NIP : 199204212020121017
Instansi : Universitas Trunojoyo Madura
Kelompok :1
Angkatan : 55
Tanggal : 16 September 2021
ISU KONTEMPORER
DIBERLAKUKAN KEMBALI PEMBELAJARAN TATAP MUKA LANGSUNG
(LURING) DENGAN SYARAT WAJIB VAKSINASI 2 KALI
Isu sendiri memiliki arti masalah yang dikedepankan atau topik yang sedang
hangat diperbincangkan, beritanya masih menjadi hilir yang tak asing dikalangan
masyarakat. Sedangkan kontemporer itu sendiri memiliki arti kekinian, sesuatu
yang terjadi sekarang atau sesuatu yang menjadi trend pada masa sekarang.
Dari definisi diatas kita bisa menyimpulkan bahwa isu-isu kontemporer
adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi
trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaian nya harus sesuai dengan masa
sekarang yaitu masa modern.
Berkembangnya isu - isu kontemporer dikarenakan banyaknya masalah-
masalah baru yang muncul dikarenakan berkembangnya teknologi yang tak disertai
dengan kesiapan orang yang mengalaminya. Sehingga mau tidak mau orang-orang
jaman sekarang terbawa arus karena kurangnya kesiapan dalam menerima
teknologi yang baru contohnya android yang semakin berkembang pada saat ini
bukan hanya berdampak baik tapi juga mempunyai dampak buruk pula yaitu rata-
rata masyarakat mulai menjadi pecandu android sehingga mereka sangat
bergantung kepada android tersebut dan menimbulkan kurangnya usaha untuk
mencapai karena terlalu dimanjakan oleh segala kemudahan yg ditawarkan android.
Isu Kontemporer yang akan saya bahas pada tugas kali ini adalah tentang isu
pembelajaran tatap muka langsung /luring dengan syarat mahasiswa maupun
dosen / tenaga pendidik wajib melakukan vaksin dengan dosis sebanyak dua kali.
Isu ini dibenarkan dengan adanya kegiatan Gebyar Vaksinasi di lingkungan
Universitas Trunojoyo Madura pada tanggal 15 September – 17 September secara
gratis. Pelaksanaan ini tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat demi
kenyamanan dan keamanan bersama. Pelaksanaan ini bekerja sama dengan Polres
Bangkalan dan Dinas Kesehatan Kab. Bangkalan.
Antusias mahasiswa dalam pembelajaran tatap
muka cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya
mahasiswa yang mendaftarkan dirinya agar segera
melakukan vaksin. Ketika saya bertanya kepada
mahasiswa terkait isu tersebut, banyak mahasiswa
yang memberikan respon positif terkait pembelajaran
tatap muka tersebut dengan alasan sudah bosan,
capek melihat layar laptop atau gadget, hingga alasan
kurang begitu paham jika tidak disampaikan
langsung oleh pendidik. Tidak hanya dari mahasiswa
saja, namun respon positif juga disampaikan oleh
tenaga pendidik / dosen bahwa sangat mudah
berkomunikasi dan berinteraksi langsung jika
pembelajaran tatap muka benar – benar diadakan.
Saya pribadi merasakan pentingnya pembelajaran
tatap muka karena banyak melakukan kegiatan
praktikum seperti pada mata kuliah Pendidikan Seni
Tari. Praktik menari sangat perlu dilakukan secara langsung agar mampu
membetulkan teknik tari (wiraga), melatih kepekaan musik (wirama), dan ekspresi
dalam menari (wirasa). Kendala terbesar dalam pembelajaran daring ketika praktik
adalah jaringan yang tidak stabil, tidak bisa jelas melakukan ketiga aspek tari
tersebut secara langsung, terlebih akan banyak sekali tugas video dan memakan
banyak waktu.
Namun dari sekian banyak respon positif ini, ada juga yang merespon
berbeda dengan alasan belajar bisa dimana saja dan kapan saja, hingga alasan –
alasan lainnya. Sebenarnya isu kontemporer terkait pembelajaran daring juga cukup
menunjukkan dengan jelas bahwa kalangan menengah atas akan mudah memiliki
akses yang baik terkait pembelajaran daring, sedangkan kalangan menengah bawah
banyak sekali yang masih belum bisa memenuhi kebutuhan pembelajaran daring
dengan alasan perekonomian. Kesenjangan ini sebenarnya bisa diatasi dengan cara
menerapkan kembali pembelajaran tatap muka. Sebagian besar mahasiswa di
Univeritas Trunojoyo Madura memiliki daya ekonomi tidak begitu tinggi
dibandingkan dengan universitas negeri lainnya yang memiliki penghasilan yang
cukup dan memadai, namun semangat belajar mahasiswa di Universitas Trunojoyo
sangatlah tinggi.