Anda di halaman 1dari 34

RINI LESTARI.

Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


Fak Kedokteran Universitas Cenderawasih
2016
Tujuan Instruksional Umum
Peserta didik memahami terapi fisiatrik di
bidang Rehabilitasi Medik
Tujuan Instruksional Khusus :
1.Peserta didik memahami ruang lingkup terapi fisiatrik
dan mampu merujuk bila ada indikasi.

2. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi


pemberian terapi panas

3. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi


pemberian terapi dingin.

4. Mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi


terapi latihan
PENDAHULUAN

Sejak dahulu ada


Upaya rehabilitasi medik berawal pd perawatan korban
Perang Dunia 1 tahun 1920
Mengalami kemajuan pesat setelah PD II
Secara resmi disetujui sebagai bagian tersendiri oleh
American Board of Medical Specialist
Physiatrist adalah dokter ahli dalam Physical Medicine
and Rehabilitation (PM&R)
Di Indonesia dikenal sebagai dokter spesialis
kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
RUANG LINGKUP TERAPI FISIATRIK

1. Fisioterapi (physio therapy= physical therapy)


2. ortotik prostetik (Orthotic - prosthetic)
3. Terapi Okupasi (Occupational therapy)
4. Terapi wicara (Speech therapy)

Dari ke 4 bidang ini, yang dibicarakan secara khusus


adalah terapi fisik.
Terapi Fisik meliputi
Terapi panas
Terapi dingin
Masase
Traksi leher dan pinggang/pelvis
Stimulasi listrik
Penjaruman/terapi fisik dg suntikan
Hidroterapi
Terapi latihan
Lain-lain : Strapping, bandaging, actinotherapy
I. TERAPI DINGIN (COLD TERAPI)
Disebut juga Cryotherapy

Definisi : suatu metode pendinginan tubuh baik lokal


maupun general untuk tujuan terapi

Tujuan :
1. Menurunkan suhu jaringan local & memprovokasi respon
thermoregulator
2. Perubahan suhu dalam jaringan tergantung pada tingkat
dan jumlah energy panas yang dibuang.
Meruppakan salah satu jenis modalitas
terapi fisik yg menggunakan sifat fisik
dingin.

Dalam hal ini yg digunakan adalah efek


terapi superfisial dari agen pendingin yg
menyalurkan energi thermal dengan cara
konduksi
Efek fisiologis terapi dingin pd tubuh
Efek lokal :

- Pembuluh darah kulit tjd vasokontriksi yg


diikuti dg vasodilatasi
- Pd aliran darah otot terjadi vasokonstriksi disertai
peningkatan viskositas yg menyebabkan perlambatan
aliran darah.
- Menurunkan tingkat metabolism (Vant Hoffs law)
Menurunkan uptake Oksigen
Menurunkan produksi metabolit
Menurunkan aktifitas sel
Memperlambat proses penyembuhan:
- Pd sistem saraf tepi memperlambat kecepatan konduksi
shg mengurangi nyeri dan spastisitas.
- Pd sistem motorik, menurunkan kekuatan otot,
meningkatkan kekuatan otot 1 jam atau lebih setelah
pendinginan berakhir
* Efek sistemik
Trauma Akut
Digunakan terapi dingin
Dikenal istilah RICE (rest, icing, compression, elevation)
Aplikasi dingin 24-48 pasca cedera akut
Memberikan efek :

1. Mengurangi filtrasi cairan ke dalam intersitium


melalui vasokonstriksi.
2. Mengurangi inflamasi
3. Mengurangi nyeri & spasme otot
4. Mengurangi kecepatan proses metabolik
Indikasi Terapi Dingin
Gangguan muskuloskeletal (sprain, strain,
tendonitis, bursitis)
Luka baru
Mengurangi nyeri
Pasca bedah orthopedi
Mengurangi spastisitas & spasme otot
Luka bakar
Menurunkan suhu tubuh
Kontra indikasi Terapi Dingin
Gangguan sensibilitas (numbness)
Kerusakan jaringan akibat vasokonstriksi
Luka terbuka > 48 jam
Hipersensitive thdp suhu dingin (urticaria
dingin)
Angina pektoris
Saraf perifer sedang regenerasi
Jenis Terapi Dingin
Cold gel packs (berisi gel yg tetap aktif spi 45-60
menit setelah didinginkan, dapat digunakan
berulang 2x dan tidak menyebabkan frost bite)
Ice pack (pecahan es dibungkus dg handuk
kering atau basah, diberikan 10-20 menit)
Ice massage
Vapocoolant spray (digunakan zat fluoromethan
atau klorethyl (ethyl chloride) atau nitrogen cair
yg dievaporasi. Apabila disemprotkan pd kulit
akan memberikan pendinginan melalui
evaporasi.
Terapi Panas (Heat)

Panas
permukaan Mencapai lapisan
(superfisial kutis dan sub kutis
heat)

Terapi
panas

Panas dalam Mencapai lapisan


(Deep heat) dibawah sub kutis
Aplikasi Terapi Panas
1. Cara radiasi : superficial heat
* sinar matahari, sinar infra merah

2. Cara konduktif : (superficial heat)


* Air panas, pasir panas, uap panas, parafin wax,
heated pad

3. Cara konversi : Deep heat


* Short wave diathermi (SWD)
* Micro wave diathermi (MWD)
* Ultra sound diathermi (USD)
Parafin Wax Baths
Hydrocollator Packs
Hydrotherapy
Efek Terapi panas
Analge Sedasi
sik

Peningkata
n
metabolism
e
Peningkata
n clearing
metabolis
Arteri edem
me heat Dilatasi a
Peningkata
Peningkatan n aliran Peningkatan
supply kapiler tekanan
oksigen, kapiler
nutrisi,
antibody,
leukocyte
Indikasi
Muscle relaxing (sebelum dilakukan latihan)
Ekstensibilitas jaringan yg mengalami
pemendekan (fleksibel)
Nyeri pd arthrosis (OA kronis tanpa tanda
inflamasi)
Sinusitis
Gangguan sirkulasi darah (ulcus decubitus)
Efek penenang
Mengurangi spasme otot
Kontraindikasi(1)

Anak < 3 tahun (komunikasi belum bisa


dipercaya
Px dg gangguan sensasi panas dan nyeri
Px yg tidak bisa merefleksikan efek panas
(anak2x, geriatri, kelemahan krn stroke,SCI)
Gangguan aliran darah di kulit
Edema non inflamasi
Perdarahan (haemorhage diathesis)
Kontraindikasi(1)

Trauma akut (sprain, bruises/memar, tissue


ischemia, inflamasi sendi/osteoarthritis)
Kanker
Wanita hamil
Wanita menstruasi
Time

Durasi 15 30 menit
Untuk USD 5 10 menit
Tergantung besar dan ukuran area
Lamanya 10 x terapi atau 2 3 minggu (jika
tidak ada perubahan maka dipertimbangkan
utk utk terapi heat lainnya.
Keuntungan terapi panas (1)

Peningkatan metabolisme shg meningkatkan inflamantori


respon pd fase akut
Terjadinya refleks vasodilatasi menyebabkan peningkatan
aliran kapiler dan meningkatkan nutrisi, oksigen, antibody,
dan leukocytes
Terjadinya peningkatan tekanan kapiler maka terjadi
edema
Jika peningkatan panas cukup makan akan meningkatkan
cardiac output (CO)
Terjadi peningkatan nilai ambang nyeri shg muncul efek
analgesik
Keuntungan terapi panas (2)

Joint stiffnes berkurang


Nyeri karena musclespasm berkurang
Connective tissue bertambah
Sumber
1. Buku Ajar : Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi edisi ke-3
Editor : Hening Laswati, Andriati, Alit Pawana,
Lydia Arfianti

2. Therapeutic Modalities for Musculoskeletal


Injuries, Third edition.
Craig R. Denegar, Ethan Saliba, susan Saliba
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai