Anda di halaman 1dari 3

Pembukaan kembali sekolah tatap muka di masa pandemi.

Pembicara 1 :

Biarkan saya menjelaskan definisi dari pembukaan sekolah. Maksud pembukaan sekolah
disini adalah pembukaan sekolah secara daring menjadi tatap muka. Dan kata daring sendiri
berasal dari kata Dalam Jaringan yang singkat. Jadi arti dari pembelajaran secara daring
adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sistem jaringan.

Yang perlu kami tegaskan disini adalah, walaupun sekolah dibuka, sekolah harus tetap
menerapkan protokol kesehatan. Seperti yang telah dikatakan oleh menteri pendidikan
Nadiem makarim sekolah online dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah hari dan jam
belajar dengan sistem giliran rombongan belajar yang ditentukan oleh masing-masing
satuan pendidikan sesuai dengan situasi dan kebutuhan dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan.

Sekolah tatap muka juga hanya diperbolehkan untuk zona wilayah hijau. Yang berarti
sekolah tatap muka hanya bisa dilakukan oleh wilayah yang jumlah pasien covid nya sudah
menurun. Selain itu, sekolah tatap muka hanya diperbolehkan di sekolah yang telah memiliki
perlatan yang lengkap seperti termometer tembak dan tempat mencuci tangan dengan sabun
dengan air yang mengalir. Hal ini tidak akan terlalu terlalu berpengaruh pada peningkatan
jumpah pasien covid karna yang dibuka merupakan wilayah dengan zona hijau, dengan
seizin orang tua.

Kami setuju dengan pembukaan kembali sekolah karena beberapa faktor. Salah satunya
adalah karena sekolah melalui daring tidak efektif untuk sebagian besar siswa. Terdapat
faktor internal dan eksternal yang menghambat keefektifan belajar daring. Faktor internal
yang dimaksud adalah kesenangan para siswa dalam belajar daring. Retno Listyarti selaku
komisioner KPAI di bidang pendidikan menyatakan bahwa dari hasil survei yang telah
dilakukan sebanyak 76,7 % siswa tidak senang dengan pembelajaran daring sedangkan
hanya 23,3 % yang merasa senang dengan pembelajaran daring. Jika sebagian besar murid
bahkan tidak senang dalam metode pembelajaran yang dilakukan, bagaimana siswa dapat
menyerap materi yang akan diberikan oleh guru dengan mudah?

Faktor yang kedua adalah faktor eksternal yang menyangkut perihal sinyal. Sinyal
merupakan salah satu faktor terpenting dalam melaksanakan pembelajaran secara daring.
Namun pertanyaannya adalah, apakah semua daerah di indonesia sudah terjangkau oleh
sinyal? Berdasarkan data BAKTI atau badan aksebilitas telekomunikasi dan informasi
terdapat lebih dari 11.000 desa yang masih belum terjangkau sinyal pada 2020, dan
sebagaian besarnya terdapat di Papua dan daerah 3T lainnya. Dan masih banyak daerah
yang belum memiliki jaringan 4G. tentu ini sangat menghambat para siswa yang tinggal di
daerah tersebut.

Jadi kami setuju dengan pembukaan sekolah tatap muka dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan yang ketat seperti menurut menteri pendidikan saat ini. Terimakasih.
Pembicara 2 :

Ya saya sebagai pembicara kedua setuju dengan dibukanya kembali sekolah tatap muka.
Beberapa fakta diantaranya dampak negatif dari sekolah daring yaitu Dampak terhadap
tekanan psikososial dan kekerasan dalam rumah tangga yang mana mengakibatkan anak
stress akibat minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan luar, ditambah tekanan
akibat sulitnya pembelajaran jarak jauh yang menyebabkan stress pada anak.

Ancaman putus sekolah juga menjadi salah satu resikonya lantaran terpaksa bekerja demi
membantu perekonomian keluarga pada masa pandemi ini bahkan mereka
mempertimbangkan kembali untuk bersekolah daring ini lantaran perekonomian keluarga
sudah sulit dan harus ditimpa lagi dengan beban pembelian kuota internet meskipun
pemerintah sudah mengadakan kuota gratis tetapi apakah cukup?

Faktanya bahwa banyak di setiap sekolah yang memerlukan kuota yang lebih banyak dari
kuota gratis yang dibagikan oleh pemerintah. Pengaruh dari ketidakcukupannya seperti
terlalu lama saat meeting daring ini salah satu faktor kuota tersebut tak cukup apalagi
ditambah jika siswa siswi tidak dapat mengakses aplikasi lain selain yang ditentukan oleh
pemerintah untuk kuota gratis ini yang akan mempersulit sekolah daring saat pandemi ini.

Meskipun ada satu siswa siswi yang menyukai atau setuju dengan sekolah daring ini
ternyata bukan satu masalah saja yang ditimbulkan tapi terdapat beberapa. Saya
memperkuat setuju diadakan nya sekolah tatap muka kembali ini karena kesehatan tubuh
siswa siswi yang menjadi taruhannya juga terutama mata yang menjadi salah satu alat
perantara barang elektronik seperti hp, Laptop maupun komputer untuk setiap harinya.

Di Indonesia sendiri, terdapat 60% anak usia sekolah menggunakan media elektronik lebih
dari 2 jam. agar kami dapat tetap bersekolah daring ini kami harus melakukan hal tersebut
yang bahkan kami mengetahuinya bahwa hal yang dilakukan tersebut tidak baik bagi
kesehatan kami. Masalah disini terletak pada berapa lama kami dapat melihat dan
memperhatikan pembelajaran menggunakan barang barang elektronik tersebut yang akan
mengganggu kesehatan kami.

Bukti ini jelas dengan ditekankan nya ujaran Guru besar FK UGM Prof dr Suhardjo yaitu
menyebutkan bahwa "menyebutkan, dampak sekolah sistem daring, menyebabkan
fenomena ‘Booming miopi’. Atau jumlah anak yang terkena rabun jauh miopi (berkacamata
minus) berpotensi meningkat. Kondisi tersebut dipicu anak tidak pernah berolahraga, malas
gerak (mager) sehingga kondisi ini akan makin mempercepat. Ditambah lagi dengan
pernyataan guru besar kedokteran mata UGM tersebut juga menunjukkan sejumlah
penelitian membuktikan bahwa ‘near work activity’ setiap hari, salah satu faktor risiko.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang ikut mempercepat rabun jauh antara lain posisi baca,
meja baca yang kurang memenuhi syarat, ruangan yang penerangannya kurang. Bukan dari
kami sebagai siswa siswi saja yang tidak setuju dengan pembelajaran daring ini tetapi para
orang tua murid juga tidak setuju dengan pembelajaran daring. Yang memperkuat kami dari
tim afirmasi.
Sampai saat ini pembelajaran daring masih menjadi kendala bagi para orang tua bahkan
ada orang tua yang mengatakan bahwa "Saya mewakili wali murid dari seluruh Indonesia,
Insyaa Allah satu suara ... Tolong dengan sangat "BUKA KEMBALI SEKOLAH UNTUK
ANAK ANAK KAMI.” Ujar salah satu perwakilan orang tua wali murid yang menentang
pembelajaran daring dan menurut pembukaan kembali sekolah tatap muka.

Pembicara 3 :

Ya saya sebagai pembicara ketiga juga setuju dengan dibukanya kembali sekolah tatap
muka. Pelaksanaan PJJ tidak hanya menimbulkan tantangan bagi siswa, guru maupun
orang tua. Tapi untuk efek PJJ jangka panjang dikhawatirkan mengakibatkan adanya
‘learning loss’ atau berkurangnya pengetahuan dan keterampilan secara akademis.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyebutkan jika selama ini PJJ
kurang efektif dan membawa potensi terjadinya learning loss atau kehilangan pembelajaran.
Sayangnya lagi, kata Nadiem, tingkatan learning loss akibat pandemi tidak bisa diukur. Efek
dari learning loss baru akan bisa dilihat pada masa yang akan datang.

Learning loss tidak hanya terjadi di Indonesia. Pandemi yang membawa efek learning loss
bagi pelajar ini juga dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia. Selain itu, pandemi
telah membawa penurunan kualitas pendidikan. Dan penurunan itu tak juga dapat diukur
dampaknya.

"Secara saintifik kita tidak bisa mengukur ini sampai kapan dan akan kapan kita bisa
melihatnya di tahun-tahun ke depan. Jelas pasti ada penurunan kualitas pendidikan, bukan
hanya di Indonesia tapi di dunia," pungkas Nadiem. Semakin besar ancaman learning loss
menimpa anak-anak Indonesia, Menteri Nadiem menyebutkan ada satu solusi yang sudah
dipikirkan pemerintah untuk menghadapi problem ini.

"Langkah pertama yang terpenting adalah sekolah-sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ
harus masuk tatap muka sekolah lagi, itu adalah satu-satunya solusi agar mereka tidak lebih
ketertinggalan lagi," kata Mendikbud Nadiem. Menurutnya, learning loss merupakan suatu
hal yang sangat sulit dihindari di situasi PJJ. Dia paham betul bahwa proses adaptasi pada
PJJ sangat sulit dan menimbulkan situasi yang kurang optimal. Mendikbud Nadiem sendiri
sudah mengumumkan, per Januari 2021 sekolah sudah diizinkan melakukan pembelajaran
tatap muka.

Pidato balasan:
Dari data yang telah dipaparkan, menegenai permasalahan dalam pembelajaran daring
seperti learning loss, sinyal, dan Rabun dini dapat di atasi sebagian besarnya dengan
pembukaan kembali sekolah tatap muka. Tanpa mengesampingkan data corona yang telah
terjadi di indonesia dengan pembukaan hanya di wilayah zona hijau dan tetap menerapkan
protokol dengan ketat dan dibantu diatasi dengan fasilitas sekolah yang lengkap seperti
sanitasi yang bersih, dan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir. Tentu saja dengan
izin dan dan bantuan orang tua untuk mengatur anaknya agar tetap mematuhi protokol
kesehatan, seperti yang telah dikatakan tim oposisi bahwa anak masih perlu bimbingan
orang tua. Jadi orang tua diharapkan dapat bekerja sama agar mengurangi mobilisasi yang
dilakukan sang anak dan kemungkinan pelanggaran protokol yang dilakukan sang anak.
Oleh karena itu pembelajaran secara tatap muka di masa pandemi dibutuhkan untuk dibuka
kembali bagi para pelajar. Jadi kami sebagai tim afirmasi setuju dengan mosi ini.

Anda mungkin juga menyukai