Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL DENGAN

ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI I


KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Eni Purwaningsih*, Widyawati**, Akhmadi**


*Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
** Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: enicubung@yahoo.com

ABSTRACT
Latar Belakang: Ibu hamil yang berada dalam rumah tangga yang melakukan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) akan menurunkan kejadian penyakit yang
memperburuk kematian ibu hamil, mengingat bahwa ibu hamil sebenarnya
merupakan kelompok yang rentan terhadap resiko sehingga memerlukan suatu
lingkungan keluarga/rumah tangga yang mempunyai perilaku hidup bersih dan
sehat (Astuti, 2011). Tujuan: untuk mendapatkan gambaran secara mendalam
tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu hamil dengan anemia di wilayah
kerja Puskesmas Imogiri I Bantul Yogyakarta. Metode: Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dengan wawancara mendalam pada 6 ibu hamil anemia di
wilayah kerja Puskesmas Imogiri I Bantul Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Mei sampai September 2014. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Colaizzi. Hasil: Empat tema
yang ditemukan pada penelitian ini yaitu ketidakadekuatan perilaku
memeriksakan kehamilan/kunjungan antenatal care (ANC), ketidakpatuhan
mengkonsumsi tablet besi (Fe), kuatnya kebiasaan mengkonsumsi teh, dan
ketidakadekuatan perilaku hidup bersih dan sehat (terkait dengan anemia).
Simpulan: Gambaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu hamil
dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Imogiri I Kabupaten Bantul
Yogyakarta dapat dilihat dari empat temuan penting dari penelitian ini yaitu
ketidakadekuatan perilaku memeriksakan kehamilan/kunjungan antenatal care
(ANC), ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe), kuatnya kebiasaan
mengkonsumsi teh, ketidakadekuatan perilaku hidup bersih dan sehat (terkait
dengan anemia).

Kata Kunci: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Ibu Hamil, Anemia

ABSTRACT
Background: Pregnant women who are in the household who is clean and healthy
living behaviors (PHBs) will decrease the incidence of diseases that worsen
maternal mortality, given the fact that pregnant women are vulnerable to the risk
that requires an environment of family/household who have behavior clean and
healthy (Astuti, 2011). Objective: to get an idea deeply about clean and healthy
behaviors in pregnant women with anemia in Puskesmas Imogiri I Bantul
Yogyakarta. Method: This study used a qualitative research approach to the
design of phenomenology. The sampling technique used purposive sampling
technique. Collecting data with in-depth interviews in 6 pregnant women anemia
in Puskesmas Imogiri I Bantul, Yogyakarta. This research was conducted in May
to September 2014. Data analysis techniques used in this study using analytical
techniques Colaizzi. Result: Four themes found in this research that the
inadequate behavior during their pregnancy/antenatal care visit (ANC),
noncompliance consume iron tablet (Fe), the strength of the habit of drinking tea,
and the inadequate behavior of clean and healthy life (related to anemia).
Conclusion: Overview of a clean and healthy living behaviors in pregnant women
with anemia in Puskesmas Imogiri I Bantul Yogyakarta can be seen from four
important findings of this study are the inadequate behavior of antenatal/visit
antenatal care (ANC), noncompliance consume iron tablet (Fe), strong tea
drinking habits, the inadequate behavior of healthy and clean life (related to
anemia).

Keywords: Behavior Clean and Healthy Pregnancy, Anemia

PENDAHULUAN didukung oleh sistem nilai dan norma-


Departemen Kesehatan telah norma sosial serta norma-norma
mencanangkan Gerakan Pembangunan hukum yang dapat
Berwawasan Kesehatan yang dilandasi diciptakan/dikembangkan oleh para
paradigma sehat. Berdasarkan pemuka masyarakat, baik pemuka
paradigma sehat ditetapkan Visi informal maupun pemuka formal
Indonesia Sehat 2010, dimana ada tiga (Kemenkes, 2011). Penelitian yang
pilar yang perlu mendapat perhatian dilakukan oleh Suryani, et al (2013)
khusus, yaitu lingkungan sehat, menunjukkan bahwa rumah tangga
perilaku sehat, serta pelayanan yang telah mempraktikkan Perilaku
kesehatan yang bermutu, adil dan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
merata. Bentuk konkrit dari perilaku Kelurahan Payo Selincah Jambi 54%,
sehat adalah perilaku proaktif data Riskesdas 2007 menunjukkan
memelihara dan meningkatkan bahwa rumah tangga yang telah
kesehatan, mencegah risiko terjadinya mempraktikkan PHBS 38,7%,
penyakit, melindungi diri dari ancaman sedangkan target yang harus dicapai
penyakit serta berpartisipasi aktif oleh Kementerian Kesehatan yaitu
dalam upaya kesehatan. Mengingat sebesar 70% rumah tangga sudah
dampak dari perilaku terhadap derajat mempraktikkan PHBS pada tahun 2014
kesehatan cukup besar, maka (Depkes, 2008). Berdasarkan studi
diperlukan berbagai upaya untuk pendahuluan yang dilakukan pada
mengubah perilaku yang tidak sehat tanggal 6 Nopember 2013, rumah
menjadi sehat (Depkes, 2007). tangga yang telah mempraktikkan
Perubahan perilaku pasien, PHBS di wilayah Bantul 42,65%
individu sehat dan keluarga (rumah sedangkan di wilayah kerja Puskesmas
tangga) akan sulit dicapai jika tidak Imogiri I Bantul pada tahun 2012
sebesar 21,31%. PHBS di rumah yang normal dan merupakan proses
tangga dilakukan untuk mencapai alamiah yang terjadi selama kehamilan
rumah tangga sehat. serta kepercayaan dan pantangan
Ibu hamil yang berada dalam makanan merupakan perilaku yang
rumah tangga yang melakukan PHBS dapat menyebabkan anemia kehamilan
akan menurunkan kejadian penyakit (Triratnawati, 1997; Harnany, 2006).
yang memperburuk kematian ibu Hasil penelitian Setyowati (2010)
hamil, mengingat bahwa ibu hamil menunjukkan bahwa dari 40 partisipan,
sebenarnya merupakan kelompok yang kurang lebih seperempatnya melakukan
rentan terhadap resiko sehingga pembatasan makan selama hamil
memerlukan suatu lingkungan karena takut kalau janin yang
keluarga/rumah tangga yang dikandungnya menjadi besar sehingga
mempunyai perilaku hidup bersih dan akan sulit dalam proses melahirkan.
sehat (Astuti, 2011). Penelitian yang Selain itu keluarga dan masyarakat
dilakukan Astuti (2011) menunjukkan juga berpengaruh terhadap perilaku
bahwa PHBS dalam rumah tangga ibu wanita dalam pemenuhan nutrisi
hamil dan ibu pernah hamil ditinjau selama hamil.
menurut provinsi, tingkat ekonomi, dan Ibu hamil memerlukan tablet
tingkat pendidikan masih sangat besi untuk pembentukan haemoglobin,
rendah. Perilaku ibu hamil seperti sehingga pemerintah Indonesia
merokok atau penggunaan tembakau, mengatasinya dengan pemberian
penggunaan alkohol, perubahan pola suplemen tablet besi untuk ibu hamil
diet dapat menyebabkan anemia (Lin, sejak tahun 1974 melalui program
2009). Perilaku tidak sehat pada ibu puskesmas dan posyandu. Jumlah
hamil tidak berdiri sendiri, semua tablet zat besi yang dikonsumsi ibu
adalah akibat dari penyebab hamil minimal 90 tablet selama
mendasarnya seperti kemiskinan kehamilan (Kemenkes RI, 2011).
termasuk miskinnya pengetahuan ibu Anemia gizi besi menjadi masalah
hamil dan keluarga tentang bagaimana utama bagi semua kelompok umur,
memelihara kehamilannya sehingga dimana prevalensi yang paling tinggi
muncul perilaku tidak sehat pada ibu hamil sebesar 55% (Arisman,
(Yogaswara, 2011). 2010).
Anemia pada kehamilan Menurut laporan World Health
merupakan salah satu masalah nasional Organization (WHO) pada tahun 2008
karena mencerminkan nilai bahwa prevalensi anemia pada ibu
kesejahteraan sosial ekonomi hamil di dunia mencapai 41,8% dengan
masyarakat dan pengaruhnya sangat angka tertinggi kejadian di Afrika dan
besar terhadap kualitas sumber daya Asia Tenggara, berturut-turut 57,1%
manusia. Anemia pada ibu hamil dan 48,2%. Angka kejadian anemia ibu
disebut “potensial danger to mother hamil di Indonesia mencapai 70% atau
and child” (potensial membahayakan 7 dari 10 wanita hamil menderita
ibu dan anak). Oleh karena itu anemia anemia (Almatsier, 2011). Hartati
memerlukan perhatian serius dari (2005) menyebutkan bahwa prevalensi
semua pihak yang terkait dalam anemia ibu hamil di Propinsi Daerah
pelayanan kesehatan (Manuaba, 2010). Istimewa Yogyakarta sebesar 73,9%.
Anemia masih dianggap suatu kondisi Sebagian besar anemia pada ibu hamil
di Indonesia dinyatakan sebagai akibat untuk mencapai efektivitas dan
kekurangan zat besi (Saifuddin, 2006). efisiensi program penanggulangan
Berdasarkan studi pendahuluan yang anemia pada ibu hamil, seharusnya
dilakukan pada tanggal 6 Nopember berorientasi pada kekhasan wilayah
2013, prevalensi anemia ibu hamil masing-masing (Zaluchu, 2007).
Kabupaten Bantul tahun 2012 sebesar
31,38%. Sedangkan angka kejadian BAHAN DAN METODE
anemia pada ibu hamil dari bulan April Penelitian ini menggunakan
2013 sampai dengan bulan Oktober pendekatan penelitian kualitatif dengan
2013 di Puskesmas Imogiri I Bantul desain fenomenologi. Teknik
Yogyakarta yaitu 172 kasus dari 560 pengambilan sampel menggunakan
ibu hamil yang ada. teknik purposive sampling.
Perawat maternitas yang Pengumpulan data dengan wawancara
berperan sebagai edukator dan advokat mendalam pada 6 ibu hamil anemia di
bagi ibu hamil mempunyai tanggung wilayah kerja Puskesmas Imogiri I
jawab dalam memfasilitasi ibu hamil Bantul Yogyakarta. Penelitian ini
dan keluarga untuk mendapatkan dilakukan pada bulan Mei sampai
informasi yang terkait dengan PHBS September 2014. Alat bantu yang
serta perawatan selama masa dipakai dalam kegiatan pengumpulan
kehamilan termasuk kebutuhan nutrisi data yaitu berupa pedoman wawancara
selama hamil. Pendidikan kesehatan semi terstruktur yang telah disusun
selama masa kehamilan termasuk salah berdasarkan tujuan penelitian dan
satu standar praktek keperawatan dan disusun dengan pertanyaan terbuka
merupakan bentuk tanggung jawab yang bersifat fleksibel selama proses
perawat terhadap ibu hamil dan wawancara agar informasi dari
keluarga (Perry, 2010). partisipan dapat diserap secara
Peran perawat maternitas dalam maksimal, tape recorder, dan catatan
menanggulangi kasus anemia pada ibu lapangan. Teknik analisis data yang
hamil tidak hanya mengkaji status digunakan dalam penelitian ini
nutrisi secara fisiologis, tetapi menggunakan teknik analisis Colaizzi.
pengkajian secara komprehensif
termasuk faktor sosial budaya di dalam HASIL
masyarakat dan status nutrisi selama Karakteristik Karakteristik
kehamilan (Reeder, 2011). Menurut partisipan secara umum dapat
Setyowati (2003), faktor sosial budaya digambarkan dalam tabel 4.1 berikut
sangat kuat mempengaruhi wanita ini:
hamil dalam menentukan nutrisi
selama kehamilan. Oleh karena itu,
Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri I
Bantul Yogyakarta
Item P1 P2 P3 P4 P5 P6
Usia (tahun) 19 28 29 30 32 19
Status gravida G1P0A0 G1P0A0 G2P1A0 G2P1A0 G2P1A0 G1P0A0
Usia kehamilan
(minggu) 36 34 38 38 39 37
Hb 10 10,2 10 8,2 9,6 10
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Pendidikan
terakhir SMA SMA SMA SMP SPK SMP
Pekerjaan IRT Swasta Swasta IRT IRT Swasta

Berdasarkan tabel 4.1 di atas lemes…terus saya baru periksa ke


dapat diketahui bahwa semua partisipan Puskesmas Imogiri I itu…saat usia
merupakan ibu hamil trimester III kehamilan kurang lebih tujuh
dengan kadar hemoglobin kurang dari bulanan...”. (P5)
11gr%. Empat tema yang muncul dari Ungkapan P5 senada dengan yang
penelitian ini akan diuraikan secara rinci disampaikan oleh ibu P5 ketika
berikut ini: dikonfirmasi ulang terkait kebiasaan
a. Ketidakadekuatan perilaku anaknya dalam memeriksakan
memeriksakan kehamilan/kunjungan kehamilannya, Ia mengatakan:
antenatal care (ANC). “…anak kulo niku namung
Sebagian besar partisipan ngombeni madu niku mawon….nek
melakukan pemeriksaan kehamilan obat sik saking puskesmas le
sejak trimester satu secara rutin di mungal mboten sae…dados nggih
Puskesmas Imogiri I. Mayoritas mboten mriksake ten
partisipan rutin memeriksakan puskesmas….kaliyan le mungal
kehamilannya didukung adanya ken nambahi le maem
kesadaran yang tinggi terhadap sayuuran….pangapunten…nek
kesehatannya. Namun demikian kulo rak namung kulo sekarep
dalam penelitian ini didapatkan satu mawon mba…si penting ibue lan
partisipan yang tidak rutin bayine sehat-sehat to mba..” (anak
memeriksakan kehamilannya karena saya itu hanya minum madu itu
ia tidak merasa ada keluhan selama saja…kalau obat yang dari
kehamilannya. Sejak merasa puskesmas katanya gak baik…jadi
tubuhnya lemas, partisipan tersebut ya tidak memeriksakan ke
baru mulai memeriksakan puskesmas….dan katanya disuruh
kehamilannya sebagaimana menambah makan sayuran…gak
diungkapkan: tahu…kalau saya hanya saya
“…pada saat sebelum hamil sih biarkan saja mba…yang penting
saya cek sendiri Hb saya masih ibu dan bayinya sehat-sehat to
bagus..12..e..saat hamil kok mba..).
semakin turun…makanya saya
makin lama makin merasakan
b. Ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet penambah darah..tapi saya sendiri
besi (Fe). gak minum…soalnya katanya
Semua partisipan mendapat bungkusnya itu…gelantinnya
vitamin dan tablet besi (Fe). Namun mengandung babi…jadi saya gak
ada dua orang partisipan yang tidak minum…saya ganti dengan sari
patuh untuk minum vitamin dan kurma dan madu katanya juga
tablet besi (Fe), dengan alasan saat cepet untuk menaikkan Hb…tapi
mengkonsumsi tablet besi (Fe) timbul akhirnya saya juga periksa ke
adanya reaksi mual dan muntah. Puskesmas Imogiri I lagi…di kasih
Seperti yang diungkapkan partisipan penambah darah lagi..tapi saya
ketika ditanya terkait konsumsi tablet minum yang kaplet bukan
besi sebagai berikut: kapsul…dosisnya dinaikkan sehari
“pernah yang dari puskesmas 3 kali karena mendekati
minum 3 kali, tapi setiap habis melahirkan…”. (P5)
minum mesti mual..makanya terus c. Kuatnya kebiasaan mengkonsumsi
balik lagi, tapi kalau minum teh.
obimin gak mual...tapi ya tidak Temuan lain dari hasil penelitian
rutin, soalnya saya gak punya ini adalah bahwa tiga dari enam
keluhan apa-apa”. (P4) partisipan ibu hamil anemia
Ungkapan P4 senada dengan yang rutin/suka mengkonsumsi teh
disampaikan oleh ibu P4 ketika sebelum dan sesudah makan bahkan
dikonfirmasi ulang terkait kebiasaan pada saat minum tablet besi. Alasan
anaknya minum tablet besi dari utama yang disampaikan oleh
puskesmas, Ia mengatakan: partisipan adalah tidak puas kalau
“…Nggih niku kit mbobot pertama tidak minum teh. Seperti yang
niku awis awis purun ngombe pil diungkapkan salah satu partisipan
penambah darah…le mungal berikut ketika ditanya terkait dengan
mulek-mulek ngoten je bu… (…ya kebiasaan minum teh sebagai berikut:
itu sejak hamil pertama jarang “Kalau minum teh saya suka
mau minum tablet penambah banget mba…keluarga saya
darah…katanya mual-mual ya..ibu…bapak suka buat teh
bu…”). panas, manis…kalau gak minum
Alasan lain yang disampaikan P5 teh rasanya gimana gitu…rasanya
adalah karena keinginannya untuk seperti belum kemepyar”. (P1)
mengkonsumsi zat besi secara alami Hal senada juga disampaikan oleh ibu
dan adanya informasi bahwa tablet Fe P1, saat ditanya apakah P1 sering
mengandung unsur babi, minum teh, Ia mengatakan:
sebagaimana ungkapan partisipan “…wah ngunjuk teh niku pun dadi
sebagai berikut: kebiasaan keluargo kit
“…he he…tapi memang saya gak riyin…menawi dereng ngeteh niku
minum tablet penambah darah, raosi badan niku kados tesih
saya itu pinginnya yang alami lemes...(…wah minum teh itu
alami saja…menambah sudah jadi kebiasaan keuarga dari
mengkonsumsi sayuran, tahu, dulu…kalau belum minum teh itu
tempe, ikan…kalau sama pasien rasanya seperti tubuh masih
saya menganjurkan untuk minum lemas…)”.
d. Ketidakadekuatan Perilaku Hidup malas makan dan diganti dengan
Bersih dan Sehat (terkait dengan makanan ringan sebagaimana
anemia). diungkapkan partisipan berikut ini:
Beberapa sub tema yang “kadang-kadang memeng maem
membentuk tema ketidakadekuatan (dalam Bahasa Indonesia berarti
perilaku hidup bersih dan sehat malas makan) bu, pinginnya
(terkait dengan anemia) terdiri atas: ngemil..biasanya roti kemasan
perilaku mencuci tangan tidak niko lo..ya kayak-kayak gitu..roti-
adekuat, perilaku makan sehari-hari roti kering”. (P2)
tidak adekuat, perilaku “…tapi ya saya tetap makan
mengkonsumsi sayur dan buah tidak mi..kadang-kadang nyolong-
adekuat, perilaku aktivitas nyolong lah mba…”(P6)
fisik/olahraga tidak adekuat, dan Pernyataan P6 senada dengan
kebutuhan istirahat kurang terpenuhi pernyataan yang disampaikan oleh
tidak adekuat. ibu P6 sebagai berikut:
Mayoritas partisipan mempunyai “lha wong hamil kok senenge
kebiasaan mencuci tangan pada saat maem mi terus….niko lho
sebelum dan sesudah makan, setelah mi..sebongso mi rebus..mi
buang air besar. Namun tidak setiap goreng….ge le damel mi mboten
mencuci tangan menggunakan sabun, dicampuri sayur…nopo bayem,
partisipan menggunakan sabun kalau nopo sawi…mboten purun
setelah buang air besar saja, sebelum sayur..dadi ten awak yo mboten
dan sesudah makan rata-rata tidak seger…(dalam Bahasa Indonesia
menggunakan sabun. Sebagaimana “Orang hamil kok sukanya makan
yang diungkapkan partisipan pada mi terus, itu lho…seperti mi
saat ditanya tentang kebiasaan rebus…mi goring..terus memasak
mencuci tangan sebagai berikut: mi nya tidak dicampur dengan
“ya saya cuci tangan sebelum saur seperti bayem atau
makan, sesudah makan..terus sawi…tidak mau sayur…jadi di
kalau sesudah buang air tubuh ya tidak segar…)”.
besar..kalau habis Pola konsumsi partisipan lebih
mbathik…pakai sabunnya kalau banyak mengkonsumsi sumber nabati
habis buang air besar dan habis daripada hewani. Selain itu konsumsi
mbathik kan untuk dari jenis makanan terlihat kurang
menghilangkan baunya…kalau bervariasi antara sayuran, ikan, ayam,
mau makan dan sesudah makan daging, maupun buah-buahan.
tidak mesti pakai sabun, paling Realitas ini terlihat dari
kalau habis makan ikan biar gak ungkapan partisipan yang
bau amis” (P3) menyatakan bahwa lauk pauk yang
Kebiasaan makan dan menu makanan dikonsumsi sehari-hari lebih banyak
partisipan sehari-hari cenderung tidak dari sayuran hijau, tahu, tempe yang
berbeda dengan menu makanan memiliki daya serap zat besi rendah.
sebelum hamil. Beberapa partisipan Untuk jenis makanan dengan daya
menyatakan frekuensi makan dalam serap zat besi tinggi seperti ikan,
sehari sekitar 2-4 kali/hari, dengan ayam dan daging jarang dikonsumsi.
porsi kecil dan ada yang menyatakan Hal ini seperti yang disampaikan oleh
partisipan pada saat ditanya tentang terpenuhi sebagaimana ungkapan
jenis/menu makanan sehari-hari partisipan pada saat ditanya tentang
sebagai berikut: kebutuhan istirahat tidur sebagai
“kalau saya sih seadanya bu, ada berikut:
tempe ya makan tempe, ada tahu “..tapi gini lho bu…saya sering
ya makan tahu..asalkan tidak yang tidur malam…nunggu suami
pahit, saya gak suka… ya mau, pulang kerja…kadang sampai
tapi kalau sering ya jeleh bu, jam sebelas malam…habis itu
(…telur, daging, ikan)”. (P1) kan masih ngladeni suami juga to
Sebagian besar partisipan bu…”. (P1)
mengkonsumsi sayur setiap hari,
sebagaimana diungkapkan oleh “…tapi tidur saya kurang
partisipan ketika ditanya tentang mba…nunggu ibu saya to itu…di
kebiasaan makan sayur sebagai rumah…kan sesek itu..gak bisa
berikut: tidur to.. cuma saya..gak ada yang
“kalau makan ya ada ganti kan kalau malam…saya
sayurnya…hampir mesti… kalau terus…kalau siang bikin makan di
sayur itu ya…setiap hari.. …itu rumah sini…terus malam ke
lho sayur ibu…kalau sore dari sini sampai
bening…sop..bayem..atau apa sana jalan…terus naik..paginya
itu..soalnya anak saya yang pulang ke sini ngurusin anak
pertama kalau gak ada sayurnya sekolah…nanti jemput anak
gak mau makan..jadi setiap hari sekolah…nanti habis jemput
bikin sayur…” (P3) membathik…terus sorenya ke sana
Tetapi ada juga partisipan yang lagi…malam gak tidur kan..nahan
kurang mengkonsumsi sayur, ngantuk…saya kira cuma itu yang
sebagaimana diungkapkan sebagai bikin Hb saya ngedrop...capek...”.
berikut: (P3)
“…kurang makan sayur-sayuran,
kan saya suka mie instan tapi gak PEMBAHASAN
saya campur dengan sayuran...”. Empat temuan penting dalam
(P6) penelitian Perilaku Hidup Bersih dan
Mayoritas partisipan tidak melakukan Sehat pada Ibu Hamil dengan Anemia di
aktifitas fisik/olahraga secara teratur, Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri I
seperti yang diungkapkan oleh salah Kabupaten Bantul Yogyakarta yaitu
satu partisipan sebagai berikut: ketidakadekuatan perilaku
“…kalau olahraga rutin sih gak memeriksakan kehamilan/kunjungan
bu…paling kalau pagi naik antenatal care (ANC), adanya
sepeda ngantar anak saya pertentangan
sekolah…terus siang jemput anak keyakinan/ketidakpercayaan tentang
sekolah…terus mbathik…”. (P3) kandungan tablet besi (Fe), kuatnya
Sebagian besar kebutuhan istirahat budaya minum teh pada ibu hamil, dan
partisipan terpenuhi, tetapi dua perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu
partisipan ibu hamil anemia dalam hamil tidak adekuat. Temuan tersebut
penelitian ini mengungkapkan akan diuraikan lebih rinci dalam
kebutuhan istirahatnya kurang pembahasan sebagai berikut:
1. Ketidakadekuatan perilaku akan dikonsumsi berdasarkan
memeriksakan kehamilan/kunjungan keyakinan yang dimilikinya. Secara
antenatal (ANC) psikologis faktor keyakinan
Pemeriksaan antenatal care berperan besar dalam menentukan
yang lengkap diharapkan ibu hamil tindakan yang akan dilakukan.
mendapat pelayanan yang lebih baik Keyakinan tentang kehamilan yang
khususnya yang berkaitan dengan dimiliki oleh masyarakat sangat
upaya pencegahan anemia seperti menentukan perilaku masyarakat
pemberian tablet besi dan terhadap kehamilan tersebut
penyuluhan gizi ibu hamil sehingga (Notoatmodjo, 2003)
kejadian anemia ibu hamil semakin Pengaruh keyakinan
berkurang. Setiap ibu hamil merupakan salah satu faktor yang
menghadapi risiko terjadinya mendasari ketidakpatuhan dalam
komplikasi, oleh karena itu setiap melakukan antenatal care dan
wanita hamil diharapkan sedikitnya dalam mengkonsumsi tablet besi
satu kali memeriksakan (Fe) selama kehamilan.
kehamilannya, bahkan diharapkan 4 Kepercayaan dapat diperoleh dari
kali memeriksakan diri selama masa orang tua, suami, kakek atau nenek.
kehamilan (Depkes, 2007). Ibu Sering seseorang menerima
hamil disarankan memeriksakan kepercayaan itu berdasarkan
kehamilan dalam waktu kehamilan keyakinan saja tanpa adanya
trimester pertama (14 minggu) satu pembuktian terlebih dahulu
kali kunjungan, dan kehamilan (Puspasari, 2008). Begitu pula
trimester kedua (14-28 minggu) satu dengan ibu hamil ketika dirinya
kali kunjungan, dan trimester ketiga benar-benar percaya bahwa tablet
(28-36 minggu dan sesudah minggu besi mengandung unsur babi yang
ke 36) dua kali kunjungan (Salmah, dilarang untuk dikonsumsi sesuai
2006). Frekuensi pemeriksaan dengan agama yang dianutnya maka
tersebut sudah memenuhi standar ibu hamil tersebut tidak
yang ditetapkan oleh pemerintah mengkonsumsi tablet besi. Hal ini
yaitu minimal 1 kali pada trimester sejalan dengan penelitian yang
1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali dilakukan oleh Puspasari (2008) dan
pada trimester 3. Ramawati (2008) menunjukkan
2. Pertentangan bahwa kepercayaan merupakan
keyakinan/ketidakpercayaan tentang salah satu faktor yang
kandungan tablet besi (Fe) mempengaruhi kepatuhan ibu hamil
Kepercayaan berasal dari kata dalam mengkonsumsi tablet besi.
percaya, artinya mengakui atau 3. Kuatnya budaya minum teh pada ibu
meyakini kebenaran. Kepercayaan hamil
adalah hal-hal yang berhubungan Menurut data Head of
dengan pengakuan atau keyakinan Researcher Brand Research, teh
akan kebenaran (Ramawati, 2008). merupakan salah satu minuman
Secara umum manusia sebagai yang paling populer di dunia.
makhluk sosial, ibu hamil khususnya Kebiasaan minum teh sudah menjadi
akan menanggapi dan memberikan budaya bagi penduduk dunia. Selain
pandangan tentang makanan yang air putih, teh merupakan minuman
yang paling banyak dikonsumsi oleh Walaupun teh mempunyai
manusia. Rata-rata konsumsi teh manfaat bagi kesehatan, namun
penduduk dunia adalah 120 ternyata teh juga diketahui
ml/hari/kapita. Indonesia merupakan menghambat penyerapan zat besi
negara penghasil teh terbesar yang bersumber dari bukan hem
keenam di dunia dengan tingkat (non-heme iron) (Soehardi, 2004).
konsumsi teh orang Indonesia Hurrell et al (1999) melaporkan
mencapai 0.8 kg/tahun/kapita bahwa teh dapat menghambat
(Machmud, 2006). penyerapan zat besi non-heme
Minum teh sudah menjadi sebesar 79-94% jika dikonsumsi
budaya di keseharian masyarakat bersama-sama. Beberapa penelitian
Indonesia khususnya dan menemukan bahwa ada hubungan
masyarakat Asia pada umumnya. antara minum teh dengan kejadian
Hampir setiap rumah menyimpan anemia (Neifani, 2009; Novita,
teh sebagai salah satu minuman 2011; Bangun, 2012). Hal ini sejalan
favoritnya. Orang Indonesia terbiasa dengan hasil penelitian Besral et al
mengkonsumsi teh setelah makan. (2007), bahwa memperlihatkan
Bahkan ada kelompok masyarakat hubungan antara kebiasaan minum
tertentu yang mengkonsumsi teh teh dengan kejadian anemia. Dari
kental setiap hari (Bambang, 2008). hasil penelitian terlihat bahwa
Teh adalah minuman yang proporsi kejadian anemia lebih
kaya antioksidan. Cao et al. (1996) tinggi pada kelompok yang selalu
menemukan bahwa teh hijau dan teh minum teh setiap hari (83%)
hitam mempunyai kadar antioksidan dibandingkan dengan kelompok
yang lebih tinggi dibandingkan yang hanya kadang-kadang atau
dengan sayuran seperti bawang tidak pernah minum teh (kejadian
putih, dan bayam. Teh diketahui anemianya hanya 15% dan 11%),
mempunyai manfaat terhadap dari nilai odds ratio terlihat bahwa
kesehatan antara lain menghambat risiko kelompok yang minum teh
perkembangan kanker (Yang C et al, tiap hari untuk menderita anemia
2000), menurunkan risiko terjadinya adalah 36 kali lebih besar
penyakit kardiovaskuler (Hertog, dibandingkan kelompok yang tidak
1997), menjaga kesehatan gigi dan pernah minum teh. Pada kelompok
mulut karena kandungan natural yang kadang-kadang minum teh
florida dapat mencegah karies pada kejadian anemianya tidak berbeda
gigi (Jones C et al, 1999). bermakna dengan kelompok yang
Hindmarch et al (2000) melaporkan tidak pernah minum teh.
bahwa teh dapat meningkatkan Penelitian ini membuktikan
kondisi kognitif dan psikomotor bahwa faktor yang berperan dalam
pada orang dewasa. Hegarty et al kejadian anemia adalah perilaku
(2000) juga melaporkan bahwa teh minum teh setiap hari. Walaupun
dapat mengurangi risiko terjadinya telah banyak penelitian yang
patah tulang pada usila karena membuktikan beragam manfaat dari
densitas tulang pada mereka yang minum teh, namun cara konsumsi
minum teh lebih baik daripada teh yang tidak tepat akan
mereka yang tidak minum teh. menimbulkan dampak negatif,
terutama terjadinya anemia. Hal ini meningkat hingga mencapai 10-12
dapat disebabkan oleh beberapa hal mg/hari pada akhir kehamilan
antara lain karena teh mengandung (Husaini, 1989).
tanin yang dapat mengikat mineral Protein hewani dan protein
(termasuk zat besi) dan pada nabati merupakan suatu zat yang
sebagian teh (terutama teh hitam) sangat penting bagi tubuh karena
senyawa polifenol yang berperan merupakan sumber protein dan
sebagai antioksidan ternyata telah berfungsi sebagai bahan bakar
mengalami oksidasi, sehingga dapat dalam tubuh dan sebagai zat
mengikat mineral seperti Fe, Zn, pembangun. Fungsi protein adalah
dan Ca sehingga penyerapan zat besi menggantikan sel yang rusak.
berkurang, sedangkan pada teh hijau Kekurangragaman menu dan jumlah
senyawa polifenolnya masih banyak, makanan dalam konsumsi sehari-
sehingga masih dapat meningkatkan hari cukup memberi pengaruh pada
peranannya sebagai antioksidan keadaan gizi seseorang dan juga
(Besral et al, 2007). status anemia (Harnany, 2006).
4. Perilaku hidup bersih dan sehat pada Melakukan pekerjaan yang
ibu hamil tidak adekuat berat di saat hamil memang menjadi
Ibu hamil membutuhkan salah satu penyebab dari
makanan yang bergizi, baik untuk berkurangnya kemampuan tubuh
dirinya sendiri maupun untuk dalam memenuhi kebutuhan ibu dan
memenuhi kandungan nutrisi bagi janin yang dikandungnya.
janin yang dikandungnya. Selama Kebutuhan nutrisi misalnya zat besi,
trimester I kehamilan, kebutuhan zat terkuras habis cadangannya untuk
besi ibu lebih rendah karena tidak memenuhi aktivitas ibu hamil
menstruasi dan zat besi yang Akibatnya, seorang ibu hamil bisa
digunakan janin minimal. Mulai dari mengalami yang disebut sebagai
trimester II terdapat pertambahan anemia dalam kehamilan
sel-sel darah merah yang (Cunningham dkk, 2006).
berlangsung sampai trimester III. Kurangnya tidur setelah shif malam
Penambahan sel-sel darah merah pada buruh pabrik juga akan
tersebut kira-kira sama dengan mempengaruhi kadar haemoglobin.
penambahan sebesar 450 mg besi. Berkurangnya waktu tidur, berarti
Selama kehamilan tubuh wanita semakin meningkatkan penggunaan
memerlukan ± 1000 mg Fe. energi. Dengan demikian
Kebutuhan Fe digunakan untuk penggunaan energi ini perlu
perkembangan janin 300 mg, diimbangi dengan input makanan
plasenta 50 mg, ekspansi sel darah yang memadai untuk pembentukan
merah, kehilangan basal 240 mg. energi kembali yang digunakan
Distribusi kebutuhan Fe ini tidak untuk biosintesis dan reparasi sel-sel
sama dari waktu ke waktu selama tubuh yang mengalami kerusakan
kehamilan. Kebutuhan Fe ini (Haribi, 2004).
terutama meningkat pada trimester
terakhir. Pada awal kehamilan
kebutuhan Fe pada wanita adalah
0,8 mg/hari, kebutuhan terus
SIMPULAN DAN SARAN b. Penelitian kualitatif.
Simpulan Penelitian ini dapat dilanjutkan
Gambaran tentang perilaku hidup dengan mengeksplorasi lebih
bersih dan sehat pada ibu hamil dengan dalam terkait peran keluarga
anemia di wilayah kerja Puskesmas dalam perilaku hidup bersih dan
Imogiri I Kabupaten Bantul Yogyakarta sehat ibu hamil dengan anemia.
dapat dilihat dari empat temuan penting
dari penelitian ini yaitu DAFTAR PUSTAKA
ketidakadekuatan perilaku Almatsier, Sunita., Soetardjo, Susirah.,
memeriksakan kehamilan/kunjungan Soekatri, Moesijanti., 2011. Gizi
antenatal care (ANC), ketidakpatuhan Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
mengkonsumsi tablet besi (Fe), kuatnya PT Gramedia Pustaka Utama.
kebiasaan mengkonsumsi teh, Jakarta
ketidakadekuatan perilaku hidup bersih Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi:
dan sehat (terkait dengan anemia). Gizi dalam Daur Kehidupan (edisi
2). EGC. Jakarta
Saran Astuti, WD., Khaqiqi, Z., Lestari, D.,
1. Bagi petugas kesehatan di ruang 2011. Perilaku Hidup Bersih dan
periksa Kesehatan Ibu dan Anak Sehat (PHBS) dalam Rumah
(KIA) Puskesmas Imogiri I Bantul Tangga Ibu Hamil dan Ibu Pernah
Yogyakarta Hamil Di Indonesia. Pusat
Perlunya promosi tentang Humaniora, Kebijakan Kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat,
pada ibu hamil lebih ditingkatkan Badan Penelitian dan
dan metode untuk promosi tentang Pengembangan Kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Bambang, K. 2008. Prospek Teh
sebaiknya disesuaikan dengan Indonesia Sebagai Minuman
kemampuan ibu hamil, sehingga Fungsional. Diunduh dari
mereka mengerti betul apa yang http:scribd.com pada tanggal 18
dimaksud dengan Perilaku Hidup Desember 2014
Bersih dan Sehat dan apa yang harus Bangun, E. B., Lubis, Z., Siagian, A.
mereka lakukan. Selain itu, ibu 2012. Perilaku Minum Teh dan
hamil perlu dimotivasi agar mereka Kadar Hemoglobin (Hb) pada
mau dan mampu melakukan Siswa Siswi Sekolah Menengah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kejuruan Negeri 1 Jorlang Hataran
dengan benar. Desa Dolok Marlawan Kecamatan
2. Bagi penelitian selanjutnya Jorlang Kabupaten Simalungun.
a. Penelitian kuantitatif. Penelitian Fakultas Kesehatan
Penelitian ini dapat dijadikan Masyarakat.
referensi untuk penelitian Besral, Meilianingsih, L., Sahar, J.,
selanjutnya, yaitu tentang 2007. Pengaruh Minum Teh
persepsi tenaga kesehatan Terhadap Kejadian Anemia Pada
terhadap pemberian tablet besi Usila Di Kota Bandung. Journal
(Fe) pada ibu hamil dengan Makara Kesehatan. Vol. 11. No 1.
anemia. Juni 2007: 38-43
Cao G, Sofic E, Prior R. 1996. Ibu Hamil di Kota Pekalongan
Antioxidant Capacity of Tea and Tahun 2006. Tesis. Magister Gizi
Common Vegetables. Journal of Masyarakat Program Pasca Sarjana
Agree Food Chem. 1999 (44):3426- Universitas Diponegoro diambil
3431 dari
Cunningham, FG, Paul C MacDonald, http://eprints.undip.ac.id/15216/1/A
dan Norman F Gant. 2006. Obstetri fiyah_Sri_Harnany.pdf. Diakses
Williams Edisi 18. Alih bahasa pada tanggal 07 Februari 2015
Joko Suyono dan Andry Hartono, Hartati, S. 2005. Prevalensi Anemia di
EGC, Jakarta DIY Sangat Tinggi (online)
Daud R. 2000. Hubungan Antara http://ebookbrowsee.net/gdoc.php?i
Tingkat Pendidikan, Pendapatan, d diakses tanggal 19 Desember
dan Perilaku Masyarakat dengan 2013
Kualitas Sanitasi Lingkungan. Hegarty, V., May, H., Khaw, K. 2000.
Tesis Pascasarjana IKM UGM. Tea Drinking and Bone Mineral
Yogyakarta Density in Older Women.
Departemen Kesehatan RI. 2002. American Journal of Clinical
Penyuluhan Kesehatan Nutrition. 2000(71):1003-1007
Masyarakat. Pusat Promosi Hertog, M., Feskens, E., Krombout, D.,
Kesehatan Departemen Kesehatan 1997. Antioksidant Flavonoid and
RI. Jakarta Coronary Heart Disease Risk.
_____________. 2004. Pencegahan dan Lancet. 1997:349
Penanggulangan Penyakit Demam Hindmarch, I., Rigney, U., Stanley, N.,
Berdarah Dengue, World Health Quinlan, P., Rycroft, J., Lane, J.
Organization dan Departemen 2000. A Naturalistic Investigation
Kesehatan RI. Jakarta of The Effects of Day-Long
_____________. 2007. Buku Saku Consumption of Tea, Coffee an
Rumah Tangga Sehat dengan Water on Alertness, Sleep Onset
PHBS. Pusat Promosi Kesehatan. and Sleep Quality.
Jakarta Psychopharmacology. 2000
_____________. 2008. Riset Kesehatan (149):2003-2016
Dasar 2007. Badan Penelitian dan Hurrell RF, Reddy M, Cook JD.
Pengembangan Kesehatan Inhibition of Non Haem Iron
Edwards, dkk. 2010. Praktik Absorption in Man by
Kebidanan: Kesehatan Polyphenolic-Containing
Masyarakat. Jakarta: EGC Beverages. British Journal of
Haribi, Ratih. 2004. Kadar Nutrition. 1999 (81):289-295
Haemoglobin Pada Buruh Wanita Husaini. 1989. Study Nutritional
Yang Bekerja Di Malam Hari. Anemias an Assesment of
Dalam Jurnal Litbang Universitas Information Complation for
Muhammadiyah Semarang. Vol. Supporting and Formulating
1.No1 Sep. 2004. Semarang National Policy and Programe.
Harnany, A.S. 2006. Pengaruh Tabu Directorate of Community
Makanan, Tingkat Kecukupan Gizi, Nutrition and Center for Nutrition
Konsumsi Tablet Besi, Dan Teh Research and Development
Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ministry of Health, Jakarta
Jones, C., Woods, K., Whittle, G., Yogyakarta. Jurnal Manusia dan
Worthington, H., Taylor, G., 1999. Lingkungan. III(9):67-79
Sugar, Drinks, Deprivation and Neifani, A., 2009. Hubungan antara
Dental Caries in 14-Year-Old Kebiasaan Minum Teh dan Asupan
Children in The North West of Zat Besi dengan Kejadian Anemia
England. Community Dental Health pada Laki-Laki Usia 30-34 Tahun
(16):68-71 di Kecamatan Warungasem
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Kabupaten Batang. Tesis
Pedoman Pembinaan Perilaku Universitas Negeri Semarang.
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tidak dipublikasikan
Peraturan Menteri Kesehatan Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: Masyarakat. Jakarta: PT Rineka
2269/Menkes/Per/XI/2011Jakarta Cipta
__________. 2011. Promosi Kesehatan Novita, W., 2011. Hubungan antara
di Daerah Bermasalah Kesehatan. Kebiasaan Minum Teh dan Asupan
Pusat Promosi Kesehatan Tablet Zat Besi Dengan Kejadian
Lin, Y.H., Tsai, E.M., Chan, T.F., Chou, Anemia Pada Ibu Hamil Trimester
F.H., Lin, Y.L., 2009. Health 3 Di Puskesmas Ciputat Kota
Promoting Lifestyles and Related Tangerang Selatan Banten. Skripsi
Factors in Pregnant Women. Chang Perry, S.E., Hockenberry., Lowdermilk.,
Gung Med J Vol. 32 No. 6 & Wilson. 2010. Maternal Child
Linda. 2011. Janin Yang Terpapar Nursing Care. 4th Edition. Vol. 1.
Nikotin. Diakses dari St. Louis. Mosby Elsevier
http://www.mediasari.com/2011/07 Puspasari, F. D., Saryono, Ramawati,
/ancaman-rokok-bagi-wanita D., 2008. Faktor-Faktor Yang
hamil.html. dibuka tanggal 20 Mempengaruhi Kepatuhan Ibu
Oktober 2014 Hamil Dalam Mengkonsumsi
Machmud, I. 2006. Cerita Tentang Teh Tablet Besi Di Desa Sokaraja
di Indonesia: Peluang Terbuka Tengah Kecamatan Sokaraja
Luas. Diunduh dari Kabupaten Banyumas. Jurnal
http:/www.rsi.sg/Indonesian/ruang Keperawatan Sudirman (The
bisnis/html diakses 18 Desember Soedirman Journal of Nursing),
2014. Volume 3 No 1 Maret 2008.
Manuaba, I.B.G. 2010. Pengantar Ramawati, D., Mursiyam, Sejati, W.,
Kuliah Obstetri. Jakarta:EGC 2008. Faktor-Faktor Yang
Masli J, Suwarni A, Suharman. 2010. Mempengaruhi Kepatuhan Ibu
Tingkat Partisipasi Masyarakat Hamil Dalam Mengkonsumsi
Dalam Pengadaan Jamban Tablet Besi Di Desa Sokaraja
Keluarga Melalui Community Lead Tengah Kecamatan Sokaraja
Total Sanitation. Berita Kedokteran Kabupaten Banyumas. Jurnal
Masyarakat, Vol. 26, No. 3, Keperawatan Sudirman (The
September 2010 Soedirman Journal of Nursing),
Moeljoharjo D. 1996. Hubungan Volume 3 No 3 Nopember 2008.
Perilaku Penduduk Terhadap Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin, D.K.
Pencemaran Bakteriologis Air 2011. Keperawatan Maternitas
Sungai Winongo di Kotamadia Kesehatan Wanita, Bayi &
Keluarga. Edisi 18. Terjemahan Journal of Nutrition. 2000
Oleh: Yati Afiyanti, Imami Nur (130):472S-478S
Rachmawati, & Sri Djuwitaningsih. Yogaswara, D. 2011. Analisis Situasi
Jakarta. EGC Perilaku Sehat Ibu Hamil di Desa
Ross, S. 2006. Birth Right. Jakarta: Sukaratu Kecamatan Sukaratu
Trans Media Kabupaten Tasikmalaya. FKM-
Saifuddin, A.B. et al. 2006. Buku Acuan UNSIL.ISBN 978-602-96943-1-4
Nasional Pelayanan Kesehatan Zaluchu, F. 2007. Faktor Sosio-
Maternal dan Neonatal. Yayasan Psikologi Masyarakat yang
Bina Pustaka Sarwono Berhubungan dengan Anemia Ibu
Prawirohardjo Hamil di Kota Tanjung Balai,
Setyowati. 2003. The Impact of Village Sumatera Utara. Medan: Badan
Midwives and Cadres in Improving Penelitian dan Pengembangan
the Nutritional of Pregnant Women Provinsi Sumatera Utara.
in Selected Rural Villages in Two
Districts, Banten province
Indonesia 2003: A Longitudinal
Descriptive Study. Dissertation
Setyowati. 2010. An Ethnography Study
of Nutritional Conditions of
Pregnant Women in Banten
Indonesia.Makara, Kesehatan Vol.
14, No. 1: 5-10
Soehardi, S. 2004. Memelihara
Kesehatan Jasmani Melalui
Makanan. ITB. Bandung
Suryani, L., Syah, S., Azim, M.M.,
2013. Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Kelurahan Payo Selincah Tahun
2013. The Jambi Medical Journal
Vol 1. No 1 (2013) diambil dari
http://online
journal.unja.ac.id/index.php/kedokt
eran/article/view/979 diakses pada
tanggal 6 Februari 2015
Triratnawati, A., 1997. Socio-Cultural
Dimensions of Anemia Among
Pregnant Women in Rural Areas of
Java, Indonesia. Mahidol
Univercity
Yang, C., Chung, Y., Yang, G., Chabra,
S., Lee, M., Tea and Tea
Polyphenols in Cancer Prevention.

Anda mungkin juga menyukai