kegiatan pendidikan yang berkaitan
adalah manusia, sedangkan objek for- satu dengan lainnya untuk mengusaha-
malnya (sudut pandangannya) adalah kan tercapainya tujuan nasional; dan (2)
kegiatan menusia dalam membimbing ilmu pendidikan mikro yang menye-
perkembangan kepribadian dan kemam- lidiki satuan pendidikan atau kegiatan
puan manusia lain ke arah tujuan yang pendidikan secara keseluruhan atau
diharapkan. Jika merujuk pendapat hanya satu satuan atau satu bentuk ke-
Azwar Ananda (2016:9-10), dari sudut giatan pendidikan.
pandang ini akan tampak masalah- Adapun objek formal ilmu pen-
masalah yang perlu dibahas, antara lain: didikan sebagaimana dijelaskan Redja
Apa pendidikan itu? Mengapa manusia Mudyahardjo (2010) adalah pendidikan
perlu dididik? Siapa yang berkewajiban yang dapat diartikan secara maha luas,
mendidik manusia? Di mana sebaiknya sempit, dan luas terbatas.
pendidikan itu dilaksanakan? Bagai- Pendidikan dalam artian yang
mana cara yang baik untuk mendidik maha luas adalah segala situasi dalam
manusia? Apa tujuan yang ingin dicapai hidup yang mempengaruhi pertumbu-
dari pendidikan? han seseorang. Pendidikan adalah pe-
Objek material di dalam ilmu ngalaman belajar, yang oleh karenanya
pendidikan berkenaan dengan aspek- pendidikan dapat pula didefinisikan
aspek yang menjadi garapan penyelidi- sebagai keseluruhan pengalaman belajar
kan langsung ilmu pendidikan. Sedang- setiap orang sepanjang hidupnya.
kan yang menjadi objek formal ilmu Sedangkan pengertian pendidikan
pendidikan berkenaan dengan bidang dalam arti sempit adalah sekolah atau
yang menjadi keseluruhan ruang ling- persekolahan (schooling). Sekolah ada-
kup garapan ilmu pendidikan. Objek lah lembaga pendidikan formal sebagai
material ilmu pendidikan adalah salah salah satu hasil rekayasa dari peradaban
satu aspek pendidikan. Apabila dilihat manusia, selain keluarga, dunia kerja,
dari segi ini, maka ilmu pendidikan negara, dan lembaga keagamaan. Oleh

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 63


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

karena itu, pendidikan dalam arti sempit katan terhadap objek material ilmu pe-
adalah sekolah yang diupayakan dan ngetahuan biasa disebut sebagai objek
direkayasa dimana anak-anak dan re- formal. Dari berbeda-bedanya objek
maja diserahkan kepadanya agar mereka ilmu pengetahuan ini timbullah ragam
mempunyai kemampuan yang sempurna dan corak ilmu pengetahuan.
dan kesadaran penuh terhadap hubu- Dengan mengetahui objek mate-
ngan-hubungan dan tugas-tugas sosial rial dan objek formal ilmu pengetahuan,
mereka. kita dapat mengetahui bidang keilmuan
Sementara dalam pengertian luas apakah yang dimungkinkan dapat mem-
terbatas, pendidikan merupakan berba- berikan jawaban atas pertanyaan-per-
gai macam pengalaman belajar dalam tanyaan dan permasalahan yang kita
keseluruhan lingkup kehidupan, baik di miliki. Namun yang jelas, ilmu penge-
sekolah maupun di luar sekolah, yang tahuan harus ada objeknya, baik objek
sengaja dilakukan untuk mencapai tu- material maupun objek formal. Objek
juan-tujuan tertentu. material adalah bahan yang menjadi
E. SEBAGAI OBJEK DAN SUBJEK sasaran suatu ilmu pengetahuan, se-
PENDIDIKAN dangkan objek formal adalah sudut
Dewasa ini, corak dan ragam pembahasan suatu ilmu pengetahuan.
ilmu pengetahuan sangatlah banyak. Misal, ilmu jiwa dan ilmu manusia yang
Corak dan ragam yang berbeda-beda ini kedua macam ilmu pengetahuan itu
timbul karena adanya perbedaan cara mempunyai objek material sama (manu-
pandang dalam memahami objek ilmu sia), akan tetapi objek formalnya ber-
pengetahuan. beda. Oleh karena itu, objek material
Objek ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan dapat sama, sedang-
sesuatu yang merupakan bahan dari kan objek formalnya berbeda.
penelitian atau pembentukan pengetahu- Pendidikan adalah upaya me-
an. Inti pembahasan atau pokok persoa- ngembangkan potensi-potensi manusia-
lan dan sasaran material dalam ilmu pe- wi peserta didik, baik potensi fisik,
ngetahuan sering disebut sebagai objek potensi cipta, rasa, maupun karsanya,
material ilmu pengetahuan. Sedangkan agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
cara pandang atau pendekatan-pende- berfungsi dalam perjalanan hidupnya.

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 64


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

Dasar pendidikan adalah cita-cita ke- gung jawab menyelenggarakan pendidi-


manusiaan universal. Pendidikan ber- kan. Mendidik manusia bermaksud
tujuan menyiapkan pribadi dalam ke- mendidik insaniah manusianya. Insa-
seimbangan, kesatuan organis, harmo- niah manusia terdiri dari empat elemen,
nis, dinamis, guna mencapai tujuan yaitu akal, roh atau hati, nafsu, dan
hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan fisikal atau jasmani. Keempat-empat
adalah filsafat yang digunakan dalam elemen inilah yang perlu dididik dan di-
studi mengenai masalah-masalah pen- bangunkan. Hasil dari pendidikan insa-
didikan. Menurut John Dewey (1966), niah, lahirlah kemajuan insaniah atau-
pendidikan adalah proses pembentukan pun apa yang kita namakan pembangu-
kecakapan fundamental secara intelek- nan insani. Apabila insan telah terba-
tual dan emosional ke arah alam dan ngun, lahirlah akhlak yang baik, manu-
semesta manusia. Berdasarkan penda- sia yang jujur, berkasih sayang, pemu-
patnya, maka mendidik ialah membantu rah, takut akan Tuhan, bertakwa, meng-
anak dengan sengaja (dengan jalan utamakan orang lain, yang bisa berbuat
membimbing) menjadi menusia dewasa baik kepada orang yang berbuat jahat
yang bertanggung jawab terhadap diri padanya, dan berbagai sifat mulia lain-
sendiri, baik biologis, psikologis, paeda- nya. Sementara dari pendidikan material
gogis maupun sosiologis. atau kebendaan maka terhasilkanlah ke-
Dengan menyelidiki seperti di majuan lahiriah dan kemajuan fisikal.
atas, sebetulnya ada pemahaman yang Dalam hal ini filsafat merupakan
perlu dirombak. Umumnya selama ini upaya perenungan pemikiran yang siste-
dikatakan, manusia adalah objek pen- matis dan rasional untuk memahami
didikan. Hal itu kurang tepat. Sejatinya, siapa diri kita dan bagaimana kita me-
manusia juga merupakan subjek pen- mahami dunia di sekitar kita. Dalam
didikan, selain menjadi objek pendidi- rangka menjalankan tugas kekhalifahan
kan itu sendiri. Sebagai objek pendidi- di muka bumi, kita butuh ilmu penge-
kan, manusia khususnya anak-anak tahuan dan keterampilan, dimana de-
menjadi sasaran untuk melaksanakan ngan ilmu tersebut hidup menjadi mu-
proses pendidikan. Sedangkan sebagai dah, dan dengan keterampilan maka kita
subjek pendidikan, manusia bertang- dapat bekerja dalam rangka mengeksis-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 65


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

kan diri kita di tengah kelompok yang rasa tanggung jawab, dan sebagainya
ada. Namun perlu disadari bahwa ilmu juga akan tumbuh dalam kepribadian
dan keterampilan saja tidak cukup, kita manusia melalui proses pendidikan.
juga butuh kecakapan hidup (life skill). Tampaklah bahwa manusia sa-
Ilmu, keterampilan dan life skill itu ha- ngat membutuhkan pendidikan, karena
nya dapat diperoleh melalui pendidikan. melalui pendidikanlah manusia dapat
Berpikir filsafat akan menghantarkan mempunyai kemampuan-kemampuan
seseorang kepada jiwa dari ilmu penge- mengatur dan mengontrol serta menen-
tahuan. Artinya, apapun yang kita lihat tukan dirinya sendiri. Melalui pendidi-
dan kemudian kita ilmui, melalui pemi- kan pula perkembangan kepribadian
kiran filsafati, kita akan sampai pada manusia dapat diarahkan kepada yang
makna hakikinya. Jadi, filsafat adalah lebih baik. Dan melalui pendidikan pula
jiwa dari ilmu pengetahuan manusia. kemampuan tingkah laku manusia dapat
Namun sebaliknya, ilmu pengeta- didekati dan dianalisis secara murni.
huan yang didasarkan kepada landasan Pada dasarnya, pendidikan mem-
falsafah pendidikan tanpa mengerti punyai arti penting bagi kehidupan ma-
manusia, berarti membina sesuatu tanpa nusia, yaitu pendidikan diakui sebagai
mengerti untuk apa, bagaimana, dan kekuatan yang dapat mendorong manu-
mengapa manusia dididik. Tanpa me- sia mencapai kemajuan peradaban. Se-
ngerti atas manusia, baik sifat-sifat indi- lain itu, pendidikan memberikan bekal
vidualitasnya yang unik, maupun poten- kepada manusia untuk menyongsong
si-potensi yang justru akan dibina, pen- hari esok yang lebih cerah dan manu-
didikan akan salah arah. Esensia kepri- siawi. Persoalan pendidikan memang
badian manusia – yang tersimpul dalam masalah yang sangat penting dan aktual
aspek-aspek individualitas, sosialitas sepanjang masa, karena hanya dengan
dan moralitas – hanya mungkin menjadi pendidikanlah manusia akan mempe-
realita (tingkah laku, sikap) melalui roleh pengetahuan dan keterampilan
pendidikan yang diarahkan kepada dalam kapabilitas mengelola alam yang
masing-masing esensia itu. Harga diri, dikaruniakan Tuhan kepada makhluk-
kepercayaan pada diri sendiri (self- Nya. Hal ini menunjukkan bahwa pen-
respect, self-reliance, self confidence), didikan sangat besar kontribusinya da-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 66


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

lam pembinaan moral, kesejahteraan untuk memanusiakan manusia agar


dan kemajuan suatu bangsa. Oleh ka- menjadi sebenar-benarnya manusia.
rena itu, untuk mengukur kemajuan Upaya itu terintegrasikan dalam kajian
suatu umat atau bangsa dapat dilihat tentang pendidikan seperti kajian his-
seberapa jauh tingkat pendidikannya. toris, filosofis, psikologis, dan sosio-
Pendidikan merupakan fenomena logis. Aktivitas yang dilakukan juga
yang fundamental atau asasi dalam ke- tidak terlepas dari aktivitas pendidikan,
hidupan manusia. Ketika ada kehidupan yaitu aktivitas mendidik dan dididik
manusia, di sana terdapat pendidikan. serta pemikiran yang sistematis tentang
Pendidikan diselenggarakan untuk me- pendidikan.
ngembangkan potensi-potensi yang di- Pendidikan sebagai disiplin ilmu
miliki manusia. Paham seperti inilah harus memiliki tiga syarat, yaitu memi-
yang selalu dipegah oleh kalangan pen- liki objek studi (objek material dan
didik. Dengan seperti itu, muncullah objek formal), memiliki sistematika,
tuntutan akan adanya pendidikan yang dan memiliki metode.
terselenggara dengan baik, teratur, dan Pertama, kajian ilmu pendidikan
didasarkan atas pemikiran yang matang. memiliki objek meterial yang disebut
Pada gilirannya, pandangan tentang sebagai perilaku manusia. Perilaku ma-
pentingnya pendidikan membawa ma- nusia yang hidup dalam masyarakat pun
nusia melahirkan teori-teori tentang bisa juga dilihat dari segi-segi lainnya
pendidikan. seperti psikologis, sosiologis dan antro-
Dari telaah yang dilakukan para pologis. Objek formal ilmu pendidikan
ahli ilmu pendidikan dapat disimpulkan adalah menelaah fenomena pendidikan
bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu dalam perspektif yang luas dan inte-
yang menelaah fenomena pendidikan gratif.
dalam perspektif yang luas dan inte- Kedua, ilmu pendidikan harus
gratif. Fenomena pendidikan yang di- memiliki sistematika. Sistematika da-
maksudkan bukan hanya gejala yang lam ilmu pendidikan dibedakan dalam
melekat pada manusia. Fenomena-feno- tiga tinjauan. Ketiga tinjauan itu adalah
mena dalam pendidikan yang muncul melihat gejala pendidikan sebagai gejala
diupayakan juga dalam pembentukan manusiawi, melihat pendidikan sebagai

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 67


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

upaya sadar, dan upaya melihat pendidi- dengan mengkaji fondasi-fondasi pen-
kan sebagai gejala manusiawi sekaligus didikan yang berprinsip pada studi
upaya sadar untuk mengantisipasi per- tentang fakta-fakta, prinsip dasar yang
kembangan sosio-budaya di masa de- melandasi pencarian kebijakan, serta
pan. praktik pendidikan yang berharga dan
Ketiga, ilmu pendidikan harus efektif. Fondasi pendidikan berupa ka-
memiliki metode. Metode merupakan jian-kajian ilmu pendukung seperti
jalan atau upaya ilmiah untuk me- sejarah, filsafat, sosiologi dan psikologi
mahami dan mengembangkan ilmu hanyalah sebagai teori-teori terpelajar.
yang bersangkutan. Metode yang sering Ilmu pendidikan dikembangkan untuk
dipakai dalam ilmu pendidikan seperti membawa teori-teori kajian tersebut
metode naratif, eksplanatori, teknologis, lebih berarti bagi kehidupan, terutama
deskriptif-fenomenologis, hermeneutis, sekali kehidupan bagi anak-anak dan
dan analisis kritis (filosofis). orang dewasa di sekolah.
Pengembangan ilmu pendidikan Objek material merupakan hal-hal
juga tidak terlepas dari sifat-sifat ilmu atau aspek-aspek yang menjadi garapan
tersebut. Ilmu pendidikan sebagai ilmu langsung riset pendidikan. Menurut
juga memiliki sifat empiris, rohaniah, Heryanto (dalam Hendrizal, 2017:54),
normatif, historis, teoritis, dan praktis. objek material ilmu pendidikan ialah
Sifat-sifat keilmuan yang terdapat da- manusia seutuhnya, manusia yang leng-
lam ilmu pendidikan berusaha untuk kap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu
menempatkan diri di dalam fenomena manusia yang berakhlak mulia dalam
atau situasi pendidikan yang meng- situasi pendidikan atau diharapkan me-
arahkan diri pada perwujudan atau lampaui manusia sebagai makhluk so-
realisasi dari ide-ide yang dibentuk dan sial yang mengingat sebagai warga ma-
kesimpulan-kesimpulan yang diambil. syarakat ia mempunyai ciri warga yang
Perwujudan dari ide-ide tersebut di- baik. Agar pendidikan dalam praktek
arahkan agar ilmu pendidikan mampu terbebas dari keragu-raguan, maka ob-
untuk berkembang dan bisa menjawab jek material ilmu pendidikan dibatasi
segala tantangan dari masyarakat itu pada manusia seutuhnya di dalam feno-
sendiri. Perkembangan ilmu pendidikan mena atau situasi pendidikan. Hal ini

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 68


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

berarti ruang lingkup pendidikan adalah Pendidikan tidaklah berlangsung se-


ruang lingkup manusia seutuhnya dalam umur hidup, melainkan dalam jang-
kedudukannya sebagai peserta didik – ka waktu terbatas. Keterbatasan ini
baik secara individu maupun kelompok juga tidak hanya menyangkut keter-
(sosial) – dalam konteks pendidikan. batasan waktu, tetapi juga tempat,
Objek formal ilmu pendidikan bentuk kegiatan dan tujuan.
merupakan bidang yang menjadi kese- 3. Dalam pengertian luas terbatas,
luruhan ruang lingkup garapan riset pendidikan merupakan berbagai ma-
pendidikan. Objek formal ilmu pen- cam pengalaman belajar dalam ke-
didikan adalah pendidikan. Pendidikan seluruhan lingkup kehidupan, baik
di sini dalam arti yang maha luas, di sekolah maupun luar sekolah,
sempit, maupun dalam pengertian luas yang sengaja dilakukan untuk men-
terbatas. Pengertian pendidikan tersebut capai tujuan-tujuan tertentu.
dapat diuraikan sebagai berikut: Di mana tempat kedudukan ilmu
1. Dalam pengertian maha luas, pen- pendidikan dalam keseluruhan ilmu
didikan sama dengan hidup. Pen- sangat bergantung pada peta klasifikasi
didikan adalah segala situasi dalam keseluruhan ilmu atau bagaimana kese-
hidup yang mempengaruhi pertum- luruhan ilmu diklasifikasi. Seperti kita
buhan sesorang. Pendidikan adalah ketahui, klasifikasi ilmu atau struktur
pengalaman belajar, sehingga pen- ilmu sebagai satu keseluruhan tidaklah
didikan dapat pula didefinisikan se- satu macam, tetapi bermacam-macam.
bagai keseluruhan pengalaman bela- Oleh karena itu, status ilmu pendidikan
jar setiap orang sepanjang hidupnya. dalam keseluruhan ilmu tidaklah dapat
Pendidikan berlangsung tidak dalam dijawab hanya dengan satu macam kla-
batas usia tertentu, tetapi berlang- sifikasi.
sung sejak manusia itu lahir sampai Dapat disimpulkan, ilmu pendidi-
mati. kan dari segi objek formal adalah pen-
2. Dalam pengertian sempit, pendidi- didikan yang dapat diartikan secara
kan adalah sekolah, yakni lembaga maha luas, sempit dan luas terbatas. Da-
pendidikan sebagai salah satu hasil lam pengertian maha luas, pendidikan
rekayasa dari peradaban manusia. sama dengan hidup. Pendidikan adalah

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 69


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

segala situasi dalam hidup yang mem- suatu ilmu pengetahuan pendidikan, se-
pengaruhi pertumbuhan seseorang. Pen- dangkan objek formal ilmu pendidikan
didikan adalah pengalaman belajar. adalah sudut pembahasan suatu ilmu
Oleh karena itu, pendidikan dapat pula pengetahuan pendidikan. Kedua objek
didefinisikan sebagai keseluruhan pe- ilmu pendidikan ini memiliki keter-
ngalaman belajar setiap orang sepanjang kaitan, baik sebagai ilmu murni maupun
hidupnya. Objek material ilmu penge- ilmu terapan. Misalnya ilmu antropo-
tahuan adalah hal atau bahan yang men- logi, ilmu sosiologi dan ilmu psikologi
jadi sasaran suatu ilmu pengetahuan, yang ketiga macam ilmu pengetahuan
sedangkan objek formal ilmu penge- itu mempunyai objek material sama,
tahuan adalah sudut pembahasan suatu yaitu manusia, akan tetapi objek formal-
ilmu pengetahuan. Objek material me- nya berbeda. Ilmu antropologi memba-
rupakan sasaran yang dipelajari dalam has tentang manusia dari sudut pandang
ilmu pengetahuan, sedangkan objek for- aneka warna, bentuk fisik masyarakat,
malnya merupakan sudut pembahasan serta kebudayaan yang dihasilkan. Ilmu
berkaitan dengan ilmu pengetahuan. sosial membahas manusia dari sudut
Atas dasar itu dapat dipahami bahwa pembahasan kehidupan individu dan in-
lapangan ilmu pengetahuan sangat luas, teraksinya dengan masyarakat, sedang-
sehingga untuk dapat membedakan kan ilmu psikologi membahas manusia
antara satu bidang ilmu pengetahuan dari sudut pembahasan jiwa dan pikiran
dengan lainnya adalah dengan objek dari individu itu sendiri. Oleh karena itu
material dan objek formal ilmu penge- objek material (sasaran yang dipelajari)
tahuan tersebut, termasuk di sini dalam ilmu pengetahuan dapat sama, sedang-
memandang objek dari ilmu pendidikan. kan objek formalnya (sudut pembaha-
Mencermati hal itu, dapat ditegas- sannya) berbeda. Jadi, dalam hal objek,
kan bahwa aspek-aspek dari manusia ilmu pendidikan dibedakan antara objek
yang menjadi objek pendidikan bisa material, objek formal, dan situasi pen-
dibagi dua, yaitu dipandang dari objek didikan. Objek materialnya mencakup
formal dan objek material. Pengertian peserta didik, individu yang sedang
objek material ilmu pendidikan adalah berkembang dan sedang membutuhkan
hal atau bahan yang menjadi sasaran bimbingan orang dewasa sebagai pen-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 70


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

didik. Objek formalnya mencakup tin- yang luas dan integratif. Fenomena ini
dakan mendidik dari orang dewasa bukan hanya gejala yang melekat pada
sebagai pendidik kepada peserta didik manusia, namun juga berupa upaya me-
agar mencapai tujuan pendidikan. Da- manusiakan manusia agar menjadi ma-
lam hal ini, yang menjadi situasi pen- nusia yang sebenarnya. Upaya pendidi-
didikannya adalah hubungan yang di- kan mencakup keseluruhan aktivitas
ciptakan pendidik terhadap peserta didik pendidikan, yaitu mendidik dan dididik,
untuk mencapai tujuan. termasuk pula pemikiran sistematis ten-
Tadi dikatakan bahwa objek ma- tang pendidikan. Ilmu pendidikan seba-
terial ilmu pendidikan berupa perilaku gai objek formal dan materil dilihat dari
manusia. Perlu diingat bahwa perilaku sistematika ilmu pendidikan secara teo-
manusia sebagai mahluk yang hidup di ritis dibedakan ke dalam tiga tinjauan,
dalam masyarakat tidak hanya dipelajari yaitu:
oleh ilmu pendidikan, tetapi juga oleh 1. Pendidikan sebagai fenomena ma-
psikologi (yaitu ilmu yang mempelajari nusiawi. Contohnya, ketika terjadi
perilaku manusia sebagai individu), interaksi antarkomponen (tujuan,
sosiologi (yaitu ilmu yang mempelajari peserta didik, pendidik, alat dan
perilaku manusia dalam kelompok), lingkungan) pendidikan dalam men-
serta antropologi (yaitu ilmu yang mem- capai tujuan.
pelajari perilaku manusia sebagai 2. Pendidikan sebagai upaya sadar.
makhluk bio-sosial atau makhluk yang Contohnya, upaya dalam menum-
berbudaya). buhkan kreativitas peserta didik,
Apabila objek material suatu ilmu menjaga kelestarian nilai-nilai in-
memiliki kesamaan dengan objek mate- sani dan Ilahi, dan menyiapkan te-
rial ilmu lain, maka untuk membeda- naga-tenaga kerja produktif.
kannya diperlukan objek formal dari 3. Pendidikan sebagai gejala manusia-
ilmu tersebut, yaitu yang menjadi sudut wi dan upaya sadar untuk menganti-
pandang tertentu yang menentukan sipasi perkembangan sosial-budaya
macam suatu ilmu. Objek formal ilmu masa depan. Contohnya, cara meng-
pendidikan adalah berupa penelaahan hadapi lingkungan keluarga, seko-
fenomena pendidikan dalam perspektif lah, dan luar sekolah, cara meng-

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 71


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

hadapi persoalan teoritis, struktur sendiri (learning to be), hidup ber-


dan praktis, cara menganalisis masa- negara, alam dunia dan Tuhan.
lah pendidikan yang dihadapi ma- Manusia menganggap sesuatu
syarakat di masa lampau, masa se- bernilai karena ia merasa memerlukan
karang dan masa yang akan datang. atau menghargainya. Dengan akal budi-
F. PENUTUP nya manusia menilai dunia dan alam
Sebelumnya dikatakan bahwa sekitarnya untuk memperoleh kepuasan
manusia juga disebut sebagai subjek diri, baik dalam arti memperoleh apa
dan objek pendidikan. Sebagai subjek yang diperlukannya, apa yang mengun-
pendidikan, manusia bertanggung jawab tungkannya, atau apa yang menimbul-
menyelenggarakan pendidikan. Manusia kan kepuasan batinnya.
berkewajiban untuk selalu mengem- Selain itu, pendidikan membantu
bangkan generasi penerusnya mulai dari manusia untuk lebih beradab, karena
usia dini sampai usia dewasa. Manusia pendidikan itu bukan merupakan sarana
sebagai subjek akan menghasilkan cip- transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi
ta, rasa, karsa, iman dan karyanya untuk lebih luas lagi, yaitu sarana pembudaya-
membuktikan keberadaannya sebagai an dan penyaluran nilai. Setiap manusia
manusia yang bernilai. Sedangkan seba- harus mendapatkan pendidikan yang
gai objek pendidikan, manusia khusus- menyentuh dimensi dasar kemanusiaan.
nya anak-anak menjadi sasaran untuk Adapun dimensi kemanusiaan itu
melaksanakan proses pendidikan. sebagaimana disampaikan Masnur Mus-
Idealnya, melalui pendidikan lich (2011:69) ada tiga, yaitu: (1) Afek-
akan dihasilkan manusia-manusia yang tif, yang tercermin pada kualitas ke-
mempunyai nilai moral bagus. Nilai- imanan, ketakwaan, akhlak mulia, ter-
nilai moral ini akan membantu manusia masuk budi pekerti luhur serta kepri-
untuk dapat hidup lebih baik dengan badian unggul dan kompetensi estetis.
orang lain (lerning to live together), (2) Kognitif, yang tercermin pada kapa-
untuk menuju kesempurnaan. Nilai-nilai sitas pikir dan daya intelektualitas untuk
itu juga menyangkut berbagai aspek menggali dan mengembangkan serta
kehidupan lainnya seperti hubungan menguasai ilmu pengetahuan dan tekno-
antarsesama (orang lain, keluarga), diri logi. (3) Psikomotorik, yang tercermin

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 72


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

pada kemampuan mengembangkan ke- FKIP Universitas Riau (Unri), Pe-


kanbaru.
terampilan teknis, kecakapan praktis
Bahm, Archi J. 1980. What is Science?
dan kompetensi kinestetis. Demikianlah New Mexico: Al-Buquerque.
Connor. 1957. An Introduction to the
proses pendidikan itu seharusnya di-
Philosophy of Education. Lon-
lakukan. don: RKP.
Dewey, John. 1966. Democracy and
Education. New York: A Divi-
DAFTAR PUSTAKA sion of MacMillan Publishing
Co., Inc.
Abbas, Hamami M. 1976. Filsafat (Su-
Hasbullah. 2008. Dasar-dasar Ilmu
atu Pengantar Logika Formal-
Pendidikan. Jakarta: RajaGrafin-
Filsafat Pengatahuan). Yogya-
do Persada.
karta: Yayasan Pembinaan Fakul-
Hendrizal & Aisyah Anggraeni. 2019.
tas Filsafat UGM.
“Strategi Peta Konsep untuk Me-
Ananda, Azwar & Hendrizal. 2018.
ningkatkan Minat Belajar Siswa
Perbandingan Sistem Pendidikan
SD pada Pembelajaran PKn”.
Antarnegara. Padang: LPPM
Jurnal PPKn & Hukum, Volume
Universitas Bung Hatta.
14, Nomor 1, April 2019, hala-
Ananda, Azwar. 2016. Landasan Ilmiah
man 13-33, ISSN: 1907-5901,
Ilmu Pendidikan. Jakarta: Ken-
terbitan Program Studi Pendidi-
cana.
kan Pancasila dan Kewarganega-
Anggraeni, Aisyah & Hendrizal. 2018.
raan (PPKn) FKIP Universitas
“Pengaruh Penggunaan Gadget
Riau (Unri), Pekanbaru; URL:
terhadap Kehidupan Sosial Para
https://ejournal.unri.ac.id/index.p
Siswa SMA”. Jurnal PPKn &
hp/JPB/article/view/7780/6741.
Hukum, Volume 13, Nomor 1,
Hendrizal. 2015. “Menelisik Implikasi
April 2018, halaman 64-76,
Perkembangan Kognitif dan So-
ISSN: 1907-5901, terbitan Pro-
sioemosional dalam Pembelaja-
gram Studi Pendidikan Pancasila
ran”. Jurnal PPKn & Hukum, Vo-
dan Kewarganegaraan (PPKn)
lume 10, Nomor 2, Oktober 2015,
FKIP Universitas Riau (Unri),
halaman 18-35, ISSN: 1907-
Pekanbaru; URL: https://ejournal.
5901, terbitan Program Studi Pen-
unri.ac.id/index.php/JPB/article/v
didikan Pancasila dan Kewarga-
iew/5149/4827.
negaraan (PPKn) FKIP Universi-
Anggraeni, Aisyah. 2019. “Urgensi Pe-
tas Riau (Unri), Pekanbaru; URL:
nerapan Pendekatan Konstruk-
http://ejournal.unri.ac.id/index.ph
tivisme pada Pembelajaran PKn
p/JPB/article/download/3647/355
SD untuk Meningkatkan Minat
3.
Belajar Siswa.” Jurnal PPKn &
Hendrizal. 2015. Kajian Psikologi Pen-
Hukum, Volume 14, Nomor 2,
didikan dalam Pembelajaran. Pa-
Oktober 2019, halaman 18-37,
dang: Bung Hatta University
ISSN: 1907-5901, terbitan Pro-
Press.
gram Studi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn)

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 73


Aisyah Anggraeni, Menegaskan Manusia sebagai Objek dan Subjek Ilmu Pendidikan

Hendrizal. 2017. Sisi Filosofis Ilmu Prayitno. 1984. “Gatra dalam Pendidi-
Pendidikan. Padang: Bung Hatta kan dan Bimbingan.” Pidato Il-
University Press. miah pada Kegiatan Dies Natalis
Hendrizal. 2018. Mengulas Masalah ke-XXX, 31 Agustus 1984. Pa-
Pendidikan. Padang: LPPM Uni- dang: IKIP Padang.
versitas Bung Hatta. Prayitno. 2012. Pendidikan: Dasar Te-
Hendrizal. 2019. Mengupas Problema ori dan Praksis. Padang: UNP
Kependidikan. Padang: LPPM Press.
Universitas Bung Hatta. Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidi-
Mudyahardjo, Redja. 2002. Pengantar kan Teoritis dan Praktis. Ban-
Pendidikan: Sebuah Studi Awal dung: Remaja Rosdakarya.
tentang Dasar-dasar Pendidikan Suhartono, Suparlan. 2004. Dasar-
pada Umumnya dan Pendidikan dasar Filsafat. Yogyakarta: Ar-
di Indonesia. Jakarta: RajaGrafin- Ruzz.
do Persada. Suriasomantri, Jujun S. 1996. Filsafat
Mudyahardjo, Redja. 2006. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer.
Ilmu Pendidikan. Bandung: Re- Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
maja Rosdakarya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Ka- tentang Sistem Pendidikan Nasio-
rakter: Menjawab Tantangan nal.
Krisis Multidimensional. Jakarta: Wattimena, Reza. 2008. Filsafat dan
Bumi Aksara. Sains: Sebuah Pengantar. Jakar-
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kepen- ta: Grasindo.
didikan. Jakarta: Rineka Cipta. hz

Jurnal PPKn & Hukum_____________________________Vol. 15 No. 1 April 2020 74

Anda mungkin juga menyukai