Oleh:
Ismi Azisa Saputri
Leonardo C Mozes
Vinni M Widyaastuti
Penguji:
dr. Candy Maharani Wairo, Sp.A
PENDAHULUAN
peradangan pada
selaput otak,
kondisi gawat
darurat medis pada
anak yang
berpotensi tinggi
terjadi morbiditas
dan mortalitas.
Angka kematian
Angka 152.000 jiwa tiap
mortalitas25-50% tahun, dari 7,6 juta
,angka morbiditas Meningitis jiwa kematian anak
25-45%. usia dibawah 5
tahun.1
Meningitisbakterial
urutan 10
teratas penyebab
kematian
WHO dalam Global Tuberculosis report 2016,
pada tahun 2015 diperkirakan ada 10,4 juta
kasus TB paru di seluruh dunia, yang terdiri dari
5,9 juta pada laki–laki, 3,5 juta pada perempuan
dan 1,0 juta pada anak.
Indonesia termasuk negara penderita TB paru
tertinggi bersama India, Cina, Nigeria, Pakistan,
dan Afrika Selatan.
Riskesdas 2013, sebesar 0,4% dari jumlah
penduduk.
Kekurangan gizi atau malnutrisi juga dapat menyebabkan
penurunan imunitas tubuh yang meningkatkan kerentanan
terhadap infeksi.
TB aktif menurunkan status nutrisi
Masalah status gizi penting perbaikan gizi merupakan
salah satu upaya mencegah penularan serta pemberantasan TB
paru.
Kombinasi obat anti TB (OAT) efektif untuk mengatasi infeksi
TB, namun penggunaannya berhubungan dengan risiko jejas hati
imbas obat (drug induced liver injury, DILI),
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita:
Nama : An. A. F
Tanggal Lahir : 21-03-2018
Nomor RM : 466361
Alamat : Weref
Suku :
Agama : Kristen protestan
Kewarganegaraan : Indonesia
Jenis Pembayaran : KPS
Tanggal MRS : 16-07-2019
Tanggal KRS :
ANAMNESIS
(dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5-08-2019)
Keluhan Utama
Kejang,
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dok 2 Jayapura diantar
keluarga dengan keluhan demam tinggi disertai kejang.
Demam muncul beberapa jam sebelum kejang. Menurut
pengakuan ibu pasien, kejang terjadi 3x dirumah mulai
dari jam 05.30 wit sampai jam 06.00 wit, durasi kejang
pertama ± 5 menit tanpa disertai penurunan kesadaran.
Kejang kedua dan ketiga ± 5 menit disertai penurunan
kesadaran. Saat di IGD, pasien kejang 2x dengan durasi ±
3 menit. Kejang terjadi secara menyeluruh.
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien saat ini masih
mengalami batuk, lendir (+). Batuk sudah dialami sejak 1
bulan SMRS. Muntah (-), mual (-), mencret (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat kejang sebelumnya disangal, malaria
disangkal.
Menurut ibu pasien, pasien sedang menjalankan
program OAT dari tanggal 10-07-2019.
5 hari SMRS, pasien pernah di rawat di RSUD
Dok 2 dengan diagnosis GEA dehidrasi ringan-
sedang + TB paru.
Riwayat Penyakit
Riwayat Imunisasi Riwayat Sosial
Keluarga
• Hipertensi, • Imunisasi lengkap • Untuk pengobatan
Diabetes, TB paru dan perawatan
disangkal penderita
menggunakan
KPS. Penderita
saat ini tinggal
bersama orang
tua, di daerah
yang padat
penduduk dan
jarang terkena
sinar matahari.
Penderita TB di
lingkungan rumah
sukar untuk
dievaluasi.
Ekonomi keluarga
pasien tergolong
dalam ekonomi
yang kurang.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak Sakit
Berat
• Kesadaran : Sopor
• Tekanan Darah : Tidak
diperiksa
• Frekuensi nadi : 105x/menit
Vital
• Saturasi O2 : 95%
• Status Gizi : Gizi buruk
• Umur : 1 tahun 4
bulan
• Berat Badan : 5.5 kg
• Tinggi Badan : 75 cm
• Z-Score : dibawah
garis -3 SD
STATUS GENERALIS
GCS: E3V2M3
Kepala : Normosefal, rambut lurus tipis, distribusi
merata, berwarna hitam dan kering. Kulit kepala
bersih, tidak ada skuama atau ulkus. Ubun-ubun
sudah menutup. Wajah tampak simetris, tidak ada
edema.
Hidung : Pernapasan cuping hidung tidak ada.
Tidak ada deviasi septum nasi. Sekret nasal tidak
ada.
Mulut: : Tidak trismus, halitosis tidak ada.
Mukosa bibir kering. Kandidiasi oral tidak ada.
Mata : Mata cowong tidak ada. Konjungtiva
pucat, sklera tidak ikterik, edema palpebra (+), ptosis
tidak ada, madarosis tidak ditemukan.
Leher : Trakea di tengah, tidak teraba pembesaran
KGB.
Jantung: Bunyi Jantung I dan II reguler. Tidak ada mur-
mur. Tidak ada gallop.
Paru : Kedua hemithorax simetris statis dan dinamis,
tidak tampak barrel chest, tidak tampak adanya massa, sela
iga tidak tampak melebar.bunyi napas bronkovesikuler di
kedua hemithorax, terdengar bunyi rhonki di kedua lapang
paru, dan tidak terdengar bunyi mengi.
Abdomen : Cembung, supel, timpani, tidak tampak massa.
Bising usus 4 x/m. Tugor kulit kembali cepat.Nyeri tekan
tidak ada. Hepar teraba 2 jari dibawah arcus costa. Lien
tidak teraba.
Ekstremitas: Akral hangat, tidak ada edema di
keempat ekstremitas, tidak ditemukan clubbing finger, CRT
<3 detik.
Kulit: Tidak tampak anemis, sianosis tidak ada,
ikterus tidak ada
STATUS NEUROLOGIS
• Kaku kuduk: +
• Brudzinski I: +/+
• Brudzinski II: +/+
• Brudzinski III: +/+
Rangsang • Kernig: +/+
Meningeal: • Laseque: +/+
• NC. I: sulit dievaluasi
• NC. II: sulit dievaluasi
• NC III,IV,VI: pupil +/+ isokor,
reflex cahaya +/+
• NC V sulit di evaluasi
Nervus • NC VII sulit di evaluasi
Cranialis • NC VIII sulit di evaluasi
• NC IX,X sulit di evaluasi
• NC XI sulit di evaluasi
• NC XII sulit di evaluasi
• sulit dievaluasi
Motorik :
• sulit dievaluasi
Sensorik :
• Babinski +/+
• Chaddock +/+
Refleks
Patologis • Oppenheim +/+
STATUS GIZI
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal: (18-07-2019)
Hematologi: Hasil: Nilai rujukan:
Hb 8.4 g/dL 13.3- 16.6
Leukosit 25.99 x 103/uL 3.37- 8.36
Trombosit 312x 103/uL 140- 400
Eritrosit 3.47 x 106/uL 3.69-5.46
DDR Negatif (-)
Sel Basofil 0.2% 0.3-1.4
Sel Eosinofil 0.8% 0.6-5.4
Sel Neutrofil 80.4% 39.8-70.5
Sel imfosit 17.2% 23.1-49.9
Sel Monosit 1.6% 4.3-10.0
Kimia Darah:
Ureum 1.41 mg/dL 7-18 mg/dl
Creatinin 0.32 mg/dL <= 0.95
SGOT 159.0 U/L <= 40
SGPT 182.0 U/L <=41
Albumin 2.3 g/dL 3.5-5.2
PEMERIKASAAN PENUNJANG
A. CT-SCAN
Kesan :
Meningoencephalitis
, sangat mungkin
suatu
nleptomenioencepha
litis dan edema
cerebri
B. Ro. Thorax
Kesan: tampak
adanya penebalan
pada daerah hilus,
adanya bercak
infiltrate pada
kedua lapang paru.
FOLLOW UP
Hari/ Follow up Planning
Tanggal
17/07/2019 S : kejang 3x dirumah, tidak sadar setelah kejang, saat O2 masker 8 lpm
U : 1 tahun kejang disertai panas (+) dan kejang di alami saat pasien
Kebutuhan cairan 825 cc/hari
3 bulan berada di IGD sebanyak 2x, batuk(+), pilek (+), mencret
HP : 2 hari (-).RPD: program pengobatan TB Kebutuhan kalori 550 kkal/hari
O : Keadaan umum : Tampak sakit berat Kes: Sopor IVFD KAEN EB 500cc/24 jam (21 tpm)
TTV : Nadi : 118 x/m, RR: 64 x/m, SB:38,0oC
Inj. Ceftriaxone 2x272mg
Kepala /Leher : Normochepal, konjungtiva anemis (-/-
), sklera ikterik (-/-), pernapasan cuping hidung (-), Oral Inj. Piracetam 3x 55mg
Ekstemitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, oedem (-) PO Urdahex 2x50mg (H2)
Refleks Patologis: Babinski +/+, chaddock +/+, Oppenheim +/+ PO sistenol 3x100mg
A: Meningoensefalitis bacterial dd viral ec. TB Diet F100 8x50cc (400cc, 400kkal)
Tb paru on treatment + Gizi buruk marasmus + sepsis + acute liver Pro CT Scan kepala
injury Pro konsul mata
Pro tranfusi albumin 2x60cc
20/07/2019 S : penurunan kesadaran, sesak (+), batuk (+) O2 masker 5 lpm
U : 1 tahun O : Keadaan umum : Tampak sakit berat Kes: sopor Kebutuhan cairan 825 cc/hari
3 bulan TTV : Nadi : 164 x/m, RR: 66x/m, SB:37,2oC Spo2: 96% Kebutuhan kalori 550 kkal/hari
HP : 5 hari Kepala /Leher : Normochepal, konjungtiva anemis (-/-), sklera IVFD NaCl 0.9% 1400cc/24 jam
(6 tpm)
BB : 5,5 kg ikterik (-/-), pernapasan cuping hidung (-), Oral Candidiasis(-
Manitol 3x12,5 cc
),pembesaran kelenjar getah bening (-), edema palpebral (+/+)
Inj. Ceftriaxone 2x272mg (50-75
Thorax : Simetris , Ikut gerak nafas(+), retraksi (-), suara napas
mg/kgBB) (H5)
bronkovesikuler (+/+), Rhonki (+/-), wheezing (-/-)
Inj. Piracetam 3x 55mg
Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-). Gallop (-) (15mg/kgBB)
Abdomen : Cembung, supel, timpani, Bising usus (+) normal, Inj. Paracetamol3x60mg
turgor kulit kembali cepat, hepar: teraba 2 jari dibawah arcus costa, Inj. Fenitoin 2x40mg (6-8
lien: tidak teraba mg/kgBB)
Ekstemitas : Akral dingin, CRT < 3 detik, oedem (-) PO zinc 1x20mg
Refleks Patologis : Babinski +/+, Chaddock +/+, Oppenheim +/+ PO Urdahex 2x50mg (H2)
PO sistenol 3x100mg
fase stabilisasi,
formula 75 (F-75) ;
asupan gizi 80-100
kkal/kgBB/hari dan
protei 1-1,5
g/kgBB/hari.
fase transisi, F-75
menjadi F-100 ;
asupan gizi 100-150
kkal/kgBB/hari dan
protein 2-3
g/kgBB/hari.
fase rehabilitasi,
F-100 + BB <7kg
diberikan makanan
bayi dan untuk anak
Diet F75 8x30cc = 240cc, peningkatan gizi
Fase Stabilisasi, Formula 75 (F-75) ;
Asupan Gizi 80-100 Kkal/Kgbb/Hari dan
Protei 1-1,5 g/Kgbb/Hari.
Fase Transisi, F-75 Menjadi F-100 ;
Asupan Gizi 100-150 Kkal/Kgbb/Hari dan
Protein 2-3 g/Kgbb/Hari.
Fase Rehabilitasi, F-100 + Bb <7kg
diberikan makanan bayi Dan Untuk Anak
Bb > 7kg diberikan makanan anak. Asupan
Gizi 150-220 Kkal/Kgbb/Hari Dan Protein 4-6
g/Kgbb/Hari.