MANAJEMEN HIPERTENSI
OLEH
PEMBIMBING:
dr. I Nyoman Widajadnja M.Kes
PEMBIMBING LAPANGAN
dr. Ketut Sujana
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
No
Sumber Daya Manusia Jumlah
.
5. Bidan 20 Orang
6. Perawat 21 Orang
7. Sanitarian 8 Orang
8. Apoteker 1 Orang
4.1 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
A. Definisi
B. Klasifikasi Hipertensi
C. Epidemiologi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah,
yang cukup banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya,
terjadi pada manusia yang setengah umur (Iebih dari 40 tahun). Namun
banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal
ini disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatannya. Boedi Darmoyo
dalam penelitiannya menemukan bahwa antara 1,8% -28,6% penduduk
dewasa adalah penderita hipertensi. Prevalensi hipertensi di seluruh dunia
diperkirakan antara 15-20%. Pada usia setengah baya dan muda,
hipertensi ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita. Pada
golongan umum 55 -64 tahun, penderita hipertensi pada pria dan wanita
sama banyak. Pada usia 65 tahun ke atas, penderita hipertensi wanita
lebih banyak daripada pria. Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa
tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan kejadian penyakit
jantung. Sehingga, pengamatan pada populasi menunjukkan bahwa
penurunan tekanan darah dapat menurunkan terjadinya penyakit jantung.
4
D. Faktor Risiko
1. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yaitu
perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam
meter (Kaplan dan Stamler, 1991). Kaitan erat antara kelebihan berat
badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa studi.
Berat badandan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah
penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh
lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orangorang
gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya
normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20 -33%
memiliki berat badan lebih (overweight). Penentuan obesitas pada orang
dewasa dapat dilakukan pengukuran berat badan ideal, pengukuran
persentase lemak tubuh dan pengukuran IMT. 2
3. Merokok
Ada keterkaitan antara kebiasaan merokok dengan adanya
artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan
denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.
Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko
kerusakan pada pernbuluh darah arteri. 4
4. Olah Raga
7. Hiperlipidemia/Hiperkolesterolemia
Kelainan metabolisme lipid (Iemak) yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LOL dan/atau
penurunan kadar kolesterol HOL dalam darah. Kolesterol merupakan
faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan
peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah
meningkat. 2
Metode Pemeriksaan
Lebih 25 -27
Obesitas : > 27
F. Tatalaksana Hipertensi
BAB III
PEMBAHASAN
Kerangka konsep pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular didasari oleh kerangka dasar bloom, bahwa derajat kesehatan
dipengaruhi oleh faktor keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan. Kebijakan Pencegahan dan penanggulangan PTM ini ditujukan
pada penyakit-penyakit yang mempunyai faktor resiko yang sama yaitu :
jantung, stroke, hipertensi, diabetes militus, penyumbatan saluran napas
kronis.
Memacu kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan PTM untuk menurunkan kejadian penyakit tidak menular
(PTM) dan meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat yang berada di
semua tatanan. Dengan cara menghilangkan atau mengurangi faktor resiko
PTM dan memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Departemen kesehatan, melalui Pusat promosi kesehatan memfokuskan pada
:
Meningkatkan upaya kesehatan melalui promotif dan preventif
baik Pusat maupun Propinsi dan Kabupaten.
Melakukan intervensi secara terpadu pada 3 faktor resiko yang
utama yaitu : rokok, aktifitas fisik dan diet seimbang.
Melakukan jejaring pencegahan dan penanggulangan PTM.
Mencoba mempersiapkan strategi penanganan secara nasional
dan daerah terhadap diet, aktivitas fisik, dan rokok.
1. Input
Man
Dalam hal ini Man merupakan SDM yang bertanggung jawab atas
terlaksananya program PTM khususnya dalam hal hipertensi. Saat
ini, SDM yang bertanggung jawab atas program PTM di Puskesmas
pantoloan masih sangat kurang. Hal ini menyebabkan munculnya
kendala pada saat pelaksanaan program tersebut.
Money
Program ini tidak mengalami kendala dalam proses pendanaan
Method
Program penanggulangan hipertensi di Puskesmas Pantoloan
dikelola oleh seorang penanggungjawab yang bekerjasama dengan
dokter-dokter yang ada di puskesmas Pantoloan Adapun program
kerja yang dilakukan di Puskesmas Pantoloan terkait dengan
penanggulangan hipertensi antara lain:
a. Penemuan subjek
Penemuan subjek di puskesmas Pantoloan dilaksanakan secara aktif
dan pasif. Secara pasif, pasien ditemukan karena datang ke puskesmas
atas kemauan sendiri atau saran orang lain dan dicurigai sebagai
penderita hipertensi. Dan secara aktif pasien ditemukan pada saat
dilakukannya posyandu lansia.
b. Diagnosis
Penegakan diagnosis hipertensi di puskesmas Pantoloan berdasarkan
pemeriksaan fisik yang dilakukan saat pasien datang berobat ke
poliklinik. Yaitu dengan cara mengukur tekanan darah menggunakan
alat spygmomanometer. Jika didapatkan tekanan darah menurut
pedoman JNC VII yakni tekanan darah sistol dan diastol 121-139
mmHg dan 81-89 mmHg di katakan pre hipertesni , untuk tekanan
darah sistol dan diastol 140-159 mmHg dan 90-99 mmHg di katakan
hipertensi stage 1 dan untuk tekanan darah sistol dan diastol > 160
mmHg dan > 100 mmHg di katakan hipertensi stage 2
c. Pengobatan
Pasien yang terjaring dan telah didiagnosis dengan hipertensi maka
akan diterapi dengan pemberian obat penurun tekanan darah yang
tersedia di Puskesmas. Pasien diedukasi tentang jenis obat, waktu
minum obat.
d. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan tentang Hipertensi dilakukan pada saat melakukan
kegiatan kunjungan rumah pada ,posyandu lansia, senam lansia dan
Prolanis. Salah satu bentuk promosi kesehatan yaitu dengan
membagikan pamflet tentang penyakit Hipertensi dan menjelaskannya
kepada masyarakat.
e. GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat)
GERMAS adalah gerakan bersama yang memiliki beberapa tujuan
mulai menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak
menular, baik kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya
penurunan produktivitas; menurunkan beban pembiayaan pelayanan
kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
Material
Tidak ada kendala dalam pengadaan alat dan bahan pada program PTM
khususnya hipertensi
Machine
Tidak ada kendala dalam pendistribusian alat dan bahan dalam
menjalankan program ini, semua akomodasi dalam kegiatan program
menggunakan kendaraan operasional puskesmas pantoloan.
2. Proses
Planning
Perencanaan program telah diatur dalam Rencana Usulan
Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan+.
Organizing
Actuating
Controlling
Dalam proses follow up, pasien disarankan untuk rutin
memeriksakan tekanan darahnya di puskesmas maupun posyandu.
Namun seiring dengan perjalanan proses pemantauan tersebut, ada
beberapa kendala yang ditemukan yaitu kurangnya kesadaran pasien
untuk memeriksakan tekanan darahnya serta kurangnya kepatuhan
dalam meminum obat serta belum tidak terbiasa untuk menjalankan
pola hidup sehat
3. Output
Output yang diharapkan dari program Manajemen PTM khususnya
hipertensi yaitu menurunnya angka kejadian hipertensi di wilayah
kerja puskesmas pantoloan. Namun, berdasarkan laporan beberapa
bulan terakhir terus terjadi peningkatan angka kejadian hipertensi.
Hal ini diduga terjadi akibat beberapa faktor seperti SDM yang
kurang memadai, ketidakpatuhan pasien untuk minum obat serta
kurangnya kesadaran untuk menjalankan pola hidup yang sehat.
.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Dalam menjalankan kegiatan program kerja penanggulangan hipertensi
di Puskesmas Pantoloan hampir seluruh program kerja penanggulangan
hipertensi di Puskesmas Pantoloan telah dilakukan tanpa ada hambatan.
2. Permasalahan yang menjadi kendala dalam menjalankan program
penanggulangan hipertensi di Puskesmas Pantoloan adalah kepatuhan
pasien dalam menjalani pengobatan yang akan berlangsung seumur
hidupnya, kurangnya SDM dalam memonitoring pasien hipertensi, dan
tidak adanya kesadaran untuk menjalani pola hidup sehat
4.1. Saran
1. Lebih sering melakukan kegiatan penyuluhan berupa penyuluhan
perorang untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berobat
secara rutin
2. Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan mengenai faktor resiko
hipertensi seperti penanggulangan masalah rokok, peningkatan gizi
seimbang (diet untuk hipertensi) dan peningkatan aktivitas fisik.
3. Kegiatan penemuan pasien harus lebih sering dilakukan secara aktif
untuk menjaring pasien-pasien yang tidak terdeteksi dengan penjaringan
pasif.
4. Jumlah sumber daya manusia dalam hal ini petugas program
penanggulangan hipertensi harus ditambah agar dapat disebar ke seluruh
wilayah kerja Puskesmas Pantoloan
DAFTAR PUSTAKA