Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putri Nur Asyifa

NIM : P07124218008
Prodi : Sarjana Terapan / Semester V
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

A. Batasan kewenangan yang diperbolehkan dalam penanganan kasus


kegawatdaruratan di puskesmas mampu PONED.
Berdasarkan Buku Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED,
Adapun Batasan kewenangan yang diperbolehkan dalam penanganan kasus
kegawatdaruratan di puskesmas mampu PONED, yaitu sebagai berikut :
1. Maternal
Berikut kasus – kasus maternal yang diperbolehkan dalam penanganan
kegawatdaruratan di puskesmas mampu PONED, diantaranya :
Kemampuan / penanganan yang
No. Kewenangan
diperbolehkan
a. Diagnosis abortus, mola hidatidosa,
kehamilan ektopik
b. Resusitasi, stabilisasi
c. Evakuasi sisa mola dengan verbocain
1 Perdarahan Pada
d. Culdocentesis
Kehamilan Muda
e. Pemberian cairan
f. Pemberian anti biotika
g. Evaluasi
h. Kontrasepsi pasca keguguran
a. Diagnosis atonia uteri, perdarahan jalan
lahir, sisa plasenta, kelaianan pembekuan
darah
b. Kompresi bimanual
c. Kompresi aortal
d. Plasenta manual
2 Perdarahan Post Partum e. Penjahitan jalan lahir
f. Restorasi cairan
g. Pemantauan keseimbangan cairan
h. Pemberian anti biotika
i. Pemberian zat vasoaktif
j. Pemantauan pasca tindakan
k. Rujukan bila di perlukan
a. Diagnosis hipertensi dalam kehamilan.
b. Diagnosis preeklamsi- eklamsi
3 Hipertensi Dalam
c. Resusitas
Kehamilan
d. Stabilisasi
e. Pemberian MgSO4 dan penanggulangan
intoksikasi MgSO4
f. Induksi/akselerasi persalinan
g. Persalinan berbantu (ekstraksi vakum dan
forceps)
h. Pemantauan pasca tindakan
i. Pemberian MgSO4 hingga 24 jam post
partum
j. Rujukan bila di perlukan
a. Diagnosis persalinan macet
b. Diagnosis dystonia bahu/kala II lama
4 c. Akselerasi persalinan pada inertia uteri
Persalinan Macet
hipotoni
d. Tindakan ekstraksi vakum/forceps/
melahirkan distosia bahu
a. Diagnosis ketuban pecah sebelum
waktunya
b. Diagnosis sepsis
c. Induksi/ akselerasi persalinan
d. Anti biotika profi laksis/terapeutik
5 Ketuban Pecah Sebelum terhadap chorioamnionitis
Waktunya Dan Sepsis e. Tindakan persalinan berbantu(assisted
labor) pada kalaII lama/exhausted
f. Pemberian zat vasoaktif
g. Pemberian anti biotika pada sepsis
h. Pemantauan pasca tindakan
i. Rujukan apabila di perlukan
a. Diagnosis infeksi nifas(metritis, mastitis,
pelvio-peritonitis, thrombophlebitis)
b. Penatalaksanaan infeksi nifas sesuai
dengan penyebabnya (memberikan
uterotonika, anti biotika, dan zat
6 vasoaktif)
Infeksi Nifas
c. Terapi cairan pada infeksi nifas/
thrombophlebitis
d. Drainase abses pada abses mammae dan
kolpotomi pada abses pelvis
e. Pemantauan pasca tindakan
f. Rujukan bila di perlukan.
2. Neonatal
Berikut kasus – kasus Neonatal yang diperbolehkan dalam penanganan
kegawatdaruratan di puskesmas mampu PONED, diantaranya :
Kemampuan / penanganan yang
No. Kewenangan
diperbolehkan
a. Peletakan bayi pada meja resusitasi dan
dibawa radiant warmer
1 Asfiksia Pada Neonatal b. Resusitasi (ventilasi dan pijat jantung)
pada asfiksia.
c. Terapi oksigen
d. Koreksi asam basa akibat asfiksia
e. Intubasi (apabila diperlukan)
f. Pemantauan pasca tindakan termasuk
menentukan resusitasi berhasil atau gagal.
a. Penyebab dan tingkatan gangguan nafas
pada bayi baru lahir
b. Terapi oksigen
2 Gangguan Nafas Pada Bayi c. Resusitasi bila di perlukan
Baru Lahir. d. Manajemen umum dan spesifik (lanjut)
gangguan pernafasan.
e. Pemantauan pasca tindakan.
f. Rujukan bila di perlukan
a. Diagnosis BBLR dan penyulit yang
sering timbul (hipotermia, hipoglikemia,
hiperbilirubinemia, infeksi/ sepsis, dan
gangguan minum)
b. Penyebab BBLR dan factor predisposisi
c. Pemeriksaan fi sik
3 Bayi Berat Lahir Rendah
d. Penentuan usia gestasi
(BBLR)
e. Komplikasi pada BBLR
f. Pengaturan pemberian minum/ jumlah
cairan yang dibutuhkan bayi.
g. Pemantauan kenaikan BB
h. Penilaian tanda kecukupan pemberian
ASI
4 Hipotermi Pada Bayi Baru a. Diagnosis hipotermi
Lahir b. Menghangatkan bayi dengan incubator
a. Diagnosis hipoglikemi berdasarkan hasil
pengukuran kadar glukosa darah
5 Hipoglikemi Dari Ibu
b. Pemberian glukosa mengikuƟ GIR
Dengan Diabetes Millitus
(Glucose Infusion rate), termasuk
pemberian ASI apabila memungkinkan.
a. Diagnosis icterus berdasarkan kadar
bilirubin serum atau metode kremer
b. Pemeriksaan klinis icterus pada hari
pertama, hari kedua, hari ketiga dan
6 Ikterus seterusnya untuk perkiraan klinis derajat
icterus
c. Diagnosis banding icterus
d. Pemberian ASI
e. Penyinaran
a. Diagnosis kejang pada neonates
b. Tatalaksana penggunaan fenobarbital atau
7 fenitoin
Kejang Pada Neonatus
c. Pemeriksaan penunjang
d. Pemberian terapi suportif
e. Pemantauan hasil penatalaksanaan
a. Diagnosis infeksi neonatal
8 Infeksi Neonatus b. Pemberian anti biotik serta Menjaga
fungsi respirasi dan kardiovaskuler
B. Kasus - kasus patologi maternal dan neonatal di pelayanan kesehatan primer
yang harus dirujuk ke pelayanan kesehatan sekunder/tersier!
Berdasarkan Buku Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED,
Adapun kasus – kasus yang harus di rujuk ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan
sekunder/tersier, yang tidak diperbolehkan melakukan penanganan di Puskesmas
Mampu PONED, yaitu sebagai berikut :
1. Kasus Ibu hamil yang memerlukan rujukan segera ke Rumah Sakit
Berikut kasus ibu hamil yang memerlukan rujukan segera ke Rumah Sakit,
diantaranya :
a. Ibu hamil dengan panggul sempit
b. Ibu hamil dengan riwayat bedah sesar
c. Ibu hamil dengan perdarahan antepartum
d. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi berat/ eklamsi)
e. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya meconium kental
f. Ibu hamil dengan tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia,
polihidramnion, kehamilan ganda)
g. Primipara pada fase aktif kala satu persalinan dengan penurunan kepala 5/5
h. Ibu hamil dengan anemia berat
i. Ibu hamil dengan disproporsi Kepala Panggul
j. Ibu hamil dengan penyakit penyerta yang mengancam jiwa (DM, kelainan
jantung).
2. Kasus pada bayi baru lahir yang harus segera dirujuk ke Rumah Sakit:
a. Bayi risti usia gestasi kurang dari 32 minggu
b. Bayi dengan asfi ksis ringan dan sedang tidak menunjukan perbaikan selama 6
jam.
c. Bayi dengan kejang meningitis
d. Bayi dengan kecurigaan sepsis
e. Infeksi pra intra post partum
f. Kelainan bawaaan
g. Bayi yang butuh transfuse tukar
h. Bayi dengan distres nafas yang menetap
i. Meningitis
j. Bayi yang tidak menunjukan kemajuan selama perawatan
k. Bayi yang mengalami kelainan jantung
l. Bayi hiperbilirubinemia dan bayi dengan kadar bilirubin total lebih dari 10
mg/dl.
Kasus-kasus diatas tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebijakan/ ketentuan yang berlaku.
C. Perbedaan pelayanan kasus kegawatdaruratan maternal neonatal di Rumah Sakit
sesuai tipenya!
Berdasarkan Buku pedoman Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) 24 Jam, terdapat perbedaan pelayanan kasus
kegawatdaruratan maternal neonatal di Rumah Sakit sesuai tipenya, yaitu sebagai
berikut :
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK
terbagi atas 2 kelas, antara lain :
Rumah Sakit Umum Kelas B Rumah Sakit Umum Kelas C
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan 1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Fisiologis : Neonatal Fisiologis :
a. Pelayanan Kehamilan a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan normal dan b. Pelayanan Persalinan
Persalinan dengantindakan operatif c. Pelayanan Nifas
c. Pelayanan Nifas d. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
d. Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 2) e. Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi,
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
e. Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, (SDIDTK)
Intervensi Dini Tumbuh Kembang
2. Pelayanan kesehatan Maternal dan
(SDIDTK)
Neonatal dengan risiko tinggi
f. Intensive Care Unit (ICU)
Masa antenatal :
g. NICU a. Perdarahan pada kehamilan muda
h. Endoskopi b. Nyeri perut dalam kehamilan muda
2. Pelayanan kesehatan Maternal dan dan lanjut
Neonatal dengan risiko tinggi c. Gerak janin tidak dirasakan
Masa antenatal : d. Demam dalam kehamilan dan
a. Perdarahan pada kehamilan muda / persalinan
abortus. e. Kehamilan ektopik (KE) &
b. Nyeri perut dalam kehamilan muda
Kehamilan Ektopik Terganggu
dan lanjut / kehamilan ektopik. (KET)
c. Kehamilan ektopik (KE) & f. Kehamilan dengan Nyeri kepala,
Kehamilan Ektopik Terganggu gangguan penglihatan, kejang
(KET).
dan/koma, tekanan darah tinggi
d. Hipertensi, Preeklampsi / Masa intranatal :
Eklampsi. a. Persalinan dengan parut uterus
e. Perdarahan pada masa Kehamilan b. Persalinan dengan distensi uterus
f. Kehamilan Metabolik
c. Gawat janin dalam persalinan
g. Kelainan Vaskular / Jantung d. Pelayanan terhadap syok
Masa intranatal : e. Ketuban pecah dini ßPersalinan
a. Persalinan dengan parut uterus lama
b. Persalinan dengan distensi uterus
f. Induksi dan akselerasi persalinan
c. Gawat janin dalam persalinan g. Aspirasi vakum manual
d. Pelayanan terhadap syok h. Ekstraksi Cunam
e. Ketuban pecah dini i. Seksio sesarea
f. Persalinan macet j. Epiosotomi
g. Induksi dan akselerasi persalinan k. Kraniotomi dan kraniosentesis
h. Aspirasi vakum manual l. Malpresentasi dan malposisi
i. Ekstraksi Cunam m. Distosia bahu
j. Seksio sesarea n. Prolapsus tali pusat
k. Episiotomi o. Plasenta manual
l. Kraniotomi dan kraniosentesis p. Perbaikan robekan serviks
m. Malpresentasi dan malposisi q. Perbaikan robekan vagina dan
n. Distosia bahu perineum
o. Prolapsus tali pusat r. Perbaikan robekan dinding uterus
p. Plasenta manual s. Reposisi Inersio Uteri
q. Perbaikan robekan serviks t. Histerektomi
r. Perbaikan robekan vagina dan u. Sukar bernapas
perineum v. Kompresi bimanual dan aorta
s. Perbaikan robekan dinding uterus w. Dilatasi dan kuretase
t. Reposisi Inersio Uteri x. Ligase arteri uterina
u. Histerektomi y. Bayi baru lahir dengan asfiksia
v. Sukar bernapas z. BBLR
w. Kompresi bimanual dan aorta aa. Resusitasi bayi baru lahir
x. Dilatasi dan kuretase bb. Anestesia umum dan lokal untuk
y. Ligase arteri uterina seksio sesaria
z. Anestesia umum dan lokal untuk cc. Anestesia spinal, ketamin
seksio sesaria dd. Blok paraservikal
aa.Anestesia spinal, ketamin ee. Blok pudendal
bb. Blok pudenda (bila memerlukan pemeriksaan
Masa Post Natal : spesialistik, dirujuk ke RSIA/RSU)
a. Masa nifas Masa Post Natal :
b. Demam pasca persalinan a. Masa nifas
c. Perdarahan pasca persalinan b. Demam pasca persalinan
d. Nyeri perut pasca persalinan c. Perdarahan pasca persalinan
e. Keluarga Berencana d. Nyeri perut pasca persalinan
f. Asuhan bayi baru lahir sakit (level e. Keluarga Berencana
2) f. Asuhan bayi baru lahir sakit (level
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal 2)
a. hiperbilirubinemi, 3. Pelayanan Kesehatan Neonatal :
b. trauma kelahiran, a. hiperbilirubinemi,
c. hipoglikemi b. asfiksia,
d. kejang, c. trauma kelahiran,
e. sepsis neonatal d. hipoglikemi
f. gangguan keseimbangan cairan e. kejang,
dan elektrolit, f. sepsis neonatal
g. gangguan pernapasan, g. gangguan keseimbangan cairan
h. kelainan jantung (payah jantung, dan elektrolit,
payah jantung bawaan, PDA), h. gangguan pernapasan,
i. gangguan pendarahan, i. kelainan jantung (payah jantung,
j. renjatan (shock), payah jantung bawaan, PDA),
k. aspirasi mekonium, j. gangguan pendarahan, ßrenjatan
l. koma, (shock),
m. Inisiasi dini ASI (Breast Feeding), k. aspirasi mekonium,
n. Kangaroo Mother Care, l. koma,
o. Resusitasi Neonatus, m. Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),
p. Penyakit Membran Hyalin, n. Kangaroo Mother Care,
q. Pemberian minum pada bayi risiko o. Resusitasi Neonatus,
tinggi, p. Penyakit Membran Hyalin,
r. Pemberian cairan Parenteral q. Pemberian minum pada bayi risiko
s. Kelainan bawaan tinggi,
4. Pelayanan Ginekologis 4. Pelayanan Ginekologis :
a. Kehamilan ektopik a. Kehamilan ektopik
b. Perdarahan uterus disfungsi b. Perdarahan uterus disfungsi
c. Perdarahan menoragia c. Perdarahan menoragia
d. Kista ovarium akut d. Kista ovarium akut
e. Radang Pelvik akut e. Radang Pelvik akut
f. Abses Pelvik f. Abses Pelvik
g. Infeksi Saluran Genitalia g. Infeksi Saluran Genitalia
h. HIV- AIDS h. HIV- AIDS
5. Perawatan Intensif Neonatal 5. Perawatan Khusus / High Care Unit
dan Transfusi Darah

Anda mungkin juga menyukai