AISYAH ANGGRAENI
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2019
FIP Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat
E-mail: aisyahrae@gmail.com
ABSTRAK
Tulisan ini bermaksud mengulas aspek manusia sebagai objek dan subjek ilmu pen-
didikan. Hal ini dengan tujuan memberi wawasan kepada warga bangsa (khususnya
yang berkiprah di dunia pendidikan) dalam hal: memahami hakikat manusia yang
menjadi objek pendidikan; memahami hakikat manusia yang menjadi objek dan
sekaligus subjek pendidikan; dan memahami proses pendidikan yang seharusnya
dilakukan setelah memahami hakikat manusia yang menjadi objek dan sekaligus subjek
pendidikan. Melalui penyelidikan tulisan ini, diketahui bahwa sebetulnya ada pema-
haman yang perlu dirombak. Umumnya selama ini dikatakan, manusia adalah objek
pendidikan. Hal itu kurang tepat. Sejatinya, manusia juga merupakan subjek pendidikan,
selain menjadi objek pendidikan itu sendiri. Sebagai objek pendidikan, manusia
khususnya anak-anak menjadi sasaran untuk melaksanakan proses pendidikan. Sedang-
kan sebagai subjek pendidikan, manusia bertanggung jawab menyelenggarakan pen-
didikan. Setiap manusia harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar
kemanusiaan. Melalui pendidikan akan dihasilkan manusia-manusia yang mempunyai
nilai moral bagus. Mendidik manusia bermaksud mendidik insaniah manusianya.
Insaniah manusia terdiri dari empat elemen, yaitu akal, roh atau hati, nafsu dan fisikal
atau jasmani. Keempat-empat elemen inilah yang perlu dididik dan dibangunkan.
Demikianlah proses pendidikan itu seharusnya dilakukan.
Kata kunci: manusia, objek, subjek, proses pendidikan.
cara mengambil data-data yang diperlu- ngan melihat objek material dan objek
kan dari literatur-literatur yang ber- formal ilmu pengetahuan tersebut.
kaitan. Adapun implikasi dari objek ma-
D. SEBAGAI OBJEK PENDIDIKAN terial dan objek formal yang ditemukan
Ilmu pengetahuan memiliki ciri- dalam bidang ilmu pengetahuan antara
ciri yang salah satu di antaranya adalah lain: (1) Sejauh mana batas-batas atau
mempunyai objek atau lapangan pem- ruang lingkup yang menjadi wewenang
bahasan yang jelas sehingga dapat di- masing-masing ilmu khusus itu, dari
pisahkan dengan objek ilmu lain. Pada mana ilmu khusus itu dimulai, dan
dasarnya, tulis Hendrizal (2017:47-58), sampai di mana harus berhenti. (2) Di
setiap ilmu pengetahuan memiliki objek manakah sesungguhnya tempat-tempat
yang dapat dibedakan kepada objek ma- ilmu khusus dalam realitas yang me-
terial dan objek formal. Objek material lingkupinya. (3) Metode-metode yang
merupakan objek yang dilihat dari wu- dipakai ilmu tersebut berlakunya sam-
jud bendanya, sedangkan objek formal pai di mana. (4) Apakah persoalan kau-
adalah objek yang dilihat dari apa yang salitas (hubungan sebab-akibat) yang
dibahas dalam ilmu itu sendiri. Objek berlaku dalam ilmu kealaman juga ber-
material ilmu pengetahuan adalah hal laku bagi ilmu-ilmu sosial maupun hu-
atau bahan yang menjadi sasaran suatu maniora.
ilmu pengetahuan, sedangkan objek Pendidikan adalah usaha sadar
formal ilmu pengetahuan adalah sudut dan terencana untuk mewujudkan sua-
pembahasan suatu ilmu pengetahuan. sana belajar dan proses pembelajaran
Objek material merupakan sasaran yang agar peserta didik secara aktif mengem-
dipelajari dalam ilmu pengetahuan, se- bangkan potensi dirinya untuk memiliki
dangkan objek formalnya merupakan kekuatan spiritual keagamaan, pengen-
sudut pembahasan berkaitan dengan dalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ilmu pengetahuan. Atas dasar itu dapat akhlak mulia, serta keterampilan yang
dipahami bahwa lapangan ilmu penge- diperlukan dirinya dan masyarakat. Se-
tahuan sangat luas sehingga untuk dapat mentara ilmu pendidikan merupakan
membedakan antara satu bidang ilmu ilmu pengetahuan yang mempelajari
pengetahuan dengan lainnya adalah de- masalah membimbing peserta didik ke
arah tujuan tertentu, yaitu mampu se- dibagi menjadi dua, yaitu: (1) ilmu pen-
cara mandiri menyelesaikan tugas man- didikan makro yang menyelidiki kese-
dirinya. Lapangan pembahasan ilmu luruhan yang terpadu dari semua satuan
pendidikan dari segi objek materialnya dan kegiatan pendidikan yang berkaitan
adalah manusia, sedangkan objek for- satu dengan lainnya untuk mengusaha-
malnya (sudut pandangannya) adalah kan tercapainya tujuan nasional; dan (2)
kegiatan menusia dalam membimbing ilmu pendidikan mikro yang menye-
perkembangan kepribadian dan kemam- lidiki satuan pendidikan atau kegiatan
puan manusia lain ke arah tujuan yang pendidikan secara keseluruhan atau
diharapkan. Jika merujuk pendapat hanya satu satuan atau satu bentuk ke-
Azwar Ananda (2016:9-10), dari sudut giatan pendidikan.
pandang ini akan tampak masalah- Adapun objek formal ilmu pen-
masalah yang perlu dibahas, antara lain: didikan sebagaimana dijelaskan Redja
Apa pendidikan itu? Mengapa manusia Mudyahardjo (2010) adalah pendidikan
perlu dididik? Siapa yang berkewajiban yang dapat diartikan secara maha luas,
mendidik manusia? Di mana sebaiknya sempit, dan luas terbatas.
pendidikan itu dilaksanakan? Bagai- Pendidikan dalam artian yang
mana cara yang baik untuk mendidik maha luas adalah segala situasi dalam
manusia? Apa tujuan yang ingin dicapai hidup yang mempengaruhi pertumbu-
dari pendidikan? han seseorang. Pendidikan adalah pe-
Objek material di dalam ilmu ngalaman belajar, yang oleh karenanya
pendidikan berkenaan dengan aspek- pendidikan dapat pula didefinisikan
aspek yang menjadi garapan penyelidi- sebagai keseluruhan pengalaman belajar
kan langsung ilmu pendidikan. Sedang- setiap orang sepanjang hidupnya.
kan yang menjadi objek formal ilmu Sedangkan pengertian pendidikan
pendidikan berkenaan dengan bidang dalam arti sempit adalah sekolah atau
yang menjadi keseluruhan ruang ling- persekolahan (schooling). Sekolah ada-
kup garapan ilmu pendidikan. Objek lah lembaga pendidikan formal sebagai
material ilmu pendidikan adalah salah salah satu hasil rekayasa dari peradaban
satu aspek pendidikan. Apabila dilihat manusia, selain keluarga, dunia kerja,
dari segi ini, maka ilmu pendidikan negara, dan lembaga keagamaan. Oleh
karena itu, pendidikan dalam arti sempit katan terhadap objek material ilmu pe-
adalah sekolah yang diupayakan dan ngetahuan biasa disebut sebagai objek
direkayasa dimana anak-anak dan re- formal. Dari berbeda-bedanya objek
maja diserahkan kepadanya agar mereka ilmu pengetahuan ini timbullah ragam
mempunyai kemampuan yang sempurna dan corak ilmu pengetahuan.
dan kesadaran penuh terhadap hubu- Dengan mengetahui objek mate-
ngan-hubungan dan tugas-tugas sosial rial dan objek formal ilmu pengetahuan,
mereka. kita dapat mengetahui bidang keilmuan
Sementara dalam pengertian luas apakah yang dimungkinkan dapat mem-
terbatas, pendidikan merupakan berba- berikan jawaban atas pertanyaan-per-
gai macam pengalaman belajar dalam tanyaan dan permasalahan yang kita
keseluruhan lingkup kehidupan, baik di miliki. Namun yang jelas, ilmu penge-
sekolah maupun di luar sekolah, yang tahuan harus ada objeknya, baik objek
sengaja dilakukan untuk mencapai tu- material maupun objek formal. Objek
juan-tujuan tertentu. material adalah bahan yang menjadi
E. SEBAGAI OBJEK DAN SUBJEK sasaran suatu ilmu pengetahuan, se-
PENDIDIKAN dangkan objek formal adalah sudut
Dewasa ini, corak dan ragam pembahasan suatu ilmu pengetahuan.
ilmu pengetahuan sangatlah banyak. Misal, ilmu jiwa dan ilmu manusia yang
Corak dan ragam yang berbeda-beda ini kedua macam ilmu pengetahuan itu
timbul karena adanya perbedaan cara mempunyai objek material sama (manu-
pandang dalam memahami objek ilmu sia), akan tetapi objek formalnya ber-
pengetahuan. beda. Oleh karena itu, objek material
Objek ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan dapat sama, sedang-
sesuatu yang merupakan bahan dari kan objek formalnya berbeda.
penelitian atau pembentukan pengetahu- Pendidikan adalah upaya me-
an. Inti pembahasan atau pokok persoa- ngembangkan potensi-potensi manusia-
lan dan sasaran material dalam ilmu pe- wi peserta didik, baik potensi fisik,
ngetahuan sering disebut sebagai objek potensi cipta, rasa, maupun karsanya,
material ilmu pengetahuan. Sedangkan agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
cara pandang atau pendekatan-pende- berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
kan diri kita di tengah kelompok yang rasa tanggung jawab, dan sebagainya
ada. Namun perlu disadari bahwa ilmu juga akan tumbuh dalam kepribadian
dan keterampilan saja tidak cukup, kita manusia melalui proses pendidikan.
juga butuh kecakapan hidup (life skill). Tampaklah bahwa manusia sa-
Ilmu, keterampilan dan life skill itu ha- ngat membutuhkan pendidikan, karena
nya dapat diperoleh melalui pendidikan. melalui pendidikanlah manusia dapat
Berpikir filsafat akan menghantarkan mempunyai kemampuan-kemampuan
seseorang kepada jiwa dari ilmu penge- mengatur dan mengontrol serta menen-
tahuan. Artinya, apapun yang kita lihat tukan dirinya sendiri. Melalui pendidi-
dan kemudian kita ilmui, melalui pemi- kan pula perkembangan kepribadian
kiran filsafati, kita akan sampai pada manusia dapat diarahkan kepada yang
makna hakikinya. Jadi, filsafat adalah lebih baik. Dan melalui pendidikan pula
jiwa dari ilmu pengetahuan manusia. kemampuan tingkah laku manusia dapat
Namun sebaliknya, ilmu pengeta- didekati dan dianalisis secara murni.
huan yang didasarkan kepada landasan Pada dasarnya, pendidikan mem-
falsafah pendidikan tanpa mengerti punyai arti penting bagi kehidupan ma-
manusia, berarti membina sesuatu tanpa nusia, yaitu pendidikan diakui sebagai
mengerti untuk apa, bagaimana, dan kekuatan yang dapat mendorong manu-
mengapa manusia dididik. Tanpa me- sia mencapai kemajuan peradaban. Se-
ngerti atas manusia, baik sifat-sifat indi- lain itu, pendidikan memberikan bekal
vidualitasnya yang unik, maupun poten- kepada manusia untuk menyongsong
si-potensi yang justru akan dibina, pen- hari esok yang lebih cerah dan manu-
didikan akan salah arah. Esensia kepri- siawi. Persoalan pendidikan memang
badian manusia – yang tersimpul dalam masalah yang sangat penting dan aktual
aspek-aspek individualitas, sosialitas sepanjang masa, karena hanya dengan
dan moralitas – hanya mungkin menjadi pendidikanlah manusia akan mempe-
realita (tingkah laku, sikap) melalui roleh pengetahuan dan keterampilan
pendidikan yang diarahkan kepada dalam kapabilitas mengelola alam yang
masing-masing esensia itu. Harga diri, dikaruniakan Tuhan kepada makhluk-
kepercayaan pada diri sendiri (self- Nya. Hal ini menunjukkan bahwa pen-
respect, self-reliance, self confidence), didikan sangat besar kontribusinya da-
upaya sadar, dan upaya melihat pendidi- dengan mengkaji fondasi-fondasi pen-
kan sebagai gejala manusiawi sekaligus didikan yang berprinsip pada studi
upaya sadar untuk mengantisipasi per- tentang fakta-fakta, prinsip dasar yang
kembangan sosio-budaya di masa de- melandasi pencarian kebijakan, serta
pan. praktik pendidikan yang berharga dan
Ketiga, ilmu pendidikan harus efektif. Fondasi pendidikan berupa ka-
memiliki metode. Metode merupakan jian-kajian ilmu pendukung seperti
jalan atau upaya ilmiah untuk me- sejarah, filsafat, sosiologi dan psikologi
mahami dan mengembangkan ilmu hanyalah sebagai teori-teori terpelajar.
yang bersangkutan. Metode yang sering Ilmu pendidikan dikembangkan untuk
dipakai dalam ilmu pendidikan seperti membawa teori-teori kajian tersebut
metode naratif, eksplanatori, teknologis, lebih berarti bagi kehidupan, terutama
deskriptif-fenomenologis, hermeneutis, sekali kehidupan bagi anak-anak dan
dan analisis kritis (filosofis). orang dewasa di sekolah.
Pengembangan ilmu pendidikan Objek material merupakan hal-hal
juga tidak terlepas dari sifat-sifat ilmu atau aspek-aspek yang menjadi garapan
tersebut. Ilmu pendidikan sebagai ilmu langsung riset pendidikan. Menurut
juga memiliki sifat empiris, rohaniah, Heryanto (dalam Hendrizal, 2017:54),
normatif, historis, teoritis, dan praktis. objek material ilmu pendidikan ialah
Sifat-sifat keilmuan yang terdapat da- manusia seutuhnya, manusia yang leng-
lam ilmu pendidikan berusaha untuk kap aspek-aspek kepribadiannya, yaitu
menempatkan diri di dalam fenomena manusia yang berakhlak mulia dalam
atau situasi pendidikan yang meng- situasi pendidikan atau diharapkan me-
arahkan diri pada perwujudan atau lampaui manusia sebagai makhluk so-
realisasi dari ide-ide yang dibentuk dan sial yang mengingat sebagai warga ma-
kesimpulan-kesimpulan yang diambil. syarakat ia mempunyai ciri warga yang
Perwujudan dari ide-ide tersebut di- baik. Agar pendidikan dalam praktek
arahkan agar ilmu pendidikan mampu terbebas dari keragu-raguan, maka ob-
untuk berkembang dan bisa menjawab jek material ilmu pendidikan dibatasi
segala tantangan dari masyarakat itu pada manusia seutuhnya di dalam feno-
sendiri. Perkembangan ilmu pendidikan mena atau situasi pendidikan. Hal ini
segala situasi dalam hidup yang mem- suatu ilmu pengetahuan pendidikan, se-
pengaruhi pertumbuhan seseorang. Pen- dangkan objek formal ilmu pendidikan
didikan adalah pengalaman belajar. adalah sudut pembahasan suatu ilmu
Oleh karena itu, pendidikan dapat pula pengetahuan pendidikan. Kedua objek
didefinisikan sebagai keseluruhan pe- ilmu pendidikan ini memiliki keter-
ngalaman belajar setiap orang sepanjang kaitan, baik sebagai ilmu murni maupun
hidupnya. Objek material ilmu penge- ilmu terapan. Misalnya ilmu antropo-
tahuan adalah hal atau bahan yang men- logi, ilmu sosiologi dan ilmu psikologi
jadi sasaran suatu ilmu pengetahuan, yang ketiga macam ilmu pengetahuan
sedangkan objek formal ilmu penge- itu mempunyai objek material sama,
tahuan adalah sudut pembahasan suatu yaitu manusia, akan tetapi objek formal-
ilmu pengetahuan. Objek material me- nya berbeda. Ilmu antropologi memba-
rupakan sasaran yang dipelajari dalam has tentang manusia dari sudut pandang
ilmu pengetahuan, sedangkan objek for- aneka warna, bentuk fisik masyarakat,
malnya merupakan sudut pembahasan serta kebudayaan yang dihasilkan. Ilmu
berkaitan dengan ilmu pengetahuan. sosial membahas manusia dari sudut
Atas dasar itu dapat dipahami bahwa pembahasan kehidupan individu dan in-
lapangan ilmu pengetahuan sangat luas, teraksinya dengan masyarakat, sedang-
sehingga untuk dapat membedakan kan ilmu psikologi membahas manusia
antara satu bidang ilmu pengetahuan dari sudut pembahasan jiwa dan pikiran
dengan lainnya adalah dengan objek dari individu itu sendiri. Oleh karena itu
material dan objek formal ilmu penge- objek material (sasaran yang dipelajari)
tahuan tersebut, termasuk di sini dalam ilmu pengetahuan dapat sama, sedang-
memandang objek dari ilmu pendidikan. kan objek formalnya (sudut pembaha-
Mencermati hal itu, dapat ditegas- sannya) berbeda. Jadi, dalam hal objek,
kan bahwa aspek-aspek dari manusia ilmu pendidikan dibedakan antara objek
yang menjadi objek pendidikan bisa material, objek formal, dan situasi pen-
dibagi dua, yaitu dipandang dari objek didikan. Objek materialnya mencakup
formal dan objek material. Pengertian peserta didik, individu yang sedang
objek material ilmu pendidikan adalah berkembang dan sedang membutuhkan
hal atau bahan yang menjadi sasaran bimbingan orang dewasa sebagai pen-
didik. Objek formalnya mencakup tin- yang luas dan integratif. Fenomena ini
dakan mendidik dari orang dewasa bukan hanya gejala yang melekat pada
sebagai pendidik kepada peserta didik manusia, namun juga berupa upaya me-
agar mencapai tujuan pendidikan. Da- manusiakan manusia agar menjadi ma-
lam hal ini, yang menjadi situasi pen- nusia yang sebenarnya. Upaya pendidi-
didikannya adalah hubungan yang di- kan mencakup keseluruhan aktivitas
ciptakan pendidik terhadap peserta didik pendidikan, yaitu mendidik dan dididik,
untuk mencapai tujuan. termasuk pula pemikiran sistematis ten-
Tadi dikatakan bahwa objek ma- tang pendidikan. Ilmu pendidikan seba-
terial ilmu pendidikan berupa perilaku gai objek formal dan materil dilihat dari
manusia. Perlu diingat bahwa perilaku sistematika ilmu pendidikan secara teo-
manusia sebagai mahluk yang hidup di ritis dibedakan ke dalam tiga tinjauan,
dalam masyarakat tidak hanya dipelajari yaitu:
oleh ilmu pendidikan, tetapi juga oleh 1. Pendidikan sebagai fenomena ma-
psikologi (yaitu ilmu yang mempelajari nusiawi. Contohnya, ketika terjadi
perilaku manusia sebagai individu), interaksi antarkomponen (tujuan,
sosiologi (yaitu ilmu yang mempelajari peserta didik, pendidik, alat dan
perilaku manusia dalam kelompok), lingkungan) pendidikan dalam men-
serta antropologi (yaitu ilmu yang mem- capai tujuan.
pelajari perilaku manusia sebagai 2. Pendidikan sebagai upaya sadar.
makhluk bio-sosial atau makhluk yang Contohnya, upaya dalam menum-
berbudaya). buhkan kreativitas peserta didik,
Apabila objek material suatu ilmu menjaga kelestarian nilai-nilai in-
memiliki kesamaan dengan objek mate- sani dan Ilahi, dan menyiapkan te-
rial ilmu lain, maka untuk membeda- naga-tenaga kerja produktif.
kannya diperlukan objek formal dari 3. Pendidikan sebagai gejala manusia-
ilmu tersebut, yaitu yang menjadi sudut wi dan upaya sadar untuk menganti-
pandang tertentu yang menentukan sipasi perkembangan sosial-budaya
macam suatu ilmu. Objek formal ilmu masa depan. Contohnya, cara meng-
pendidikan adalah berupa penelaahan hadapi lingkungan keluarga, seko-
fenomena pendidikan dalam perspektif lah, dan luar sekolah, cara meng-
Hendrizal. 2017. Sisi Filosofis Ilmu Prayitno. 1984. “Gatra dalam Pendidi-
Pendidikan. Padang: Bung Hatta kan dan Bimbingan.” Pidato Il-
University Press. miah pada Kegiatan Dies Natalis
Hendrizal. 2018. Mengulas Masalah ke-XXX, 31 Agustus 1984. Pa-
Pendidikan. Padang: LPPM Uni- dang: IKIP Padang.
versitas Bung Hatta. Prayitno. 2012. Pendidikan: Dasar Te-
Hendrizal. 2019. Mengupas Problema ori dan Praksis. Padang: UNP
Kependidikan. Padang: LPPM Press.
Universitas Bung Hatta. Purwanto, Ngalim. 2007. Ilmu Pendidi-
Mudyahardjo, Redja. 2002. Pengantar kan Teoritis dan Praktis. Ban-
Pendidikan: Sebuah Studi Awal dung: Remaja Rosdakarya.
tentang Dasar-dasar Pendidikan Suhartono, Suparlan. 2004. Dasar-
pada Umumnya dan Pendidikan dasar Filsafat. Yogyakarta: Ar-
di Indonesia. Jakarta: RajaGrafin- Ruzz.
do Persada. Suriasomantri, Jujun S. 1996. Filsafat
Mudyahardjo, Redja. 2006. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer.
Ilmu Pendidikan. Bandung: Re- Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
maja Rosdakarya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Ka- tentang Sistem Pendidikan Nasio-
rakter: Menjawab Tantangan nal.
Krisis Multidimensional. Jakarta: Wattimena, Reza. 2008. Filsafat dan
Bumi Aksara. Sains: Sebuah Pengantar. Jakar-
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kepen- ta: Grasindo.
didikan. Jakarta: Rineka Cipta. hz