PENDAHULUAN
Terapi fisik dilatih dalam penerapan terapi dari berbagai macam agen dasar
yaitu yang sebut sebagai modalitas. Misalnya agen termal yang berupa panas dan
dingin, suara, listrik, cahaya dan mekanik. Dari semua agen tersebut digunakan untuk
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan sendi, mengurangi kejang otot,
mengembalikan mobilitas sendi, mengembalikan aliran darah lokal ke jaringan yang
terluka, dan lain-lain.1
Modalitas terapi telah lama ada, dan akan terus menjadi bagian dari
rehabilitasi dan digunakan untuk melengkapi elemen lain dari rencana perawatan
pasien yang lebih komprehensif seperti terapi latihan (misalnya strengthening,
stretching, neuromuscular reeducation, balance), terapi manual (misalnya mobilisasi
jaringan dan sendi, manipulasi sendi) dan edukasi pasien (tubuh harus sering
bergerak, postural retraining home exercise, mengurangi resiko).2
1
dipilih dan diterapkan secara hati-hati, modalitas terapi dapat memberikan manfaat
yang sangat besar dalam perawatan pasien pada kasus ortopedik.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
B. Klasifikasi Terapi Modalitas
4
dirumah dan digunakan oleh pasien. Paket dingin yang komersial yang
sering digunakan adalah jelly yang dibuat dingin dan diolesi dibagian
tubuh. Air dingin juga dapat memberikan manfaat terapi dan dapat
diaplikasikan misalnya pada saat mandi dengan air dingin atau dapat
diberikan juga paket es untuk menjaga suhu air agar tetap dingin, sehingga
efek dingin dapat mengenai semua bagian tubuh.
5
Gambar 2. Terapi Dingin (Cryotherapy) menggunakan Ice Pop 2
6
5. Durasi selama terapi
6. Luas daerah terapi
7
Tabel Indikasi dan Kontraindikasi dari Cryotherapy3
8
b) Ice Packs
Ice packs atau paket es juga merupakan metode yang murah
dan sering digunakan karena menjaga suhu tetap konstan sehingga
sangat efektif untuk mendinginkan jaringan. Saat paket es ditempelkan
di kulit, ditunggu selama 30-40 menit tanpa ada timbulnya
perandangan kulit akibat dingin. Biasanya juga paket es dibungkus dan
dikompresi dibagian luka atau lokasi trauma dan ditinggikan, daerah
yang trauma sehingga dapat menurunkan pembengkakan dan
mempercepat penyatuan cairan di ruang interstisial.3
Cryocuffs merupakan salah satu alat komersial yang memiliki
fungsi yang mirip karena es dimasukkan kedalam termos, dan kompres
dingin yang diberikan lebih lama yaitu selama 5 sampai 7 jam, dan
juga efek samping peradangan akibat dingin lebih minimal.3
9
Gambar 4. Terapi Dingin menggunakan Crypcuffs 3
c) Ice Immersion
Ice Immersion atau perendaman es digunakan untuk
mengurangi suhu dengan cepat pada seluruh permukaan esktremitas
distal (lengan bawah, tangan, pergelangan kaki). Berbagai wadah atau
baskom digunakan untuk metode ini, efek analgesik yang diharapkan
digunakan selama fase inflamasi untuk mengurangi edema setelah
cedera tumpul, selain itu juga meningkatkan ROM. Suhu yang
digunakan untuk perendaman es adalah 4-10 C, semakin rendah suhu
maka semakin pendek durasi saat pencelupan. Terapi ini dilakukan
selama 5 sampai 15 menit.3
10
Gambar 5. Terapi Dingin menggunakan perendaman es3
d) Gel Dingin
Gel packs terdiri dari substansi gelatin yang terdiri dari zat
campuran vinyl atau plastik kuat. Dan digunakan untuk kompresi.
Paket gel ini disimpan pada suhu -5 C untuk 2 jam sebelum
digunakan. Perlu diperhatikan paket gel yang disimpan dibawah suhu
3
nol derajat dapat menyebabkan peradangan akibat dingin.
11
e) Vapo-coolant spray
Fluorometana adalah semprotan non toksik yang tidak mudah
terbakar dan merupakan bahan kimia yang cepat menguap pada area
kulit yang didinginkan untuk mengurangi peregangan otot, namun
efeknya bersifat sementara dan dangkal. Selain mengurangi
peregangan otot juga dapat meningkatkan ROM, untuk
penggunannnya dilakukan penyemprotan sekitar 12-18 inci jauh dari
kulit, dan disemprot dua sampai tiga kali secara searah dan sejajar
tepat di area yang diharapakan.
12
b. Thermotherapy
Penggunaan terapi panas dapat memberikan berbagai manfaat
dalam rencana terapi komprehensif. Panas dapat memperbaiki jaringan,
memberikan efek relaksasi otot skelet dan menurunkan spasme otot,
menurunkan nyeri, meningkatkan aliran darah dan juga dapat
memperbaiki sendi, struktur kapsular otot, dan jaringan lunak lain yang
menyebabkan stretching.1
Terapi panas bisa diaplikasikan dalam berbagai cara, yaitu air
hangat seperti yang digunakan saat mandi. Penggunaan heat packs, baik di
klinik maupun di rumah, telah menyebabkan banyak produksi komersial
menggunakan heat wraps pada bagian tubuh. Panas juga dapat digunakan
melalui penggunaan energi cahaya, suara, dan elektromagnetik.
Kehangatan sinar matahari adalah contoh perpindahan panas, yang
terkenal melalui energi ultraviolet. shortwave diathermy (SWD) dapat
memberikan terapi panas melalui penggunaan energi elektromagnetik dan
energi akustik atau suara dari ultrasound dapat digunakan untuk
meningkatkan suhu jaringan. air hangat dan heat packs digunakan untuk
menaikkan suhu jaringan di kulit dan jaringan subkutan superfisial,
sedangkan ultrasound gelombang terus menerus dan SWD lebih sesuai
untuk menaikkan suhu pada jaringan yang lebih dalam (Sampai 5 cm).
Pemilihan bentuk terapi panas yang sesuai akan bergantung pada beberapa
faktor, termasuk area yang harus ditangani, kedalaman jaringan yang akan
dipanaskan, toleransi pasien terhadap panas, riwayat medis pasien, dan
intervensi yang akan digunakan. 1,2
13
Gambar 8. Terapi Panas (Thermotherapy) menggunakan Wrap Heat 2
14
pada jaringan permukaan juga akan mempengaruhi suhu, sehingga tergantung
beberapa factor yakni sebagai berikut :
Intensitas pemberian panas
Waktu paparan panas
Medium panas yang ada dipermukaan
Tingkat kenaikan suhu tertinggi terjadi pada kulit dan jaringan subkutan
sekitar 0,5 cm dari kulit. Didaerah ini sirkulasi cuku, sehingga suhu maksimal dalam
waktu 6-8 menit setelah paparan. Suhu otot pada kedalaman 1-2 cm membutuhkan
waktu paparan panas yang lebih lama yaitu 15 – 30 menit untuk mencapai efek terapi.
Untuk daerah otot, biasanya digunakan media panas seperti shockwave diathermy
yang dimana, alat ini dapat mengatur suhu yang dapat memberikan respon terapi
hingga ke otot tanpa membakar kulit dan lapisan subkutan.
15
Fluidotherapy
Fluidotherapy adalah modalitas terapi yang biasanya digunakan pada
kondisi cedera akut yang menimbulkan luka dan pembengkakan, sehingga terapi ini
digunakan dengan tujuan untuk menurunkan pembengkakan pasca akut,
meningkatkan ROM dan memperlancar aliran darah yang tidak adekuat.
Fluidotherapy ini terdiri dari partikel selulosa yang tersuspensi. Prinsip dari terapi ini
udara panas dari alat fluidotherapy akan menyebabkan penguapan panas. Suhu
perawatan fluidotherapy berkisar 38,8 – 47,8 C. durasi perawatan berkisar 15 – 20
menit, khusus daerah yang terdapat luka terbuka, disarankan menggunakan plastik
untuk melapisi luka agar tidak terkontaminasi.2
16
1. penguatan dan pelemasan otot – otot skelet
2. Menurunkan nyeri
3. Reduksi neuromuscular
4. Menambah ROM
5. Menurunkan atrofi otot
6. Mempercepat penyembuhan jaringan dan luka
7. Menurunkan edema
8. Meningkatkan aliran darah local
9. Mempercepat penghantaran ion-ion secara transdermal
17
elektromagnetik sebagai modalitas terapi radiasi seperti SWD, radiasi
inframerah (IR) dan radiasi ultraviolet (UVA dan UVB). Selanjutnya SWD
dan inframerah digunakan untuk menaikkan suhu jaringan. Pada inframerah
dapat meningkatkan suhu jaringan yang superficial sedangkan SWD dapat
meningkatkan suhu jaringan superficial dan dalam. Manfaat terapi ini adalah
meningkatkan suhu jaringan dan pergerakan sendi, aktivasi otot, melenturkan,
penyembuhan jaringan dan mengurangi nyeri.2
18
Prinsip Terapi Elektromagnetik (Electrotherapy)
19
Tabel Parameter Modifikasi pada Electrotherapy4
20
Gambar 11. Terapi listrik dengan TENS (Transcutaneous electrical
nerve stimulation) 4
c) Interferential Stimulation
Pada tipe ini arus listrik bekerja pada jaringan, arus gelombang
aplmitudo yang diharapkan berkira antara 1 sampai 10 Hz (1 sampai
100A), yang dimana semakin rendah frekuensi, makan resistensi kulit juga
lebih rendah, sehingga memunculkan respon yang lebih kuat dengan
intensitas yang rendah. Stimulasi inerferential digunakan untuk
21
mengurangi nyeri akut, edema kronis dan spasme otot, dan juga
memperbaiki aliran darah, mempercepat penyembuhan luka dan
meredakan disfungsi pada perut.4
22
Tabel Indikasi dan Kontraindikasi Electrotherapy3
23
pada badan atau bagian badan dengan meningkatkan tekanan hidrostatik di
ruang interstisial. Kompresi juga digunakan selama pembentukan jaringan
parut misalnya pada luka bakar sehingga diharapkan dengan kompresi dapat
meminimalisir pembentukan jaringan parut dan menurunkan hypertropic
scarring. Tidak seperti sintesis kolagen yang membutuhkan oksigen, lisis
kolagen tidak membutuhkan oksigen sehingga dengan kompresi dapat
digunakan untuk membatasi pembentukan jaringan parut sementara.2
b. Traksi
Manual traksi digunakan untuk menurunkan kompresi pada sebuah
struktur, dan yang tersering adalah trakasi spinal, yaitu dengan memisahkan
atau menurunkan kompresi pada segmen yang berdekatan seperti pada sendi,
menurunkan tekanan pada struktur anatomi misalnya pada saraf, pembuluh
darah, kapsul sendi. Traksi juga digunakan untuk menurunkan nyeri,
meningkatkan ROM, memperbaiki fungsi pergerakan,dan meningkatkan
aliran darah. Modalitas terapi dengan cara melakukan latihan untuk kekuatan
otot dan melatih dan memobilisasi otot dengan menggunakan traksi.2
24
Gambar 14. Manual traksi dilakukan untuk menurunkan kompresi
yang mengenai struktur seperti sendi, saraf dan jaringan 2
25
Tabel Indikasi dan Kontraindikasi Traksi3
26
Gambar 15 Modalitas terapi menggunakan Ultrasound 5
27
Tabel Indikasi dan Kontraindikasi Ultrasound3
a) Phonophoresis
Phonophoresis adalah ultrasound sering digunakan untuk meningkatkan
penyerapan obat anti inflamasi perkutaneus misalnya kortisol, salisilat,
deksametason) dan analgesik lokal seperti lidokain melalui kulit ke jaringan
dibawahnya. Keutungan dari terapi ini adalah obat tersebut dapat sampai secara
langsung ke tempat dimana efek dari obat tersebut diharapkan. Obat tersebut
dapat tembus hingga kedalaman 5 sampai 6 cm secara subkutan kedalam otot
skelet dan saraf perifer
Biasanya tahap ini dilakukan pascaakut tujuannya untuk mengobati titik
yang menyebabkan nyeri akibat bursitis, contusion, atau kondisi terjadi
kerusakan kronik pada jaringan lunak. Pengobatan ini menggunakan intensitas
frekuensi rendah (1 sampai 1,5 W/cm2) selama 5 – 15 menit.5
28
b) Extracorporeal Shockwave Theraoy (ESWT)
29
BAB III
KESIMPULAN
1. Terapi modalitas adalah suatu alat atau perangkat yang dijadikan terapi untuk
penatalaksanaan pasien dengan keluhan orthopedik berupa terapi suhu,
elektromagnetik, mekanikal dan suara.
2. Modalitas terapi menggunakan suhu terbagi atas dua yaitu cryotherapy (terapi
dingin) dan thermotherapy (terapi panas)
3. Modalitas terapi menggunakan elektromagnetik disebut sebagai
electrotherapy
4. Modalitas terapi secara mekanik terdiri dari traksi dan kompresi
5. Modalitas terapi menggunakan suara terdiri dari Ultrasound dan
Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT)
6. Modalitas terapi merupakan bagian dari terapi rehabilitasi, modalitas terapi
pada prinsipnya berfungsi untuk menurunkan rasa nyeri, meningkatan range
of movement (ROM), mempercepat pemulihan jaringan dan otot.
30
DAFTAR PUSTAKA
31