Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDAMPINGAN MASA KRITIS

Oleh :

KELOMPOK 12 (KELAS II C)

MIFTAHUL AISYAH NIM 2214201146

JINGGA MAHARANI NIM 2214201141

CINDY SAGITA NIM 2214201131

UMY FADILA RAHMADANY NIM 2214201175

DOSEN PENGAMPU : MUSLIM, M.Ag

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis sehingga

penulisan makalah yang berjudul “PENDAMPINGAN MASA KRITIS” dapat

diselesaikan tepat waktu dan disusun dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca

maupun penulis. Dalam pembuatan makalah ini penulis telah banyak dibantu oleh

berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan

materil kepada penulis.

2. Bapak Muslim, M.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah

Pendidikan Agama Islam.

3. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis

sebutkansatu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran

yang bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi

nantinya.

Padang, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................. 2

1.4 Manfaat ............................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemberian Pendampingan Masa Kritis Menurut Islam ... 4

2.2 Cara Memberikan Pendampingan Masa Kritis Menurut Islam .......... 7

2.3 Hal yang Perlu diperhatikan Dalam Pendampingan Masa Kritis....... 10

2.4 Tugas Pendampingan Masa Kritis ...................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13

3.2 Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pendampingan Pasien Masa Kritis ..................................................... 5

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan orang lain dalam

kehidupannya. Dalam situasi tertentu manusia tidak bisa melakukan suatu hal

secara sendiri, seperti kondisi kritis. Dalam kondisi kritis manusia memerlukan

orang lain untuk mendampinginya dalam hal social dan spiritual. Pada keadaan

seperti ini orang yang mendampingi pasien kritis harus memahami kebutuhan

yang diperlukan oleh pasien. Pendampingan masa kritis harus sesuai dengan

standar keselamatan dan syariat islam bagi yang muslim (Asmadi, 2020).

Pada hakikatnya pasien adalah manusia yang harus dipandang secara

holistik. Konsep tersebut bermakna bahwa ketika kita berhadapan dengan pasien

yang menderita penyakit fisik, maka kondisi sosial, psikologis, dan spritualnya

harus menjadi bagian penilaian yang tak terpisahkan. Namun dalam

kenyataannya, tidak jarang dokter atau profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya

hanya fokus pada penyakit fisik pasien, padahal masalah fisik dapat

mempengaruhi kondisi psikis, sosial, dan spiritualitas pasien. Perawatan pasien di

rumah sakit seharusnya juga mencakup dukungan spiritual, terutama pasien

dengan kondisi terminal. Pendampingan spiritual dapat menenangkan jiwa pasien

serta berpotensi meningkatkan kualitas hidupnya (Siti Hawa, 2019).

Pasien dengan kondisi sakit kritis atau penyakit terminal, termasuk di

ruang perawatan intensif (ICU), seringkali merasa ketakutan, cemas terhadap

kondisinya, bahkan dapat timbul keguncangan psikis. Pada kondisi tersebut,

pendampingan spiritual menjadi hak pasien. Hal itu sejalan dengan definisi sehat

1
menurut World Health Organization (WHO), yaitu tidak hanya bebas dari

penyakit dan kecacatan, tetapi juga meliputi sehat secara fisik, mental-spiritual,

dan sosial. Hasil penelitian dari Sonontiko yang ditulis oleh Dwi Ristianingsih dan

kawan-kawan melaporkan bahwa pemahaman perawat tentang pemenuhan

kebutuhan spiritual rumah sakit biasanya kurang optimal. Kebutuhan dukungan

spiritual pasien dirasakan semakin penting, seiring meningkatnya jumlah kritis di

Rumah Sakit (Jumadi, 2018).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada laporan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan pendampingan masa kritis menurut islam ?

2. Bagaimana cara memberikan pendampingan masa kritis menurut islam ?

3. Apasaja yang perlu diperhatikan dalam memberikan pendampingan masa

kritis menurut islam ?

4. Apasaja faktor yang mempengaruhi dalam memberikan pendampingan

masa kritis ?

1.3 TUJUAN

Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan tentang pendampingan masa kritis. Adapun tujuan khusus dari

penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengaan pendampingan masa kritis

menurut islam.

2. Untuk mengetahui cara dalam pemberian pendampingan masa kritis

menurut islam.

2
3. Untuk mengetahui apasaja yang perlu diperhatikan dalam memberikan

pendampingan masa kritis menurut islam.

4. Untuk mengetahui faktor apasaja yang mempengaruhi dalam memberikan

pendampingan masa kritis menurut islam.

1.4 MANFAAT

1. Menambah wawasan tentang pemberian pendampingan masa kritis

menurut islam.

2. Menambah informasi tentang bagaimana cara memberikan pendampingan

masa kritis menurut islam.

3. Dapat mengapilkasikan cara memberikan pendampingan masa kritis

menurut islam.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PEMBERIAN PENDAMPINGAN MASA KRITIS

MENURUT ISLAM

Pasien kritis adalah pasien yang secara fisiologis tidak stabil, sehingga

mengalami respon hipermetabolik komplek terhadap trauma, sakit yang

dialami yang dapat mengubah metabolisme tubuh, hormonal, imunologis dan

homeostatis nutrisi (Menerez, 2017). Pasien dengan sakit kritis yang dirawat

di ruang ICU (Intensive Care Unit) sebagian besar mengalami kegagalan multi

organ dan memerlukan support teknologi dalam pengelolaan pasien. Pasien yang

masuk ruang perawatan ICU umumnya bervariasi, yaitu pasien elektif pasca

operasi mayor, pasien emergensi akibat trauma mayor, stress akibat trauma,

cedera, pembedahan, sepsis atau gagal nafas. Keadaan tersebut dapat

mengakibatkan peningkatan metabolisme dan katabolisme yang dapat

mengakibatakan malnutrisi. (Schulman, 2018).

Pendampingan adalah proses perjumpaan pertolongan antara pendamping

dan orang yang didampingi. Perjumpaan itu bertujuan untuk menolong orang

yang didampingi agar dapat menghayati keberadaannya dan mengalami

pengalamannya secara penuh dan utuh, sehingga dapat menggunakan sumber-

sumber yang tersedia untuk berubah, bertumbuh, dan berfungsi penuh secara fisik

mental, spiritual dan social (Wiryasaputra, 2016). Seperti yang sudah dijelaskan

Allah SWT dalam firmannya :

Artinya : “Saling Menolonglah kamu dalam melakukan kebajikan dan taqwa.

4
Dan jangan saling menolong pada perbuatan yang dosa dan permusuhan.

Bertakwalah kepada Allah SWT. Sebenarnya siksaan Allh SWT sangatlah pedih.”

(QS. Al-Maidah : 2). Pendampingan terutama mengacu pada semangat, tindakan

memedulikan dan mendampingi secara generik. Biasanya, pendampingan

mengacu pada hubungan bantuan psikologis secara informal sebagai lawan pada

hubungan bantuan psikologis secara formal dan profesional. Pendampingan bisa

dihubungkan dengan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh orang yang tidak

berprofesi bantuan psikologis secara penuh waktu, namun menginginkan

layanannya lebih manusiawi (Wiryasaputra, 2016).

Gambar 1. Pendampingan Pasien Masa Kritis


Sumber : Widiadmodjo (2019)

Tugas utama seorang pendamping adalah membantu orang yang

didampingi untuk mengalami pengalamannya secara penuh dan utuh. Dengan

demikian pendamping membantu orang yang didampingi merayakan suka dan

duka kehidupan secara penuh dan utuh. Pendamping tidak hanya melakukan

tindakan penyembuhan, melainkan juga pencegahan, peningkatan, pemulihan, dan

pemberdayaan. Sebuah layanan yang bersifat komprehensif artinya pendamping

dapat membantu menghilangkan rasa susah, marah, terkejut, bingung, tertekan

5
dan putus asa. Biasanya pasien yang sangat membutuhkan bimbingan oleh

perawat adalah pasien terminal karena pasien terminal, pasien yang didiagnosis

dengan penyakit berat dan tidak dapat disembuhkan lagi dimana berakhir dengan

kematian, seperti yang dikatakan Dadang Hawari (2017) “orang yang mengalami

penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami

penyakit kejiwaan, krisis spiritual,dan krisis kerohanian sehingga pembinaan

kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian

khusus”. Sehingga, pasien terminal biasanya bereaksi menolak, depresi berat,

perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Oleh sebab itu, peran

perawat sangat dibutuhkan untuk mendampingi pasien yang dapat meningkatkan

semangat hidup pasien meskipun harapannya sangat tipis dan dapat

mempersiapkan diri pasien untuk menghadapi kehidupan yang kekal (Dwi, 2021).

Menurut pandangan islam memberikan pendampingan pada orang yang

kritis sama dengan perbuatan amal yang pahalanya luar biasa. Mendampingi

orang kritis dengan sabar dan ikhlas akan mendapatkan balasan pahala oleh Allah

SWT. Mati dalam keadaan Islam sangat diinginkan oleh semua Muslim. Kualitas

keimanan ditentukan oleh bagaimana seseorang saat meninggal. Kesempatan

terakhir menjelang kematian, masih ada satu peluang emas yang

bisa menjamin seseorang bisa diterima Allah di surga. “Tuntunlah orang yang

hendak meninggaldunia diantara kalian supaya mengucapkankalimat La ilaha

illalah“ (HR Muslim). Kalimat laa ilaaha illalahu (kalimat tauhid) adalah kunci

kebahagiaan abadi bagi seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Nabi

Muhammad SAW bersabda: ”Tidaklah ucapan itu, kecuali pasti masuk surga“

(HR. Al-Bukhari). Jika seseorang membaca kalimat laa ilaaha illalahu (kalimat

6
tauhid) dengan ikhlas menjelang ajalnya maka haram baginya api neraka. Seperti

yang telah dituang oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya yang berbunyi:

“Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan dari api neraka, bagi mereka yang

mengucapkan kalimat laa illaha illalahu (tiada sesembahan yang benar kecuali

Allah SWT) yang dengannya mengharap wajah Allah SWT”(HR. Bukhori no.425

dan Muslim no.33).

2.2 CARA MEMBERIKAN PENDAMPINGAN PASIEN KRITIS

MENURUT ISLAM

Hubungan cinta dan kasih sayang adalah dasar dari hal-hal terindah dalam

hidup, sekaligus juga sesuatu yang sangat berarti saat musibah datang. Saat orang

tercinta terkena penyakit kritis, dukungan moril menjadi luar biasa penting. Ini 10

cara menunjukkan dukungan bagi orang yang tersayang, saat mereka menghadapi

cobaan penyakit berat yang datang menyerang :

1. Berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.

Cara ini adalah hal utama yang dapat dilakukan keluarga untuk memberikan

pendampingan pada saat kritis. Pada masa kritis yang dapat menolong sesesorang

adalah Allah SWT melalui pengobatan yang dilakukan oleh tenaga medis. Karena

sesungguhnya manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, takdir milik sang

pencipta. Apabila takdir berkata seseorang akan sembuh, maka akan sembuh dan

sebaliknya. Oleh karena itu, kita harus selalu bertawakal dan ikhtiar kepada Allah

SWT. Seperti firman Allah SWT dalam Al-qur’an Surah Al-Anbiya ayat 35 yang

berbunyi : Artinya: “Tiap-tiap

yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan

7
dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada

Kamilah kamu dikembalikan,” (QS. Al-Anbiya : 35).

2. Selalu siap menghadapi segala kemungkinan.

Saat seseorang terkena penyakit kritis, kemungkinan kondisi pasien tersebut

untuk membaik ataupun memburuk dalam waktu singkat, bisa sangat besar.

Sangat penting untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan. Seperti saat

mendadak harus dirawat di rumah sakit atau pergi ke unit gawat darurat. Siapkan

nomor telepon rumah sakit, dokter atau perawat, serta selalu siaga dengan tanda-

tanda perubahan pada kondisi penyakit yang bisa tiba-tiba muncul (Hamdan,

2020).

3. Dampingi saat menerima diagnosa Dokter.

Orang yang paling kita cintai sangat bergantung pada kita untuk support

moril. Dampingi mereka selalu saat bertemu dengan dokter ahli, baik itu untuk

check up maupun menerima diagnosa. Selalu tanyakan dengan jelas kepada dokter

dan ahli medis yang ditemui akan kondisi penyakit saat ini, dan cari tahu

sebanyak-banyaknya mengenai penyakit tersebut supaya bila diperlukan, kita bisa

membantu orang tersayang untuk lebih memahami kondisi mereka saat ini (Ali

Usman, 2016).

4. Tetap sabar pada saat tersulit sekalipun.

Seberapa beratpun kondisi orang tercinta kita, kita harus selalu bersikap

sabar dan positif supaya mereka juga tidak merasa down atau sedih. Riset

membuktikan bahwa pasien dengan penyakit kritis yang mendapatkan dukungan

penuh dari keluarga, dapat mengendalikan emosi dan berpotensi sembuh lebih

cepat dibandingkan pasien yang tidak disupport oleh orang-orang terdekatnya.

8
Dengan bersikap optimis dan sabar, kita pun akan membawa perasaan positif ke

orang tercinta kita, dan membantu kita untuk lebih menikmati waktu kebersamaan

yang tersisa. Dan bila suatu saat kita merasa sedih dan perlu teman bicara, jangan

ragu untuk mencari dukungan dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat juga.

Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari "Barangsiapa yang berusaha

menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa

cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka

Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang

dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran." (HR Bukhari No 1469).

5. Bantu melakukan hal yang disukai.

Sejauh apapun keterbatasan fisik mereka, orang yang sedang sakit kritis tetap

manusia yang butuh hiburan. Bantu mereka untuk lakukan hal-hal menyenangkan,

hobi yang mereka suka dan bisa membuat mood mereka lebih bagus. Hal-hal

sesimpel nonton film di rumah, pergi ke restoran favorit atau pesta kecil-kecilan di

rumah bersama teman-teman dekat. Ini bisa membantu mereka melupakan

penyakit kritis meski hanya dalam waktu singkat (Sinta, 2015).

Pendekatan spiritualitas saat pasien menjelang ajal bertujuan membuat

pasien dapat menerima kenyataan sepenuhnya dan dapat melewati fase-fase

terakhir dalam hidupnya dengan damai dan tenang, membuat dia merasa

kembali pada Tuhan, seperti manusia lainnya dimana tidak ada seorangpun yang

dapat mencegah datangnya kematian (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia/DEPKES RI, 2014). Pasien dengan penyakit terminal sering

menginginkan untuk dijenguk, namun pasien juga mengalami ketakutan atas

kemunduran metal dan fisiknya akan membuat orang-orang yang

9
menjenguknya kaget dan merasa tidak enak. Konsekuensi mengenai interaksi

sosial yang tidak menyenangkan ini dapat membuat pasien menarik diri dari

lingkungan sosial dengan cara membatasi siapa saja yang menjenguknya. Oleh

karena itu, penting untuk memberikan dukungan dan semangat kepada pasien

kritis dengan kondisi terminal. Sebagai umat islam kita juga harus mendoakan

seorang yang kritis agar dapat melalui masa-masa kritisnya. Jika tuhan telah

berkehendak maka semuanya akan terjadi, kita sebagai manusia hanya bisa

berikhtiar dan tawakal (Hanafi, 2021).

2.3 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBERIKAN

PENDAMPINGAN MASA KRITIS

Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pendampingan masa kritis

menurut Abdul Khodir (2019), adalah sebagai berikut :

1. Perhatikan kondisi kesehatan.

Kondisi kesehatan erlu diperhatikan karena seseorang yang menderita kritis

memiliki kondisi kesehatan yang tidak stabil dan cenderung memburuk. Oleh

karena itu, sangat perlu memerhatikan kondisi kesehatan agar tidak terjadi hal

yang tidak diinginkan.

2. Perhatikan diagnosa medis.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah diagnosa medis. Daignosa medis

perlu diperhatikan karena sangat berhubungan dengan kondisi dan kesehatan

pasien. Diagnosa medis akan menentukan seberapa kritis keadaan pasien dan

sampai kapan pasien dapat bertahan serta apasaja tindakan yang harus dilakukan

agar pasien ddapat melewati masa kritisnya. Tapi semuanya kembali kepada

takdir yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

10
3. Tetap berusaha untuk mencapai kesembuhan.

Selanjutnya adalah tetap berusaha untuk mencapai kesembuhan. Mencapai

kesembuhan harus dengan usaha dan perjuangan. Untuk mencapai kesembuhan

seseorang harus dengan tekat yang kuat untuk menggapainya. Karena tidak ada

usaha yang sia-sia. Allah SWT tidak akan memberikan cobaan dilaur kemampuan

hambanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-qur’an yang berbunyi :

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan

petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." ( Q.S Yunus : 57).

Dari ayat tersebut banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil

darinya. Salah satunya adalah sesungguhnya karunia Allah akan datang kepada

mereka yang senatiasa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam berikhtiar.

Kendati hasil dan karunia yang akan didapatkan tidak sesuai dengan apa yang

diperjuangkan. Setiap muslim yang beriman dan yakin akan adanya hari

pembalasan maka mereka senantiasa berikhtiar dan memohon segala sesuatu

(kebaikan) hanya kepada Allah SWT. Dan yakin setiap langkah dan benih-benih

usaha yang lakukan tidak akan sia-sia karena akan bernilai ibadah disisi Allah

yang maha Pencipta.

2.4 TUGAS PENDAMPING MASA KRITIS

Ada beberapa tugas pendamping pasien masa kritis menurut Menerez

(2017), adalah sebagai berikut :

1. Bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan pasien.

2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi

11
dan monitoring ketat disertai kemampuan menginterpretasikan setiap data

yang didapat dan melakukan tindak lanjut.

3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan.

4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien.

5. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat

proses penyembuhan pasien.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan pengkajian tentang pendampingan masa kritis, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pendampingan masa kritis harus berdasarkan ketentuan

dan syariat islam bagi yang beragama islam. Seorang dikatakan kritis ketika

kondisi fisiologisnya tidak stabil dan mengalami koma. Kondisi ini dapat menguji

keimanan seseorang, apabila ditimpa suatu musibah akan ttap bertaqwa kepada

Allah SWT atau tidak. Sebagai seorang muslim kita harus tolong-menolong

seperti mendampingi pasien masa kritis baik itu keluarga kita sendiri atau orang

lain. Banyak firman Allah dan Hadist yang membahas tentang memberikan

pendampingan masa kritis ini. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang

beriman kita harus mengetahui bagaimana cara memberikan pendampingan pada

pasien masa kritis. Ini merupakan tugas wajib bagi seorang perawat dan petugas

medis lainnya.

3.2 SARAN

Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak mempelajari tentang

memberikan pendampingan masa kritis. Menyadari bahwa penulisan makalah ini

masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan detail

dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber yang lebih banyak dan

dapat dipertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khodir, (2019). Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian

Pendampingan Pasien Masa Kritis. BPM Nurtila. Palembang.

Ali Usman, (2016). Pemberian Pendampingan Pasien Masa Kritis. Universitas

Sriwijaya: Palembang. (Diakses 23 Maret 2023 Pukul 10.15 WIB)

Asmadi, (2020). Pemberian Pendampingan Pasien Masa Kritis Menurut Syariat

Islam. Rumah Sakit Ibnu Sina: Bandung. (Diakses 22 Maret 12.04 WIB)

Dadang Hawari, (2017).Penyebab Kritis Pada Pasien Terminal. Universitas

Sumatera Utara: Medan. (Diakses 23 Maret 2023 Pukul 09.43 WIB)

DEPKES RI, (2014). Penyebab Pasien Kritis . Bumi Sutra. Yogyakarta. (Diakses

22 Maret 2023 Pukul 11.30 WIB)

Dwi Nabilla (2021). Hal Yang Perlu diperhatikan Pada Pemberian

Pendampingan Masa Kritis. Erlangga. Jakarta. (Diakses 23 Maret 2023

Pukul 13.00 WIB)

Hanafi, (2021). Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian Pendampingan

Pasien Masa Kritis. Budi Bahasa. Jakarta.

Hamdan, (2020). Pendampingan Pasien Masa Kritis. Universitas Negri Jakarta.

Jakarta. (Diakses 24 Maret 2023 Pukul 11.00 WIB)

Jumadi, (2018). Materi Agama Perguruan Tinggi. Erlangga. Jakarta. (Diakses 24

Maret 2023 Pukul 11.15 WIB)

Menerez, (2017). Tugas Pendampingan Pasien Masa Kritis. Universitas Sumatera

Utara. Medan (Diakses 23 Maret 2023 Pukul 09.15 WIB)

Sehulman, (2018). Pendidikan Agama Islam. Universitas Sriwijaya. Palembang

(Diakses 24 Maret 2023 Pukul 09.15 WIB)

14
Sinta, (2015). Materi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Indonesia.

Jakarta (Diakses 24 Maret 2023 Pukul 11.15 WIB)

Siti Hawa, (2019). Komunikasi Pendampingan Masa Kritis. Erlangga. Jakarta

(Diakses 22 Maret 2023 Pukul 09.15 WIB)

Widiadmodjo, (2019). Gambar Pasien Kritis. Bumi Sutra. Jakarta (Diakses 24

Maret 2023 Pukul 12.15 WIB)

Wiryasaputra, (2018). Pendidikan Agama Islam. Universitas Sriwijaya.

Palembang.

15

Anda mungkin juga menyukai