PENDAHULUAN
1
global tersebut merupakan tonggak pencapaian program pengendalian TB
nasional yang utama.[2]
1.2. Tujuan
Tujuan pada penulisan laporan manajemen ini, terkait pelayanan apotik
antara lain :
1. Sebagai pemenuhan syarat dalam menyelesaikan kepaniteraan klinik
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan TB di puskesmas Kinovaro.
1.3. Manfaat
Pada laporan manajemen ini, diharapkan nantinya dapat memberikan
manfaat berupa:
1. Meningkatkan minat dan kelimuan pembaca mengenai pencegahan dan
pemberantasan TB di Indonesia.
2. Menunjukkan pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan TB
di puskesmas Kinovaro.
2
BAB II
PERMASALAHAN
2.1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan,
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.[1]
3
meningkatan peran dan fungsinya dalam pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.[1]
4
2.2.Puskesmas Kinovaro
Puskesmas Kinovaro merupakan pemekaran dari Puskesmas Marawola
dan Puskesmas Tinggede. Sebelum Puskesmas Kinovaro dibuka masyarakat
pada umumnya banyak yang berobat ke Puskesmas Marawola, akan tetapi
jaraknya sangat jauh sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan dengan
jarak Puskesmas yang jauh.[3]
Tenaga
5
selebihnya berada tersebar di Desa Kecamatan Kinovaro yaitu Bidan
Desa dan Perawat Desa sebanyak 13 Orang.[3]
1 2 3 4
Jumlah 38 Orang
6
Sarana
Jumlah Penduduk
7
Berdasarkan Data diatas terlihat bahwa jumlah penduduk yang paling
banyak berada di Desa Porame.[3]
Derajat Kesehatan
1. Kematian (Mortality)
8
serta ketersediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan perinatal dan obstetric. Pada tahun 2014 tidak ada kematian
ibu maternal.[3]
2. Kesakitan (Morbidity)
1). Malaria
3). Rabies
9
c. Penyakit Menular Langsung
1). ISPA
2). Pnemonia
3). TB Paru
5). Diare
10
2.3. Program Pencegahan Dan Pemberantasan TB
Dasar Hukum
11
Pembangunan kesehatan merupakan bagian utama dari misi pemerintah
pertama mengenai pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
rakyat serta misi kelima untuk mencapai pembangunan kesehatan yang
berkeadilan. Lebih lanjut, RPJMN mencantumkan pula empat sasaran
pembangunan kesehatan sebagai berikut[2]:
12
lanjut dalam dokumen roadmap reformasi kesehatan masyarakat. Tujuh
tujuan khusus dalam roadmap ini mempertegas strategi pembiayaan, sumber
daya kesehatan (termasuk ketersediaan obat/alat kesehatan untuk program
TB), dan manajemen kesehatan yang tercantum dalam strategi utama rencana
strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014.[2]
Visi Stop TB Partnership adalah dunia bebas TB, yang akan dicapai
melalui empat misi sebagai berikut[2]:
13
1990, dan setidaknya 70% orang yang terinfeksi TB dapat dideteksi
dengan strategi DOTS dan 85% diantaranya dinyatakan sembuh.
Pada tahun 2050 TB bukan lagi merupakan masalah kesehatan
masyarakat global. Selain itu, Stop TB Partnership juga mempunyai
komitmen untuk mencapai target dalam Tujuan Pembangunan
Milenium, seperti yang disebutkan pada tujuan 6, target 8 (to have
halted and begun to reverse the incidence of TB) pada tahun 2015.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Input
Sarana sumber daya masyarakat yang ada di puskesmas Kinovaro
dapat dilihat pada tabel berikut:
1 2 3 4
Jumlah 38 Orang
15
Sarana dan prasarana untuk menunjang keberhasilan program
pencegahan dan pemberantasan TB pada puskesmas Kinovaro masih belu
memadai secara menyeluruh seperti ketersediaan laboratorium penunjang
untuk pemeriksaan sputum S.P.S, pemeriksaan TB yang masuk dalam
kategori suspek MDR (Multi Drug Resistant) dan pemeriksaan laboratorium
lainnya. Ketersediaan sarana laboratorium sangat penting dalam menunjang
proses diagnosis TB yang tepat. Pada puskesmas Kinovaro sangat penting
selain untuk penunjang diagnosis, juga dipakai untuk memudahkan akses
setiap penderita untuk berobat. Kekurangan sarana tersebut membuat pihak
pengelola harus mengumpulkan semua sputum kemudian dibawa ke sarana
pemeriksaan yang berada di puskesmas terdekat yang memiliki sarana
pemerikaan yang lebih lengkap seperti pada puskesmas Marawola, Dolo,
Biromaru dan Kulawi. Puskesmas yang tersering dilakukan pengantaran
sputum pemeriksaan adalah pada puskesmas Marawola yang berada dekat
dari puskesmas Kinovaro. Pemilihan tempat pengantaran sputum tersebut
sangat berpengaruh dalam kualitas hasil pemeriksaan. Masyarakat yang dari
puskesmas Kinovaro akan mengalami kesulitan akses menuju ke puskesmas
lain untuk pemeriksaan, selain terkendala biaya, juga akses yang cukup jauh
dari rumah pasien itu sendiri. Apabila di puskesmas terdekat tidak bisa
melakukan pemeriksaan, barulah dilakukan rujukan ke Rumah Sakit yaitu
rumah sakit Torabelo Sigi yang merupakan pusat rujukan Rumah Sakit yang
berada di Kabupaten Sigi.
16
screening hingga proses pengobatan. Proses tersebut juga bekerja sama
dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam pemberantasan penyakit TB
dengan pengadaan obat-obatan bagi penderita dari awal pengobatan hingga
selesai pengobatan.
3.2. Proses
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan
informasi yang akurat (Evidence Based). Sedangkan efisien berarti bagaimana
Puskesmas memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat
melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga
dapat mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan.[1]
17
pertama). Pemeriksaan berupa pemeriksaan sputum untuk melihat
pertumbuhan kuman setelah itu dilanjutkan dengan pengobatan fase lanjutan
selama 4 bulan dan di evaluasi pada akhir fase pengobatan. Setiap pasien
yang berobat memiliki paket obat-obatan TB sendiri yang disediakan dari
Dinas Kesehatan Sigi dalam bentuk paket pengobatan. Setiap pasien tidak
akan tertukar dalam paket obat, maupun kekurangan dalam setiap paketnya
karena semua telah disesuaikan dengan dosis dan terapi pengobatan TB pada
setiap pasien.
3.3. Output
Pencapaian dari program pencegahan dan pemberantasan TB yang
dilakukan di puskesmas Kinovaro sudah berjalan dengan baik, terutama untuk
puskesmas yang baru saja berdiri dalam waktu 3 tahun terakhir. Semua
penemuan dan kesembuhan harus merupakan suatu kesatuan dimana setiap
penemuan harus diobati hingga tuntas dan mendapat kesembuhan terapi.
Semua dilakukan pemantauan kembali sebanyak 3 kali pemantauan dan
semuanya harus dilakukan paling lambat dari 6 bulan setelah tes terakhir yang
dilakukan untuk pasien. hasil dari setiap tahun pemantauan akan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi untuk dilakukan pencatatan dan
pelaporan berkala.
Setiap data harus dilengkapi dari semua aspek, seperti nama, usia,
jenis, kelamin, alamat, riwayat berobat, riwayat kontak, maupun status
ekonomi dan berbagai kelengkapan data. Berikut merupakan kasus di tahun
2016 yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Kinovaro sepanjang bulan
januari hingga desember:
18
No. Kasus Jumlah
2. Meninggal 1 orang
3. Sembuh 11 orang
Total 19 orang
19
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan atas pengamatan dan pemantauan dari puskesmas
Kinovaro, dapat ditarik kesimpulan, antara lain:
1.2 Saran
Berdasarkan atas pengamatan dan pemantauan dari puskesmas
Kinovaro, dapat diberikan saran, antara lain:
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22
(Gambar 2. Data pasien yang melakukan pengobatan TB)
23