Anda di halaman 1dari 7

SELF

INTERACEPTION
Pada akhir tahun 2019 munculnya infeksi virus yang menyebar secara cepat, virus tersebut dinamakan COVID-19. Virus ini pertama kali
ditemukan di Wuhan, China. COVID-19 menyebar secara massif di negara-negara lainnya. World Health Organization (WHO) mengumumkan
pada tanggal 11 Maret 2020 bahwa COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi. Sampai saat ini ada 215 negara yang terjangkit virus corona,
dengan laporan terinfeksi sebanyak 12.768.307 kasus yang terjangkit (WHO, 2020)). Indonesia adalah salah satu negara yang terjangkit
COVID-19. Virus ini sudah tersebar di Indonesia pada Maret lalu hingga hari ini. Sebanyak 72.347kasus positif COVID-19 di Indonesia
(Gugus Tugas Percepatan COVID 19 Indonesia, 2020). Pandemi COVID-19 membawa pengaruh kepada semua lintas kehidupan, khusunya
pendidikan. Akibat dari pandemic COVID-19, pelaksanaan sekolah dari taman kanak-kanak hingga universitas di tutup. UNESCO mengatakan
bahwa 300 juta murid terganggu kegiatan sekolahnya dan penutupan sekolah sementara akibat dari kesehatan dan krisis (Handoyo, 2020)).
COVID-19 membuat suatu uji coba terhadap pelaksanaan pendidikan secara daring yang dilakukan secara massal (Sun, Tang, & Zuo, 2020).
Dampak yang didapatkan dalam bidang pendidikan yaitu pembelajaran tidak boleh dilakukan di sekolah melainkan di rumah.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan anak melalui pembelajaran daring dan pembelajaran online tutorial melalui aplikasi youtube
menggunakan teknologi yang berkembang pada saat ini (Wahyuni & Reswita, 2020; Sukardi & Rozi, 2019). Pembelajaran daring yaitu
penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang massif dan luas, sehingga pembelajaran daring
dapat diselenggarakan dimana saja serta diikuti secara gratis maupun berbayar (Bilfaqih & Qomarudin, 2015).
Maka berkaitan dengan permasalahan – permasalahan yang terjadi pemerintah melalui dinas pendidikan dan menteri pendidikan
mengeluarkan banyak program dimasa pandemic covid – 19 yang diharapkan mampu membantu dan meminimalisir permasalahan yang terjadi
seperti program kampus merdeka dan merdeka belajar bagi mahasiswa. Merdeka belajar seperti kegiatan Asistensi Mengajar (AM) telah
diterapkan melalui kampus dan mendorong mahasiswa terutama dengan latar belakang ilmu pendidikan untuk ikut serta mengikuti program
asistensi mengajar. Program asistensi mengajar diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan – permasalahan guru terutama dalam
pembelajaran online dan sekaligus menjadi pengalaman baru bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan Asistensi Mengajar.
 Rumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penulis menyusun beberapa pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana gambaran layanan
bimbingan klasikal dalam upaya meningkatkan self intraception di kelas XI TAV 1 SMK Negeri 3 Singaraja ?

 Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti dapat merumuskan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan Self intraception siswa kelas XI TAV SMK Negeri 3 Singaraja sebelum mengikuti layanan bimbingan Klasikal.

2. Untuk membuktikan peningkatan Self intraception kelas XI TAV SMK Negeri 3 Singaraja sebelum mengikuti layanan bimbingan Klasikal.

 Manfaat

1. 1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling yaitu meningkatkan Self intraception siswa
melalui layanan bimbingan klasikal.

2. Manfaat Praktis

 Bagi siswa

Hasil dari penelitian ini dapat melatih siswa dalam mengembangankan Self intraception

 Bagi Guru Pembimbing

Hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat untuk membantu guru pembimbing di sekolah dalam meningkatkan program layanan bimbingan Klasikal .
Bimbingan Klasikal
Dari berbagai pengertian tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa pengertian bimbingan klasikal adalah layanan
bantuan bagi siswa yang berjumlah antara 30-40 orang melalui kegiatan klasikal yang disajikan secara sistematis,
bersifat preventif dan memberikan pemahaman diri dan pemahaman tentang orang lain yang berorientasi pada bidang
pembelajaran, pribadi, sosial dan karir dengan tujuan menyediakan informasi yang akurat dan dapat membantu
individu untuk merencanakan pengambilan keputusan dalam hidupnya serta mengembangkan potensinya secara
optimal.
Self intraception
Interception adalah kebutuhan untuk campur tangan terhadap usaha orang lain meliputi menganalisis motif dan
perasaan orang lain, mengamati orang lain, memahami bagaimana masalah yang dirasakan orang lain.
 Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas XI TAV SMK Negeri 3 Singaraja dengan jumlah peserta
didik 61 siswa yang terdiri dari 1 siswa perempuan dan 60 siswa laki - laki
 Karakteristik Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK Negeri 3 Singaraja pada tahun pelajaran 2020/2021 dengan
permasalahan “UPAYA MENINGKATKAN SELF INTRACEPTION MELALUI LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL PADA SISWA KELAS XI TAV SMK NEGERI 3 SINGARAJA”
 Variabel Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas bimbingan konseling ini menggunakan bimbingan klasikal sebagai variabel
 Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan 3 siklus. Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi sebagai
penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti dan
tindakan yang telah dilakukan oleh guru. Dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan
menetapkan tindakan. Rencana penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambungan, mulai dari proses
penelitian siklus 1 , ditindaklanjuti proses penelitian siklus 2 dan seterusnya sampai pada siklus 3. Dalam setiap siklus
tindakan meliputi :
- Perencanaan (Planning)
- Pelaksanaan tindakan (acting)
- Pengamatan (Observing)
- Refleksi (Reflekting)
 Tindakan Pada Setiap Siklus
Secara terperinci, langkah-langkah tersebut dapat diuraikan dalam penjelasan berikut :
a. Perencanaan , kegiatan yang dilakukan :
- Membuat rencana penelitian dengan judul “Peningkatan Self intraception dengan layanan bimbingan klasikal”
- Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi masalah siswa
- Membuat alat evaluasi

a. Pelaksanaan tindakan (acting)


Pelaksanaan tindakan pada hakikatmya mengimplementasikan skenario Layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan behavior. Sudah
barang tentu pada setiap siklus mempunyai langkah serta penekanan yang berbeda, tergantung pada fokus tujuan dan refleksi dari siklus
sebelumnya
c. Pengamatan (Observing)
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan
evaluasi pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang dapat di rekam dan memaknainya serta menentukan
keberhasilan dan ketercapaian tujuan tindakan ataupun hasil samping dari pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi (Reflekting)
Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh , kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian menjadi dasar
untuk melakukan refleksi diri untuk menentukan tindakan dan perencanaan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai